Telko.id, Jakarta – Jika Anda tumbuh disaat konsol seperti Game Boy dan SEGA Genesis sedang populer, maka ada kemungkinan Anda mungkin telah memainkan beberapa game Disney. Sebut saja The Lion King dan Aladdin.
The Lion King dan Aladdin secara luas dianggap sebagai game “klasik” belakangan ini. Jika memiliki kenangan indah bermain game itu, dan ingin menghidupkan kembali masa lalu yang indah itu, maka Anda beruntung dan boleh bergembira.
{Baca juga: Gameloft Rilis Dua Game Mobile Bertema Disney}
Pasalnya, Nighthawk Interactive dan Digital Eclipse telah mengumumkan rencana untuk merilis game The Lion King dan Aladdin untuk platform modern. Dua game tersebut juga akan diberikan sedikit perubahan modern.
Menurut laporan Ubergizmo, piksel game The Lion King dan Aladdin tidak akan terlihat masif di layar definisi tinggi. Sayang, tak ada detail lain yang terungkap.
Dijuluki Permainan Klasik Disney, The Lion King dan Aladdin adalah koleksi berharga.. Dalam versi baru, The Lion King dan Aladdin dapat dinikmati dalam 1080p.
Namun, jika Anda ingin kembali ke masa lalu, Anda benar-benar dapat menerapkan beberapa filter untuk menciptakan kembali tampilan TV yang kabur.
Juga akan ada beberapa kenyamanan makhluk modern di mana pemain akan dapat menyimpan permainan atau memukul mundur jika melakukan kesalahan.
{Baca juga:11 Oktober, Candy Crush Debut di Android dan iOS}
Akan ada kode cheat yang tersedia. Salinan fisik game tersebut akan dijual seharga USD 30 yang akan tersedia untuk PC, PS4, Xbox One, dan Nintendo Switch. [BA/HBS]
Telko.id, Jakarta – Telkomsel terus melakukan pemulihan jaringan usai kerusuhan yang terjadi Papua pada Kamis (29/08/2019) kemarin. Mereka saat ini sedang berupaya memulihkan layanan telepon dan SMS di bumi cendrawasih tersebut.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Tim Telko.id pada Jumat (30/08/2019) VP Corporate Communication Telkomsel, Denny Abidin menjelaskan jika layanan di Papua mulai pulih pasca kerusuhan tersebut.
{Baca juga: Massa Demo Ricuh, Kantor Telkom Jayapura Dibakar}
“Saat ini layanan telepon dan SMS Telkomsel di sejumlah titik di Papua sudah berangsur pulih. Kami terus berupaya melakukan percepatan pemulihan layanan telepon dan SMS secara optimal,” ujar Denny Abidin.
Denny menambahkan jika pihaknya fokus menjalankan kegiatan pengamanan dan penjagaan aset Telkomsel sekaligus Telkom Group. Perusahaan akan terus memberikan perkembangan terbaru mengenai kondisi aset-aset Telkom Group, terutama di wilayah yang terdampak.
{Baca juga: Massa Demo Ricuh, Kantor Telkom Jayapura Dibakar}
Sayangnya kantor layanan GraPARI di kota Jayapura belum dapat beroperasi hingga waktu yang belum dapat ditentukan. “Namun pelanggan tetap dapat memanfaatkan layanan call center di nomor 188,”tambah Denny.
Anak usaha Telkom Group ini juga terus berkoordinasi secara intensif dengan Kominfo, Pemerintah, TNI, serta aparat penegak hukum.
Upaya tersebut dilakukan untuk membantu pengamanan serta perbaikan di ruang terbuka umum dalam proses percepatan pemulihan jaringan telekomunikasi serta memastikan perlindungan karyawan Telkomsel beserta keluarganya berjalan lancar.
Walaupun terjadi kerusuhan layanan data Telkomsel di Papua dan Papua Barat masih diblokir hingga suasana kondusif dan normal. Telkomsel masih mengikuti perintah yang telah ditetapkan pemerintah tersebut lewat Siaran Pers No. 159/HM/KOMINFO/08/2019 pada tanggal 23 Agustus 2019, mengenai pemblokiran sementara layanan Data Telekomunikasi di propinsi Papua dan Papua Barat.
{Baca juga: Menkominfo Bantah Isu Pembatasan SMS dan Telepon di Papua}
“Telkomsel senantiasa melakukan pemantauan kualitas layanan secara berkala hingga nanti diputuskan oleh pemerintah untuk pemulihan akses layanan data. Telkomsel berharap agar situasi di tanah Papua dapat kembali normal, demi kepentingan masyarakat luas,” tutup Denny. [NM/HBS]
Telko.id, Jakarta – Penempatan tiga kamera di smartphone telah menjadi tren, dan bahkan beberapa brand smartphone sudah menyematkan empat kamera di produk andalannya. Biasanya, konfigurasi kamera yang dipakai beragam, dan salah satu yang terbaru adalah digunakannya lensa 3D ToF atau Time of Flight.
Asal tahu saja, konfigurasi kamera yang biasa digunakan pada smartphone sekarang adalah lensa utama (normal atau wide), ultra-wide, lensa telephoto, hingga lensa depth.
Lantas, apa sih lensa 3D Time of Flight ini? Dan, apa gunanya?
{Baca juga: 5 Langkah Bikin Konten Video Berkualitas Pakai Smartphone}
Lensa 3D ToF menggunakan cahaya inframerah atau laser yang tidak terlihat oleh mata manusia. Cahaya itu bertugas untuk menentukan informasi kedalaman, dengan memancarkan sinyal mengenai subjek, dan dikembalikan ke sensor.
Lalu, proses dilanjutkan dengan pengukuran jarak dan pemetaan kedalaman dari subjek. Dikutip dari Pocket Lint, akurasinya sangat baik apabila dibandingkan dengan teknologi 3D Depth Range Scanning, apalagi ketika dikombinasikan dengan algoritma yang tepat.
Karena kemampuannya itu, makanya lensa 3D ToF bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal. Salah satu yang populer adalah membantu lensa utama untuk menangkap foto portrait atau bokeh dengan kualitas terbaik.
Lensa ini mampu membedakan objek utama yang harus difokuskan, dan background foto yang perlu di-blur. Kualitasnya tentu lebih baik daripada lensa depth yang biasa terdapat di smartphone low-end sampai mid-end.
Ia juga bisa membantu lensa utama mencari titik fokus ketika digunakan dalam lingkungan dengan cahaya yang rendah atau gelap. Sebab, lensa 3D ToF punya cahaya inframerah yang bisa mengetahui jarak ke subjek.
{Baca juga: Potret Malam Ciamik Pakai Night Mode Galaxy A80}
Selain untuk urusan fotografi, lensa 3D ToF memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pengalaman melihat konten 3D dan Augmented Reality (AR) di smartphone mereka. Sebagai contoh, konten 3D di Google Search ketika mencari hewan dan objek lainnya, stiker berbasis AR yang bisa dijadikan Emoji, sampai game AR.
Fungsi lainnya, kamera tersebut dapat digunakan untuk mengukur jarak dan volume, dimensi dari objek, navigasi dalam ruangan, object tracking, dan penghitungan ukuran lainnya secara presisi.
Salah satu smartphone yang memiliki lensa 3D ToF adalah Samsung Galaxy A80. Ini adalah smartphone pertama dan terunik buatan Samsung.
Galaxy A80 mengusung konsep kamera slider dan kamera berputar yang membuat kamera utamanya bisa digunakan sebagai kamera depan ataupun kamera belakang.
Smartphone ini memiliki tiga kamera utama. Konfigurasi kameranya adalah 48MP lensa utama dengan aperture f/2.0, kemudian lensa ultra-wide 123° dengan sensor 8MP aperture f/2.2, dan lensa 3D ToF.
Untuk spesifikasinya, Galaxy A80 mengusung layar Super AMOLED berukuran 6,7 inci beresolusi Full HD+. Smartphone ditopang oleh prosesor octa-core 2.2 GHz Snapdragon 730G, RAM 8GB, ROM 128GB, baterai berkapasitas 3,700 mAh yang didukung teknologi fast charging 25W, dan sistem operasi One UI berbasis Android 9 Pie. (FHP)
Dikutip Telko.id dari phoneArena, Jumat (30/08/2019), pabrikan asal China itu mengajukan aplikasi ke Kantor Kekayaan Intelektual Uni Eropa (EUIPO) untuk masing-masing paten mencakup warna baru Huawei P30 keluaran mendatang.
Menurut Lets Go Digital, Huawei P30 yang sekarang tersedia dalam warna Black, Aurora, dan Breathing Crystal, kemungkinan besar bakal hadir dengan dua varian gres dan segera diluncurkan ke pasar pada minggu depan.
Warna baru pertama dalam paten desain tampak berbeda dengan pilihan warna Breathing Crystals. Namun, ada tampilan multi-warna di bagian bawah panel kaca belakangnya.
Asal tahu saja, Breathing Crystals sebenarnya adalah campuran dari berbagai warna yang memungkinkan perangkat untuk terlihat begitu berbeda. Semua tergantung dari faktor pencahayaan.
Perangkat akan terlihat biru, sedangkan pada kesempatan lain tampak berwarna putih. Sayang, tidak terungkap apa varian warna baru lagi yang akan menghiasi Huawei P30 teranyar.
Kemudian warna baru kedua, Huawei tampak merancang warna baru P30 seperti warna “Panda” yang terdapat di Google Pixel 2 XL. Bagian atasnya hitam, sementara di bagian bawahnya berwarna putih polos.
Huawei sendiri tengah mempersiapkan Huawei Mate 30 Series. Dilaporkan, smartphone anyar itu tidak akan lagi pakai platform dari Google.
Huawei kemungkinan tidak akan memperoleh lisensi dari Google untuk menggunakan varian sistem operasi Android open-source. Pasalnya, Huawei kena embargo dari pemerintah Amerika serikat (AS).
Meski demikian, Huawei tidak berencana menggunakan HarmonyOS, yang baru-baru ini telah diumumkan untuk produk Huawei Mate 30 dan dapat menggunakan versi open-source Android. (SN/FHP)
Telko.id, Jakarta – Lama berlalu, para gamer berhasrat untuk menyambut game Warhammer baru bernama bernama Warhammer: Odyssey. Games Workshop telah menawarkan franchise kepada hampir semua pengembang yang ingin membuat game berdasarkan dunia Warhammer.
Hari ini, game Workshop dan Virtual Realms mengumumkan bahwa game mobile baru bernama Warhammer: Odyssey telah siap. Namun, game itu belum memiliki tanggal rilis. Meski demikian, peruntukannya adalah iPhone dan Android.
{Baca juga:Edan! EA Bayar Ninja Rp 14 Miliar untuk Apex Legends}
Warhammer: Odyssey adalah MMORPG seluler 3D (RPG online multipemain masif). Pemain akan menjelajahi lokasi ikonik Warhammer Fantasy World. Permainan dan dunia Warhammer: Odyssey akan berkembang dari pembaruan episodik biasa.
Menurut laporan Phone Arena, akan ada tiga balapan yang dapat dimainkan dan enam kelas karakter dalam permainan. Masing-masing dengan kekuatan dan kelemahan mereka yang unik.
Pemain dapat memilih untuk bermain Human, Dwarf or High Elf, kemudian memilih salah satu dari enam kelas yang tersedia saat peluncuran, yakni Witch Hunter, Warrior Priest, Slayer, Engineer, Shadow Warrior, dan Archmage.
Sayang, tidak banyak yang diketahui tentang permainan itu meskipun premisnya cukup umum. Anda bergabung dengan Mercenary Company dan melawan pengaruh seorang archvillain melintasi ratusan pencarian melalui lokasi ikonis seperti Marienburg, Drakwald Forest, dan The Wasteland.
{Baca juga:PUBG Mobile & Resident Evil 2 Rilis Zombie: Survive Till Dawn}
Warhammer: Odyssey akan dimainkan gratis, tetapi kemungkinan akan menyertakan pembelian opsional dalam aplikasi. Para gamer tentu tidak sabar untuk melihat cuplikan gameplay Warhammer: Odyssey karena terlihat cukup menarik. [BA/HBS]
Telko.id, Jakarta – Pada awal Agustus lalu, Oppo K3 resmi diluncurkan dan dijual khusus secara online di Lazada. Harga Oppo K3 di Tanah Air mencapai Rp 3,5 jutaan, dan smartphone ini memberikan berbagai keunggulan, terutama soal desain, spesifikasi dan juga kameranya.
Tim Telko.id sendiri telah mencoba smartphone ini, khususnya menjajal langsung kemampuan kameranya yang punya konfigurasi mumpuni.
Asal tahu saja, Oppo K3 punya dua kamera di bagian belakang dengan resolusi 16MP aperture f/1.7 dan 2MP lensa depth dengan aperture f/2.4. Sementara kamera depan, K3 disematkan lensa 16MP aperture f/2.0.
Seluruh kamera smartphone ini didukung oleh fitur berbasis Artificial Intelligence (AI). Seperti kamera belakang, punya fitur Ultra Night Mode 2.0 sampai Artistic Portrait Mode.
Sedangkan kamera depan, ada fitur Portrait Mode 2.0 dan AI Beauty. Berikut, beberapa hasil foto yang kami ambil menggunakan kamera Oppo K3 menggunakan mode otomatis dan dibantu fitur AI Scene Recognition yang bisa mengidentifikasi dan mengubah pengaturan foto secara otomatis:
Dari hasil foto-foto di atas, bisa terlihat kalau foto yang ditangkap kamera belakang Oppo K3 punya kualitas yang baik dan keren. Kemampuan lensa K3 yang dipadu dengan AI Scene Recognition, sukses menampilkan foto-foto berkualitas.
Detail dan komposisi warnanya bagus, meskipun dalam beberapa kali, kami mengambil gambar di kondisi cahaya remang-remang. Apabila foto diperbesar 50% (menggunakan aplikasi Photoscape), detail dan warna objek foto masih bisa dinikmati dengan baik.
1. Foto setelah diperbesar 50%
Sementara untuk kamera depannya, memang K3 tidak menggunakan konsep Pivot Rising Camera ala Reno Series. Ya, Oppo K3 tetap mengusung kamera pop-up ala Oppo F11 Pro.
Seperti F11 Pro maupun Reno Series, Pivot Rising Camera juga punya Fall Detection yang memanfaatkan sensor gyroscope di Reno. Fitur ini Bisa mendeteksi saat smartphone jatuh, dan otomatis kamera akan menutup dengan sendirinya.
Nah, untuk kualitasnya, berikut beberapa hasil foto selfie yang kami ambil menggunakan kamera depan Oppo K3:
Kamera smartphone ini hasilkan foto selfie yang bagus. Alasannya, tentu saja karena kualitas kamera yang juga dikombinasikan dengan teknologi berbasis AI di dalamnya.
Teknologi ini mampu secara otomatis memperhalus wajah, memberikan tone warna, sampai meningkatkan detail wajah tergantung jenis kelamin dari penggunanya. Jadi bagi pengguna laki-laki, maka detail seperti kantong mata, alis, kumis, dan lainnya masih terlihat dengan baik.
Membahas soal spesifikasinya, smartphone ini memiliki layar berukuran 6,5 inci berjenis OLED dengan resolusi Full HD+. Karena layarnya berjenis OLED, Oppo K3 pun disematkan teknologi in-display fingerprint dengan respon yang cepat.
Smartphone tersebut ditopang oleh prosesor octa-core 2.2 GHz Snapdragon 710, RAM 6GB, ROM 64GB, baterai berkapasitas 3,765 mAh, dan sistem operasai ColorOS 6 berbasis Android Pie. Seperti Reno Series, baterai smartphone ini telah mendapatkan dukungan fast charging VOOC Flash Charge 3.0. (FHP)
Telko.id, Jakarta – Pop up cameraatau kamera tersembunyi seperti telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari desain smartphone belakangan ini. Paling tidak dalam dua atau tiga terakhir. Bisa dibilang, ini adalah trend terbaru lainnya, setelah kamera belakang ganda dan layar berponi yang telah lebih dulu menjadi konsumsi sejuta umat.
Mekanisme pop up sendiri sebenarnya bukan lagi cerita baru di ranah kamera. Kita tentu tidak lupa bagaimana lampu flash di beberapa kamera kompak akan nongol begitu diberi aba-aba, bukan? Dia akan naik begitu diaktifkan, lalu turun ketika dimatikan. Ini bukan ide baru. Namun, tidak demikian di dunia smartphone. Ini adalah sebuah penemuan yang relatif baru, dan mereka telah mulai diterapkan di hampir semua merek smartphone. Oppo, salah satunya.
Dan ini bukan baru satu dua kali saja, atau pada satu atau dua unit smartphone-nya saja. Oppo melakukan ini sejak jauh-jauh hari. Tahun 2018 lalu tepatnya, ketika perusahaan merilis sebuah ponsel bernama Find X. Kini, ketika tren kamera pop up kian memanas, Oppo semakin tak bisa diam. Dari apa yang disebut 3D Stealth Camera, hingga Pivot Rising Camera, berikut adalah jajaran smartphone Oppo yang membekali diri dengan kamera selfie pop up.
1. Oppo Find X
Di awal kemunculannya, Oppo Find X tak dimungkiri menjadi salah satu smartphone terkeren berkat dukungan kamera pop up, atau slider?, yang disebutnya sebagai 3D Stealth Camera. Ini adalah sebuah teknologi mekanik yang “menyembunyikan” kamera depan, kamera belakang serta komponen Oppo Find X lainnya, di dalam body smartphone. Ketika pengguna tidak menggunakan kamera, maka komponen tersebut akan hilang. Pun demikian sebaliknya.
Lantas, berapa banyak kemampuan yang ditempatkan Oppo dibalik mekanisme kamera uniknya ini? Diluar kamera ganda dengan dukungan teknologi berbasis kecerdasan buatan, kamera di badan Find X masing-masing membawa resolusi 20MP dengan aperture f/2.0 dan 16MP dengan aperture f/2.0. Ini juga didukung teknologi PDAF dan Optical Image Stabilization (OIS). Kamera depannya, punya resolusi 25MP aperture f/2.0 serta didukung teknologi 3D AI Beauty Technology, dan AI Potrait Mode.
2. Oppo F11 Pro
Sementara beberapa tetangganya menyebut modul kamera nongol dengan sebutan pop up, Oppo lebih suka memanggilnya rising camera. Dan inilah yang dibawa oleh F11 Pro ketika pertama kali muncul.
Modul kamera ini sendiri bekerja layaknya kamera pop up lainnya, muncul ketika aplikasi kamera depan dibuka. Mekanisme ini diterapkan salah satunya demi mengurangi keriuhan di bagian layar, yang akhirnya memperbesar bezel. Ketika dibutuhkan, kamera dengan teknologi motoris inipun akan muncul melalui bingkai perangkat di bagian atas.
Sensor cahaya diletakkan Oppo di tempat yang sangat aman, jika tidak tersembunyi, yakni di dalam lubang speaker yang terletak diantara tepi frame dan permukaan kaca, dengan ketebalan 0,5mm. Sementara sensor infrared diletakkan di bawah luar untuk menyiasati permasalahan ketika menggunakan notch dengan tipe waterdrop. Kamera pop up sendiri diplot untuk berada di bagian tengah dan bukannya sisi kiri apalagi kanan.
3. Oppo Reno dan Oppo Reno 10x Zoom
Ada 3D Stealth Camera, ada juga Pivot Rising Camera, yang ditanamkan Oppo baik di badan Reno versi standar maupun 10x zoom. Secara garis besarnya sih keduanya sama. Sama-sama masuk kategori pop up, hanya saja mekanisme yang diadopsi berbeda. Nah, jika 3D Stealth Camera yang ada di badan Oppo Find X muncul dengan menampakkan keseluruhan bagian atas badannya, di pivot rising camera, yang muncul hanya sebagian sisi saja ketika aplikasi dibuka. Alhasil, modul kamera depan ini pun hampir sama dengan sirip ikan.
Di bagian belakang modul kamera berukuran 16 MP ini kita akan menemukan LED flash yang bisa dimanfaatkan ketika menjepret foto low-light. Kamera belakang ini juga sama menariknya, lantaran Oppo memilih meletakkan hardware di bawah Gorilla Glass. Desain ini membuatnya berbeda dengan kebanyakan smartphone, dimana biasanya pada sisi kamera akan lebih menonjol. Sebagai pelengkap, ada konfigurasi 48MP (sensor Sony IMX586) dengan aperture f/1.7, dan lensa depth 5MP aperture f/2.4.
4. Oppo K3
Oppo K3, boleh dibilang adalah perangkat paling baru yang dimiliki Oppo saat ini (di Indonesia lebih tepatnya). Setidaknya sampai keluarga Reno series lainnya benar-benar datang.
Sama seperti saudara satu perusahaannya, smartphone ini juga punya kamera pop-up mekanis. Bedanya, kamera itu tidak mirip dengan Pivot Rising Camera yang dimiliki Reno Series. Ini lebih mirip dengan apa yang ada di Oppo F11 Pro. Meski begitu, sentuhan kamera pop up di Oppo K3 tampak lebih premium dan berbeda.
Di bagian belakang, K3 menganut desain simetris ala Reno Series. Posisi kamera ganda, LED Flash, sampai logo Oppo ditempatkan di bagian tengah bodi. Warnanya juga cenderung premium dengan dua pilihan warna, yaitu Jade Black dan Pearl White yang melapisi body-nya yang berbahan dasar kaca.
Sektor kameranya didukung sistem kamera ganda di bagian belakang dengan resolusi 16MP aperture f/1.7 dan 2MP lensa depth aperture f/2.4. Kedua kamera itu sudah disematkan fitur-fitur berbasis Artificial Intelligence (AI) bernama Ultra Night Mode 2.0 sampai Artistic Portrait Mode. Di bagian depan, ada kamera 16MP aperture f/2.0 yang didukung dengan fitur Portrait Mode 2.0 dan juga AI Beauty.
5. Oppo Reno 2
Resmi dirilis hari ini, Reno 2 sama seperti pendahulunya, membawa serta kamera pop up di badannya. Modelnya juga sama, pivot rising camera. Bedanya, Reno 2 punya empat kamera dengan konfigurasi lensa utama 48MP aperture f/1.7 dengan sensor Sony IMX586, lensa wide 8MP, lensa telephoto 13MP, dan lensa monochrome 2MP. Di bagian depan, perangkat ini memiliki kamera 16MP.
6. Oppo Reno 2Z
Seperti saudaranya yang lain, Reno 2Z juga punya kamera depan pop up. Bedanya, tidak mengadopsi Pivot Rising Camera, melainkan hanya kamera pop up standar seperti Oppo F11 Pro. Lensa utama yang dibawanya sama seperti Reno 2, yaitu 48MP Sony IMX586. Tapi konfigurasi dari tiga kamera lainnya berbeda, dimana Reno 2Z menggunakan lensa wide 8MP, lensa monochrome 2MP, dan lensa portrait atau depth 2MP. Di kamera depan, Reno 2Z memiliki resolusi 16MP.
7. Oppo Reno 2F
Di keluarga Reno 2, seri 2F bisa dibilang merupakan smartphone “terendah”, lantaran hanya ditenagai oleh prosesor MediaTek Helio P70, RAM 8GB, memori penyimpanan 128GB, dan baterai 4,000 mAh dengan VOOC 3.0. Namun demikian mekanisme kamera depan yang diadopsinya sama dengan Oppo Reno 2Z. 2F punya lensa 48MP dengan aperture f/1.7. Tapi, sensor yang digunakan bukanlah Sony, melainkan Samsung ISOCELL GM1, lensa wide 8MP, lensa monochrome 2MP, dan lensa depth 2MP.
Telko.id – Untuk menyediakan infrastruktur telekomunikasi berbasis fiber optic memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ditambah lagi, perijinan dan lain-lainnya. Untuk mempercepat penetrasi dan meningkatkan kualitas, maka kerjasama menjadi salah satu solusi. Seperti yang dilakukan Link Net yang menyewa infrastruktur Fiber Media Indonesia.
Langkah ini memungkinkan Link Net untuk mengakses tiang tumpu milik Fiber Media Indonesia yang berjumlah 140.000 atau sekitar 5.600 kilometer (Km) yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Begitu juga dengan pihak Fiber Media Indonesia yang bisa mengakses sekitar 300.000 tiang tumpu milik Link Net. Adapun sistem yang disepakati melalui kerja sama ini adalah menyewa.
“Dengan kerja sama ini, dari sisi time to market atau menjangkau pelanggan baru akan menjadi lebih cepat. Kita tidak perlu lagi membangun tiang tumpu dari awal, belum lagi proses perizinan yang lama. Dari sisi capex, biaya yang dikeluarkan juga menjadi lebih efisien. Tinggal memanfaatkan tiang tumpu yang sudah ada milik Fiber Media Indonesia untuk menggelar kabel,” kata Marlo Budiman, Presiden Direktur dan CEO Link Net usai acara penandatanganan kerja sama antara Link Net Tbk dengan Fiber Media Indonesia di Jakarta (29/08).
Dikatakan Marlo, kerja sama dengan Fiber Media Indonesia ini menyediakan jalur pertumbuhan yang lebih luas di wilayah Jabodetabek, dan memungkinkan layanan First Media lebih mudah dalam menjangkau Iebih banyak pelanggan residensial maupun korporasi hingga ke lokasi terdekat dengan pelanggan.
Ke depannya, kerja sama ini akan dikembangkan hingga ke pemanfaatan subduct bersama (jaringan kabel fiber optic bersama di bawah tanah) sesuai dengan arah kebijakan pemerintah daerah dan kota dengan melakukan efektivitas pemakaian tiang tumbuh dan mulai melakukan pemindahan jaringan fiber optic dari tiang tumpu ke jaringan bawah tanah.
“Selain lebih efisiensi, tentunya kerja sama ini bisa semakin meningkatkan kehandalan layanan. Kami harapkan ini juga semakin menyempurnakan wilayah cakupan First Media dan Fiber Media Indonesia dengan kecepatan dan kehandalan yang tinggi,” tambah Direktur Fiber Media Indonesia, Budi Aditya.
Kerjasama ini difokuskan di Jabodetabek dan kedepan tidak tertutup kemungkinan akan dikembangkan ke seluruh Indonesia. Hal ini merupakan penetrasi dan manuver kedua perusahaan untuk menyambut Industri 4.0 yang semua serba digital. Karena kita semua menyadari Industri 4.0 ini tidak dapat berjalan dengan baik ketika Infrastrukturnya tidak mendukung. Semoga dalam kerjasama ini, dapat tercipta sinergitas yang baik. Sehingga kebutuhan costumer dapat terdeliver dengan baik dan stabil. Dan tentunya semakin luas coverage area yang dimiliki. (Icha)
Telko.id, Jakarta – Redmitelah resmi meluncurkan duo suksesor dari Redmi Note 7, yaitu Redmi Note 8 dan Redmi Note 8 Pro. Kedua smartphone ini mengusung spesifikasi handal, dan dilepas dengan harga yang juga “ramah kantong” atau terjangkau.
Dikutip Telko.id dari GSMArena, Jumat (30/08/2019), Redmi Note 8 merupakan smartphone mumpuni dengan harga terjangkau. Sementara Note 8 Pro, diklaim sebagai smartphone resmi pertama di dunia dengan kamera 64MP.
Wajar saja Note 8 disebut sebagai smartphone bagus dengan harga murah. Pasalnya, harga Redmi Note 8 mulai dari USD 140 atau Rp 1,9 jutaan untuk versi terendahnya hingga USD 195 atau Rp 2,7 jutaan untuk varian tertingginya.
Di rentang harga tersebut, Redmi menyematkan prosesor bertenaga untuk smartphone-nya. Note 8 ditopang oleh prosesor octa-core 2.2 GHz Snapdragon 665 (11 nm), RAM 4GB/6GB, memori internal 64GB/128GB, dan baterai berkapasitas 4,000 mAh dengan dukungan fast charging 18W.
Layarnya berukuran 6,3 inci berjenis IPS LCD dengan resolusi Full HD+. Sementara untuk kameranya, Note 8 punya empat kamera belakang dengan konfigurasi 48MP lensa utama Samsung ISOCELL GM2, 8MP lensa wide, 2MP lensa macro, dan 2MP lensa depth, serta satu kamera depan 13MP.
Untuk Redmi Note 8 Pro, smartphone ini resmi menjadi smartphone pertama di dunia dengan lensa utama 64MP. Smartphone tersebut menggunakan sensor Samsung ISOCELL Bright GW1, mirip Realme XT yang belum diluncurkan.
Kamera itu dipadukan dengan tiga lensa lain yang punya konfigurasi sama dengan Note 8 “standar”. Versi pro ini juga disematkan kamera depan dengan resolusi lebih besar, tepatnya 20MP yang didukung fitur berbasis Artificial Intelligence (AI).
Secara spesifikasi, layar Note 8 Pro berukuran 6,53 inci berjenis IPS LCD beresolusi Full HD+. Dapur pacunya menggunakan MediaTek Helio G90T, RAM 6GB/8GB, memori internal 64GB/128GB, dan baterai 4,500 mAh dengan fast charging 18W.
Karena menggunakan prosesor khusus smartphone gaming, maka Redmi menyematkan ruang liquid cooling pada smartphone andalannya tersebut. Sehingga, pengguna bisa mendapatkan pengalaman maksimal ketika bermain game favorit mereka.
Note 8 Pro akan dibanderol dengan harga USD 195 atau Rp 2,7 jutaan untuk versi terendah, dan USD 250 atau Rp 3,5 jutaan untuk model tertingginya. Kedua smartphone tersebut segera dijual perdana pada September mendatang. (FHP)
Telko.id – Sehubungan dengan aksi penyampaian pendapat di kota Jayapura pada tanggal 29 Agustus 2019, layanan telepon dan SMS Telkomsel di sejumlah titik di Papua sempat mengalami gangguan. Hal ini terjadi karena ada yang memotong kabel utama jaringan optik Telkomsel yang mengakibatkan matinya seluruh layanan telekomunikasi di beberapa wilayah Jayapura. Namun, kini (30/08) layanan berangsung pulih.
“Telkomsel akan terus berupaya melakukan percepatan pemulihan layanan telepon dan SMS secara optimal,” ungkap Denny Abidin, VP Corporate Communications Telkomsel dalam statemen holding yang diterima Telko.id.
Untuk saat ini, Telkomsel akan fokus menjalankan kegiatan pengamanan dan penjagaan aset Telkomsel sekaligus Telkom Group. Telkomsel juga akan terus memberikan perkembangan terbaru mengenai kondisi aset-aset Telkomsel dan Telkom Group, terutama di wilayah yang terdampak.
Untuk saat ini, kantor layanan Telkomsel (GraPARI) di kota Jayapura belum dapat beroperasi hingga waktu yang belum dapat ditentukan. Namun pelanggan tetap dapat memanfaatkan layanan call center di nomor 188.
“Bagi Telkomsel, keamanan dan keselamatan karyawan beserta keluarganya merupakan hal terpenting bagi Telkomsel. Kami juga terus berkoordinasi secara intensif dengan Kemenkominfo, Pemerintah, TNI, serta aparat penegak hukum,” tambah Denny.
Upaya tersebut dilakukan untuk membantu pengamanan serta perbaikan di ruang terbuka umum dalam proses percepatan pemulihan jaringan telekomunikasi serta memastikan perlindungan karyawan Telkomsel beserta keluarganya berjalan lancar.
Mengacu pada siaran pers NO. 159/HM/KOMINFO/08/2019 pada tanggal 23 Agustus 2019, mengenai pemblokiran sementara layanan Data Telekomunikasi di propinsi Papua dan Papua Barat, masih berlanjut hingga suasana Tanah Papua kembali kondusif dan normal, maka Telkomsel sebagai operator penyedia layanan telkomunikasi mengikuti perintah yang telah ditetapkan pemerintah tersebut.
Telkomsel senantiasa melakukan pemantauan kualitas layanan secara berkala hingga nanti diputuskan oleh pemerintah untuk pemulihan akses layanan data.
Sebelumnya, dikabarkan juga bahwa adanya kebakaran Gedung Layanan TelkomGroup di Koti.
“Telkomsel berharap agar situasi di tanah Papua dapat kembali normal, demi kepentingan masyarakat luas,” tutup Denny. (Icha)