spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 6

Telkom Dorong Pendidikan Digital Lewat Pijar Sekolah

0

Telko.id – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) hadirkan solusi inovatif: Pijar Sekolah, platform pendidikan digital yang mengubah cara belajar, mengevaluasi, dan mengakses pengetahuan.

Ujian berbasis kertas, antrean panjang untuk melihat rapor, dan keterbatasan materi belajar perlahan menjadi cerita lama.

Sistem pendidikan konvensional kerap dihadapkan pada tantangan efisiensi, akurasi, dan transparansi.

Bagaimana jika semua proses itu bisa dilakukan dengan beberapa klik saja? Pijar Sekolah menjawabnya dengan fitur-fitur canggih seperti e-rapor, Learning Management System (LMS), dan Computer Based Test (CBT).

Baca juga : Telkom Hadirkan Pijar Sekolah di SMA Negeri 40 Jakarta, Ini Manfaatnya!

Platform ini bukan sekadar alat bantu, melainkan revolusi pendidikan yang menjawab kebutuhan zaman. Mari kita telusuri bagaimana Pijar Sekolah membawa angin segar bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Belajar Tanpa Batas dengan Pijar Sekolah

Pijar Sekolah menghadirkan pengalaman belajar yang personal, interaktif, dan fleksibel. Siswa bisa mengakses materi pelajaran kapan saja dan di mana saja, tanpa terikat ruang dan waktu.

Fitur LMS memungkinkan pendidik menyusun kurikulum digital yang disesuaikan dengan kecepatan dan minat siswa. Tidak lagi ada cerita tentang siswa yang tertinggal karena metode pengajaran yang kaku.

Platform ini juga mendorong inklusivitas pendidikan. Daerah terpencil dengan keterbatasan fasilitas kini memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses materi berkualitas.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap anak Indonesia, di mana pun mereka berada, bisa merasakan pendidikan yang setara,” tegas Komang Budi Aryasa, EVP Digital Business and Technology Telkom.

E-Rapor dan CBT: Efisiensi yang Mengubah Segalanya

Guru tak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksa lembar jawaban. Dengan sistem CBT, koreksi ujian dilakukan secara otomatis dan real-time.

Hasil ujian bisa langsung dianalisis, memungkinkan pendidik memberikan umpan balik lebih cepat. Fitur e-rapor juga memangkas birokrasi, memudahkan orang tua memantau perkembangan akademik anak mereka.

Keunggulan lain dari CBT adalah minimnya potensi kecurangan. Soal yang diacak dan sistem keamanan digital membuat setiap ujian berjalan adil.

“Ini bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang membangun ekosistem pendidikan yang transparan dan akuntabel,” tambah Komang.

Dampak Lingkungan dan Masa Depan Pendidikan

Pijar Sekolah tidak hanya menguntungkan siswa dan guru, tetapi juga lingkungan. Pengurangan penggunaan kertas secara masif berkontribusi pada kelestarian alam.

Dalam skala besar, langkah ini sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi dampak negatif aktivitas manusia terhadap bumi.

Pendidikan digital juga mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan yang sarat teknologi. Kurikulum Merdeka Belajar yang digaungkan pemerintah menemukan mitra sempurna dalam platform ini.

Fleksibilitas dan personalisasi menjadi kunci untuk menciptakan lulusan yang kreatif, kritis, dan siap bersaing di kancah global.

Dengan alokasi 20% APBN untuk pendidikan, pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Inovasi seperti Pijar Sekolah menjadi bukti bahwa kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah bisa menciptakan solusi nyata untuk tantangan pendidikan nasional.

Pendidikan adalah fondasi peradaban. Di tangan Telkom dan Pijar Sekolah, fondasi itu kini dibangun dengan teknologi terkini, menjawab tantangan hari ini dan menyiapkan solusi untuk masa depan. (Icha)

XL Axiata Catat Kinerja Positif di Q1 2025, Pendapatan Tumbuh 2%

Telko.id – Di tengah tantangan ekonomi yang masih bergejolak, XL Axiata justru menunjukkan ketangguhannya. Bagaimana tidak? Kuartal pertama 2025 berhasil ditutup dengan pertumbuhan pendapatan 2% year-on-year (YoY), mencapai Rp8,6 triliun.

Padahal, industri telekomunikasi tengah menghadapi persaingan ketat dan daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya. Lalu, apa rahasia di balik kesuksesan ini?

XL Axiata, yang kini telah resmi bergabung dengan Smartfren menjadi XLSMART, membuktikan bahwa strategi transformasi digital dan fokus pada pengalaman pelanggan bukan sekadar jargon.

Dengan basis pelanggan mobile yang mencapai 58,8 juta—naik 1,2 juta YoY—perusahaan ini berhasil mempertahankan momentum positif di tengah turbulensi ekonomi.

Baca juga : XLSmart Resmi Merger, Ini Komitmennya Ke Pemerintah

Tak hanya itu, trafik layanan juga melonjak 9% YoY, menunjukkan tingginya kepercayaan pelanggan terhadap jaringan mereka.

Namun, pencapaian ini bukan tanpa tantangan. Proses merger dengan Smartfren yang berlangsung paralel dengan operasional bisnis sehari-hari sempat menjadi ujian berat.

Tapi, seperti kata Presiden Direktur & CEO XLSMART Rajeev Sethi, “Kami bersyukur bisa melewati semua ini dengan hasil yang memuaskan.”

Lantas, bagaimana rincian kinerja XL Axiata di kuartal pertama 2025? Mari kita kupas lebih dalam.

Strategi FMC dan Digitalisasi Jadi Kunci Pertumbuhan

XL Axiata tak main-main dalam menjalankan strategi Fixed Mobile Convergence (FMC). Pendekatan ini terbukti efektif mendongkrak pendapatan, terutama dari layanan data dan digital yang kini menyumbang lebih dari 91% total revenue.

Salah satu pilar utamanya adalah layanan Fixed Broadband (FBB), yang pelanggannya telah menembus angka 1 juta.

Tak hanya itu, personalisasi layanan melalui aplikasi MyXL dan AXISNet juga memberi dampak signifikan. Kedua platform ini berhasil menarik 35,7 juta pengguna aktif—naik 18% YoY—dan berkontribusi 21% terhadap pendapatan.

“Fitur seperti XL Circle di MyXL memungkinkan kami memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik,” ujar Rajeev.

Hasilnya? Net Promoter Score (NPS) terus meroket, yang artinya kepuasan pelanggan pun meningkat.

Kualitas Jaringan dan Capex: Investasi untuk Masa Depan

Di balik pertumbuhan trafik layanan yang mencapai 2.848 Petabytes (+9% YoY), ada kerja keras tim jaringan XL Axiata.

Perusahaan ini menggelontorkan Capex sebesar Rp1,24 triliun di Q1 2025, sebagian besar untuk ekspansi dan peningkatan kualitas BTS 4G.

Hingga Maret 2025, jumlah BTS 4G mereka telah bertambah 7% YoY, dengan total lebih dari 115 ribu unit—63% di antaranya sudah terhubung fiber optik.

“Ini bukan sekadar menambah menara BTS, tapi memastikan setiap pelanggan merasakan pengalaman jaringan yang mulus,” tegas Rajeev.

Komitmen ini terlihat dari peningkatan signifikan dalam hal kecepatan dan stabilitas koneksi, yang menjadi fondasi layanan FMC mereka.

Merger dengan Smartfren: Awal Babak Baru XLSMART

Sejak 16 April 2025, XL Axiata dan Smartfren resmi bersatu di bawah bendera PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk.

Gabungan kekuatan kedua raksasa telekomunikasi ini menciptakan entitas dengan 94,5 juta pelanggan dan proyeksi pendapatan proforma Rp45,8 triliun.

“Kami ingin menjadi perusahaan telekomunikasi paling dicintai di Indonesia pada 2027,” tutur Rajeev penuh keyakinan.

Dengan portofolio merek yang mencakup XL, AXIS, dan Smartfren, XLSMART berambisi mengakselerasi transformasi digital Indonesia.

Mereka juga akan fokus pada segmen UMKM dan korporasi melalui layanan XLSMART for Business. “Setiap koneksi yang kami bangun harus membawa dampak positif,” tambah Rajeev.

Di tengah pencapaian ini, tantangan ke depan tetap ada. Tapi dengan fondasi keuangan yang solid—termasuk Free Cash Flow Rp3,08 triliun (+28% YoY) dan rasio utang terkendali—XLSMART tampaknya siap menghadapinya.

Pertanyaannya sekarang: bisakah mereka mempertahankan momentum ini hingga akhir tahun? (Icha)

Telkomsel Perluas Jaringan 5G di Makassar, Dongkrak Ekonomi Digital Indonesia Timur

Telko.id – Warga Makasar kini dapat merasakan kecepatan tinggi berkat ekspansi masif jaringan 5G Telkomsel.

Dapat mengunduh film HD dalam hitungan detik atau bermain game online tanpa lag di tengah keramaian kota.

Ya, dengan tambahan 73 BTS 5G terbaru, kota ini menjelma menjadi laboratorium hidup transformasi digital Indonesia Timur.

Sejak peluncuran perdana tahun 2021, Hyper 5G Telkomsel telah mencatatkan diri sebagai jaringan paling luas dan stabil di tanah air.

Baca juga : Jaringan 5G Telkomsel di Jabodetabek Kembali Diperluas, Ini Targetnya!

Kini, dengan penetrasi 21% perangkat 5G di Makassar dan konsumsi data rata-rata 15 GB per bulan, kota ini menjadi bukti nyata bagaimana infrastruktur digital bisa menjadi katalis pertumbuhan ekonomi.

Lantas, bagaimana strategi Telkomsel membangun ekosistem 5G dari pusat perbelanjaan hingga kawasan industri? Apa implikasinya bagi percepatan transformasi digital di kawasan timur Indonesia?

Content image for article: Telkomsel Perluas Jaringan 5G di Makassar, Dongkrak Ekonomi Digital Indonesia Timur

Jaringan 5G Terpadu dari Mall Hingga Bandara

Telkomsel tidak main-main dalam membangun infrastruktur 5G di Makassar. Jaringan Hyper 5G kini mencakup area strategis seperti:

  • Pusat perbelanjaan utama
  • Kawasan permukiman elite
  • Zona industri
  • Destinasi wisata populer
  • GraPARI Telkomsel
  • Bandara Sultan Hasanuddin

Indra Mardiatna, Direktur Network Telkomsel, menegaskan, “Kami membangun jaringan contiguous tanpa dead zone. Hasil network drive test menunjukkan kecepatan unduh hingga 514 Mbps – lima kali lipat kecepatan 4G biasa.”

AI: Otak di Balik Layanan 5G Unggulan

Yang membedakan Hyper 5G Telkomsel bukan sekadar kecepatan. Integrasi kecerdasan buatan (AI) secara end-to-end menciptakan pengalaman pengguna yang revolusioner:

Content image for article: Telkomsel Perluas Jaringan 5G di Makassar, Dongkrak Ekonomi Digital Indonesia Timur
  • Autonomous Networks: Sistem otomatis mendeteksi dan memperbaiki gangguan jaringan
  • Virtual Assistance: Veronika (B2C) dan Ted (B2B) memberikan layanan pelanggan 24/7
  • AI Service Operations: Monitoring real-time kualitas jaringan

“Dengan AI, kami bisa memberikan pengalaman terbaik bahkan di lokasi padat pengunjung,” tambah Indra.

Paket 5G yang Mengubah Cara Berinternet

Muharlis, VP Consumer Business Area Timur Indonesia, membeberkan strategi komersialisasi 5G:

  • Telkomsel Prabayar 5G: Paket 100GB+100GB khusus 5G seharga Rp145 ribu
  • Telkomsel Halo 5G: Bonus kuota hingga 20GB melalui GraPARI
  • Device Bundling: Promo bundling smartphone Oppo dan Samsung dengan kuota tahunan

Strategi ini terbukti efektif dengan diraihnya tujuh penghargaan internasional dari Ookla® Speedtest Awards™, termasuk Fastest 5G Network dan Best 5G Gaming Experience.

Ekspansi 5G ke Makassar bukan akhir perjalanan. Rencana perluasan ke Papua, Sulawesi, dan Kalimantan menunjukkan tekad Telkomsel menjadikan Indonesia Timur sebagai pusat pertumbuhan digital baru.

Dengan kombinasi infrastruktur canggih, teknologi AI, dan paket terjangkau, revolusi digital Indonesia memang dimulai dari timur. (Icha)

TikTok Didenda Rp 9,8 Triliun karena Kirim Data Pengguna ke China

0

Telko.id – TikTok baru saja terkena sanksi denda sebesar Rp 9,8 triliun oleh regulator Eropa karena terbukti mengalihkan data pengguna Eropa ke China.

Denda ini bukan hanya angka fantastis, tapi juga tamparan keras bagi perusahaan milik ByteDance tersebut.

Kasus ini bermula dari investigasi Komisi Perlindungan Data Irlandia (DPC), badan pengawas privasi digital Uni Eropa.

DPC menemukan bahwa TikTok melanggar aturan General Data Protection Regulation (GDPR) dengan mentransfer data pengguna di wilayah Ekonomi Eropa (EEA) ke China tanpa jaminan perlindungan setara dengan standar Eropa.

Baca juga : TikTok dan Tokopedia-TikTok Shop Bicara Tren Ramadan Ekstra Seru 2025

Lebih buruk lagi, TikTok ternyata memberikan informasi yang tidak akurat selama penyelidikan. Klaim awal mereka bahwa data pengguna Eropa tidak pernah disimpan di server China terbantahkan oleh pengakuan internal perusahaan sendiri.

Skandal ini mencoreng reputasi TikTok sebagai platform yang bisa dipercaya dalam hal perlindungan data.

Pelanggaran Berat terhadap Regulasi GDPR

Wakil Komisaris DPC, Graham Doyle, menjelaskan bahwa TikTok gagal memverifikasi dan menjamin bahwa data pribadi pengguna Eropa yang diakses dari China mendapatkan perlindungan setara dengan standar Uni Eropa.

“Transfer data pribadi TikTok ke China melanggar GDPR,” tegas Doyle dalam pernyataan resminya.

Masalahnya tidak berhenti di situ. TikTok juga dianggap lalai dalam menilai dampak undang-undang China seperti hukum antiterorisme dan antispionase terhadap data pengguna Eropa.

Regulator khawatir data tersebut bisa diakses oleh otoritas China berdasarkan peraturan yang bertentangan dengan prinsip perlindungan data Eropa.

Kebohongan yang Terungkap

Yang membuat kasus ini semakin parah adalah pengakuan TikTok pada Februari 2025 bahwa sebagian data pengguna Eropa ternyata pernah tersimpan di server China.

Ini bertentangan dengan klaim sebelumnya bahwa mereka tidak pernah menyimpan data Eropa di China.

DPC menyatakan sedang mempertimbangkan tindakan regulasi tambahan setelah berkonsultasi dengan otoritas perlindungan data Eropa lainnya.

Ini menunjukkan bahwa denda Rp 9,8 triliun mungkin bukan akhir dari masalah TikTok di Eropa.

Implikasi bagi Pengguna dan Industri Teknologi

Kasus ini menjadi pengingat keras bagi perusahaan teknologi tentang pentingnya transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data.

Bagi pengguna, ini adalah peringatan untuk lebih kritis terhadap platform digital yang mereka gunakan.

Di tengah ketegangan geopolitik antara Barat dan China, kasus TikTok ini juga berpotensi mempengaruhi persepsi terhadap perusahaan teknologi China secara global.

Apakah ini akan memicu gelombang regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan teknologi asal China?

Satu hal yang pasti: perlindungan data pribadi bukan lagi sekadar formalitas, tapi menjadi isu strategis yang menentukan masa depan perusahaan teknologi di era digital.

TikTok sekarang menghadapi tantangan besar untuk memulihkan kepercayaan pengguna dan regulator di Eropa. (Icha)

Kemkomdigi Bekukan Worldcoin: Risiko di Balik Scan Retina untuk Kripto

Telko.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkomdigi) baru saja membekukan izin operasional Worldcoin dan WorldID, menyusul laporan masyarakat tentang aktivitas mencurigakan.

Langkah ini bukan tanpa alasan: proyek yang digadang-gadang sebagai solusi identitas digital ini ternyata menyimpan sejumlah pertanyaan krusial.

Worldcoin, platform identitas digital berbasis biometrik yang dikembangkan Tools for Humanity (perusahaan milik CEO OpenAI Sam Altman), menjanjikan verifikasi “manusia asli” melalui scan retina.

Pengguna yang bersedia memindai iris mata mereka lewat perangkat Orb akan mendapat imbalan aset kripto. Namun, di balik kemasan teknologinya yang futuristik, praktik operasionalnya di Indonesia justru memicu tanda tanya besar.

Baca juga : Ups, Meta Bakal Gunakan Data Pengguna Di Eropa Buat Latih AI nya

Lantas, apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa pemerintah mengambil langkah tegas terhadap proyek yang digawangi salah satu nama besar di dunia teknologi ini?

Pembekuan Izin: Alarm untuk Perlindungan Data Warga

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar, menegaskan bahwa pembekuan izin sementara ini adalah langkah preventif.

“Ini untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat,” ujarnya. Dua perusahaan lokal, PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara, disebut sebagai pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan layanan Worldcoin di Indonesia.

Masalahnya? PT Terang Bulan Abadi bahkan belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), sementara PT Sandina diduga “meminjam” tanda daftar PSE milik badan hukum lain.

Pelanggaran ini bukan sekadar persoalan administratif. Menurut Peraturan Pemerintah No. 71/2019 dan Permenkominfo No. 10/2021, setiap penyelenggara layanan digital wajib terdaftar secara sah dan bertanggung jawab penuh atas operasionalnya.

“Ketidakpatuhan terhadap kewajiban pendaftaran dan penggunaan identitas badan hukum lain adalah pelanggaran serius,” tegas Alexander.

WorldID dan Polemik Biometrik: Hadiah Kripto vs Ancaman Privasi

Worldcoin menjual narasi menarik: WorldID sebagai solusi membedakan manusia nyata dari bot atau AI. Tapi, apakah iming-iming kripto sebanding dengan risiko penyalahgunaan data biometrik?

Retina adalah salah satu data paling personal yang dimiliki manusia—unik, permanen, dan tidak bisa diubah seperti password. Jika bocor, konsekuensinya bisa jauh lebih masif daripada kebocoran data biasa.

Fenomena antrean panjang di Bekasi dan Depok—di mana warga berbondong-bondong memindai mata demi imbalan—memperlihatkan betapa mudahnya masyarakat tergiur hadiah instan tanpa mempertimbangkan jangka panjang. Padahal, belum ada penjelasan transparan tentang:

  • Bagaimana data biometrik disimpan dan diproteksi
  • Apakah ada mekanisme pemusnahan data jika pengguna ingin keluar
  • Dokumen hukum yang menjamin tidak adanya komersialisasi data oleh pihak ketiga

Ekosistem Digital Indonesia: Antara Inovasi dan Pengawasan

Kasus Worldcoin menjadi ujian bagi ketegasan regulator di era dimana proyek teknologi global seringkali “uji coba” di negara berkembang. Kemkomdigi menegaskan komitmennya untuk mengawasi ekosistem digital guna menjamin keamanan ruang digital nasional.

“Kami mengajak masyarakat untuk turut menjaga ruang digital yang aman dan terpercaya,” pesan Alexander.

Masyarakat pun diimbau melaporkan layanan digital mencurigakan melalui kanal pengaduan resmi. Langkah ini penting mengingat maraknya modus baru yang memanfaatkan celah literasi digital.

Worldcoin mungkin hanya puncak gunung es—masih banyak proyek serupa yang berpotensi mengancam kedaulatan data warga Indonesia.

Pelajaran dari kasus ini jelas: inovasi teknologi harus berjalan beriringan dengan perlindungan hak dasar pengguna. Sebelum tergiur imbalan instan, tanyakan pada diri sendiri—apakah scan retina Anda sebanding dengan beberapa keping kripto yang nilainya bisa berfluktuasi sewaktu-waktu? (Icha)

Oppo Reno14 Bocor di Geekbench: Chipset Dimensity 8400 dan Android 15

Telko.id – Oppo terbaru akan segera meluncur? Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Oppo Reno14 sudah muncul di Geekbench dengan spesifikasi yang menggiurkan.

Jika Oppo tetap konsisten dengan jadwal rilis dua generasi Reno per tahun, kita bisa mengharapkan kehadiran Reno14 pada Juni mendatang.

Namun, sebelum resmi diluncurkan, beberapa detail penting sudah terungkap melalui benchmark.

Oppo Reno14 terlihat menggunakan model PKZ110 di Geekbench, dengan chipset MediaTek Dimensity 8400 dan GPU Mali-G720 MC7.

Baca juga : Oppo Reno14 Pro Bocoran: Desain Kamera Baru dan Fitur Unggulan

Yang menarik, perangkat ini juga dilengkapi dengan RAM 12GB dan sudah menjalankan Android 15. Ini menjadi pertanda bahwa Oppo mungkin akan menjadi salah satu pelopor yang mengadopsi sistem operasi terbaru Google lebih awal.

Selain performa, kamera juga menjadi sorotan utama. Meski belum jelas apakah ini varian Reno14 biasa atau Pro, bocoran menyebutkan adanya lensa periskop telephoto 50MP dengan zoom 3.5x.

Dua kamera lainnya terdiri dari sensor utama 50MP dengan OIS dan ultra-wide 8MP. Bagaimana dengan desain dan fitur tambahannya? Mari kita kupas lebih dalam.

Spesifikasi Unggulan Oppo Reno14

Dari segi performa, kombinasi Dimensity 8400 dan GPU Mali-G720 MC7 menjanjikan efisiensi yang lebih baik, terutama untuk gaming dan multitasking.

Dengan RAM 12GB, pengguna bisa menjalankan aplikasi berat tanpa khawatir lag. Belum lagi dukungan Android 15 yang akan membawa fitur-fitur terbaru seperti privasi yang lebih ketat dan optimasi baterai.

Untuk varian Pro, kabarnya akan hadir dengan bingkai aluminium, rating ketahanan air IP68/IP69, serta layar OLED 120Hz yang datar. Fitur unik yang disebut “Magic Cube Button” di sisi kiri juga menjadi perbincangan, meski fungsinya masih misterius.

Apakah ini akan menjadi pengganti tombol fisik biasa atau memiliki fungsi khusus? Kita tunggu saja konfirmasi resmi dari Oppo.

Kamera: Andalan Utama Reno14?

Konfigurasi kamera Oppo Reno14 terlihat menjanjikan, terutama dengan kehadiran lensa periskop telephoto. Dengan sensor 50MP dan zoom 3.5x, pengguna bisa mengambil foto jarak jauh dengan detail yang tajam.

Sensor utama 50MP dengan OIS juga diharapkan mampu menghasilkan gambar stabil, bahkan dalam kondisi low-light.

Sayangnya, untuk saat ini belum ada informasi lebih lanjut tentang fitur software seperti mode malam atau AI enhancement.

Namun, mengingat track record Oppo dalam hal fotografi smartphone, besar kemungkinan Reno14 akan membawa inovasi baru di sektor ini.

Kapan dan Berapa Harganya?

Jika Oppo mengikuti pola rilis sebelumnya, Reno14 kemungkinan akan meluncur pada Juni 2025. Harga belum terungkap, tetapi melihat spesifikasinya, bisa diprediksi bahwa seri ini akan bersaing di segmen mid-high end. Apakah Anda tertarik untuk menjadikannya smartphone berikutnya?

Dengan semua bocoran ini, Oppo Reno14 tampaknya siap menjadi pesaing tangguh di pasar smartphone tahun depan. Tinggal menunggu konfirmasi resmi untuk mengetahui apakah semua spekulasi ini akurat atau tidak. (Icha)

iQOO Buds 1i Resmi Dirilis: Desain Stylish dengan Baterai Super Awet

Telko.id – vivo melalui sub-brand iQOO meluncurkan iQOO Buds 1i – pasangan earbuds nirkabel yang menjanjikan daya tahan baterai hingga 50 jam.

Namun, ada twist menarik: durasi baterai ini ternyata berbeda tergantung wilayah pemasaran.

iQOO Buds 1i sejatinya merupakan varian rebrand dari vivo Buds 3i yang sudah beredar di Tiongkok. Yang membedakan? Selain logo iQOO, earbuds ini hadir dengan pilihan warna kuning-hitam yang eye-catching bernama “Star Light”.

Uniknya, meski secara teknis mirip, versi Indonesia justru mendapat keunggulan baterai lebih besar dibanding versi Tiongkok.

Baca juga:  X200 Pro mini Ganti Nama Jadi vivo X200 FE, Ini Spesifikasinya!

Lantas, apa saja keunggulan iQOO Buds 1i ini? Mari kita kupas lebih dalam.

Daya Tahan Baterai: 50 Jam vs 45 Jam, Mengapa Beda?

Ini yang menarik. iQOO Buds 1i ternyata memiliki dua varian spesifikasi baterai:

  • Versi Indonesia: 50 jam total dengan casing charger
  • Versi Tiongkok: 45 jam total dengan casing charger

Perbedaan 5 jam ini cukup signifikan untuk pengguna berat. vivo belum memberikan penjelasan resmi mengapa ada perbedaan ini.

Spekulasi berkembang bahwa ini mungkin terkait strategi pemasaran atau perbedaan regulasi baterai di kedua negara.

Desain & Fitur Unggulan

iQOO Buds 1i mengusung desain yang stylish dengan pilihan warna kuning-hitam yang dinamai “Star Light”. Dari segi fitur, earbuds ini dilengkapi dengan:

  • Driver 10 mm: Terbuat dari material polimer komposit untuk bass yang dalam dan suara jernih
  • Bluetooth 5.4: Dengan latency rendah 88ms di mode Gaming
  • IP54: Tahan debu dan percikan air
  • AI Noise Reduction: Teknologi reduksi kebisingan canggih dari vivo

Untuk pengguna Android di luar Tiongkok, earbuds ini juga mendukung Google Assistant dan Google Fast Pair untuk koneksi instan.

Harga yang Terjangkau

Di Indonesia, iQOO Buds 1i dibanderol dengan harga IDR 349.000 (sekitar Rp 349 ribu) untuk versi 50 jam.

Sementara di Tiongkok, versi 45 jam dijual seharga CNY 95 (sekitar Rp 200 ribu). Perbedaan harga yang cukup signifikan ini mungkin menjadi pertimbangan bagi mereka yang ingin membelinya.

Dengan spesifikasi yang ditawarkan, earbuds ini tampaknya menjadi pesaing serius di segmen TWS entry-level.

Apalagi dengan daya tahan baterai yang termasuk kategori unggulan di kelasnya. Pertanyaannya sekarang: apakah Anda lebih memilih versi Indonesia dengan baterai lebih tahan lama, atau versi Tiongkok yang lebih murah? (Icha)

Quantum Dot: Revolusi Teknologi Display yang Ubah Cara Anda Menonton

Telko.id – Masalah klasik di dunia display ini akhirnya menemukan solusinya: quantum dot. Teknologi ini bukan sekadar peningkatan kecil, melainkan lompatan besar yang mengubah standar industri.

Sejak diperkenalkan pertama kali oleh Samsung pada 2015 melalui TV SUHD, quantum dot telah berevolusi menjadi tulang punggung perangkat display premium.

Partikel semikonduktor berukuran nano ini bekerja seperti “tukang sulap” cahaya—mengubah spektrum warna menjadi lebih akurat, cerah, dan konsisten dari berbagai sudut pandang.

Content image for article: Quantum Dot: Revolusi Teknologi Display yang Ubah Cara Anda Menonton
Dari kiri ke kanan) Kim Kwang-Hee, Dr. Kim Taehyung, Dr. Jang Eunjoo, Kim Sungwoo, dan Choi Seon-Myeong dari Samsung Advanced Institute of Technology

Yang lebih mengesankan, teknologi ini berhasil menghapus ketergantungan pada kadmium, material beracun yang sebelumnya dianggap wajib untuk performa optimal.

Baca juga : Quantum Dot: Revolusi Teknologi Display yang Ubah Cara Anda Menonton

Lalu, apa sebenarnya yang membuat quantum dot begitu istimewa? Dan mengapa Samsung mampu memimpin inovasi ini selama satu dekade terakhir? Mari selami lebih dalam.

Quantum Dot: Partikel Ajaib di Balik Warna Memukau

Bayangkan butiran pasir yang 10.000 kali lebih kecil dari sehelai rambut—itulah ukuran quantum dot. Partikel nano ini memiliki keunikan: saat terkena cahaya, mereka memancarkan warna spesifik berdasarkan ukurannya.

Semakin kecil dot, warna biru yang dihasilkan semakin dominan. Sebaliknya, dot lebih besar memancarkan merah. Sifat fisika kuantum inilah yang memungkinkan reproduksi warna dengan akurasi luar biasa.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan saat memilih TV quantum dot berkualitas tinggi
Beberapa faktor yang harus diperhatikan saat memilih TV quantum dot berkualitas tinggi

Samsung memanfaatkan fenomena ini dengan cerdas. Dengan menyusun quantum dot dalam lapisan film khusus, mereka menciptakan filter cahaya yang:

  • Mencakup 100% volume warna DCI-P3 (standar industri sinema)
  • Mempertahankan kecerahan 1.500 nit bahkan di sudut ekstrem
  • Mengurangi pancaran blue light hingga 40% untuk kenyamanan mata

Perang Bebas Kadmium: Pertarungan Etika vs Performa

Awalnya, quantum dot bergantung pada kadmium—logam berat yang mampu menghasilkan warna paling murni namun berbahaya bagi lingkungan. Pada 2014, tim riset Samsung yang dipimpin Dr. Jang Eunjoo berhasil menciptakan terobosan: nanokristal bebas kadmium berbasis indium. Material baru ini:

Content image for article: Quantum Dot: Revolusi Teknologi Display yang Ubah Cara Anda Menonton

Perbandingan perangkat display QD-OLED dan LCD
  1. Memiliki stabilitas termal lebih tinggi
  2. Mencapai efisiensi luminasi 20.2% untuk cahaya biru
  3. Lolos regulasi lingkungan di 56 negara

Keputusan ini bukan tanpa risiko. “Kami harus memulai hampir dari nol,” akui Kim Sungwoo, salah satu peneliti. Hasilnya? TV SUHD 2015 menjadi produk pertama yang membuktikan bahwa performa tinggi dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan.

QLED vs QD-OLED: Dua Wajah Inovasi Samsung

Banyak yang mengira QLED dan QD-OLED sama. Faktanya, keduanya adalah generasi berbeda dengan keunggulan unik:

Fitur QLED QD-OLED
Teknologi Dasar LCD dengan backlight quantum dot OLED dengan lapisan quantum dot
Kontras Hingga 1.000.000:1 Tak terhingga (pixel mati sempurna)
Konsumsi Daya 15% lebih hemat dari LED konvensional 30% lebih hemat dari QLED

QD-OLED yang diluncurkan di CES 2022 menjadi bukti terbaru fleksibilitas teknologi ini. Dengan menggabungkan keunggulan OLED (kontras sempurna) dan quantum dot (warna spektakuler), layar ini memenangkan penghargaan Best Innovation.

Di balik semua pencapaian ini, ada komitmen riset panjang Samsung sejak 2001. Lebih dari 150 paten telah mereka daftarkan, termasuk terobosan di bidang:

Perjalanan perkembangan teknologi quantum dot Samsung sejak 2001 hinga 2022
Perjalanan perkembangan teknologi quantum dot Samsung sejak 2001 hinga 2022
  • SLED (quantum dot untuk proyektor)
  • Neo OLED (peningkatan efisiensi energi)
  • Display fleksibel untuk perangkat wearable

Masa depan display jelas akan terus diwarnai—secara harfiah—oleh teknologi quantum dot. Dengan Samsung sebagai pionir, kita mungkin akan segera menyaksikan layar yang bisa menyaingi penglihatan manusia sendiri.

AI di Genggaman: Samsung Bawa Inovasi ke Semua Kalangan

Telko.id – Samsung Galaxy AI menghadirkan inovasi untuk ke semua kalangan melalui Galaxy Galaxy A56 5G, A36 5G, dan A26 5G dari smartphone kelas atas Galaxy S24.

Ini membuktikan teknologi kecerdasan buatan (AI) kini bukan lagi monopoli perusahaan raksasa atau laboratorium penelitian. Ia telah menjadi bagian dari keseharian, dan Samsung berada di garis depan dalam mendemokratisasikan akses ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan AI di industri smartphone bergerak dengan kecepatan yang mencengangkan.

Jika dulu fitur berbasis AI hanya bisa dinikmati di perangkat premium, kini jangkauannya meluas ke segmen mid-range.

Baca juga : Tommy Teja: Galaxy AI Bukan Cuma Canggih, Ini Rahasia Agar Produktif

Samsung, melalui seri Galaxy A terbaru, membuktikan bahwa teknologi canggih bisa dinikmati tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Lantas, bagaimana strategi mereka mengubah lanskap digital Indonesia?

Dari Premium ke Mainstream: Revolusi AI di Galaxy A Series

Data terbaru menunjukkan bahwa fitur Circle to Search with Google di Galaxy S24 Series digunakan oleh 92% pengguna dalam beberapa bulan pertama.

Angka ini bukan sekadar statistik—ia mencerminkan kebutuhan masyarakat akan teknologi yang intuitif dan relevan. Namun, Samsung tak berhenti di sana. Mereka membawa fitur serupa ke Galaxy A56 5G, A36 5G, dan A26 5G, menjadikan AI lebih terjangkau.

Fitur seperti Best Face dan Auto Trim di Galaxy A56 5G dirancang khusus untuk generasi muda yang aktif di media sosial. Sementara Object Eraser, yang tersedia di ketiga model tersebut, memungkinkan pengguna mengedit foto secara instan tanpa aplikasi tambahan.

“Ini bukan sekadar penjualan, tapi komitmen mengurangi kesenjangan digital,” tegas Harry Lee, President Samsung Electronics Indonesia.

Samsung Galaxy AI

Gen Z dan Kreativitas Tanpa Batas

Generasi Z menjadi motor utama adopsi AI di Indonesia. Bagi mereka, smartphone bukan lagi sekadar alat komunikasi, melainkan kanvas kreativitas.

Fitur Samsung galaxy AI di Galaxy A Series memungkinkan ekspresi diri yang lebih dinamis—dari mengoptimalkan konten media sosial hingga menyederhanakan tugas sehari-hari.

Contoh nyata? Dengan Object Eraser, pengguna bisa menghilangkan photobomber dalam foto liburan hanya dengan beberapa ketukan.

Sementara Auto Trim secara otomatis memotong video agar lebih menarik. “Kami ingin teknologi mendukung gaya hidup, bukan sebaliknya,” tambah Lee.

Kandungan Lokal: Lebih dari Sekadar Regulasi

Samsung tak hanya fokus pada fitur, tetapi juga komitmen terhadap industri lokal. Galaxy A26 5G mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 40,3%, sementara A56 5G dan A36 5G masing-masing 39,6%. Angka ini melebihi syarat minimal 35% untuk perangkat 4G dan 5G.

Samsung Galaxy AI

Pabrik Samsung di Cikarang, yang berdiri sejak 2015, menjadi tulang punggung strategi ini. Selain menyerap tenaga kerja lokal, fasilitas ini memperpendek rantai pasok dan mengurangi ketergantungan pada impor. Tak ketinggalan, Samsung Research Institute Indonesia (SRIN) mengembangkan aplikasi lokal seperti Samsung Gift Indonesia (SGI), yang telah diunduh lebih dari 100 juta kali.

AI telah menjadi alat transformatif yang merata—bukan hanya untuk segelintir orang. Dengan pendekatan yang berpusat pada pengguna dan komitmen terhadap lokalisasi, Samsung membuktikan bahwa inovasi sejati adalah yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. (Icha)

Samsung Kuasai Pasar Monitor Gaming Global 6 Tahun Berturut-turut

Telko.id – Dalam laporan terbaru International Data Corporation (IDC) menyebutkan Samsung Electronics Co., Ltd. berhasil mempertahankan tahtanya sebagai raja monitor gaming global selama enam tahun berturut-turut.

Prestasi ini bukan sekadar angka—melainkan bukti dominasi teknologi yang mengubah standar industri.

Di tengah persaingan ketat, Samsung mencetak dua rekor sekaligus pada 2024: pangsa pasar 21,0% untuk monitor gaming dan 34,6% untuk monitor OLED.

Angka terakhir ini lebih mencengangkan—hanya dalam dua tahun sejak peluncuran perdana, Samsung sudah menguasai sepertiga pasar monitor OLED dunia. Lalu, apa rahasia di balik kesuksesan ini?

Baca juga : Samsung Monitor Gaming Odyssey Kini Hadir Dengan Layar 3D OLED

Kunci utamanya terletak pada lini produk Odyssey yang terus berinovasi. Seperti dikatakan Hoon Chung, Executive Vice President Visual Display Business Samsung Electronics, “Kami tak hanya mengejar spesifikasi, tapi memahami DNA gamer sebenarnya.”

Dan pemahaman itu terwujud dalam tiga varian monitor yang masing-masing menghadirkan revolusi berbeda.

Content image for article: Samsung Kuasai Pasar Monitor Gaming Global 6 Tahun Berturut-turut

Odyssey 3D: Gaming Tanpa Kacamata yang Bikin Ternganga

Monitor Odyssey 3D (G90XF) bukan sekadar upgrade resolusi—ini lompatan generasi. Dengan teknologi pelacakan mata dan lensa lentikular, Samsung berhasil menghadirkan pengalaman 3D tanpa kacamata yang sebelumnya hanya ada di film fiksi ilmiah.

Bayangkan: konversi 2D ke 3D real-time via Reality Hub, refresh rate 165Hz, dan response time 1ms GTG. Kombinasi ini menciptakan kedalaman visual yang membuat game balap atau RPG terasa hidup.

OLED G8: Raja Warna dengan Ketangguhan Ekstra

Odyssey OLED G8 (G81SF) adalah jawaban atas dilema klasik gamer: akurasi warna vs kecepatan. Dengan panel QD-OLED 4K 240Hz, monitor 27/32 inci ini menawarkan kerapatan piksel tertinggi di kelasnya plus response time 0,03ms GTG—hampir tanpa latency.

Yang lebih cerdas: fitur OLED Safeguard+ mengurangi risiko burn-in, masalah yang sering dikeluhkan pengguna OLED sebelumnya.

OLED G6: Predator dengan Refresh Rate 500Hz

Bagi yang mengutamakan kecepatan, Odyssey OLED G6 (G60SF) yang akan rilis akhir 2025 ini bakal menjadi holy grail. Monitor QHD 27 inci dengan refresh rate 500Hz dan response time 0,03ms GTG ini dirancang untuk e-sports profesional.

Sebagai perbandingan, kebanyakan monitor gaming premium saat ini “hanya” mencapai 360Hz.

Content image for article: Samsung Kuasai Pasar Monitor Gaming Global 6 Tahun Berturut-turut

Ketiga monitor ini didukung teknologi Quantum Dot OLED yang memastikan konsistensi warna dari segala sudut, plus kompatibilitas dengan NVIDIA G-SYNC dan AMD FreeSync Premium Pro. Dalam bahasa awam: bebas tearing dan stuttering bahkan di adegan paling chaotic.

Di Indonesia, Odyssey 3D dan G9 sudah bisa dipesan mulai Rp14,9 juta hingga Rp24,9 juta hingga 9 Mei 2025. Sementara OLED G6 akan menyusul secara global paruh kedua tahun ini.

Content image for article: Samsung Kuasai Pasar Monitor Gaming Global 6 Tahun Berturut-turut
Content image for article: Samsung Kuasai Pasar Monitor Gaming Global 6 Tahun Berturut-turut

Pertanyaannya sekarang: dengan spesifikasi setinggi ini, apakah harga tersebut masih masuk akal untuk kalangan gamer? Jawabannya mungkin terletak pada satu fakta: di pasar premium, Samsung tak lagi berjualan produk—tapi pengalaman yang tak tergantikan.