spot_img
Latest Phone

Garmin Index Sleep Monitor Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Index Sleep Monitor,...

Google Photos Hadirkan Fitur Edit AI dengan Perintah Suara di Pixel 10

Telko.id - Google resmi meluncurkan fitur editing berbasis kecerdasan...

Galaxy Watch8 Series Jadi Wellness Coach Pribadi untuk Gaya Hidup Sehat

Telko.id - Samsung Galaxy Watch8 Series hadir sebagai smartwatch...

Garmin Venu X1 Dukung Performa Padel dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin resmi menghadirkan Venu X1, smartwatch premium...

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...
Beranda blog Halaman 66

3 Trik Jitu Bikin Konten Hangout Makin Keren dengan Galaxy S25 Series

Telko.id – Paling kesel kalau mengalami momen hangout seru bersama teman, tapi hasil fotonya justru mengecewakan? Entah karena ekspresi wajah yang tidak kompak, latar belakang yang berantakan, atau momen candid yang terlewat begitu saja.

Di era di mana konten digital menjadi bagian tak terpisahkan dari interaksi sosial, memiliki perangkat yang mampu mengabadikan momen secara sempurna bukan lagi sekadar keinginan—melainkan kebutuhan.

Galaxy S25 Series hadir dengan solusi cerdas berbasis Galaxy AI yang mengubah cara Anda menciptakan konten. Tidak sekadar memotret, seri terbaru Samsung ini menawarkan pengalaman fotografi yang lebih intuitif, kreatif, dan—yang terpenting—tanpa ribet.

Dengan tiga fitur unggulannya, Single Take, Best Face, dan Generative Edit, Galaxy S25 Series siap menjadi partner andalan untuk mengangkat kualitas konten hangout Anda ke level profesional.

Single Take: Revolusi Pengambilan Gambar dalam Satu Ketukan

Bayangkan Anda sedang asyik bercanda dengan teman-teman, tapi harus bolak-balik mengganti mode kamera antara foto, video, hingga slow-motion. Alih-alih menikmati momen, Anda justru sibuk mengurusi teknis. Fitur Single Take pada Galaxy S25 Series menghapus kerumitan tersebut.

Content image for article: 3 Trik Jitu Bikin Konten Hangout Makin Keren dengan Galaxy S25 Series

Dengan teknologi Galaxy AI, cukup tekan tombol shutter sekali, dan perangkat akan secara otomatis menangkap berbagai angle, momen candid, hingga menghasilkan footage slow-motion terbaik.

Sistem ini tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga memastikan tidak ada momen berharga yang terlewat. Cocok untuk Anda yang ingin fokus menikmati kebersamaan tanpa pusing memikirkan pengaturan kamera.

Best Face: Solusi Cerdas untuk Ekspresi Wajah yang Sempurna

Masalah klasik saat foto bersama: satu orang sudah tersenyum lebar, sementara yang lain masih belum siap. Hasilnya? Foto yang harus diulang berkali-kali. Fitur Best Face di Galaxy S25 Series menjawab tantangan ini dengan elegan.

Content image for article: 3 Trik Jitu Bikin Konten Hangout Makin Keren dengan Galaxy S25 Series

Dalam satu kali jepretan, kamera akan mengambil beberapa frame sekaligus dan memberikan opsi untuk memilih ekspresi wajah terbaik dari setiap individu dalam gambar.

Tidak perlu khawatir ada yang merem atau kurang semangat—semua bisa disesuaikan dengan sekali sentuh.

Teknologi ini didukung oleh kecerdasan buatan yang mampu menganalisis ekspresi wajah secara real-time, memastikan setiap orang terlihat maksimal.

Generative Edit: Menghapus Gangguan dengan Presisi Tinggi

Latar belakang foto yang berantakan sering kali merusak komposisi gambar. Entah itu orang yang berlalu-lalang atau objek tidak diinginkan yang tiba-tiba muncul, masalah ini bisa diatasi dengan fitur Generative Edit pada Galaxy S25 Series.

Content image for article: 3 Trik Jitu Bikin Konten Hangout Makin Keren dengan Galaxy S25 Series

Ditenagai Galaxy AI, fitur ini mampu menghilangkan objek mengganggu secara natural tanpa meninggalkan jejak editan.

Yang lebih mengesankan, teknologi ini juga bisa mengisi bagian yang dihapus dengan elemen yang sesuai dengan latar belakang, sehingga hasilnya terlihat alami. Tidak perlu aplikasi edit foto tambahan—semua bisa dilakukan langsung dari galeri perangkat.

Dengan kombinasi ketiga fitur ini, Galaxy S25 Series tidak hanya memudahkan proses pembuatan konten, tetapi juga meningkatkan kualitasnya secara signifikan. Jadi, tunggu apa lagi? Segera eksplorasi fitur-fitur canggih ini dan jadikan setiap momen hangout Anda layak untuk dibagikan. (Icha)

Xiaomi 16 Series Bakal Pakai Snapdragon 8 Elite 2, Apa Keunggulannya?

Pernahkah Anda membayangkan memiliki smartphone dengan performa setara laptop gaming? Bocoran terbaru mengindikasikan Xiaomi 16 series akan mewujudkan mimpi tersebut. Qualcomm baru saja mengonfirmasi Snapdragon Summit 2025 di September mendatang – sinyal kuat bahwa ponsel flagship Xiaomi akan menjadi yang pertama mengadopsi chipset Snapdragon 8 Elite 2.

Kolaborasi Xiaomi dan Qualcomm bukanlah hal baru. Namun, pengumuman kemitraan multi-tahun kali ini istimewa karena sekaligus mematahkan rumor perpecahan antara kedua raksasa teknologi tersebut. CEO Lei Jun secara eksplisit menyebut Qualcomm sebagai “mitra kunci” dalam ekspansi global Xiaomi, terutama untuk segmen premium.

Lantas, apa yang membuat Xiaomi 16 series layak dinantikan? Simak analisis mendalam berikut ini.

Snapdragon 8 Elite 2: Senjata Rahasia Xiaomi 16

Berdasarkan pernyataan resmi Qualcomm, Xiaomi 16 dan 16 Pro akan menjadi pioneer pengguna chipset generasi terbaru ini. Meski masih menggunakan nama kode “Elite 2”, beberapa spek kunci sudah terendus:

  • Fabrikasi 3nm TSMC – 25% lebih efisien dari generasi sebelumnya
  • GPU Adreno 760 dengan dukungan ray tracing hardware
  • Modem X75 5G dengan kecepatan unduh hingga 10Gbps

Xiaomi 16 Series dengan Snapdragon 8 Elite 2

Yang menarik, strategi Xiaomi kali ini berbeda dengan seri sebelumnya. Jika Xiaomi 15 series mengandalkan kolaborasi lensa Leica sebagai nilai jual utama, generasi ke-16 justru fokus pada revolusi performa komputasi.

Xring Chip: Kartu As untuk Model Ultra

Sementara varian standar mengusung Snapdragon, Xiaomi rupanya menyimpan kejutan untuk model high-end. Xiaomi 16S Pro dan 16 Ultra diprediksi akan menggunakan chipset Xring generasi kedua – penyempurnaan dari Xring O1 yang baru saja debut di 15S Pro.

Menurut insider industri, pembagian ini bukan tanpa alasan:

  1. Keterbatasan produksi chip Xring yang masih dalam tahap pengembangan
  2. Strategi diferensiasi produk untuk menarik berbagai segmen pasar
  3. Optimasi khusus untuk fitur AI dan fotografi komputasional

Pertanyaan besarnya: akankah dual-chipset strategy ini berhasil menggeser dominasi Samsung dan Apple di pasar premium? Jawabannya mungkin terletak pada bagaimana Xiaomi menyinergikan kekuatan Snapdragon dengan inovasi HyperOS mereka.

Kapan Xiaomi 16 Series Meluncur?

Berdasarkan pola rilis sebelumnya dan konfirmasi Qualcomm Summit, timeline yang paling mungkin adalah:

  • Pengumuman resmi: Minggu ketiga September 2025
  • Pre-order global: Akhir September
  • Ketersediaan retail: Pertengahan Oktober

Untuk pasar China, Xiaomi biasanya lebih agresif. Tidak menutup kemungkinan versi 16S Pro akan tiba lebih cepat, mengikuti jejak Redmi Note 14 series yang sukses dengan strategi peluncuran bertahap.

Dengan kombinasi chipset mutakhir, desain yang diprediksi lebih ergonomis, dan pengalaman software yang semakin matang, Xiaomi 16 series berpotensi menjadi game-changer di industri smartphone 2025. Tinggal menunggu berapa harga yang akan ditempel di tag-nya – faktor yang sering kali menjadi batu sandungan Xiaomi di kasta premium.

Xiaomi Smart Camera C100 Resmi Dirilis: Fitur AI dan Privasi Unggulan

Telko.id – Xiaomi baru saja meluncurkan Smart Camera C100 secara global. Kamera pengawas indoor terbaru ini bukan sekadar alat rekam biasa—ia hadir dengan kecerdasan buatan (AI) canggih dan fitur privasi yang membuatnya layak jadi penjaga rumah masa kini.

Xiaomi, raksasa teknologi asal Tiongkok, terus memperluas portofolio perangkat smart home-nya. Setelah sukses dengan seri sebelumnya, perusahaan kini memamerkan Smart Camera C100 yang sudah terdaftar di situs global mereka.

Ini sinyal kuat bahwa produk tersebut akan segera tersedia di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Lantas, apa yang membuat kamera ini berbeda dari pesaingnya? Mari kita telusuri lebih dalam.

Spesifikasi Unggulan Xiaomi Smart Camera C100

Dibekali sensor 3MP, Smart Camera C100 mampu merekam video dengan resolusi 2304×1296. Xiaomi menggunakan kompresi H.265 untuk menghemat ruang penyimpanan tanpa mengorbankan kualitas gambar.

Kombinasi lensa wide-angle 128° dan aperture besar f/1.6 memastikan kamera ini tetap menangkap gambar berwarna penuh bahkan dalam kondisi cahaya minim.

Untuk pengawasan malam hari, Xiaomi memasang LED infrared 940nm yang tidak memancarkan cahaya merah—solusi cerdas agar kamera tidak menarik perhatian saat beroperasi di kegelapan.

Kecerdasan Buatan yang Lebih dari Sekadar Deteksi Gerak

Xiaomi membekali C100 dengan beberapa fitur AI mutakhir:

  • Deteksi manusia (human detection) untuk mengurangi alarm palsu
  • Pengenalan tangisan bayi (crying baby detection)
  • Peringatan suara keras (loud noise alerts)
  • Virtual fence monitoring untuk memantau area tertentu

Yang menarik, semua pemrosesan AI dilakukan secara lokal (on-device) untuk meningkatkan kecepatan respons dan mengurangi ketergantungan pada cloud. Ini sekaligus memperkuat aspek privasi pengguna.

Privasi Jadi Prioritas Utama

Di era dimana kekhawatiran tentang penyalahgunaan data semakin meningkat, Xiaomi menyertakan beberapa fitur perlindungan privasi:

  • Penutup lensa fisik yang bisa digeser manual
  • Zona masking untuk menyensor area tertentu
  • Enkripsi data end-to-end

Dengan menutup lensa secara fisik, Anda bisa memastikan kamera benar-benar berhenti merekam—bukan sekadar mode “off” virtual yang masih rentan dibobol.

Konektivitas dan Kompatibilitas

Smart Camera C100 mendukung Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.2 untuk koneksi yang lebih stabil. Perangkat ini kompatibel dengan Android 8.0/iOS 12.0 ke atas dan bisa diintegrasikan dengan Google Assistant serta Amazon Alexa. Untuk penyimpanan, Anda memiliki beberapa pilihan:

  • microSD card (hingga 256GB)
  • NAS devices
  • Cloud storage berbayar

Dengan bobot hanya 170 gram dan dimensi 69 x 68 x 115 mm, kamera ini cukup ringkas untuk dipasang di berbagai sudut ruangan. Dayanya disuplai melalui adaptor 5V⎓1A standar.

Meski Xiaomi belum mengumumkan harga resmi, kehadiran produk di situs global menandakan peluncuran internasional sudah di depan mata.

Xiaomi sepertinya sedang gencar memperluas lini produk IoT-nya. Beberapa waktu lalu, mereka juga meluncurkan mesin cuci dengan HyperOS dan microwave pintar berkapasitas 20L.

Tren ini menunjukkan betapa serius perusahaan dalam membangun ekosistem smart home yang terintegrasi.

Smart Camera C100 bukan sekadar alat pengawas—ia adalah bukti bagaimana teknologi AI dan desain yang dipikirkan matang bisa menciptakan solusi keamanan rumah yang cerdas sekaligus menghormati privasi.

Tinggal menunggu berapa harga yang akan Xiaomi pasang untuk paket lengkap ini. (Icha)

Google AI Ultra: Fitur Canggih dengan Harga Fantastis, Apa Worth It?

Telko.id – Google baru saja mengumumkan AI Ultra dalam konferensi I/O 2025, sebagai penyempurnaan dari AI Pro (sebelumnya AI Premium).

Dengan banderol $249,99/bulan—atau $124,99/bulan untuk tiga bulan pertama—layanan ini menawarkan 30TB penyimpanan cloud, YouTube Premium, dan akses ke model AI paling mutakhir. Namun, benarkah ini revolusi atau sekadar eksperimen mahal?

Di tengah persaingan ketat dengan Samsung yang menghadirkan AI canggih di Galaxy S25 Series atau MediaTek dengan chipset Kompanio Ultra, Google tampaknya ingin memimpin lini premium. Tapi, apakah konsumen siap merogoh kocek sedalam ini?

AI Ultra vs. AI Pro: Apa Bedanya?

AI Ultra menjanjikan “model paling kuat dengan limit tertinggi” plus akses eksklusif ke produk AI eksperimental.

Salah satunya adalah Veo3—generator video AI yang bisa menciptakan adegan lengkap dengan efek suara dan dialog hanya dari prompt teks.

Sementara itu, AI Pro tetap dijual seharga $19,99/bulan dengan fitur standar seperti Imagen 4 (generator gambar) dan Deep Research (analisis dokumen pribadi).

Perbandingan fitur Google AI Ultra dan AI Pro

Pertanyaannya: apakah selisih $230/bulan benar-benar terasa? Jika Anda bukan kreator konten profesional atau penggemar berat teknologi, mungkin AI Pro sudah lebih dari cukup.

Namun, bagi yang ingin mencoba batas kemampuan AI, Ultra menawarkan pengalaman “early adopter” yang sulit ditolak.

Gemini di Chrome: Revolusi atau Gimmick?

Mulai besok, pengguna AI Pro dan Ultra di AS bisa mengakses Gemini langsung di Chrome. Fitur awal memungkinkan AI menjelaskan konten kompleks atau meringkas artikel.

Kedepannya, Gemini bahkan akan bisa membuka tab dan menavigasi web atas nama Anda. Tapi, apakah ini solusi atau justru ancaman privasi?

Dibandingkan dengan Try Galaxy terbaru yang fokus pada interaksi intuitif, langkah Google terasa lebih ambisius.

Namun, dengan harga selangit, apakah fitur ini akan menjadi standar baru atau sekadar ceruk pasar?

Google AI Ultra mungkin bukan untuk semua orang—tapi ia menandai babak baru dalam perlombaan AI. Pertanyaannya: seberapa jauh kita rela membayar untuk teknologi yang suatu hari mungkin menjadi biasa? (Icha)

TWS Makin Digemari! Pasar Global Tumbuh 18%, Apple Tetap Raja

Telko.id –  Fakta terbaru dari Canalys menyatakan bahwa pasar perangkat audio True Wireless Stereo (TWS) global mencatat pertumbuhan spektakuler 18% pada kuartal pertama 2025—angka tertinggi sejak 2021.

Sebanyak 78 juta unit dikapalkan ke seluruh dunia, dengan Apple masih bercokol di puncak.

Lonjakan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi permintaan konsumen.

Namun, raksasa seperti Apple, Xiaomi, dan Samsung justru mencatatkan kinerja gemilang.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi di balik tren ini? Dan mengapa vendor harus berinovasi lebih dari sekadar menurunkan harga?

Mari selami laporan Canalys lebih dalam untuk memahami dinamika pasar TWS yang semakin kompetitif—dan bagaimana kecerdasan buatan (AI) akan menjadi game changer di masa depan.

Apple Kuasai Pasar, Xiaomi dan Samsung Mengejar

Apple masih menjadi pemain dominan dengan 18,2 juta unit TWS dikapalkan pada Q1 2025—angka yang hampir dua kali lipat dari pesaing terdekatnya, Xiaomi.

Samsung menempati posisi ketiga, disusul oleh Huawei dan boAt. Di Amerika Utara, Apple menguasai lebih dari 50% pangsa pasar, berkat loyalitas pengguna iPhone dan integrasi ekosistem yang mulus.

Canalys: Global TWS market grows 18% as Apple remains undisputed leader

Namun, pertumbuhan pasar AS yang mencapai dua digit justru dipicu oleh pembangunan inventaris awal sebagai antisipasi ketidakpastian tarif.

“Banyak vendor kecil yang mulai mengurangi ekspansi karena permintaan konsumen yang lesu dan lanskap regulasi yang belum jelas,” ungkap analis Canalys.

Fitur AI dan Ekosistem Jadi Penentu Masa Depan

Canalys menegaskan bahwa pasar TWS sedang memasuki fase baru. “Inovasi bentuk dan harga sudah tidak cukup.

Konsumen sekarang menginginkan terjemahan real-time, pelacakan kebugaran, dan interaksi berbasis AI,” jelas laporan tersebut.

Vendor yang mampu menghadirkan solusi holistik—bukan sekadar produk—akan memenangkan persaingan jangka panjang.

Perkembangan ini sejalan dengan tren AI yang semakin masif, seperti yang juga dilakukan LG dengan lini produk premium berbasis AI-nya.

Bahkan, realme yang tumbuh 132% di Q3 2024 pun mulai mengintegrasikan fitur cerdas ke perangkat audio mereka.

Peluang di 2025: Dari Gamer Hingga Pengguna Produktivitas

TWS akan tetap menjadi fokus utama vendor sepanjang 2025, baik sebagai pelengkap portofolio maupun gerbang masuk ke segmen konsumen baru.

Sementara pengguna produktif membutuhkan fitur kolaborasi dan multitasking yang mulus.

Dengan kata lain, TWS tidak lagi sekadar aksesori—tapi bagian integral dari gaya hidup digital. Pertanyaannya: apakah Anda sudah menemukan pasangan TWS yang tepat? (Icha)

Bocoran Samsung Galaxy S26: Kamera Baru yang Bikin DSLR Minder

Telko.id – Rumor beredar, Samsung Galaxy S26 yang diindikasikan akan menjadi produk flagship di 2026  akan membawa sensor kamera utama baru, mengakhiri era ISOCELL GN3 yang bertahan sejak Galaxy S23.

Sensor 50 MP yang sama-sama berasal dari keluarga ISOCELL GN ini diprediksi memiliki kemampuan lebih canggih, meski detail teknisnya masih menjadi misteri.

Kabar ini muncul di tengah spekulasi bahwa Samsung mungkin mengubah formasi seri S26, termasuk kemungkinan tidak adanya model “Plus” seperti varian Edge yang disebut akan menggantikannya.

Lantas, seberapa signifikan peningkatan ini bagi pengguna sehari-hari? Mari kita telusuri lebih dalam.

Revolusi Sensor Kamera Setelah 3 Generasi

ISOCELL GN3 pertama kali diperkenalkan di Galaxy S23 dan bertahan hingga S25. Sensor ini dikenal memiliki pixel size 1.0μm, aperture f/1.8, dan mendukung Dual Pixel Pro AF.

Meski performanya solid, teknologi sensor kamera telah berkembang pesat dalam tiga tahun terakhir.

Perbandingan Kamera Samsung Galaxy S25 dan S26

Menurut sumber industri, sensor baru ini kemungkinan besar akan menawarkan:

  • Peningkatan light gathering capability untuk fotografi low-light
  • Autofocus yang lebih cepat dan akurat
  • Dynamic range yang lebih lebar
  • Dukungan untuk video 8K yang lebih stabil

Implikasi untuk Fotografi Mobile

Upgrade sensor ini bukan sekadar gimmick marketing. Dalam dunia fotografi mobile, sensor adalah jantung dari kualitas gambar.

Sebagai perbandingan, chipset terbaru seperti MediaTek Helio G95 telah menunjukkan bagaimana kolaborasi hardware-software bisa menghasilkan performa kamera yang mengesankan.

Dengan sensor baru, Galaxy S26 berpotensi menawarkan:

  • Detail gambar yang lebih kaya meski dalam kondisi cahaya minim
  • Warna yang lebih natural dan akurat
  • Noise reduction yang lebih baik tanpa mengorbankan detail
  • Kemampuan HDR yang lebih canggih

Menanti Januari 2026

Samsung diketahui konsisten meluncurkan seri Galaxy S di bulan Januari. Jika pola ini berlanjut, kita mungkin hanya perlu menunggu sekitar 7 bulan lagi untuk konfirmasi resmi tentang sensor kamera baru ini.

Sementara itu, pertanyaan besar tetap menggantung: Akankah upgrade kamera ini dibarengi dengan peningkatan signifikan di aspek lain seperti chipset, baterai, atau layar? Atau justru Samsung fokus menyempurnakan pengalaman fotografi sebagai nilai jual utama?

Satu hal yang pasti: persaingan di segmen flagship smartphone tahun depan akan semakin sengit. Dan dengan bocoran ini, Samsung sepertinya tidak berniat menyerahkan tahtanya sebagai raja fotografi mobile. (Icha)

Xiaomi 15S Pro dengan Chipset Xring O1 Catat Skor AnTuTu 2,5 Juta

Telko.id – Xiaomi 15S Pro, yang ditenagai chipset Xring O1 buatan sendiri, mencatat skor AnTuTu mencapai 2,5 juta. Hasil ini setara dengan performa ponsel berbasis Snapdragon 8 Elite, seperti Xiaomi 15 Pro yang diuji bersamaan.

Bocoran skor tersebut dibagikan oleh akun Weibo Xiaomu Technology. Dalam tes, Xiaomi 15S Pro dengan RAM 16GB (plus 6GB virtual) bersaing ketat dengan varian Snapdragon 8 Elite yang memiliki RAM 12GB (plus 4GB virtual). Kedua perangkat mencetak skor hampir identik, meski komponen lain juga memengaruhi hasil akhir.

Xring O1 pada Xiaomi 15S Pro menggunakan dua inti utama berkecepatan 3,9GHz, lebih tinggi daripada versi tablet (Xiaomi Pad 7 Ultra) yang berjalan di 3,7GHz. Ini menjadi pencapaian signifikan untuk chipset pertama Xiaomi sejak Surge S1 tahun 2017.

Kemitraan Xiaomi dan Qualcomm Tetap Berlanjut

Meski mengembangkan Xring O1, Xiaomi tetap memperkuat kerja sama dengan Qualcomm. Kedua perusahaan baru saja menandatangani kesepakatan untuk menghadirkan lebih banyak perangkat premium, termasuk ponsel, tablet, wearable, dan kacamata XR.

Xiaomi juga dipastikan menjadi salah satu yang pertama mengadopsi chipset Snapdragon 8-series terbaru. Langkah ini menunjukkan strategi dual-chipset Xiaomi untuk diversifikasi pasokan dan inovasi.

Sebelumnya, chipset MediaTek Dimensity 9400 juga masuk dalam persaingan, meski belum mampu menembus skor 2,5 juta di AnTuTu. Varian flagship seperti Galaxy S25 Ultra dan OnePlus 13 tercatat berada di kisaran 2,2 juta.

Keberhasilan Xring O1 membuka babak baru bagi Xiaomi dalam persaingan chipset high-end. Namun, pengguna masih menunggu uji lapangan terkait efisiensi daya dan stabilitas sebelum peluncuran resmi.

Infinix GT 30 Pro Resmi Dirilis: Chipset Dimensity 8350 dan Layar 144Hz

Telko.id – Infinix secara resmi meluncurkan GT 30 Pro sebagai smartphone gaming terbaru mereka. Perangkat ini dibekali chipset MediaTek Dimensity 8350 Ultimate, layar AMOLED 144Hz, dan baterai 5.500 mAh dengan dukungan pengisian daya cepat 45W.

GT 30 Pro hadir dengan desain Cyber Mecha 2.0 yang agresif, dilengkapi lampu RGB di bagian belakang. Smartphone ini tersedia dalam tiga pilihan warna: Blade White, Shadow Ash, dan Dark Flare.

Fitur utama yang ditawarkan adalah layar 6,78 inci LTPS AMOLED dengan resolusi FHD+, refresh rate 144Hz, dan tingkat kecerahan puncak 1.600 nits. Layar ini dilindungi Gorilla Glass 7i dan sudah dilengkapi fingerprint scanner di bawah layar.

Untuk performa gaming, GT 30 Pro memiliki dual capacitive shoulder GT triggers – pertama kali di seri Infinix. Tombol ini menawarkan input latency rendah dan mendukung remapping serta kombinasi long-press di game tertentu.

Spesifikasi Unggulan

Di bagian dapur pacu, GT 30 Pro menggunakan chipset Dimensity 8350 Ultimate yang dipadukan dengan RAM LPDDR5X 8/12GB dan penyimpanan UFS 4.0 hingga 512GB. Untuk fotografi, terdapat kamera utama 108MP dan lensa ultrawide 8MP di bagian belakang, serta kamera selfie 13MP.

Perangkat ini menjalankan sistem operasi XOS 15 berbasis Android 15, dengan dukungan penuh fitur AI dari DeepSeek R1. GT 30 Pro juga memiliki sertifikasi tahan air dan debu IP64.

Infinix turut memperkenalkan aksesori MagCharge Cooler yang dapat dipasang di bagian belakang GT 30 Pro untuk meningkatkan efisiensi pendinginan hingga 30%.

Harga dan Ketersediaan

Di Malaysia, GT 30 Pro dibanderol MYR 1.299 (sekitar Rp4,5 juta) untuk varian 12/256GB dan MYR 1.499 (sekitar Rp5,2 juta) untuk versi 512GB. Harga di Indonesia belum diumumkan secara resmi.

Kehadiran GT 30 Pro semakin memperketat persaingan di segmen smartphone gaming menengah. Sebelumnya, beberapa pesaing seperti Itel dengan seri RS4 dan realme narzo 30A juga telah mengincar pasar ini dengan harga yang lebih terjangkau.

ACERUN: Lari dengan Sentuhan AI Pertama di Indonesia, Inovasi yang Mengubah Gaya Hidup

Telko.id – Acer Indonesia resmi mengumumkan ACERUN, ajang lari pertama di Tanah Air yang mengusung konsep AI Run. Acara ini bukan sekadar kompetisi fisik, melainkan perpaduan canggih antara teknologi dan kebugaran.

Di tengah maraknya event lari konvensional, Acer mengambil langkah berani dengan menghadirkan pengalaman berbeda.

ACERUN akan digelar pada 3 Agustus 2025 sebagai bagian dari Road to Acer Day 2025 bertema “Break a Limit”.

Konsep ini sejalan dengan tren global di mana teknologi mulai terintegrasi dalam aktivitas olahraga, seperti yang juga dilakukan perusahaan lain melalui perangkat AIoT terbaru.

Leny Ng, President Director Acer Indonesia, menegaskan bahwa ACERUN menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam menciptakan sinergi antara teknologi dan gaya hidup aktif.

“Kami ingin menunjukkan bahwa AI bisa menjadi partner ideal untuk mencapai tujuan kebugaran,” ujarnya dalam peluncuran resmi, Selasa (21/5/2025).

Content image for article: ACERUN: Lari dengan Sentuhan AI Pertama di Indonesia, Inovasi yang Mengubah Gaya Hidup

Teknologi AI yang Mengubah Pengalaman Berlari

ACERUN menghadirkan berbagai inovasi berbasis kecerdasan buatan yang dirancang khusus untuk pelari. Mulai dari pelacakan performa real-time, analisis data lari, hingga rekomendasi latihan personal melalui aplikasi khusus.

Sistem ini mampu mempelajari kebiasaan berlari peserta dan memberikan saran peningkatan secara otomatis.

Fitur unggulan lainnya adalah Acer AI Playground, area interaktif tempat peserta bisa mencoba langsung berbagai teknologi mutakhir.

Di sini, Anda dapat menguji kemampuan berlari dengan panduan virtual coach atau berkompetisi dalam tantangan berbasis AI.

Lebih dari Sekadar Ajang Lari Biasa

ACERUN tidak hanya menawarkan pengalaman berlari yang berbeda, tetapi juga menjadi wadah ekspresi kreatif melalui The 1st AI Running Content Video.

Kompetisi ini mengajak peserta membuat konten video bertema lari dengan memanfaatkan teknologi AI. Acer berkolaborasi dengan sejumlah AI artist ternama untuk mendukung kreativitas peserta.

Bagi pecinta teknologi, event ini menjadi kesempatan langka untuk merasakan langsung bagaimana AI dapat mentransformasi hobi menjadi lebih menyenangkan dan efektif.

Seperti halnya perkembangan teknologi konektivitas mutakhir, inovasi dalam dunia olahraga pun terus mengalami percepatan.

Cara Berpartisipasi dalam ACERUN

Pendaftaran ACERUN sudah dibuka sejak 21 Mei 2025 melalui situs resmi acerid.com/run dengan biaya registrasi Rp250.000 untuk kategori lari 5K.

Khusus pembeli produk Acer selama periode promosi, tersedia 200 tiket gratis yang bisa didapatkan.

Dengan menggabungkan semangat olahraga dan kecanggihan teknologi, ACERUN tidak hanya menjadi ajang lari biasa.

Event ini menandai babak baru dalam dunia kebugaran di Indonesia, di mana batas antara teknologi dan gaya hidup aktif semakin kabur. Siapkah Anda menjadi bagian dari revolusi ini? (Icha)

OPPO dan Discovery Channel Hidupkan Budaya Global di Culture in a Shot 2025

Telko.id – OPPO kolaborasi dengan Discovery Channel melalui inisiatif Culture in a Shot menjawabnya dengan gemilang.

Sejak diluncurkan pada 2024, program ini telah menjadi arsip visual hidup yang mendokumentasikan 15 budaya berbeda.

Tahun 2025, dengan tema Celebrate the Moment, OPPO tidak sekadar memotret festival—mereka mengungkap narasi di balik topeng Venesia, filosofi Nauryz Kazakhstan, hingga denyut nadi sepak bola Brasil.

Ini bukan tentang eksotisme, melainkan dialog antargenerasi tentang makna tradisi di dunia modern.

Lantas, bagaimana sebuah brand teknologi mentransformasi dokumentasi budaya menjadi gerakan partisipatif global? Simak analisis mendalam berikut.

Karnaval Venesia: Di Balik Topeng, Ada Revolusi Sosial

OPPO memulai petualangan 2025 dengan menyoroti Karnaval Venesia—sebuah festival yang lahir dari paradoks.

Awalnya eksklusif untuk bangsawan abad ke-13, kini menjadi panggung demokratis di mana siapa pun bisa menjadi siapa pun.

Melalui lensa OPPO Find X7 Pro, terlihat bagaimana teknologi Hyperlight Image Engine menangkap detil kristal pada topeng Moretta, sekaligus mengekspos cerita para perajin muda yang memodernisasi desain abad ke-15.

Content image for article: OPPO dan Discovery Channel Hidupkan Budaya Global di Culture in a Shot 2025

Merayakan Karnaval Venesia dengan topeng dan kostum yang semarak

“Ini bukan nostalgia, tapi reinkarnasi,” ujar Marco Bianchi, kurator festival, dalam wawancara eksklusif. “Generasi Z Venesia menggunakan platform digital untuk menjual karya mereka ke seluruh dunia. Smartphone menjadi alat preservasi yang tak terduga.”

Nauryz di Kazakhstan: Tujuh Bahan, Seribu Makna

Berbeda dengan kemewahan Venesia, OPPO membawa kita ke dataran Kazakhstan untuk Nauryz—perayaan tahun baru Persia kuno yang bertahan 3.000 tahun.

Lewat video 8K yang diambil dengan OPPO Reno11 Pro, terlihat bagaimana hidangan simbolis nauryz-kozhe (dari tujuh bahan) menjadi metafora harmoni sosial.

Yang menarik, dokumentasi ini justru diprakarsai oleh komunitas lokal via tantangan #OPPOCulturalChallenge di TikTok.

Content image for article: OPPO dan Discovery Channel Hidupkan Budaya Global di Culture in a Shot 2025

Nauryz, festival Tahun Baru tradisional Kazakhstan

“Dulu nenek saya mencatat resep di buku. Sekarang saya bagikan proses memasak melalui Reels,” kata Aisulu, influencer kuliner Kazakhstan dengan 2,3 juta followers. Kampanye ini sejalan dengan inisiatif OPPO lainnya dalam dunia pendidikan, seperti yang terlihat dalam program donasi tablet bersama UNESCO.

Brasil: Sepak Bola sebagai Ritual Modern

Bagaimana OPPO mendefinisikan ulang “festival”? Di Brasil, jawabannya ada di lapangan futsal. Melalui portrait mode OPPO Find N3 Flip, terpotret jelas semangat Mario (19 tahun), pemain jalanan yang menjadikan sepak bola sebagai medium pelestarian nilai komunitas. “Setiap gol adalah doa, setiap assist adalah cerita,” ujarnya.

Content image for article: OPPO dan Discovery Channel Hidupkan Budaya Global di Culture in a Shot 2025

Sepak bola sebagai perayaan nasional dan ritual budaya Brasil

Fenomena ini mengingatkan pada gerakan Virtual Run Indosat, di mana aktivitas fisik menjadi medium edukasi budaya. Bedanya, OPPO menggunakan visual storytelling untuk menangkap emosi yang tak terucapkan.

Dari Dokumentasi ke Partisipasi: #OPPOCulturalChallenge

Yang membedakan Culture in a Shot dengan proyek sejenis adalah pendekatan bottom-up. Selain konten profesional bersama Discovery Channel, OPPO mengajak pengguna global berbagi perspektif mereka. Hasilnya? Ledakan kreativitas:

  • Kreasi TikTok remaja Thailand yang memadukan tarian tradisional dengan efek augmented reality
  • Foto-foto street food Jakarta yang diunggah via OPPO Experience Store community program
  • Kolase digital seni batik karya desainer indie Malaysia

Seperti program Telkom GoZero% yang melibatkan masyarakat dalam isu lingkungan, OPPO membuktikan bahwa pelestarian budaya paling efektif ketika dilakukan secara kolektif.

Content image for article: OPPO dan Discovery Channel Hidupkan Budaya Global di Culture in a Shot 2025

Di penghujung 2025, OPPO berencana menerbitkan buku digital interaktif berisi 100 cerita budaya terpilih. Sebuah upaya yang tak hanya mengabadikan warisan, tapi menjadikannya hidup, bernapas, dan terus berevolusi—persis seperti teknologi itu sendiri. (Icha)