spot_img
Latest Phone

Garmin Index Sleep Monitor Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Index Sleep Monitor,...

Google Photos Hadirkan Fitur Edit AI dengan Perintah Suara di Pixel 10

Telko.id - Google resmi meluncurkan fitur editing berbasis kecerdasan...

Galaxy Watch8 Series Jadi Wellness Coach Pribadi untuk Gaya Hidup Sehat

Telko.id - Samsung Galaxy Watch8 Series hadir sebagai smartwatch...

Garmin Venu X1 Dukung Performa Padel dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin resmi menghadirkan Venu X1, smartwatch premium...

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...
Beranda blog Halaman 1464

30 Aplikasi Solusi Desa Broadband Terpadu Siap Bertanding

0

Telko.id – Dari statistik yang dihimpun, di Indonesia terdapat 74.094 desa, dengan 26% di antaranya, atau sekitar 19.386 desa merupakan kategori tertinggal dan lokasi prioritas (lokpri). Sedangkan 43% di antara desa tertinggal tersebut, atau sejumlah 8.447 desa merupakan desa tertinggal dengan akses sinyal telekomunikasi yang sudah baik.

Kondisi tersebut diharapkan dapat dimaksimalkan untuk mengakselerasi perkembangan ekonomi desa dengan pendekatan digital sehingga mempercepat tercapainya kesejahteraan desa. Itu sebabnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika menjalankan program Solusi desa Broadband Terpadu yang mengajak para inovator muda di Indonesia untuk menghasilkan aplikasi digital tepat guna yang mampu membantu percepatan pembangunan desa tertinggal di seluruh pelosok negeri.

Beberapa masalah dasar yang menjadi sasaran adalah seputar mata pencaharian, akses layanan kesehatan, layanan keselamatan dan layanan kenyamanan. Dan, aplikasi tersebut akan diimplementasikan didaerah pertanian, perikanan dan pedalaman.

“Peralihan dari aktivitas ekonomi tradisional ke aktivitas ekonomi digital dipastikan selain akan meningkatkan kecepatan transaksi ekonomi juga akan meningkatkan efisiensi proses ekonomi. Oleh sebab itu masyarakat harus sesegera mungkin dikondisikan untuk menyambut era ekonomi digital tersebut,” ujar Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika dalam sambutan pada saat peluncuran program ini.

Saat ini, sudah ada 30 aplikasi dari peserta terbaik yang lolos tahap Penjurian Solusi Desa Broadband Terpadu, setelah melalui tahapan pengumpulan ide-ide untuk menemukan solusi desa broadband terpadu.

Sampai akhir masa pendaftaran, tercatat ada 238 Solusi Desa Broadband Terpadu yang masuk.

Setelah melalui tahapan penjurian yang ketat selama 2 minggu, juri SDBT tgl 11 Juni 2016 mengumumkan 30 nama peserta yang lolos.

Tim Juri yang melakukan seleksi merupakan para ahli di bidang Total Sulution, Application Ecosystem, Rural Expert, Application Architecture, Fisheries Expert, Agriculture Expert dan ICT Community Engagement. Penjurian dibagi dalam 3 kategori yaitu kategori nelayan, petani dan desa pedalaman.

Dari 3 kategori tersebut, peserta yang lolos kategori Nelayan terdapat 9 tim, kategori pedalaman 6 orang dan kategori petani 15 peserta. Tim yang lolos berasal dari berbagai Propinsi di Indonesia, seperti perwakilan Kab Jeneponto, Kota Medan, Prov Sumatera Selatan dan lainnya.

Berikut 30 Tim yang terpilih:

Desa Pedalaman

  1. Hukaku (Hutanku Kantorku)
  2. Nusantara Beta Studio
  3. Postmo-care
  4. SES
  5. SOS DESAKU
  6. X-Igent

Desa Petani

  1. 8 Village, Petani
  2. BISO
  3. E-TaniPintar
  4. igrow
  5. iKiosk
  6. Jejaringnet
  7. KulDesaK
  8. Layer Farm
  9. lelanik.tk
  10. MyAgri Mobile Learning for Farming
  11. Panen.id
  12. Second Vision Corp
  13. SILAT MEDAN IT
  14. Situbondo Smart
  15. SmartVillage

Desa Nelayan

  1. 8 Village, Nelayan
  2. AngsuCorp
  3. e-Fishery
  4. ePustaka/ Mfish
  5. JukuTech Sahabat Pulau
  6. Senusa ID
  7. SINGA LAUT
  8. Smart Fisherman
  9. Smart-Fhisery

Selanjutnya, tim yang sudah lolos seleksi akan mengikuti workshop dan diberikan gambaran tentang lokasi pilot program implementasi SDBT yakni di Desa Meskom (Riau), Desa Panca Karsa (Gorontalo), dan Kelurahan Fatukbot (NTT). Setelah itu akan diberikan waktu untuk melakukan penyempurnaan ide dan pengembangan aplikasi yang telah dibuatnya. Usai itu, akan masuk boothcamp untuk mendapatkan mentoring. Baru dilanjutkan dengan pembuatan prototype yang akan dipresentasikan pada saat final pada awal Juli mendatang. (Icha)

Masih Banyak Masyarakat yang Tidak Terkoneksi Internet, Benarkah?

Telko.id – Berdasarkan penelitian dari Wireless Broadband Alliance, disoroti mengenai ketersediaan konektivitas broadband tidak lagi menjadi tantangan untuk daerah pedesaan. Sebab, penelitian tersebut mengemukakan bahwa 57% penduduk perkotaan di dunia saat ini juga tidak terhubung dengan broadband.

Inisiatif untuk meningkatkan jumlah orang yang memiliki koneksi yang konsisten untuk internet telah difokuskan di sekitar masyarakat pedesaan, namun laporan itu menunjukkan masih ada sejumlah kota di negara barat yang memiliki angka koneksi lebih sedikit ketimbang yang diharapkan.

Dilaporkan Telecoms (21/6), Penelitian yang diluncurkan bertepatan dengan Hari Wifi Dunia pada 20 Juni, menunjukkan New York dan Los Angeles saat ini memiliki 27% dan 25% dari populasi mereka yang digolongkan dalam kategori ‘Urban Broadband Unconnected’. Selanjutnya ada Shanghai yang menjadi kota lain di mana persentase warga perkotaan yang tidak terkoneksi tampaknya lebih tinggi yakni pada 42%.

Seperti diketahui,  New York, Los Angeles dan Shanghai bisa dilihat sebagai kota berteknologi maju, jumlah tinggi dari warga yang tidak terkoneksi dapat dikaitkan dengan keragaman kekayaan dan kemakmuran. Laporan tersebut juga mengklaim angka tersebut dikarenakan alasan broadband tidak yang tersedia di lingkungan tertentu, serta harga broadband yang masih sulit dijangkau.

Sementara ini hampir pasti akan dianggap sebagai ‘masalah dunia pertama’, mungkin ada dampak potensial pada masyarakat di daerah lain, misalnya politik, karena lebih banyak komunikasi bergerak secara online, khususnya media sosial.

CIA World Fact Book menyebutkan bahwa Amerika Serikat sebagai salah satu negara paling makmur di dunia, dengan akuntansi GDP sebesar USD 55.800 per kapita, yang membuat statistik yang diambil dari dua kota terkemuka tadi menjadi lebih mengejutkan, meskipun tidak memberikan kejelasan kepada persentase tinggi lainnya di negara Super Power tersebut. Sedangkan Lagos dan Karachi adalah dua dari kota yang menunjukkan jumlah tertinggi warga perkotaan yang tidak terkoneksi dengan masing-masing 88% dan 86% meskipun PDB per kapita mereka terdaftar di USD 6.100 dan USD 5.000, dan dua negara yang telah biasanya terkait dengan kerusuhan politik.

“Ada kesenjangan yang jelas antara si kaya digital dan si miskin digital miskin dan hal ini pada umumnya mencerminkan tren sosial ekonomi di seluruh dunia, cukup mengherankan dengan banyaknya warga yang tidak terkoneksi di kota-kota besar tadi,” ucap Shrikant Shenwai, CEO dari Wireless Broadband Alliance.

“Hari Wifi Dunia (20 Juni) adalah kesempatan untuk mengakui kontribusi yang dibuat untuk membantu menghubungkan masyarakat yang tidak terkoneksi di seluruh dunia, apakah mereka berada di kota-kota besar atau masyarakat pedesaan,” tambah Shenwai.

Laporan ini mengevaluasi 18 dari kota terkemuka termasuk Tokyo, Dusseldorf, New Delhi, Johannesburg dan London, yang terdaftar sebagai kota yang paling terhubung karena hanya 8% dari populasi yang tidak terhubung saat ini. Eropa adalah benua yang paling terhubung dengan menunjukkan tingkat terendah warga yang tidak terkoneksi pada angka 17%, sedangkan di Asia Pasifik 68% warga perkotaan yang tidak terkoneksi.

Lewat Blibli.com, Mums and Babes Resmi Masuk Indonesia

0

Telko.id – Belanja online semakin dirasakan sebagai solusi praktis khususnya bagi masyarakat modern dewasa ini. Termasuk diantaranya para wanita, yang saat ini semakin bisa mengaktualisasi diri melalui pekerjaan serta keluarga barunya. Mereka dituntut untuk terampil mengatur waktu, dan berbelanja online adalah salah satu solusinya.

Segmen perempuan, salah satunya ibu, memang bisa dibilang memiliki kontirbusi yang cukup signifikan terhadap bisnis e-commerce. Dari 15 kategori yang ada, kategori Ibu dan Anak menempati posisi tiga besar di Blibli.com, disamping gadget dan elektronik,” kata Fransisca Krisantia Nugraha, Trade Partnership General Manager Blibli.com.

Berangkat dari fakta tersebut, tak mengherankan jika Blibli.com kemudian dianggap sebagai mitra yang tepat bagi Mums & Babes Pte Ltd untuk melebarkan sayapnya di Indonesia. Melalui kemitraan itu, Mums and Babes hadir sebagai official online store di Blibli.com dan akan menyediakan beragam perlengkapan ibu dan anak berkualitas dari berbagai brand terkemuka seperti Beaba, Recaro, Como tomo, Bross, Mimijumi, Topfer dan brand global lainnya.

Mums & Babes sendiri merupakan penyedia beragam produk perlengkapan ibu dan anak, yang berdiri di Singapura sejak 2001 silam. Seiring dengan semakin banyaknya permintaan, perusahaan pun memperluas jaringan pemasaran lewat situs online.

Kami melihat Blibli.com sebagai situs online terpercaya dengan coverage layanan yang luas ke seluruh Indonesia, sehingga kerjasama ini akan mendukung distribusi Mums and Babes, bahkan hingga ke pelosok daerah dimana toko offline kami tidak ada,” ungkap Gunawan Tjakrakusuma, Direktur PT Utama Global Persada (Mums and Babes Indonesia).

Gunawan menambahkan, sebagai situs lokal asli Indonesia, Blibli.com memahami karakteristik konsumen online tanah air dan dapat merangkul segmen konsumen yang sama dengan Mums and Babes. “Ini membuat kami percaya untuk bekerjasama dengan Blibli.com dan mengembangkan potensi e-commerce di Indonesia,” katanya.

Sementara itu bagi Blibli.com, kemitraan dengan Mums and Babes dipercaya akan semakin memberikan banyak pilihan bagi konsumen, khususnya para ibu yang setiap harinya tak hanya disibukkan oleh pekerjaan tetapi juga keluarga. “Para Ibu akan dimanjakan oleh cara belanja online yang didukung fasilitas-fasilitas yang disediakan Blibli.com,  mulai dari bebas biaya pengiriman (free shipping), beragam cara pembayaran, cicilan 0% seua produk, dan jaminan kualitas,” tambah Fransisca.

Selain menggandeng Blibli.com untuk menjadi channel eksklusif untuk memasarkan produk-produknya secara online, Mums and Babes juga berencana untuk membuka dua outlet di Indonesia, tepatnya di Jakarta, hingga akhir tahun ini.

Tiket.com Prediksi Lonjakan Trafik Hampir 2 Kali Lipat

0

Telko.id – Tiket.com sebagai platform pemesanan tiket secara online  memberikan update terbaru mengenai kenaikan trafik pada situs mereka menjelang libur lebaran tahun ini.

Adalah Gaery Undarsa, CCO & Co-Founder Tiket.com yang menyebutkan bahwa kenaikan ini berdasarkan karena libur lebaran dan libur sekolah hampir bersamaan.

“Di tahun ini agak sedikit berbeda dibandingkan dengan tahun lalu, karena di tahun ini lebaran dan liburan anak sekolah jadi satu dan benar-benar hampur nempel, sehingga kita dari industri travel harus mempersiapkan sejak jauh-jauh hari mengenai promo dan channel yang lebih tepat,” ungkapnya disela kegiatan buka puasa bersama media di Jakarta (20/6).

Ia juga menambahkan, bahwa saat ini pemesanan untuk tiket kereta api sudah habis jika memang ada tentunya bukan tiket dari kelas ekonomi melainkan dari kelas bisnis dan juga eksekutif yang juga terbatas.

“Menjelang libur lebaran ini, kita mau menjual tiket pesawat dan hotel saja, karena kereta api sudah hampir habis dan dibandingkan dengan tahun lalu, sementara prediksibkenaikan lebaran kita hampir mencapai dua kali lipat,”

Sekadar informasi, kenaikan mulai signifikan terjadi ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Biasanya dalam satu tahun mereka memiliki tiga massa pemesanan dengan trafik penjualan tinggi yaitu libur lebaran, libur tahun ajaran baru dan libur akhir tahun. Namun seperti yang dijelaskan diatas, untuk tahun ini liburan tahun ajaran baru jatuh bersamaan dengan libur lebaran sehingga membuat alokasi momen untuk berlibur tergabung dalam satu waktu. Hal ini Tentunya ikut mempengaruhi peningkatan jumlah transaksi pemesanan di tiket.com.

Untuk tahun ini, tiket.com menargetkan kenaikan revenue penjualan sebesar 100% dengan 30% share berasal dari pemesanan tiket pesawat terbang. Bila dibandingkan dengan tahun lalu sekedar informasi di tahun 2015 yang lalu tiket.com mengalami kenaikan revenue sebesar 40% pada saat musim libur lebaran dibandingkan dengan penjualan regulernya di hari biasa sementara untuk kenaikan traffic musim Lebaran tahun 2015 yang lalu tiket.com juga mencatat kenaikan sekitar 40% bila dibandingkan dengan traffic di hari biasa.

DSC_0101_1

Gaery juga menuturkan, untuk destinasi favorit dari pemesan tiket kereta api terletak di daerah Cirebon, Yogyakarta dan Solo. Sedangkan untuk pesawat ada di Surabaya, Makassar. Dengan kenaikan harga biasanya terjadi pada H-3 serta H+7, namun untuk tahun ini kenaikan harga tidak terlalu mahal.

Platform Pemesanan

Berbicara mengenai platform pemesanan, Gaery menjelaskan bahwa tahun ini lebih di dominasi oleh pengguna aplikasi mobile ketimbang web browser. Meskipun tidak memberikan angka persentase pasti, namun Gaery menargetkan kalau sampai akhir tahun, pengguna aplikasi mobile akan meningkat hingga 45%.

Hal ini juga terlihat dari banyaknya berbagai macam diskon dan promo yang mereka hadirkan pada aplikasi mobile ketimbang web browser.

“Kalau di aplikasi, penggunanya merupakan pengguna loyal sehingga kami memberikan banyak promo disana. Berbeda dengan pengunjung pada web browser yang lebih cenderung membandingkan harga ke situs penyedia lain,” tambah Gaery.

Infrastruktur Server

Berbicara mengenai lonjakan trafik, tidak lengkap rasanya jika tidak menyinggung mengenai kesiapan infrastruktur dari si penyedia layanan. Untuk Tiket.com sendiri, hal ini sudah dipersiapkan sejak H-90 agar pengguna dapat memesan tiket dengan nyaman tanpa khawatir server down.

“Kita sudah siapkan dari H-90, yang kita lakukan adalah menyiapkan banyak server, dan dipisah pisah sehingga jika server yang satu sudah mulai penuh bisa dialirkan ketempat lain. Sampai dengan saat ini sih tidak ada down, dan lancar,” ujar Gaery.

Skema ini juga diakui Gaery akan menjadi skema untuk kedepannya dan bukan untuk menghadapi lonjakan trafik lebaran saja.

Sekadar informasi, pada saat awal tiket.com menggunakan private Cloud sebagai server mereka, namun sejak tahun lalu skema infrastruktur mereka rubah karena permintaan akan kebutuhan tiket juga semakin tinggi. Mereka mengkombinasikan kan antara private Cloud dengan server fisik yang mereka miliki.

“Mulai tahun lalu, infrastruktur kita rubah karena kita punya skala semakin besar. Jadi kita kombinasikan antara Cloud dan server fisik dan beberapa sudah kita mulai pindahkan ke Indonesia untuk yang bersifat sensitif seperti payment,” ujar Gaery.

Sekadar informasi, mereka juga merupakan partner official IBM Rackspace dan salah satu partner sukses di Indonesia adalah Tiket.com.

Sedangkan mengenai security, mereka menggunakan SSL dan mereka mengklaim menjadi salah satu yang paling advanced. Sementara untuk payment, mereka menggunakan cyber source dengan fraud rate untuk payment Credit card menjadi salah satu yang paling rendah.

Telkomsel Giat Perkenalkan Tcash Pada Kaum Perempuan

0

Telko.id – Telkomsel memang saat ini semakin giat memperkenalkan layanan TCASH ke masyarakat. Caranya dengan menggandeng berbagai komunitas agar edukasi, sosialisasi dan ekosistem dari layanan keuangan digital ini juga dapat terbentuk lebih cepat. Salah satu yang baru saja dilakukan adalah bekerjasama dengan Muslimat Nahdlatul Ulama (MNU).

Di mana TCASH ini diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan transaksi jual-beli dan pembayaran secara non tunai melalui layanan TCASH bagi para anggota komunitas Perempuan Nusantara (Penara). Kerjasama ini dilakukan di sela-sela berlangsungnya Bazar Rakyat yang diselenggarakan Penara di Alun-alun Kantor Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (18/6).

“Kami menggandeng komunitas Penara untuk mendukung aktivitas wirausaha mereka agar bisa bertransaksi secara cashless, sehingga memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam bertransaksi. Inilah salah satu upaya kami untuk memberdayakan perekonomian masyarakat melalui layanan keuangan inklusif, yang tentunya sesuai dengan visi kami untuk membangun ekosistem digital yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel menjelaskan.

Melalui kerjasama ini, para anggota komunitas Penara, terutama yang bergerak di bidang usaha kecil dan menengah (UKM), dapat berperan sebagai merchant TCASH, di mana seluruh transaksi jual-beli dilakukan melalui layanan keuangan digital tersebut. Selain itu, para anggota komunitas Penara juga dibimbing menjadi agen TCASH untuk melayani kebutuhan pelanggan TCASH untuk melakukan cash in dan cash out di akun TCASH, melakukan pembayaran tagihan secara mobile, dan sebagainya.

Ke depannya, para anggota Penara juga dapat menikmati fasilitas komunikasi telepon dan SMS ke sesama anggota secara gratis. Dalam waktu dekat, Telkomsel berupaya melayani sekitar 30.000 anggota komunitas Penara dengan total jumlah merchant TCASH sebanyak 300 UKM dari komunitas tersebut.

MNU memiliki visi untuk mencetak perempuan Indonesia yang berdaya, memiliki kemandirian, dan berkualitas. Untuk mencapai visi tersebut, dibangunlah wadah kolaborasi digital business ecosystem partnership yang menggandeng mitra bisnis strategis dari sektor telekomunikasi, keuangan, serta pengadaan pangan dan distribusi. Dalam hal ini, MNU berkolaborasi dengan Telkomsel, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan Badan Urusan Logistik (Bulog).

Ketua MNU Khofifah Indar Parawansa mengatakan, “Kami percaya Telkomsel dengan jangkauan jaringan terluas dan berkualitas hingga menyentuh hampir seluruh wilayah populasi Indonesia mampu mendukung kami dalam mewujudkan visi kami yang juga sejalan dengan visi Telkomsel dalam membentuk ekosistem bisnis digital yang terpadu. Kerjasama dengan Telkomsel memberikan keunggulan layanan telekomunikasi tersendiri bagi para anggota komunitas Penara yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara.”

Saat ini Telkomsel juga bekerjasama dengan pemerintah pada pra uji coba pemanfaatan TCASH sebagai alternatif solusi mekanisme penyaluran bantuan sosial non tunai bersama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) untuk studi kelayakan penggunaan uang elektronik TCASH untuk distribusi dana bantuan pemerintah. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan distribusi bantuan sosial secara non tunai menjadi lebih tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat administrasi.

“Jumlah pelanggan terbanyak, jaringan distribusi yang merata, dan jangkauan jaringan terluas secara nasional yang dimiliki Telkomsel menjadi faktor yang menentukan penggunaan TCASH sebagai media yang efektif untuk mempercepat terwujudnya inklusi layanan keuangan digital untuk semua masyarakat Indonesia,” jelas Ririek.

Dalam kegiatan Bazar Rakyat di Kantor Kabupaten Bandung Barat, para anggota komunitas Penara merasakan pengalaman bertransaksi membeli sembako menggunakan TCASH Tap di booth UKM Penara. Dengan metode pembayaran tersebut, pengguna hanya perlu melakukan tap (mendekatkan ponsel dengan mesin EDC) sehingga transaksi dilakukan dengan mudah dan praktis, tanpa menggunakan uang tunai. (Icha)

Komisi Eropa Buka Ruang Konsultasi Untuk Muluskan 5G di 2020

0

Telko.id – Implementasi teknologi 5G memang masih 4 tahun lagi, tetapi banyak pihak sudah bersiap untuk menghadapinya. Termasuk juga Uni Eropa. Namun, Eropa tidak serta merta menerima kehadiran 5G di wilayah nya.

Perlu ada pertimbangan dari berbagai sisi sehingga secara keseluruham Eropa pun mendapatkan manfaat yang optimal dari teknologi baru ini. Untuk itu, European Commission (EC) membuka ruang konsultasi yang akan menerima berbagai masukan dari berbagai pihak tentang pembangunan 5G yang direncakan akan diimplementasikan pada tahun 2020. Konsultasi ini akan terbuka sampai 11 Juli 2016.

Siapapun dapat berkontribusi dalam ruang konsultasi tersebut. Tetapi EC sangat tertarik jika kontribusi tersebut masuk dari telekomunikasi dan perwakilan sektor ICT serta pemangku kepentingan dari setiap sektor yang proses, produk atau jasa dapat memperoleh manfaat dari konektivitas 5G.

“Dari perspektif ekonomi dan sosial, 5G adalah kesempatan besar untuk meningkatkan daya saing industri Eropa. Ini memiliki potensi untuk menciptakan ekosistem digital baru di mana jaringan bertindak sebagai platform untuk baru, layanan khusus, ” ujar Gunther Oettinger, Commissioner for Digital Economy and Society European Commission menjelaskan, seperti yang dilansir dari RCR Wireless.

Komisi Eropa telah mengidentifikasi otomotif, kesehatan, pabrik cerdas dan logistik, energi, media dan hiburan sebagai sektor yang akan mendapatkan keuntungan dari implementasi jaringan 5G ini. “5G harus meningkatkan proses rantai nilai di industri tersebut, membuat perekonomian lebih kompetitif, ulet, produktif, dan membawa nilai lebih kepada masyarakat,” ujar Oettinger menambahkan.

Komisi Eropa meminta pada pemangku kepentingan untuk berbagi pandangan mereka tentang urgensi pengenalan 5G di Eropa, dan khususnya apakah Eropa harus menampilkan jaringan 5G pilot komersial sebelum standardisasi ditentukan. Selain itu, apakah diperlukan koordinasi pada jaringan 5G di semua negara anggota?

Komisi Eropa ingin mendapatkan masukan, apakah dalam pengenalan 5G ini perlu service yang spesifik untuk memulainya, peningkatan layanan enhanced Mobile Broadband (eMBB), perlu kasus khusus yang membutuhkan Ultra Reliable Low Latency (URLL) untuk aplikasi yang kritikal terhadap waktu, seperti misalnya industri pada layanan Internet of Things (IoT) dan Massive Machine Type Communication (mMTC).

Selain itu, EC juga membutuhkan masukan terhadap aspek yang berkaitan dengan spektrum, standar dan regulasi juga pusat konsultasi. Secara khusus, EC menanyakan apakah perlu mengumumkan spektrum yang dipertimbangkan untuk digunakan 5G sebelum 2019? Termasuk juga persyaratan standar yang harus diutamakan, baik persyaratan sektor vertikal dari awal.

“Pada 5G, akan digunakan spektrum yang cukup radikal atau (millimeter wave) dengan karakteristik operasional yang berbeda. Dengan kondisi tersebut, apakah membutuhkan pendekatan regulasi yang menyangkut sharing, co-primary usages dan lisensi,” ujar Oettinger menerangkan.

Lalu, Oettinger juga menanyakan, jika EC memiliki aturan dalam pengembangan jaringan 5G, dengan skenario menggunakan regulasi yang sudah ada sebagai acuan, apakah memungkinkan? Lalu aturan yang mana yang sesuai?

“Saat ini, semua pihak yang berkepentingan mendukung bahwa Eropa perlu menggunakan pendekatan GSM dalam memperkenalkan 5G. Tapi yang mana? Karena ada tiga model yakni GSM, 3G atau 4G yang relevan untuk digunakan sebagai acuan untuk penyebaran 5G di Eropa? Jika ada,” Oettinger bertanya.

Ringkasan singkat tentang hasil konsultasi ini akan dipublikasikan, satu bulan setelah konsultasi ini di tutup. Diikuti dengan laporan analisanya. Namun, EC tidak menentukan tanggal pengumumannya tersebut. (Icha)

Aljazair Blokir Media Sosial Sejak Hari Minggu, Apa Alasannya?

0

Telko.id – India sepertinya bukan satu-satunya negara yang dibuat was-was oleh dampak sosial media, hingga akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara akses internet di negara itu – di kota Jammu beberapa waktu lalu. Kali ini, giliran Aljazair yang melakukan hal serupa.

Alasannya sederhana, pemblokiran sementara akses ke media sosial di seluruh negeri dilakukan dalam upaya memerangi kecurangan dalam ujian sekolah menengah.

Hampir setengah dari siswa dipaksa untuk mengikuti kembali ujian sekolah menengah, dimulai pada hari Minggu, menyusul kebocoran secara online.

Manurut laporan BBC, Senin (20/6), banyak siswa dapat mengakses pertanyaan di Facebook dan media sosial lainnya menjelang ujian pada awal Juni lalu.

Aljazair telah berjuang dengan bocornya soal-soal ujian sekolah menengah dalam beberapa tahun terakhir.

Keputusan untuk memblokir media sosial diambil untuk melindungi siswa dari pertanyaan palsu pada jaringan-jaringan itu, kata kantor berita Aljazair APS.

Sosial media

“Mencontek menjadi benar-benar mudah,” demikian bunyi tweet itu.

Ericsson Terjerat Korupsi, Benarkah?

0

Telko.id – Berdasarkan sebuah laporan menuduhkan bahwa vendor jaringan asal Swedia, Ericsson terjerat kasus korupsi usai melakukan dealing dengan China.

Ericsson pada Jumat lalu menegaskan hal itu telah ditanyai oleh pihak berwenang Amerika Serikat dalam menyelidiki praktek-praktek korupsi yang dituduhkan.

Perusahaan ini mengeluarkan pernyataan singkat setelah sebuah laporan oleh Svenska Dagbladet awal pekan ini yang mengklaim Securities and Exchange Commission (SEC) dan Departemen Kehakiman (DOJ) sedang memeriksa operasinya di China, seperti dilaporkan TotalTelecoms (20/6).

Namun, Ericsson mengatakan bahwa mereka selalu mengikuti peraturan yang berlaku dalam menjalankan bisnis mereka di seluruh dunia.

“Pada bulan Maret 2013, Ericsson menerima permintaan sukarela dari otoritas Amerika Serikat untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan operasi Ericsson, sesuatu yang telah kita tegaskan kepada media pada tahun 2013. Sementara kami berusaha untuk setiap saat melakukan bisnis kami sesuai dengan hukum yang berlaku, hal yang timbul dari waktu ke waktu sebagai akibat dari sifat global bisnis kami,” ungkap perusahaan asal Swedia ini.

Ericsson menolak untuk memberikan komentar rinci tentang sifat permintaan, tetapi mengatakan program tersebut berkaitan dengan program anti-korupsi Ericsson dan pertanyaan yang berkaitan dengan Foreign Corrupt Practices Act. Klaim datang sebagai Ericsson menghadapi tekanan untuk meningkatkan kinerja lesu mereka.

Sekadar informasi, pada bulan April lalu, Ericsson mengumumkan restrukturisasi besar menjadi lima kelompok bisnis baru dengan penambahan Consumer Group yang menargetkan berbagai industri vertikal seperti utilitas, transportasi dan keamanan publik.

“Kami tidak puas dengan pertumbuhan dan profitabilitas pengembangan kami secara keseluruhan selama tahun terakhir,” kata CEO Ericsson Hans Vestberg, pada saat itu.

Overhaul itu diumumkan bersama laporan keuangan kuartal pertama, yang menunjukkan penurunan pendapatan di Ericsson jaringan dan layanan divisi mereka.

Riset : Mobile Network Belum Siap Untuk IoT

Telko.id – Hampir dua dari tiga pelaku industri telekomunikasi berpikir pada saat ini infrastruktur jaringan seluler tidak akan dapat mendukung masa depan IOT, menurut sebuah laporan baru dari Telecoms(20/6).

Sekitar 900 pekerja telekomunikasi profesional berbagi pandangan mereka tentang semua hal yang berhubungan dengan IOT dalam kajian mendalam tentang industri dan salah satu tren terbesar disorot dalam laporan sebanyak 25 halaman yang menunjukkan bahwa operator tidak cukup siap untuk sepenuhnya mendukung penuh tren IOT pada jaringan radio mereka, meskipun  pertumbuhan penyebaran IOT selama dua belas bulan terakhir cukup menjanjikan.

Lebih lanjut, case tambahan dari industri menunjukkan sisi keamanan akan menjadi salah satu daerah yang mendapatkan perhatian paling dominan bagi operator dalam terkoneksi ke dunia Internet of Things, karena lebih dari dua pertiga responden mengatakan bahwa operator jaringan IOT akan lebih rentan terhadap serangan berbahaya dari layanan yang ada terkait dengan banyaknya perangkat yang terhubung ke jaringan dan mengirim data di mana-mana.

Akibatnya, persentase yang sama dari responden juga mengatakan IOT akan menghadirkan tantangan keamanan baru dan operator harus tetap berada di atas.

Sekadar informasi, saat ini sudah tersedia beberapa vendor yang menawarkan connected car dan hal-hal lain yang terkoneksi sebagai salah satu contoh penerapan paling sederhana dari IoT. Namun, Telecoms sempat melakukan jejak pendapat dan hasilnya lebih didominasi oleh perangkat dan smart home, atau otomatisasi rumah yang menjadi pilihan banyak orang.

Dengan respon yang paling populer adalah teknologi smart home dan kemungkinan besar menjadi kesempatan yang paling menguntungkan atau mengubah permainan untuk operator. Operator juga tengah mempertimbangkan beberapa aspek dari IOT, baik di rumah maupun dijalan hingga monetisasi tahun ini, termasuk metering, keamanan, pengawasan hingga otomatisasi rumah. Dengan kenyataan seperti itu, bukan tidak mungkin implementasi IoT akan lebih mendekati kenyataan daripada yang diprediksi sebelumnya.

Di tempat lain, pemantauan utilitas, ponsel, connected car dan healthcare menerima hasil yang relatif positif dari penonton, yang menerima masing-masing 17%, 15%, 12% dan 11%.

Seluruh laporan dilengkapi dengan analisis pasar IOT yang lebih luas, serta fitur untuk mengoptimalkan konektivitas, platform cloud dan keamanan informasi semua dalam konteks IOT.

Taiwan Mobile Diam-diam Lirik Pasar Indonesia dan India

0

 

Telko.id – Potensi pertumbuhan yang kuat dalam dunia telekomunikasi, secara tidak langsung menjadikan India dan Indonesia sebagai dua negara tujuan para investor. Baru-baru ini, operator Tiongkok, Taiwan Mobile juga dikabarkan menaruh minat serupa.

Hal ini sebagaimana diungkapkan chairman Richard Tsai pada pertemuan umum tahunan operator belum lama ini. Tsai mengatakan perusahaan tengah mengevaluasi peluang untuk memasuki kedua pasar ini.

Sementara Tsai mengakui bahwa pasar India yang ramai telah mengakibatkan persaingan harga yang ketat, namun jumlah penduduk yang besar menciptakan peluang di segmen ini termasuk transmisi data.

Saat ini, seperti dilaporkan TelecomAsia, Senin (20/6), operator sedang mengevaluasi kemungkinan untuk bekerja sama dengan operator di India untuk menguji peruntungan di pasar 4G negara tersebut yang baru lahir.

Menurut Tsai, perusahaan juga mengincar peluang untuk masuk ke sektor e-commerce di Asia Tenggara, dengan anak perusahaan momo.com siap diluncurkan di pasar Filipina dan Vietnam.

Di kampung halamannya, Taiwan Mobile fokus pada pengembangan bisnis pembayaran pihak ketiga sambil memulai bisnis konten OTT. Taiwan Mobile saat ini telah menetapkan target untuk meningkatkan basis pelanggan 4G-nya menjadi 5 juta pada tahun 2017 dari 3 juta pada akhir 2015.