spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 1607

Ingin Cepat Jadi Kota Digital, Cape Town Tunjuk Alcatel-Lucent

0

Telko.id – Kota pariwisata Cape Town, Afirika selatan sedang berbenah. Kota ini akan dijadikan kota digital. Alcatel-Lucent lah yang ditunjuak untuk menggelar teknologi jaringan IP core routing, bekerjasama dengan Bytes Systems Integration. Salah satu yang digunakan adalah Core Router XRS 7950 menjadi jantung infrastruktur IP berkinerja tinggi yang akan menurunkan biaya broadband, menghubungkan komunitas serta mendorong pertumbuhan sosial-ekonomi di Afrika Selatan

“Pengembangan infrastruktur komunikasi kecepatan tinggi akan lebih menurunkan biaya layanan broadband melalui pengaktifan ‘open access’ di infrastruktur broadband Kota bagi para penyelenggara layanan komersial. Hal ini akan memfasilitasi kemudahan akses serta mendorong kompetisi sehingga menurunkan biaya berbagai layanan broadband untuk masyarakat. Sebagai hasilnya, para penyelenggara layanan Internet (ISP) komersial juga akan menggunakan infrastruktur broadband Kota untuk menyediakan akses Internet ke publik via WiFi® Zone,” ujar Leon Van Wyk – Manajer Telekomunikasi, Pemerintah Kota Cape Town menjelaskan.

Sebagai hub ekonomi Tanjung Barat, tujuan utama wisatawan dan salah satu kota terpadat di Afrika Selatan, Cape Town memiliki banyak start-up teknologi serta merupakan basis dari berbagai perusahaan piranti lunak global, perusahaan finansial serta perusahaan ritel. Untuk mendukung pertumbuhan serta mendorong bisnis-bisnis baru di area tersebut, pemerintah kota Cape Town ingin menurunkan biaya broadband agar dapat memperluas akses.

Infrastruktur ultra-broadband berbasis IP baru ini akan membantu menurunkan biaya konektivitas broadband, menghubungkan komunitas-komunitas yang kurang terlayani serta merangsang perkembangan bisnis digital baru seraya memfasilitasi berbagai layanan kecepatan tinggi pemerintah lokal.

“Proyek ini menyoroti keunggulan core router XRS 7950 kami yang luar biasa yang mampu memenuhi kebutuhan pemerintahan serta berbagai organisasi lainnya selain dari para penyelenggara layanan telekomunikasi. Kesepakatan ini didasarkan pada momentum kami yang terus berkembang di antara berbagai pemerintahan di EMEA (Eropa, Timur Tengah dan Afrika) serta di seluruh dunia, untuk membangun negara-negara yang lebih kompetitif serta kota-kota yang lebih cerdas, dengan memanfaatkan keahlian kami di teknologi jejaring IP, ultra-broadband serta cloud,” ujar Daniel Jaeger, Wakil Presiden Alcatel-Lucent Afrika menjelaskan.

Dengan hanya 34 persen dari populasi Afrika Selatan terkoneksi ke Internet di tahun 2013, pemerintah nasional ingin melihat angka tersebut naik ke 50 persen, mendapat akses berkecepatan 5 Mbps di tahun 2016, serta 90% populasi telah menikmati rancangan broadband nasional di tahun 2020.

Bekerjasama dengan bekas anak perusahaannya, Alcatel-Lucent Enterprise (divestasi ke China Huaxin di tahun 2014) serta Bytes Systems Intergration, Alcatel-Lucent akan menyediakan portfolio IP routing miliknya – termasuk 7950 Extensible Routing System yang luar biasa – untuk pengembangan infrstruktur jaringan IP berkinerja tinggi.

Hal ini akan memungkinkan terciptanya layanan-layanan manajemen serta administrasi pemerintahan kecepatan tinggi termasuk akses ke layanan-layanan darurat. Selain itu, pemerintah kota Cape Town bermaksud mendorong ‘berbagi infrastruktur’ untuk memungkinkan para penyelenggara layanan komunikasi pihak ketiga menyediakan koneksi Internet bagi komunitas-komunitas kurang terlayani, memfasilitasi pengiriman berbagai e-service serta mendorong pertumbuhan sosial-ekonomi. (Icha)

Pasar Tablet Masih Menggiurkan?

0

Telko.id – Dibandingkan beberapa tahun belakangan, pasar tablet terlihat stagnan. Ternyata masih ada peluang bisnis. Berdasarkan data dari IDC, pertumbuhan device dengan layar lebar ini hanya 8% di Indonesia. Begitu pula dengan pasar global. Berdasarkan riset IDC, diperkirakan penjualan tablet global pada 2015 akan mencapai 234.5 juta unit atau naik dari 229.7 unit pada 2014. Namun, angka tersebut akan terus meningkat sampai pada 2019 akan terjadi kenaikan 62.9%.

Prospek yang cukup cerah ini tentu cukup memberikan angin segar bagi pemain tablet lokal seperti Mito. Itu sebabnya, Mito tetap berusaha eksis di bisnis ini. Bahkan menggandeng Intel agar memperkuat produk yang dikeluarkan dan mampu menarik perhatian konsumen untuk memilih produk tablet nya sebagai alternative device.

Mito T35 Fantasy adalah salah satu yang dikeluarkan oleh produsen tablet lokal ini. Berbekal Prosesor Intel Atom X3 (Quad core) berkecepatan 1GHZ GPU Mali 450-MP4 dan RAM 1 GB, memori internal  8 GB, ditambah dengan slot untuk microSD hingga 32 GB. Tablet ini pas untuk para penggemar game.

“Kami tidak akan menggelontor pasar terlalu banyak. Paling tidak 3000 unit per bulan sudah cukup menggembirakan,” ujar Hansen Lie, CEO MITO.

“Ke depan, kami juga akan bekerjasama dengan beberapa vendor lokal lainnya untuk mendukung tablet berbasis intel seperti ini, “ ujar Hermawan Sutanto, Channel Business Director Intel Indonesia. (Icha)

Indosat Ooredoo Siap Luncurkan 4G

0

Telko.id – Hari ini, Indosat sudah klaim bahwa layanan 4G LTE yang dimilikinya sudah siap. Hanya saja, masih menunggu waktu yang tepat untuk meresmikannya. Apa yang ditunggu?

“Kami akan mengkomersialkan layanan 4G secara serempak di seluruh jaringan yang ada. Kami akan menggunakan teknologi 4G LTE Advanced dan sudah menggunakan carrier aggregation yang mampu mendukung layanan data ketika pelanggan berada di jaringan 900 MHz dan 1800 Mhz,” ujar Alexander Rusli, Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo menjelaskan.

Dengan teknologi yang digunakan oleh Indosat Ooredoo ini maka kecepatan data yang dapat dirasakan oleh para pelanggan adalah 112 mbps. Operator ini mengklaim bahwa pertama kali di Indonesia yang menggunakan teknologi LTE-Advanced Network.

Sebenarnya, Indosat sudah memiliki jaringan 4G mulai Desember 2014 lalu. Hanya saja, masih di 900 MHz. Sedangkan untuk 1800 Mhz, baru selesai refarming dan kini sudah siap. Hanya menunggu waktu yang tepat untuk meluncurkan.

Maklum saja, agenda Indosat Ooredoo di akhir tahun ini sangat padat. Mulai dari reborn nama perusahaan yang tidak hanya sekedar nama saja, tetapi juga melakukan transformasi perusahaan yang menyeluruh dan menjadikan digital sebagai DNA perusahaan. Baru masuk ke peluncuran layanan 4G LTE-Advanced. Setelah itu, Indosat Ooredoo juga punya ‘pekerjaan rumah’ untuk mengisi jalan tol yang sudah dibuatnya dengan berbagai aplikasi.

Dalam tiga tahun, Indosat Ooredoo menargetkan menjadi nomor satu dalam pendapatan digital, nomor satu dalam pengalaman digital dan brand digital pilihan pelanggan nomor satu di Indonesia.

Dengan ‘embel-embel’ Ooredoo di belakang Indosat, maka perusahaan ini memiliki akses juga untuk memanfaatkan asset dari Gorup Ooredoo. Bagaimana pemanfaatannya? Yang pasti akan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan di Indonesia.

Untuk mendorong jumlah pengguna data di jaringan 4G, Indosat Ooredoo akan menerapkan koneksi 4G dengan tariff 3G dan paket layanan di mana pelanggan dapat memilih berbagai konten yang disukai, mulai dari live streaming pertandingan sepak bila sampai dengan menonton film-film terbaru. Stater pack yang akan dilempar ke pasar akan memberikan 10.000 menit gratis telepon untuk semua, ditambah 10GB data dan konten gratis untuk pelanggan 4G.

Jaringan 4G yang dibangun oleh Indosat Ooredoo ini akan memberikan kemudahan dalam mengakses Superfast Internet di 22 kota di seluruh Indonesia yang mampu melayani 40 juta pelanggan pada akhir tahun ini. Dan 6 juta lagi setiap bulan setelah nya.

Namun, layanan 2G dan 3G pun akan tetap di maintence. Walaupun biaya maintence 2G jauh lebih mahal. “Harapan kami, pelanggan 2G bisa langsung loncat merasakan layanan 4G. Namun, jika pun tidak, kami tetap akan memberikan layanan 3G dengan meningkatkan jaringan menjadi dua kali lebih cepat,” ujar Alex menjelaskan.

Dalam setahun belakangan ini, Indosat Ooredoo mencatat peningkatan pengguna data hingga 155%. Lebih dari 19 juta pengguna aktif Facebook setiap bulannya. Untuk jumlah pelanggan, hingga kuartal tiga 2015 tercatat ada 69 juta pelanggan. (Icha)

XL Akan Alirkan 4G di 1800 Mhz ke Seluruh Pelosok Negeri

0

Telko.id – Setelah selesai melakukan proses refarming pada frekuensi 1800 Mhz, XL langsung menggelar launching 4G pada frekuensi 1800 Mhz di Jakarta. XL juga menyebutkan akan mulai melanjutkan melakukan launching 4G di 1800 Mhz pada beberapa kota lainnya di Indonesia.

Untuk kota-kota sendiri, sampai dengan saat ini tercatat telah 11 kota di Indonesia yang berjalan pada frekuensi 1800 Mhz.

Untuk di beberapa kota lainnya, Dian Siswarini selaku CEO XL mengungkapkan akan mulai menggelar 4G pada frekuensi 1800 Mhz di beberapa kota lainnya pada bulan Desember mendatang.

Nantinya, seluruh titik 4G milik XL akan menggunakan frekuensi 1800 Mhz untuk melayani semua pengguna mereka di wilayah Indonesia.

Dian mengungkapkan, “Untuk waktu dekat ini target kami adalah 4G di frekuensi 1800 Mhz akan mengcover sebanyak 35 kota di Indonesia dan semua kota nantinya akan menggunakan frekuensi 1800 Mhz yang mulai dilakukan pada bulan Desember mendatang,” ungkapnya pada tim Telko.id

Dian menambahkan, alasan mereka melakukan migrasi 4G ke frekuensi 1800 Mhz dikarenakan mereka memiliki pita frekuensi yang cukup lebar, sehingga dapat memberikan layanan internet yang lebih baik bila dibandingkan dengan frekuensi 900 Mhz.

Ia menambahkan, “Kami telah melakukan ujicoba 4G di frekuensi 900 Mhz dan ternyata hasilnya tidak terlalu bagus sehingga kami akan mengganti semuanya ke frekuensi 1800 Mhz,” tambahnya.

Berbicara mengenai tarif, Dian menyebutkan sampai dengan saat ini XL masih menggunakan tarif yang sama dengan 3G dan akan memberikan berbagai promo dalam masa perkenalan dengan para pelanggan. Hal ini juga disinyalir sebagai trik dari XL untuk menggaet banyak pelanggan di jaringan 4G.

Rudiantara: Teknologi 5G Tidak Diragukan, Tapi Kita Fokus 4G Dulu

0

Telko.id – Teknologi 5G boleh saja mulai didengung-dengungkan ke berbagai penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Namun, alih-alih dibuat sibuk oleh 5G, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara lebih memilih untuk fokus pada apa yang sedang berlangsung di Indonesia saat ini, yaitu gelaran 4G.

Hal ini diutarakan menteri yang akrab disapa Chief RA itu dalam sebuah forum bertema 5G yang digelar di Jakarta hari ini, Kamis (19/11). Menurutnya, selain masyarakat belum membutuhkan. Indonesia juga belum siap dengan teknologi generasi kelima itu.

Ia menambahkan, dari segi teknologi 5G memang tidak diragukan. Tapi pertanyaannya sekarang, siapa yang akan diuntungkan dari teknologi ini? Indonesia tidak memiliki bisnis model untuk teknologi ini. Pun demikian dari segi kesiapan ekosistem, perangkatnya bagaimana, aplikasinya akan seperti apa, dan berapa konsumen akan bayar untuk itu.

“Kita fokus 4G dulu, ekosistemnya, devicenya, dan kebijakannya. Kita masih harus memikirkan bagaimana handset bisa dijual semurah-mrahnya. Secepat mungkin dan sebanyak mungkin agar dapat mecapai daya beli masyarakat,” ungkapnya.

Meski demikian, Chief RA tidak menampik bahwa Indonesia sangat terbuka dengan berbagai bentuk teknologi yang akan hadir di masa mendatang. Suka tidak suka perkembangan teknologi harus tetap diikuti. Namun tentu saja ada prioritas dan ada hal-hal tertentu yang nantinya juga harus dipenuhi.

Project Loon, diambil Chief RA sebagai contoh terdekat. Indonesia terbuka untuk teknologi balon Google ini, namun tidak serta merta mengizinkannya beroperasi. Ia menambahkan, harus ada kerjasama dengan operator di sini, mereka tidak boleh memiliki subscriber sendiri, dan customer mereka adalah customer operator.

Sementara terkait kekhawatiran bahwa Project Loon ini dapat mencuri data, Rudiantara menjawab, jika memang itu yang ditakutkan, maka kita harusnya lebih khawatir dengan BTS yang ada.

Teknologi 5G sendiri, diklaim lebih efisien dibandingkan teknologi 4G. Dibandingkan dengan jaringan 4G, teknologi generasi kelima (5G) ini dapat memberikan beberapa keuntungan lebih, seperti jumlah koneksi yang lebih besar, kapasitas 1000 kali lebih besar, throughput 10 kali lebih cepat, dan latency yang lebih rendah. Teknologi ini mampu menyuplai akses data 10 hingga 100 kali lebih cepat dibandingkan 4G dan kapasitas akses mencapai 50 miliar.

Saat ini, teknologi 5G masih menjadi pembahasan dan belum masuk tahap adopsi, namun beberapa negara telah membulatkan niatnya untuk segera menerapkan teknologi ini. Di Asia misalnya, selain Korea Selatan, ada Jepang yang berencana untuk menggelar layanan ini pada 2020 nanti, atau bertepatan dengan Olimpiade. Sementara di Amerika Serikat, Verizon dijadwalkan menggelar layanan ini pada 2017 mendatang. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Senada dengan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengaku terbuka dengan teknologi baru. Namu terkait 5G, Dian mengatakan bahwa teknologi ini mungkin baru akan diterapkan di Indonesia setelah 2025, atau lebih tepatnya setelah ITU resmi meluncurkannya secara komersial.

Sekarang ini, menurut Dian lagi, Indonesia masih butuh banyak edukasi. “Jangankan bicara soal 5G, LTE saja belum. Bahkan yang ada di 3G saja baru mencapai 35 persen,” katanya.

ZTE Ajak Stakeholder Percepat Implementasi 5G

0

Telko.id – Salah satu penyedia layanan broadband dan solusi teknologi enterprise ZTE bersama dengan MASTEL mengajak para pemangku kepentingan seperti Kemkominfo, Kemenperin, serta para operator untuk duduk bersama guna mempercepat pengimplementasian dari teknologi internet generasi kelima atau 5G.

Kegiatan ini juga disinyalir sebagai salah satu ajang dari ZTE untuk menjaring para klien mereka yakni beberapa operator besar agar menggunakan layanan infrastruktur dari perusahaan asal Tiongkok ini.

Sebagai informasi, topik mengenai 5G ini dirasa terlalu dini untuk dibahas. Sebab, Pemerintah maupun beberapa operator besar di Indonesia baru saja menyelesaikan proses refarming 4G di frekuensi 1800 Mhz dan baru memulai menyelenggarakan layanan generasi keempat ini.

“Menyadari manfaat perluasan pita lebar untuk perokonomian Indonesia, ZTE berinisiatif untuk memfasilitasi diskusi antara para pelaku bisnis telekomunikasi dan pemerintah untuk membahas teknologi terbaru, yaitu jaringan 5G,” jelas President Director PT ZTE Indonesia, Mei Zhonghua. Menurutnya, dengan diadakannya acara ini, ZTE berharap agar terciptanya sebuah pemahaman mengenai teknologi 5G serta berbagai solusi yang dapat dilakukan untuk mempercepat penerapan teknologi ini.

Hal senada juga diucapkan oleh Kristiono selaku Ketua Umum Mastel. “Kita harus terus mengikuti perkembangan teknologi untuk bisa memperoleh kemanfaatan yg lebih baik, namun yang menjadi persoalan adalah kita tidak boleh melihat teknologi sekedar teknologi, tapi harus bisa melihatnya dari perspektif yang lebih luas, ” ucapnya kepada tim Telko.id

Ia juga menambahkan apapun teknologinya harus memberikan banyak manfaat bagi masyarakat luas seperti memiliki akses untuk menjangkau teknologi tersebut serta menghadirkan layanan tersebut dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan.

Teknologi 5G ini sejatinya dapat memberikan beberapa keuntungan lebih, seperti jumlah koneksi yang lebih besar, kapasitas 1000 kali lebih besar, throughput 10 kali lebih cepat, dan latency yang lebih rendah bila dibandingkan dengan teknologi 4G.

ZTE juga sejatinya telah memiliki solusi untuk mendukung jaringan super cepat generasi kelima ini. Sebuah perangkat yang diberi nama Massive MIMO, perangkat ini sejatinya dapat meningkatkan level akses kapasitas jaringan secara menyeluruh dengan memanfaatkan sumber daya yang sudah ada.

Massive MIMO milik ZTE dirancang dengan memperhatikan ukuran, berat, biaya, rancang-bangun, dan instalasi yang tepat untuk penggunaan komersial. Massive MIMO mentransmisikan data steam yang lebih independen antara sistem dan perangkat user untuk menaikkan efisiensi spektrum. Pada simulasi pra-komersial, Massive MIMO dapat mengintegrasikan 128 antena (64 saluran independen) yang dapat menghasilkan kecepatan troughput 6 sampai 8 kali lebih besar, perangkat ini juga menjadi salah satu bagian inti dari penerapan jaringan 5G.

Sementara itu Menteri Kominfo, Rudiantara mengatakan bahwa saat ini pemerintah baru saja menyelesaikan proses refarming 4G di frekuensi 1800 Mhz dan proses refarming belum sepenuhnya selesai. “Hal ini dikarenakan masih ada kemungkinan untuk melakukan refarming pada frekuensi 2100 Mhz dan kami masih berkonsentrasi untuk menyelesaikan hal tersebut,” jelas Rudiantara.

Pria yang akrb disapa Chief RA ini menambahkan, saat ini yang menjadi fokus Kominfo serta para operator adalah bagaimana menyelenggarakan Carier Agregation pada 4G yang tentunya akan lebih meningkatkan kecepatan dan kualitas internet 4G di indonesia.

Kominfo sejatinya tidak menutup pintu untuk setiap teknologi baru, hanya saja untuk saat ini pembahasan mengenai 5G dirasa belum saatnya, karena belum adanya bisnis model untuk jaringan internet generasi kelima ini.

Sekiranya, penerapan jaringan 5G di Indonesia baru akan dibicarakan pada lima tahun mendatang karena ekosistem dari 4G seperti device dan application  belum sepenuhnya lengkap. (AK/HZ)

Indosat Ganti Nama Jadi Indosat Ooredoo

0

Telko.id – 19 November 2015 menjadi hari yang bersejarah bagi Indosat karena pada hari tersebut, Indosat resmi berganti nama menjadi Indosat Ooredoo. “Sekarang kami menjadi Indosat Ooredoo, menuju perusahaan telekomunikasi digital terdepan,” ujar Alexander Rusli dalam ‘kicauan’ nya di Twitter.

Secara keseluruhan, Ooredoo akan berubah, begitu juga dengan di Indonesia. Hanya saja, karena brand Indosat masih dirasakan kuat, maka bran Indosat masih dipergunakan di depan Ooredoo. Selain itu, brand produk Indosat yang dulu pun masih akan dipergunakan.

“IM3, Mentari dan Matrix, di lapangan masih akan dipergunakan,” ujar Alexander Rusli, Presiden Direktur Indosat Ooredoo menjelaskan.

Dengan perubahan nama ini, Indosat Ooredoo ingin dunia digital yang lebih accessible dan terjangkau bagi semua kalangan. Lebih dari sekedar konektivitas. “Dengan digital dan teknologi, kami ingin setiap orang dapat mewujudkan hidup yang lebih bermakna, membantu mereka gapai mimpi dan aspirasi,” demikian ‘cuitan’ Alexander di Twitter nya. (Icha)

 

TelkomTelstra Dapat Apresiasi dari Senator Australia

0

Telko.id – Senator Richard Colbeck, the Australian Minister for Tourism and International Education; and the Minister assisting the Minister for Trade and Investment berkunjung ke Customer Experience Center telkomtelstra, pada hari Selasa (17/11) di Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Colbeck menyampaikan apresiasi kerjasama Telkom dan Telstra dalam mengembangkan bisnis dan mendorong inovasi industri telekomunikasi untuk melayani pelanggan di Indonesia. “Saya optimis bahwa kehadiran layanan Managed Solutions oleh telkomtelstra mampu membantu enterprise di Indonesia dalam menghadapi persaingan bisnis,” ujar Richard Colbeck menjelaskan.

Nathan Bell, COO Telkomtelstra menyatakan bahwa, telkomtelstra memiliki Customer Experience Center yang dilengkapi dengan teknologi dan kapabilitas teruji untuk memberikanexperience dan layanan Managed Solutions terbaik kepada perusahaan pelanggan. Keunggulan teknologi telkomtelstra juga mendorong optimalisasi, transformasi dan peningkatan produktivitas serta efisiensi bisnis di Indonesia.

Telkomtelstra merupakan perusahaan patungan antara Telekomunikasi Indonesia (Telkom Indonesia), operator telekomunikasi terbesar Indonesia dengan Telstra Corporation Limited (Telstra) yang menghadirkan Customer Experience Center (CEC) pertama di luar Australia yang secara mendalam dapat menggambarkan bagaimana Telkomtelstra memberdayakan bisnis pelanggan mereka dengan prima, melalui showcase layanan Managed Solutions yang dapat membantu para pelanggan untuk dapat fokus terhadap bisnis inti sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan produktifitas bisnisnya. Inovasi teknologi tersebut dikombinasikan dengan supremasi jaringan dan jangkauan nasional dari Telkom Indonesia. (Icha)

Alcatel-Lucent Bangun Sistem Kabel Bawah Laut Untuk ACE

0

Telko.id – Konsorsium ACE menambah konstruksi sistem bawah lautnya sepanjang 5000 Km. Vendor yang dipilih adalah Alcatel-Lucent melalui anak perusahaannya Alcatel-Lucent Submarine Networks.

Sistem kabel bawah laut yang dibangun mulai dari Pantai Afrika – Eropa atau Africa Coast to Europe (ACE). Proyek ini merupakan tahap II setelah tahap I membangun sepanjang 11.500 km menghubungkan Sao Tomé dan Principe dengan Perancis – via Gabon, Equatorial Guinea, Nigeria, Benin, Ghana, Côte d’Ivoire, Liberia, Sierra Leone, Guinea, Gambia, Senegal, Mauritania, Tenerife (Spanyol) dan Portugal. Total proyek ACE ini adalah mencapai 17.000 km.

ACE Tahap II ini akan mendukung penyediaan berbagai layanan broadband serta aplikasi-aplikasi digital broadband hemat biaya bidang pendidikan, kesehatan serta layanan e-service lainnya, yang diharapkan akan menjangkau 200 juta pengguna baru.

Sebagai catatan, 13 dari 16 negara yang terhubung oleh ACE terletak di Afrika, dan dari 13 negara tersebut, tujuh di antaranya terkoneksi ke backbone Internet global untuk pertama kalinya berkat sistem kabel yang mulai on-stream pada bulan Desember 2012. ACE Tahap II ini akan menghubungkan Namibia, Angola, Republik Demokrasi Kongo, Kongo-Brazzaville dan Afrika Selatan, termasuk perpanjangan ke Kamerun.

Konektivitas ini akan terwujud berkat teknologi bawah laut 100 gigabit per detik (Gbit/s) milik Alcatel-Lucent, serta perpanjangan Tahap II yang tengah dirampungkan. Sistem ACE ini akan memberikan kapasitas rancang keseluruhan sebesar 12,8 Tbit/s, yang secara signifikan mempercepat penghantaran layanan broadband serta konten.

Yves Ruggeri, Ketua ACE Management Committee, memberikan komentarnya: “Perpanjangan sistem ACE ke Afrika Selatan adalah sebuah tonggak signifikan yang menkonfirmasi komitmen kami untuk mengatasi tantangan-tantangan konektivitas yang tengah dihadapi Afrika. Inovasi teknologi serta pengetahuan ASN, yang baru-baru ini telah kami uji coba pada jaringan kami, akan mendukung kami dalam pengembangan lebih lanjut konektivitas langsung di Afrika serta seluruh maksud tujuan dari ACE yaitu menurunkan biaya komunikasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial di benua ini.”

Philippe Dumont, Presiden Alcatel-Lucent Submarine Networks berkata: “Kami gembira dapat melanjutkan kolaborasi kami dengan konsorsium ACE, yang telah berlangsung sejak awal proyek ini dan kami juga telah mendapatkan kepercayaan konsorsium atas kemampuan kami untuk mendampingi mereka dalam pelaksanaan implementasi strategis ini sejak awal hingga akhir. Perkembangan lanjutan dari sistem ACE ini menggarisbawahi kebutuhan akan bandwidth, memperluas peluang-peluang dalam hal ini konektivitas, data serta berbagi informasi.”

Konsorsium ACE, dibawah pimpinan Orange, terdiri dari 19 operator, yaitu: Benin ACE GIE, Konsorsium Kabel Liberia, Canalink, Côte d’Ivoire Telecom, Dolphin Telecom, Guineenne de la Large Bande, Perusahaan Kabel Bawah Laut Gambia, Telekom Mauritania Internasional, Orange Kamerun, Orange Perancis, Orange Mali, Orange Nigeria, MEO, Republik Kamerun, Republik Guinea Equatorial, Sierra Leone Cable Limited (SALCAB), Sonatel, SPIN (Gabon) dan STP Cabo. (Icha)

 

Tri Tuntaskan Penataan Ulang di Frekuensi 1800 Mhz

0

Telko.id – Tri adalah salah satu operator yang ikut melakukan penataan ulang frekuensi di 1800 Mhz, bersama dengan tiga operator lainnya. Sejak bulan Mei lalu, ada 20 ribu BTS 2G yang dimiliki oleh Tri ditata ulang. Proses migrasi BTS ditutup di  kluster inner Jakarta (16/11)

“Kami bersyukur proses penataan ulang spektrum 1800 Mhz telah berjalan dengan baik, bahkan lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan sebelumnya. Semua proses ini dilakukan oleh tim teknis kami yang berpengalaman dengan kordinasi yang baik antara semua operator GSM dan Kementrian Komunikasi dan Informatika. Suatu kebanggan bagi kami bisa menjadi bagian dari proses yang sangat bersejarah bagi industri telekomunikasi Indonesia, proses yang menghantarkan telekomunikasi Indonesia ke tahapan evolusi teknologi berikutnya yaitu teknologi 4G LTE,” ujar Randeep Singh Sekhon, Presiden Direktur Tri.

Randeep menambahkan, proses ini dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan GSM operator lainnya melalui metode step wise di seluruh cakupan jaringan Tri yang dibagi dalam 33 kluster.  2800 BTS 2G Tri di inner Jakarta telah ditata ulang semalam (16/11) sebagai fase akhir proses penataan. Dengan demikian migrasi teknologi 2G ke 4G dapat dilakukan di spektrum 1800 Mhz.

“Dengan jumlah spektrum yang terbatas yaitu 10 Mhz yang dimiliki Tri, proses penataan lebih dari 20.000 BTS dapat diselesaikan  dengan sangat baik tanpa kendala bahkan dengan waktu relatif tercepat selama proses ini berlangsung,” ujar Randeep. Saat ini Tri beroperasi dengan lisensi di spektrum 1800 Mhz sebesar 10 Mhz dan di 2100 Mhz sebesar 10 Mhz.  Proses penataan ulang ini sekaligus sebagai wujud dukungan Tri pada percepatan rencana pitalebar Indonesia yang dicanangkan pemerintah. Komitmen Tri atas dukungan percepatan rencana pita lebar Indnesia telah dibuktikan, sebelumnya Tri telah menghadirkan mobile internet berbasis 3G  yang menjangkau 150 kota, baik kota besar maupun kota kecil di Indonesia. Langkah selanjutnya adalah pengembangan 4G LTE untuk Indonesia.

Tri telah siap menjadikan tekonologi 4G LTE sebagai bagian dari ekosistem mobile internet Tri. Sebagai pionir di layanan data, infrastruktur  3G Tri telah dirancang sejak awal untuk dapat mengadopsi beragam teknologi maju diantaranya  4G LTE. Namun demikian, Tri menyadari bahwa percepatan implementasi 4G LTE tidak lepas dari ekosistem pendukungnya diantaranya handset yang mendukung 4G LTE  dan aplikasi,  yang telah kami pantau untuk membuat Tri  4G LTE dapat dengan luas dinikmati oleh masyarakat Indonesia. “ Melanjutkan suksesnya penataan ulang ini, kami akan menghadirklan 4G LTE  di kota Jakarta dan 5  kota utama lainnya dalam waktu dekat, dan kami optimis 4G LTE Tri akan disambut positif oleh masyarakat Indonesia,” imbuh Randeep.

Per kuartal 3 tahun 2015, Tri telah memperluas cakupan jaringan secara nasional, yang diperkuat oleh hampir 39.000 unit BTS yang dapat ditingkatkan  dengan lancar menjadi BTS 4G LTE. Sinyal Tri telah melayani 86% penduduk Indonesia, dinikmati oleh 55,4 juta pelanggannya  yang 60% diantaranya adalah pelanggan data bergerak. Tri akan terus melanjutkan komitmennya untuk pertumbuhan dan pemberdayaan Indonesia dengan menghadirkan akses internet handal bagi lebih banyak lagi masyarakat Indonesia. “Akses internet handal akan mampu membawa Indonesia ke lebih banyak akses global yang dapat memberikan manfaat positif bagi beragam aspek kehidupan mulai dari pendidikan hingga kemandirian ekonomi melalui kewirausahaan global yang sangat diminati oleh generasi muda bangsa,” tutup Randeep. (Icha)