spot_img
Latest Phone

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...

Garmin Venu 4 Resmi Dirilis, Bawa Wellness Adaptif ke Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Venu 4 di...

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...
Beranda blog Halaman 948

Siap-siap! Final Fantasy VIII Remake Meluncur 3 September

0

Telko.id, Jakarta – Sementara Final Fantasy VII Remake dikabarkan akan keluar pada tahun 2020 mendatang,  Final Fantasy VIII Remake Square Enix disebut-sebut bakal hadir lebih cepat. Baru-baru ini, perusahaan mengkonfirmasi bahwa game ini akan dirilis pada September 2019.

Game tersebut akan secara resmi keluar pada 3 September 2019 dan akan dimainkan di berbagai platform, termasuk Sony PlayStation 4, Microsoft Xbox One, Nintendo Switch, dan PC.

{Baca juga: Bocah Tewas Kesetrum Gegara Main Game Sambil Ngecas}

Menurut laporan Ubergizmo, game Final Fantasy VIII Remake saat ini tersedia untuk pre-order atau dipesan melalui situs web Square Enix. Kemungkinan, Final Fantasy VIII Remake tidak akan se-komprehensif Final Fantasy VII Remake. Final Fantasy VIII Remake akan menampilkan grafik remaster.

Grafis remaster membuatnya lebih setara dengan sistem game modern saat ini. Namun demikian, game Final Fantasy VIII Remake kemungkianan akan datang dengan fitur-fitur baru.

{Baca juga: Niantic Tendang 500 Ribu Cheater Pokemon GO dan Harry Potter}

Satu diantaranya adalah kemampuan untuk mematikan pertemuan bagi mereka yang bukan penggemar fitur itu. Ada pula kemampuan untuk memutar adegan dengan kecepatan tiga kali lipat.

Tak cukup, game Final Fantasy VIII Remake juga akan memiliki dukungan untuk tampilan Full HD, sehingga permainan akan terlihat lebih baik daripada yang Anda ingat. [BA/IF]

 

Qualcomm Ungkap Kendala Implementasi 5G di Indonesia, Apa Saja?

0

Telko.id,Jakarta – Qualcomm menjelaskan kendala dalam implementasi jaringan 5G di Indonesia. Menurut perusahaan, yang paling utama adalah frekuensi atau spektrum yang saat ini belum ditentukan oleh pemerintah Indonesia.

Diungkapkan Country Manager Qualcomm Indonesia, Shannedy Ong, saat ini perangkat 5G sudah siap digelar di Indonesia. Namun pemerintah belum menentukan frekuensi mana yang digunakan untuk jaringan generasi kelima tersebut.

“Device-nya udah ada, tetapi frekuensinya (jaringan 5G) belum ditentukan,” kata Shannedy Ong di Jakarta, Kamis (22/08/2019).

{Baca juga: Asia Tenggara Siap Gelar 5G di 2020, Kalau Indonesia?}

Disebutkan Shannedy, setidaknya ada 3 kandidat frekuensi yang bisa digunakan untuk jaringan 5G, termasuk 3,5 Ghz, 26 Ghz dan 28 Ghz. Namun ketiganya masih belum dapat dipastikan karena frekuensi 3,5 Ghz sudah digunakan untuk layanan satelit.

“Jadi dari tahap frekuensi ditentukan sampai network dibangun oleh operator, semua perlu waktu,” tutur Shannedy.

Pemerintah sendiri disebut Shannedy sebenarnya sudah mengkaji jaringan mana yang cocok untuk 5G. Harapannya frekuensi itu bisa segera ditentukan agar implementasi jaringan 5G bisa segera dilakukan.

“Regulator di sini sih sebenarnya sudah melihat dan mengindentifikasi spektrum 5G mana yang cocok untuk Indonesia. Kita sih berharap agar mereka dapat menyelesaikan kajiannya agar dapat segera mengalokasikan 5G,” ujar Shannedy.

{Baca juga: XL Prediksi 5G akan Hadir di Indonesia Pada 2022}

Hal serupa dikatakan Senior Director Government Affairr for SEA and Pacific Qualcomm, Alex Orange. Menurutnya, Indonesia masih harus menghadapi beberapa tantangan terlebih dahulu. Salah satunya adalah spektrum 5G.

Hal ini cukup mengecewakan karena  jaringan 5G diprediksi akan siap digelar di beberapa negara di Asia Tenggara pada 2020 mendatang, seperti Thailand, Singapura dan Malaysia. “Tahun 2020, Thailand, Singapura, Vietnam dan Malaysia sudah hadir 5G. Namun Indonesia mungkin mencoba untuk hadir secepatnya,” kata Alex. [NM/IF]

Gapura Raksasa Besutan Extramarks Cetak Rekor Dunia Baru

0

Telko.id, Jakarta – Sebuah rekor dunia baru berhasil ditorehkan Extramarks Education Indonesia berkat Replika Garuda Pancasila yang dibangunnya di pelataran Taman Mini Indpnesia Indah belum lama ini. Gapura tersebut bukan saja menjadi yang terbesar karena memiliki tinggi 17 meter, ini juga tampil unik berkat bahan baku kacang yang membentuknya.

Diungkapkan Country Manager Extramarks Indonesia, Ferando Uffie, bahan baku kacang ini secara simbolis memiliki makna untuk mengingatkan kita, khususnya para siswa untuk tidak seperti kacang yang lupa kulit. “Harapannya SDM unggul yang terbentuk nanti, tidak lupa untuk turut ambil bagian dalam membangun Indonesia,” katanya.

Gapura setinggi 17 meter ini sendiri dibangun Extramarks dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-74 yang tahun ini mengangkat tema “SDM Unggul Indonesia Maju.”

Tema ini diakui Extramarks sejalan dengan tujuan perusahaan yang ingin membangun SDM unggul melalui pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. “Untuk itu, kami menggagas pembangunan Gapura Garuda Pancasila setinggi 17 meter, sebagai pengingat sekaligus penyemangat kami dalam mewujudkan tujuan tersebut,” jelasnya.

Pihak Museum Rekor Indonesia (MURI) yang diwakili oleh Awan Raharjo selaku Senior Manager MURI mengatakan bahwa Replika Garuda Pancasila yang dipersembahkan oleh Extramarks ini telah memenuhi syarat kriteria MURI untuk mencatatkan rekor dunia kepada Extramarks.

“Gapura raksasa ini tidak hanya tercatat sebagai rekor Indonesia, melainkan menjadi rekor dunia baru. Filosofinya juga kuat, dimana pembuatannya memakan waktu selama delapan hari, dan dikerjakan oleh 45 orang seniman terbaik Indonesia serta dirangkai dengan menggunakan kacang goreng sebanyak 1,5 ton,” lanjut Awan.

Gapura Garuda Pancasila yang tersusun dari bahan baku kacang ini dikembangkan dalam 8 hari oleh 45 seniman dengan berbagai latar belakang budaya. Angka-angka ini terhubung dengan 17 Agustus 1945 (17 – 8 – 1945), yang merupakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pihak MURI sendiri memberikan dua penghargaan pada Extramarks Indonesia. Pertama, diberikan pada ‘Extramarks Indonesia sebagai Pendukung atas Rekor Replika Gapura Garuda Pancasila Terbesar’. Kedua, diberikan pada ‘Fernando Uffie sebagai Penggagas atas Rekor Replika Gapura Garuda Pancasila Terbesar’. Penghargaan serupa juga diberikan kepada pihak TMII sebagai Pendukungdan Drs. Suprayogi sebagai Pembuat atas Rekor Replika Gapura Garuda Pancasila Terbesar.

Extramarks Indonesia hadir dengan solusi yang memadukan pendidikan dan teknologi yang diyakini oleh Uffie sebagai salah satu solusi yang sesuai untuk pemerataan SDM yang unggul di Indonesia.  Berbekal solusi ini, proses belajar siswa dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja karena selain dapat diakses melalui laptop dan tablet, ini juga dapat diakses melalui smartphone.

Saat ini, solusi milik Extramarks, yakni KELAS PINTAR sudah tersedia dalam versi aplikasi berbasis Android dan iOS.

Asia Tenggara Siap Gelar 5G di 2020, Kalau Indonesia?

0

Telko.id, Jakarta Jaringan 5G diprediksi akan siap digelar di beberapa negara di Asia Tenggara pada 2020 mendatang, seperti Thailand, Singapura dan Malaysia. Tetapi, apakah 5G juga akan hadir di Indonesia?

Diungkapkan Senior Director Government Affairr for SEA and Pacific Qualcomm, Alex Orange, Indonesia belum bisa dipastikan apakah mengikuti jejak negara-negara Asia Tenggara atau tidak dalam menyelenggarakan teknologi 5G.

Pasalnya, Indonesia masih harus menghadapi beberapa tantangan terlebih dahulu. Salah satunya adalah spektrum 5G.

{Baca juga: XL Prediksi 5G akan Hadir di Indonesia Pada 2022}

“Tahun 2020, Thailand, Singapura, Vietnam dan Malaysia sudah hadir 5G. Namun Indonesia mungkin mencoba untuk hadir secepatnya,” kata Alex di Jakarta, Kamis (22/08/2019).

Saat ini, mulai ada wacana jika spektrum 2,6 Ghz dan 28 Ghz merupakan spektrum yang cocok. Sayangnya, hingga saat ini spektrum 2,6 Ghz masih digunakan oleh satelit.

Selain itu, sampai sekarang juga belum ada regulasi terkait spektrum yang bakal digunakan untuk jaringan generasi kelima tersebut. “Jaringan 5G sudah siap tumbuh di Indonesia. Kita berharap pemerintah membuat regulasi terkait spektrum mana yang cocok untuk jaringan 5G,” tambah Alex.

(ki-ka) Director Government Affairs Qualcomm International, Nies Purwati, Country Director Qualcomm Indonesia, Shannedy Ong, dan Senior Director Government Affairs for SEA and Pacific Qualcomm, Alex Orange. (Foto: Naufal/Telko.id)

Hal serupa dikatakan juga oleh Director Government Affairs Qualcomm International, Nies Purwati. Menurutnya, pemerintah belum menentukan frekuensi mana yang dipakai untuk jaringan 5G.

“Di Indonesia sendiri belum ada frekuensi 5G yang ditentukan oleh pemerintah,” tutur Nies.

{Baca juga: 5G Baru Dimulai, Huawei Sudah Kembangkan Teknologi 6G}

Ia menilai jika jaringan 5G harus memerlukan spektrum frekuensi baru. Tujuannya, agar jaringan bisa digunakan secara masif baik untuk industri maupun konsumen.

“Untuk 5G juga membutuhkan alokasi frekuensi baru, karena 5G memberikan karakteristik baru, Network-nya adalah long latency, speed tinggi, dan itu akan berguna menyampaikan layanan-layanan, Mobile Broadband, pakai Internet sehari-hari dan Internet of Things (IoT),” tukasnya. (NM/FHP)

Bocah Tewas Kesetrum Gegara Main Game Sambil Ngecas

0

Telko.id,Jakarta – Kecelakaan fatal yang mengakibatkan kematian gara-gara menggunakan smartphone sambil ngecas sudah sering terjadi. Baru-baru ini, seorang bocah lelaki tewas kesetrum ketika sedang bermain game di smartphone-nya.

Bocah malang itu bermain game saat smartphone-nya sedang di-charge di sebuah restoran yang terletak di China. Nyawa bocah bernama Liu ini tidak terselamatkan, meski para dokter telah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya selama dua jam.

Dilansir dari World of Buzz, Kamis (22/08/2019), menurut saudara korban, bocah laki-laki berusia 13 tahun tersebut sedang makan di luar bersama temannya di sebuah restoran ayam goreng.

{Baca juga: Detik-detik Wahana 360° Patah dan Tewaskan Gadis 19 Tahun}

Dalam rekaman CCTV, ia tampak sedang bermain game bersama teman-temannya. Beberapa menit kemudian, tubuh bocah itu menjadi kaku dan tegang ketika tubuhnya mendapat sengatan listrik dari smartphone yang sedang di-charge.

Tubuhnya kemudian lemas, dia pun terjatuh dari kursinya. Menyaksikan kejadian itu, temannya bergegas untuk memeriksa kondisi Liu. Bocah yang malang itu kemudian dibawa ke rumah sakit oleh teman dan orang-orang di sekitarnya.

Dokter yang memeriksa Liu menyatakan bahwa bocah itu meninggal karena tersetrum. Dokter juga menambahkan, ada bekas luka bakar di wajah dan tubuh bocah itu.

{Baca juga: Main PUBG Enam Jam Non Stop, Remaja 16 Tahun Tewas}

Pihak keluarga korban menuduh soket listrik di restoran sebagai penyebab kematian Liu. Mereka juga meminta pihak kepolisian melakukan penyelidikan. Keluarga mengatakan, kabel dan charger yang digunakan Liu masih berfungsi dengan baik setelah kejadian, padahal itu bukanlah perangkat bawaan asli.

Selain itu, smartphone juga masih berfungsi normal dan tidak ditemukan kerusakan setelah insiden mengerikan tersebut.

Menurut laporan pihak kepolisian setempat, kini soket listrik yang diduga rusak telah ditutup oleh pihak restoran. Akibat kejadian itu, restoran ditutup selama dua hari oleh pihak berwenang. (BA/FHP)

Sumber: World of Buzz

Perusahaan Rekaman Eminem Gugat Spotify, Gara-gara Apa?

0

Telko.id, Jakarta – Perusahaan rekaman Eminem, Eight Mile Style gugat Spotify. Eight Mile Style mengklaim layanan streaming musik itu melanggar hak cipta ratusan lagu. Gugatan juga mencakup soal konstitusionalitas undang-undang lisensi musik.

Dalam gugatan yang diajukan pada Rabu (21/8/2019) di pengadilan federal Tennessee, perusahaan ini menuduh bahwa Spotify sengaja melakukan pelanggaran dengan mereproduksi hit Eminem seperti Lose Yourself dan “pura-pura” memiliki lisensi.

Eight Mile Style pun mengklaim, Spotify melanggar regulasi modernisasi musik, undang-undang federal yang disahkan pada Oktober 2018 yang dirancang untuk merampingkan proses bagi artis dan penulis lagu yang dikompensasikan dalam streaming musik.

{Baca juga: Merasa Dipalak, Spotify Tuntut Apple ke Uni Eropa}

Meskipun tidak memiliki perjanjian lisensi secara tepat, Spotify telah menjual komposisi penerbit musik “milyaran kali”. Namun, seperti dikutip Telko.id dari CNET, Kamis (22/08/2019), Spotify belum sekali pun pernah membayar royalti kepada Eight Mile Style.

Dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan, Eight Mile Style meminta ganti rugi senilai USD 150 ribu atau sekitar Rp 2,1 miliar untuk masing-masing 243 komposisi. Sayang, sampai berita ini diturunkan, Spotify belum bersedia memberi penjelasan.

{Baca juga: Apple Lagi-lagi Digugat Perusahaan Israel Gegara Kamera}

Awal tahun lalu, Spotify juga  menghadapi tuntutan dari artis terkait pelanggaran hak cipta. Wixen Music Publishing menjadi pihak penggugat Spotify. Wixen Music Publishing menuntut uang denda sebesar USD 1,6 miliar atau lebih kurang Rp 21,6 triliun.

Wixen Music Publishing mengklaim bahwa Spotify menggunakan puluhan ribu lagu artis binaannya tanpa lisensi yang benar. Wixen Music Publishing menyebut, Spotify tidak membayar kompensasi yang sesuai sehingga merugikan perusahaan serta para artis. (SN/FHP)

Sumber: CNET

Biar Efisien, Qualcomm Minta Pemerintah Bersihkan Frekuensi 3.5GHz Buat 5G

0

Telko.id – Teknologi 5G memang saat ini masih belum bisa komersial di Indonesia. Masih ada Kendala di frekuensi yang akan dialkokasikan sebagai tempat 5G berjalan. Namun, di dunia, yang banyak berkembang dan popular adalah yang memanfaatkan frekuensi 3.5 GHz. Sayang, di Indonesia, frekuensi itu masih digunakan oleh satelit C-band, sehingga perlu ada pembersihan dulu kalau memang pemerintah memiliki frekuensi tersebut.

Hal itu juga disarankan oleh Qualcomm. “Jika mau 5G di Indonesia lebih efisien, sebaiknya frekuensi 3.5GHz yang sekarang dipakai oleh satelit dibersihkan dulu. Atau, kami juga ada solusi untuk bisa 5G dan satelit ini bisa berdampingan,” ungkap Alex Orange, Senior Director, Government AffairsDi dunia untuk South East Asia dan Asia Pasific Qualcomm.

Menurut Alex, kemungkinan Indonesia akan menentukan pilihan frekuensi yang akan digunakan untuk 5G itu usai berlangsungnya World radiocommunication conferences (WRC) 2019. Di mana, dalam pertemuan tersebut, salah satu agenda nya adalah penentuan frekuensi untuk 5G. Di sini lah, Indonesia penting hadir untuk bisa menyuarakan apa yang perlu disampaikan.

Di Indonesia sendiri, masih bergantung pada satelit C-band. Sampai saat ini, semua operator telco di Indonesia masih di C-band. Makanya asosiasi satelit sangat protektif pada C-band.

Terlebih, pemerintah menilai satelit memiliki peran yang sangat besar bagi Indonesia yang geografisnya terdiri dari ribuan pulau. Hal itulah yang masih menjadi pertimbangan penggunaan frekuensi menengah untuk 5G.

“Jadi, nanti kita lihat apakah ada win-win solutions antara aplikasi untuk satelit dengan aplikasi untuk 5G ke depannya,” ungkap Denny Setiawan, Direktur Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) pada beberapa kesempatan.

Sebenarnya, yang dihadapi oleh Indonesia tentang permasalahan penerapan 3,5 GHz untuk 5G juga terjadi disebagian besar negara di Asia. Seperti di Hongkong, Australia dan India.

“Kami sedang mengkaji potensi pemanfaatan penggunaan frekuensi 3.5GHz secara sharing untuk 5G dan satelit, misalnya dengan pembagian secara geografis untuk layanan 5G di wilayah yang terdapat kawasan industri manufaktur atau daerah perkotaan yang memiliki demand trafik data yang tinggi,” kata Denny.

Dengan pendekatan tersebut, Dia berharap keberlangsungan layanan satelit dapat tetap berlangsung sampai dengan masa umur satelit dan di sisi lain implementasi teknologi 5G di pita frekuensi tersebut dapat diimplementasikan. (Icha)

 

 

 

 

 

Waduh! Rekaman Suara Pengguna Xbox Bocor ke Pihak Ketiga?

0

Telko.id, Jakarta Asisten digital yang diaktifkan via suara memang terdengar canggih dan memberikan kenyamanan kepada penggunanya. Akan tetapi, ada celah keamanan yang bisa saja dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggung jawab, seperti kasus yang terjadi pada fitur kontrol suara di Xbox.

Baru-baru ini, ada laporan tentang bagaimana pihak ketiga atau kontraktor yang bekerja sama dengan Microsoft mampu mendengarkan rekaman audio yang dibuat oleh pengguna saat menggunakan asisten digital di Xbox.

Menurut laporan Motherboard, seperti dikutip dari Ubergizmo, kontraktor tersebut telah mengakui bahwa mereka bisa mendengarkan rekaman audio yang dibuat pengguna ketika mengakses asisten digital di Xbox.

{Baca juga: Game Xbox Bakal Hadir di Platform Lain?}

Pertanyaannya sekarang, apakah mereka juga memata-matai pengguna? Dilansir Telko.id pada Kamis (22/08/2019), sepertinya para kontraktor ini tidak melakukannya.

Mereka mengaku hanya mendengarkan rekaman yang ditangkap saat pengguna menggunakan fitur kontrol suara di konsol, seperti ketika mengatakan “Xbox” atau “Hei Cortana”.

{Baca juga: Kumpulan Cheat GTA San Andreas PC dan PS2 Lengkap}

Akan tetapi, mereka juga mengatakan kalau kadang-kadang ada juga rekaman suara yang bersifat pribadi yang muncul secara tidak sengaja. Celah ini sepertinya tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Pasalnya, Microsoft sebelumnya berencana terus menggunakan manusia untuk menganalisis rekaman. (BA/FHP)

Sumber: Ubergizmo

“Lensa Cybernetic” Ini Lebih Baik dari Mata Manusia

0

Telko.id, Jakarta – Para peneliti dari Harvard John A. Paulson School of Engineering and Applied Sciences menciptakan lensa mata elektronik yang diklaim berfungsi lebih baik daripada mata manusia. Mata tersebut disebut sebagai cybernetic.

Kita semua tahu kalau mata bekerja secara fantastis. Mata mampu memfokuskan berbagai hal dengan kecepatan luar biasa. Hal itu bahkan tidak bisa ditandingi oleh sebagian besar lensa buatan manusia.

Peneliti ini mengatakan, mata cybernetic ini berbeda seperti desain lensa yang kini ada. Pasalnya, lensa elektronik nan artifisial karya para peneliti hadir dalam desain lebih kompak. Lensa tersebut mampu fokus secara real-time berkat penggunaan otot elastor.

{Baca juga: Hiii… Chip Mata Manusia Buatan Ini Bisa “Ngedip”}

Dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Kamis (22/08/2019), lensa itu bahkan dapat menebus kondisi tertentu dalam diri manusia, seperti astigmatisme dan bahkan sampai kondisi yang mengaburkan pengelihatan.

Menurut Alan She, penulis jurnal penelitian, para peneliti menggabungkan teknologi otot buatan dengan teknologi lain untuk menciptakan cybernetic yang mampu mengubah fokus secara real-time.

“Kami melangkah lebih jauh untuk membangun kemampuan mengoreksi secara dinamis terkait penyimpangan, seperti astigmatisme dan pergeseran gambar,” terang Alan She dalam jurnal.

Ia melanjutkan, para peneliti butuh waktu sebelum semua orang benar-benar melihat lensa itu tersedia secara komersial. Namun ia menegaskan, jangan sampai manusia ganti mata ke cybernetic.

Sebelumnya diberitakan, para peneliti dari University of Pennsylvania menciptakan mata manusia buatan di sebuah chip. Benda tersebut tercipta hasil kolaborasi antara dokter mata dan ahli biologi, serta terdapat dalam chip transparan berbentuk segi delapan seukuran uang logam.

{Baca juga: Oh No, Gunakan Lensa Kontak Saat Mandi Bisa Sebabkan Kebutaan?}

Di tengah-tengah chip itu ada struktur berbentuk lensa kontak berisi sel-sel lapisan kornea dan sel-sel konjungtiva, sehingga membentuk permukaan mata.

Lalu, kelopak mata berbentuk persegi panjang gelatin ada di atas perancah untuk meniru kedipan. Nah, kedipannya sendiri diperlambat oleh para peneliti menjadi enam kali per menit. (SN/FHP)

SUmber: Ubergizmo

Mitratel Dukung Transformasi Telkom Melalui Lini Bisnis IoT

0

Telko.id, Jakarta – Mitratel, entitas anak usaha Telkom Indonesia yang bergerak di bidang infrastruktur telekomunikasi, menggelar event Internet of Things (IoT) “IoT Conference Mitratel 2019” pada Kamis (22/08) di Telkom Landmark Tower Lantai 6.

Mitratel berharap event tersebut dapat mendukung langkah transformasi Telkom menjadi perusahaan telekomunikasi digital melalui lini bisnis IoT. Selain itu IoT Conference Mitratel 2019 diharapkan bisa menghubungkan berbagai pihak terkait IoT, baik customer, partner, regulator, pemilik bisnis teknologi, dan elemen pendukung lainnya. IoT sendiri sudah banyak diterapkan di berbagai sektor yang berperan besar dalam perkembangan industry 4.0.

Direktur Utama Mitratel Herlan Wijanarko mengatakan bahwa bisnis IoT adalah salah satu tren teknologi strategis yang diperkirakan akan terus berkembang. “Kita harus memastikan pemilik teknologi, regulasi, serta ekosistem IoT dapat bekerjasama untuk menjadikan bisnis IoT sebagai salah satu portfolio product yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat,” ujar Herlan.

{Baca juga : Paket Kuota Keluarga Telkomsel Hadir, Harga Mulai Rp 150 Ribu}

Transformasi bisnis lain yang dilakukan Mitratel saat ini adalah penyediaan infrastruktur seperti penanganan kabel serat k optic , jasa power plant serta jasa pemeliharaan di mana untuk bisnis serat optik dan jasa pemeliharaan sekarang sudah dilakukan, sedangkan untuk power plant masih dilakukan penjajakan.

” Untuk itu,dibutuhkan sinergi dan kolaborasi,” kata dia.

Untuk menunjukan hal tersebut, IoT Conference Mitratel 2019 menghadirkan pembicara yang merupakan pakar teknologi berbasis IoT mulai dari Kepala Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi Hammam Riza, EVP Media & Digital Telkom Indonesia Joddy Hernady, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Ir Suhono Harso Supangkat, M.Eng, dan Direktur Bisnis Mitratel Rakhmad Tunggal Afifuddin.

Dengan tema IoT Lives Easier, Lives Better, Herlan yakin selain mampu mendapatkan banyak pemahaman dari pakarnya langsung, kehadiran para pelaku bisnis di ekosistem IoT bisa membawa banyak kerja sama baru bagi peserta event.

{Baca juga : Telkomsel Bundling Smartphone 4G, Cash Back Rp 2 Jutaan}

“Dengan hadirnya pelaku bisnis, customer, regulator, sampai inovatornya, mereka bisa langsung berkolaborasi untuk menghasilkan portofolio berbasis IoT. Dengan begitu IoT Conference Mitratel 2019 bisa menjadi titik start bagi kemajuan industri teknologi berbasis IoT,” ungkap Herlan.

Untuk mempercepat hal ini,kegiatan seperti ini akan dilakukan secara rutin dah berkala dengan target audiens berbeda-beda.”Untuk event kali ini kami undang juga pemerintahan daerah,” kata dia. [MS]