spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 1330

Kominfo Bakal Sederhanakan Proses Sertifikasi di Januari 2017

0

Telko.id – Untuk melindungi konsumen agar memperoleh produk smartphone yang lebih berkualitas, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara akan melakukan penyederhanaan proses penerbitan sertifikasi perangkat telekomunikasi di Indonesia. Dengan demikian, untuk memperoleh sertifikasi sebuah tipe ponsel menjadi lebih cepat.

Saat ini, setiap tipe smartphone harus diberikan ke kominfo, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. Untuk satu tipe membutuhkan waktu 1 bulan sampai 1.5 bulan. Selain itu, proses sertifikasi dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (kemperin). “Bayangkan, berapa lama sertifikasi tersebut baru siap ada di pasar. Sekarang, proses sertifikasi akan diperbaiki sehingga lebih mudah. Bahkan, sebelum barang diimport sudah di sertifikasi oleh kominfo. Proses model baru ini akan diberlakukan pada Januari 2017,” ujar Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika menjelaskan di acara pengumuman TKDN Motorola, di Jakarta, Kamis (20/10).

Untuk ponsel merek global, pabrikan yang sudah kuat dan memiliki lab pengujian yang terpercaya nantinya tidak perlu mengajukan uji lab lagi di Indonesia dalam proses penerbitan sertifikasi perangkat ponsel. Mereka cukup memberikan test report (hasil uji perangkat) atau under tacking letter yang diberikan pada kominfo. Yang nantinya akan dicek kesesuaiannya dengan persyaratan teknis yang telah ditetapkan.

Dengan adanya proses sertifikasi baru tersebut maka pada saat shipment, ijin sudah dikeluarkan. Jadi, begitu keluar dari pelabuhan sudah bisa dipasarkan. Dengan demikian akan menekan cost. Cara tersebut akan dilakukan pada global brand tertentu. “Nanti, kita akan tentukan global brand mana yang akan masuk dalam katagori itu,” sahut Rudiantara.

Untuk merek yang tidak masuk dalam katagori global brand akan dilakukan sertifikasi seperti proses biasa. Sedangkan untuk yang memiliki pabrik di dalam negeri atau merek lokal, maka Tim dari kominfo yang akan mendatangi untuk melihat proses produksi. Jadi, proses sertifikasi akan berbarengan dengan proses produksi. Apakah sudah sesuai dengan sertifikasinya atau belum. Rencana tersebut juga akan dikoordinasikan dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.

“Dengan penyederhanaan ini, proses-proses yang tidak perlu bisa dihilangkan, sehingga produk baru akan lebih cepat beredar di pasar. Adanya pemangkasan proses sertifikasi ini juga akan menghemat waktu sebesar 16.6%. Dan tidak boleh ada pungutan liar,” sahut Rudiantara tegas.

Yang mendapatkan manfaat dengan adanya proses sertifikasi yang lebih singkat tersebut adalah ekosistem 4G di mana di dalamnya termasuk ada device, network dan aplikasi. Yang pada tahun 2019, program palapa ring yang dicanangkan oleh pemerintah sudah selesai. Dengan demikian, pada saat itu sudah ada smartphone 4G ‘sejuta umat’ dan dengan kisaran harga Rp.400 ribu hingga Rp.500 ribu saja. (Icha)

Ini Dia Motorola Pertama Yang Produksi di Indonesia

0

Telko.id – Medio Januari 2014 lalu, Lenovo resmi membeli Motorola Mobility dari Google. Kini, Lenovo pun mengumumkan bahwa mulai Oktober 2016 ini sudah mulai memproduksi Motorola di Indonesia. Produk smartphone Motorola tersebut akan diproduksi di Serang, Banten, bekerjasama dengan mitra pabrikan Tridaya Kencana atau TDK. Model Motorola pertama yang diproduksi di pabrik Serang adalah Moto E3 Power yang akan tersedia di Indonesia pada Oktober 2016.

“Moto E3 Power ini merupakan produk yang khusus dibuat untuk konsumsi Indonesia. Sampai saat ini masih belum ada rencana produksi Motorola di Indonesia untuk dijual ke luar Indonesia. Tapi ke depan bisa saja hal itu terjadi,” ujar Adrie R. Suhadi, Country Lead Mobile Business Group Lenovo menjelaskan saat mengumumkan pabrikasi Moto di Dalam Negeri di depan Menteri Komunikasi dan Informatika.

Moto E3 Power ini mengandalkan kekuatan baterai. Di mana smartphone ini menggunakan baterai berkekuatan  3500mAh dengan waktu standby dapat bertahan hingga 295 jam dan waktu bicara dapat mencapai 40 jam. Selain itu juga dilengkapi dengan fast charging yang akan mempercepat pengisian baterai. Cukup dalam waktu 15 menit saja.

Moto E3 Power ini sudah didukung oleh layar HD 5 inci, kamera utama 8 megapiksel, kamera selfie 5 megapiksel, RAM 2 GB, prosesorquad-core 64 bit, serta sistem operasi Android Marshmallow.

Bagi Lenovo, tentu ketambahan brand menjadi pekerjaan rumah sendiri. Namun, Adrie menambahkan bahwa “Ke depan, bisa saja ke dua brand tersebut di lebur. Bisa LevoMoto atau MotoLevo. Kita masih belum pasti”.

Hanya saja, untuk waktu dekat ini, strategi yang dilakukan untuk ‘mengelola’ brand ini adalah dengan membedakan segmentasi konsumen yang disasar oleh masing-masing brand. Untuk Lenovo akan lebih mengarah pada segmen pasar yang medium dan affordable. Sedangkan Motorola akan lebih pada midle class ke atas. “Dengan demikian, kami berharap, ke dua brand dapat diterima oleh masyarakat Indonesia,” sahut Adrie menjelaskan.

Dengan Motorola sudah diproduksi di Indonesia maka sudah tentu, smartphone tersebut juga sudah harus mengikuti aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri yang sudah ditentukan oleh pemerintah Indonesia. Di mana pada awal 2017 mendatang sudah harus mengandung 30% TKDN. Jalur yang dipilih oleh Lenovo untuk Motorola ini masih jalur Hardware. Di mana komposisinya adalah 70% hardware, 20% untuk R&D dan 10% untuk software.

Walaupun sebenarnya produksi Motorola ini sendiri masih dalam bentuk assembling. Dengan sebagian besar komponen masih import dan sisanya adalah lokal buying atau membeli di lokal Indonesia.

Lenovo sendiri mengaku bahwa kapasitas produksi untuk Motorola saat ini sudah mencapai 90 ribu unit per bulan. Yang akan dikerjakan 2 lini produksi. Baik untuk produksi Moto Mid-end maupun High-end. Sedangkan yang Low-end baru mencapai 75 ribu sampai 100 ribu unit per line per bulan.

Dengan komitmen yang sudah dilakukan, Lenovo pun minta dukungan dari pemerintah Indonesia.
“Kami mohon perlindungan dari pemerintah. Tolong di support agar ada operasi pasar untuk menangkap pemain yang nakal. Biar bagaimana pun, adanya produk yang tidak sesuai dengan aturan main yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah juga cukup mengganggu bisnis kami,” ujar Adrie berharap.

Berkenaan dengan permintaan tersebut, Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika pun menjelaskan bahwa “Kami akan melakukan post market compliance atau operasi pasar. Dengan demikian, kita akan dapat melindungi masyarakat”. (Icha)

Warga Depok Antusias Migrasi ke 4G LTE Telkomsel

0

Telko.id – Telkomsel kembali menunjukkan konsistensinya dalam memberikan layanan yang menyeluruh dengan menghadirkan titik layanan pelanggan GraPARI yang lebih mudah diakses oleh pelanggan. Bertempat di Mall Margo City Depok, sejak bulan April 2016 Telkomsel telah menambah titik layanan pelanggan GraPARI guna merespon semakin berkembangnya minat pelanggan di wilayah Depok dan sekitarnya dalam menikmati produk dan layanan digital Telkomsel, khususnya layanan 4G LTE Telkomsel.

“Berdasarkan data transaksi layanan di sejumlah GraPARI yang ada sudah beroperasi sebelumnya di wilayah kota Depok dan sekitarnya, permohonan migrasi/upgrade kartu uSIM 4G LTE Telkomsel oleh pelanggan menjadi layanan yang paling diminati. GraPARI Mall Margo City sendiri, sejak soft launch di bulan April 2016 lalu ini telah melayani 30% dari total transaksi layanan migrasi/upgrade uSIM 4G LTE pelanggan yang berada di di wilayah kota Depok” ujar Executive Vice President Area Jabotabek Jabar Telkomsel Venusiana Papasi.

Untuk kota Depok sendiri, layanan 4G LTE Telkomsel sudah tersebar di sejumlah titik populasi di tiap Kecamatan dengan dukungan sekitar 121 BTS eNode B 4G LTE, di mana 5 BTS di antaranya sudah melayani lingkungan Mall Margo City dan sekitarnya. Sejak awal tahun ini, utilisasi dan pengguna jaringan 4G LTE Telkomsel di kota Depok tertinggi dikontribusi dari wilayah Kecamatan Beji. Respon positif pelanggan terhadap layanan tersebut terlihat dari sekitar 61 ribu pelanggan yang sudah melakukan proses migrasi/ upgrade kartu uSIM 4G LTE di seluruh titik layanan GraAPARI di wilayah kota Depok.

Venusiana lebih lanjut menambahkan “Telkomsel meyakini kehadiran titik layanan GraPARI tidak lagi sebatas hanya untuk menangani masalah atau keluhan pelanggan, namun juga sudah menjadi salah satu channel utama untuk mendorong penguatan ekosistem digital khususnya pemanfaatan layanan 4G LTE Telkomsel. Melalui GraPARI yang menghadirkan layanan menyeluruh, maka ekosistem DNA (Device-Network-Application) yang sedang didorong Telkomsel akan semakin matang.”

Dalam masa promo, Telkomsel juga menawarkan kemudahan migrasi/upgrade 4G LTE Telkomsel tanpa harus ganti nomor dengan bonus kuota data jaringan 4G LTE sebesar 10 GB untuk setiap pelanggan yang melakukan migrasi/upgrade uSIM 4G LTE Telkomsel di GraPARI. Promo ini juga berlaku untuk pelanggan yang melakukan layanan upgrade uSIM 4G LTE dengan cara memanfaatkan layanan antar langsung ke lokasi pelanggan dengan cara melakukan registrasi secara online.

Kehadiran GraPARI Mall Margo City yang dikelola bersama dengan Mitra Infomedia sendiri akan melengkapi 2 titik layanan GraPARI yang sebelumnya sudah hadir di sekitar kota Depok, yaitu GraPARI ITC Depok dan GraPARI Cinere-Depok. Dengan mengambil lokasi di Lantai 1, GraPARI Mall Margo City beroperasi setiap Senin-Jumat mulai pukul 10.00 – 22.00 WIB dan Sabtu-Minggu/Hari Libur Nasional mulai pukul 09.00 – 22.00 WIB. Dengan diperkuat 24 petugas layanan, GraPARI ini telah melayani sekitar 300 pelanggan di hari kerja, dan bisa meningkat hingga 450 pelanggan di akhir pekan.

GraPARI Mall Margo City juga akan dilengkapi layanan Telkomsel Social Media Corner yang merupakan fasilitas layanan self-service dengan konsep paduan layanan walk-in dan online customer care digital, di mana pelanggan yang melakukan kunjungan ke GraPARI tersebut dapat berinteraksi langsung menyampaikan kebutuhannya secara online melalui screen/layar yang disediakan, menggunakan akun social media pelanggan. Kemudian agen social media Telkomsel akan membantu kebutuhan pelanggan tersebut.

Selain itu, guna lebih mendorong penguatan ekosistem layanan digital lifestyle Telkomsel, GraPARI Margo City juga menghadirkan fasilitas Kiosk Cash In untuk layanan digital money TCASH Telkomsel. Terlebih di Mall Margo City sudah hadir sejumlah merchant yang bekerja sama dengan Telkomsel untuk metode transaksi menggunakan TCASH, salah satunya adalah Studio XXI yang menawarkan promo nonton hemat setiap hari Senin.

Saat ini Telkomsel telah menghadirkan 431 titik layanan GraPARI di seluruh Indonesia, dengan total 18 GraPARI berada di wilayah operasional kerja Regional Eastern Jabotabek mulai dari Bekasi, Bogor, Karawang hingga Sukabumi. Sedangkan untuk lokasi di Mall/Pusat Perbelanjaan Premium, GraPARI Mall Margo City merupakan GraPARI ke-3 yang ada di Mall sekitar wilayah Depok, dan melengkapi 46 GraPARI yang berada di lingkungan Mall di seluruh Indonesia.

“Seiring bertambahnya jumlah pelanggan, Telkomsel akan terus menambah titik layanan pelanggan GraPARI yang lebih mudah diakses pelanggan dan berada di tempat berkumpulnya pelanggan seperti Mall dan Pusat Perbelanjaan. Sehingga, penetrasi produk Telkomsel terutama layanan digital akan semakin cepat diadopsi dalam keseharian pelanggan” tutup Venusiana. (Icha)

Dompeku Targetkan 10 Juta Nasabah di Akhir 2017

0

Telko.id – Di Indonesia, untuk meningkatkan penggunaan ePayment tidaklah mudah. Banyak kendala yang menghadang. Salah satunya adalah ‘egois’ masing-masing pemilik layanan hingga tidak bekerjasama membangun ekosistem. Padahal, ekosistem tersebut bakal terbantuk dengan cepat dan baik ketika ada kolaborasi diantara para pemain.

“Selain itu, masalah regulasi, beberapa waktu lalu sempat kurang mendukung. Tapi, mudah-mudahan sekarang sudah semakin baik dan akan mendorong ekosistem ePayment ini lebih cepat terbentuk,” ujar Herfini Haryono. Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat menjelaskan.

Herfini juga menambahkan bahwa “Untuk mendorong ekosistem ePayment itu juga dibutuhkan edukasi pada masyarakat dengan lebih agresif lagi. Namun, harus dengan contoh yang memang dekat dan dibutuhkan oleh masyarakat. Jumlah merchant juga harus terus ditambah”.

“Masalah ePayment lain yang juga perlu diperhatikan adalah interopability dan interkoneksi. Ke dua hal ini harus ditingkatkan agar masyarakat juga menjadi lebih nyaman dan aman ketika menggunakan layanan ePayment,” ujar Randy Pangalila, Group Head Mobile Financial Services Indosat Ooredoo menjelaskan.

Di mana, setiap sistem yang berada di ekosistem yang sama mampu bekerjasama dengan baik. Tidak boleh lagi mengedepankan ‘egoisme’, karena hal ini akan menghambat laju pertumbuhan dari ePayment di Indonesia.

Layanan ePayment dari Indosat yakni Dompetku saat ini baru memiliki 3.3 juta nasabah. Dengan transaksi year on year hingga kuartal 3 lalu mencapai Rp.5.5 triliun. Setiap harinya mencapai 800 ribu transaksi.

Sampai saat ini, transaksi yang paling banyak dilakukan adalah yang berkenaan dengan bill payment. Apakah itu membeli pulsa atau membayar tagihan. Ke depan, dengan adanya kerjasama dengan Kartuku yang memiliki Electronic Data Capture atau EDC hingga 29 ribu tersebut maka diharapkan transaksi instore akan lebih meningkat lagi.

“Pada akhir tahun, dengan adanya kerjasama dengan Kartuku maka diharapkan akan mencapai 10 juta nasabah Dompetku,” ujar Randy menambahkan.

Kartuku sendiri hingga akhir tahun 2016 akan terus menambah jumlag mitra. Dengan demikian, layanannya akan semakin luas. Baru pada 2017 mendatang akan menambah jumlah EDC maupun mitra. Pada tahun mendatang juga, Kartuku akan mulai masuk ke aplikasi Android. “Kami akan masuk ke aplikasi Android pada tahun depan karena saat ini masih melakukan uji coba. Kami harus yakin betul bahwa layanan melalui smarftphone tersebut aman dan nyaman,” ujar Victor Indajang, Operational Director Kartuku menjelaskan.

Saat ini, transaksi Kartuku dalam setahun sudah mencapai 600 juta US$ dengan 18 juta transaksi perharinya. Jumlah mitra yang sudah bekerjasama dengan Kartuku ada 500 perusahaan. Baik itu dari perusahaan perbankan maupun lainnya. (Icha)

XL Siap Wujudkan Visi Koneksi 1 Miliar di Indonesia

0

Telko.id – Sudah 20 tahun XL Axiata hadir di tengah masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan atas layanan telekomunikasi. Dalam rentang waktu yang cukup panjang di Industri Telekomunikasi Seluler tersebut, berbagai terobosan telah XL pelopori dalam memajukan industri, sekaligus memperbaiki kualitas layanan kepada pelanggan dan masyarakat. Kini, XL siap berkontribusi dalam mewujudkan visi 1 miliar koneksi oleh Industri Telekomunikasi Nasional di masa depan.

“Dalam rentang 20 tahun berkiprah melayani masyarakat Indonesia, XL telah mempelopori banyak hal yang kemudian bukan saja telah ikut memajukan industri, namun juga meningkatkan layanan kepada pelanggan, serta memperbesar kontribusi sektor telekomunikasi pada pembangunan nasional. Lebih dari itu, sebagai entitas bisnis di Indonesia, kami memiliki tanggung jawab untuk ikut meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penyediaan layanan telekomunikasi dan kini juga layanan internet dan Data yang mampu menunjang kinerja dan produktivitas masyarakat,” ujar Dian Siswarini, Presiden Direktur XL menjelaskan.

Dian menambahkan, XL akan terus berupaya memperbesar kontribusi kepada masyarakat dan negara dengan meningkatkan layanan, baik secara kualitas, inovasi produk, juga jangkauan layanan. Dengan dukungan iklim usaha yang kondusif, serta potensi pasar layanan data yang masih cukup besar di Indonesia hingga tahun-tahun ke depan,  XL akan mampu melayani masyarakat Indonesia dalam memasuki era digital yang tak terbendung lagi. Untuk itu pula, XL juga sudah siap menghadirkan layanan-layanan yang bersifat one shop solution yang melalui jaringan internet akan mampu diakses dari berbagai penjuru dunia.”

Menurut Dian, kini XL telah semakin maju dengan memasuki ranah layanan yang lebih luas dan menjangkau siapa saja yang terkoneksi dengan jaringan internet. Dengan beragam layanan Data digital, yang mengacu pada kebutuhan sehari-hari masyarakat, layanan XL juga bisa diakses oleh siapa saja, dan di mana saja, bahkan melintasi batas negara. Layanan-layanan tersebut antara lain adalah berbasis e-commerce, Internet of Thing (IOT), integrated e-channel, mobile advertising, digital entertainment dan mobile finance solution. Melalui beragam layanan digital tersebut, XL berharap akan bisa memperluas koneksi ke masyarakat Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara.

Sumber daya jaringan dan teknologi yang XL miliki saat ini juga sudah sangat mendukung untuk mewujudkan visi tersebut. Saat ini XL telah mengadopsi dan mengimplementasikan jaringan berteknologi 4G berbasis LTE. Seiring dengan perluasan 4G LTE ke berbagai daerah layanan, XL juga sudah mulai melangkah lebih maju dengan implementasi teknologi 4T4R untuk memaksimalkan 4G LTE hingga 2 kali lipat. Penerapan teknologi 4T4R ini sekaligus menunjukkan kesiapan XL dengan menghadirkan layanan 4,5G, yang memiliki kemampuan layanan akses internet yang lebih baik lagi.

Dengan semua kesiapan dari sisi produk layanan dan jaringan tersebut, XL yakin akan bisa terus meningkatkan jumlah koneksi di tahun-tahun ke depan, termasuk menjangkau pasar di luar negeri, terutama di kawasan Asia Tenggara.

Paket mobile broadband “XL Go”

Bertepatan dengan perayaan 2 dasawarsa XL melayani masyarakat Indonesia, XL meluncurkan layanan mobile broadband 4G LTE. Ini adalah satu layanan terbaru yang sekaligus juga menandai dukungan XL kepada masyarakat Indonesia dalam memasuki era digital. Layanan dengan nama “XL Go” ini mempermudah masyarakat dan pelanggan dalam mengakses dan memanfaatkan internet cepat untuk berbagai keperluan produktif. Dengan layanan ini, masyarakat yang belum memiliki smartphone 4G juga akan bisa mengakses 4G, melalui Mifi atau router yang bisa membagi akses ke 10-32 smartphone atau laptop.

Layanan mobile broadband ini mampu menghadirkan kecepatan akses internet hingga 150 Mbps. Selain itu, dengan spesifikasi teknis yang unggul, perangkat mampu menangkap sinyal 4G LTE di dalam ruangan secara kuat. Dengan keunggulan tersebut, selain meluncurkan “XL Go” untuk kalangan perorangan, juga bersamaan diluncurkan “XL Home” yang sangat bermanfaat memenuhi kebutuhan keluarga serta “XL Biz” untuk membantu pengembangan bisnis kalangan usaha kecil dan menengah (UKM). Saat ini XL sudah mendesain paket-paket layanan yang menarik dan sesuai untuk kalangan yang beragam tersebut.

Pelanggan dan masyarakat luas bisa memperoleh produk XL Go dan XL Home mulai 10 Oktober 2016 melalui ribuan pusat jalur penjualan XL di seluruh Indonesia seperti XL Center, toko-toko XL, retail outlet, agen-agen 4G. Selain itu, juga bisa diperoleh melalui saluran penjualan online dan toko ponsel terkemuka di Indonesia. 

XL akan menjamin layanan purna jual dengan 1 tahun garansi perangkat (termasuk masalah perangkat) melalui dukungan mitra XL yang tersebar di seluruh Indonesia.

XL yakin, layanan terbaru mobile broadband ini akan mampu terserap oleh pasar mengingat besarnya kebutuhan masyarakat dan pelanggan atas layanan internet cepat dan layanan data untuk meningkatkan produktivitas mereka. XL pun akan terus mengimbangi permintaan masyarakat tersebut dengan terus memperluas wilayah layanan 4G ke berbagai daerah dan kota-kota baru.

Saat ini XL melayani lebih dari 44 juta pelanggan, termasuk diantaranya 24 juta pelanggan Data, dengan dukungan infrastruktur jaringan yang handal. Infrastruktur jaringan milik XL tersebut berupa 72.500 BTS, termasuk lebih kurang  6.600 BTS 4G, serta lebih dari 40 ribu KM jaringan fiber optik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Khusus layanan XL 4G LTE, hingga saat ini telah menjangkau masyarakat di 88 kota di Indonesia dengan sekitar 8 juta pelanggan, dan akan menjadi 100 kota di akhir tahun yang terlayani oleh 4G LTE XL. (Icha)

Indosat Ooredoo Pilih ‘Kolaborasi’ Untuk Perluas Layanan ePayment

0

Telko.id – Dalam melakukan pengembangan usaha, yang paling mudah dan efisien adalah melakukan kolaborasi dengan banyak mitra. Langkah inilah yang dilakukan oleh Indosat Ooredoo untuk memperluas akses ePaymetn Dompetku. Kali ini yang dilakukan adalah bekerjasama degan Multi Adiprakarsa Manunggal, pemilik layanan Kartuku.

“Intinya adalah kolaborasi. Jika mau mengembangkan sendiri maka membutuhkan waktu yang lama dan tidak efektif. Padahal, kami ingin memberikan value dan manfaat lebih bagi pelanggan. Termasuk juga memberikan pengalaman pembayaran non tunai yang lebih baik kepada pelanggannya,” ujar Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat Ooredoo menjelaskan dalam acara penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Kartuku untuk menyediakan solusi pembayaran non tunai terlengkap.

Kartuku adalah salah satu produk dari Multi Adiprakarsa Manunggal, penyelenggara Third Party Processor (TPP) dan Payment Service Provider (PSP) di Indonesia, yang menyediakan solusi pembayaran non tunai terlengkap, menyeluruh, yang memungkinkan untuk melakukan proses transaksi yang aman, efisien, dan andal. Kartuku telah menjadi pelopor penyedia layanan pembayaran elektronik terdepan sejak tahun 2001 dan telah memantapkan diri sebagai perusahaan terpercaya di industri pembayaran. 

Saat ini, Kartuku telah memiliki lebih dari ratusan karyawan profesional yang tersebar dengan 59 Service Points dengan cakupan 638 kota untuk melayani kebutuhan akan pemrosesan pembayaran pada institusi keuangan besar, ritel, pembayaran tagihan, pembiayaan mikro, keuangan mikro dan merchant di Indonesia.

Kerjasama antara Indosat Ooredoo dengan Kartuku meliputi pengembangan bisnis Dompetku sehingga seluruh pelanggan Dompetku dapat melakukan transaksi melalui lebih dr 29.000 mesin Electric Data Capture (EDC) Kartuku.  Selain itu, Indosat Ooredoo juga menyediakan layanan konektifitas mesin EDC guna melayani transaksi pembayaran non tunai di berbagai merchant, bundling Smartphone plus proteksi dengan Paket PRO Freedom Bundling dan paket komunikasi bisnis PRO Freedom untuk para karyawan Kartuku, MPLS dan Dedicated Internet Access untuk menghubungkan operasional bisnis Kartuku di seluruh Indonesia.

“Kerjasama ini sesuai dengan visi Kartuku untuk menjadi pilihan utama di Indonesia sebagai pihak penyedia solusi pemrosesan pembayaran non tunai yang inovatif, terlengkap, menyeluruh dan dilengkapi dengan layanan ahli profesional dan keamanan yang kuat. Kami juga berharap untuk dapat mengakselerasi pertumbuhan transaksi non tunai menuju Cashless Society di Indonesia.” ungkap Thomas K. Husted, Presiden Direktur Multi Adiprakarsa Manunggal.

“Dompetku yang merupakan salah satu market leader dalam pasar uang elektronik dengan Kartuku yang merupakan pemain utama dalam penyediaan layanan pembayaran non tunai, akan menjadi suatu kekuatan sinergi untuk mengembangkan bisnis uang elektronik di Indonesia. Dengan kerjasama ini, selain kemudahan, keamanan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi keuangan, semakin banyaknya pilihan metode transaksi bagi pelanggan menjadikan persaingan bisnis di pasar uang elektronik akan semakin menarik.” tutup Alex. (Icha)

Snapdragon X50 Chipset 5G Pertama dari Qualcomm

Telko.id – Qualcomm baru saja memperkenalkan chipset 5G yang diklaim sebagai yang pertama di dunia yakni Snapdragon X50.

“5G sebentar lagi datang. Qualcomm pun sudah siap menghadapi dengan Snapdragon X50,” ujar Sherif Hanna, Staff manager of Technical Marketing menjelaskan, seperti di lansir dari CNet.

X50 masih merupakan langkah menuju 5G. Qualcomm menyatakan bahwa X50 ini dapat lebih cepat 100 kali dibandingkan dengan teknologi nirkabel yang dimiliki oleh perusahaan asal Amerika ini. Bahkan, Qualcomm berani mengklaim bahwa X50 ini mampu 50 kali lebih cepat dibandingkan dengan Google Fiber yang menawarkan koneksi fisik ke rumah.

Biasanya, ketika sebuah teknologi nirkabel baru telah tersedia, pertama kali muncul di perangkat standalone seperti hotspot nirkabel. Tapi Qualcomm sudah bekerja untuk langsung dapat digunakan pada smartphone.

Di Korea, rencananya akan digunakan pertama Kali pada jaringan Korea Telecom. Yakni pada ajang Olimpiade Musim Dingin 2018.

Sayang, processor X50ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Di mana X50 ini hanya mampu menghubungkan ke jaringan 5G. Belum bisa menghubungkan ke jaringan 4G atau 3G. Untuk itu diperlukan chipset snapdragon lain agar mampu melakukan pairing antara X50 dengan jaringan yang lain.

Dengan adanya kendala ini, Qualcomm berharap para vendor smartphone mendukung dengan mau memasangkan X50 dengan line Snapdragon prosesor lainnya yang mampu mengintegrasikan otak perangkat dengan konektivitas nirkabel. Sebagai informasi, perusahaan seperti LG dan HTC menggunakan line produk Snapdragon dari Qualcomm, tetapi Apple tidak.

Ketika industri pindah dari teknologi 3G ke 4G LTE, “air interface” berbasis radio tampak berbeda, namun teknologi yang digunakan adalah jenis yang sama yakni menggunakan spektrum nirkabel. Artinya, perusahaan mengerti betul bagaimana transmisi 4G beroperasi di dunia nyata. Tapi 5G benar-benar berbeda.

“Tantangan nya adalah di 5G semua sangat baru,” kata Hanna.

Di mana, 5G menggunakan spektrum frekuensi yang sangat tinggi yang dikenal sebagai gelombang milimeter atau millimeter waves. Kemampuannya adalah dapat membawa data dalam jumlah besar dan transfer sinyal dengan minimal delay. Namun, sinyal hanya mampu menjangkau dalam jarak pendek dan sulit untuk menembus dinding. Hal itulah yang menyulitkan dalam merancang jaringan 5G.

Kondisi tersebut membuat Qualcomm, produsen handset dan mitra jaringan berharap chipset X50 akan membantu untuk lebih memahami bagaimana 5G bekerja. Setelah itu, baru masuk ke tahap selanjutnya ke versi lebih lengkap dari teknologi prosesor masa depan.

“Saat ini perangkat kami mendukung semua teknologi. Mulai dari LTE, 3G dan 2G. Itu adalah tujuan utama. Strategi itu juga yang akan dilakukan pada prosesor 5G,” ujar Hanna.

Seiring dengan berita X50, Qualcomm mengatakan operator jaringan asal Australia, Telstra meluncurkan jaringan LTE gigabit-class pada akhir tahun. Sementara Netgear merilis sebuah hotspot yang mencapai kecepatan LTE hingga 1 gigabit per detik. Untuk telepon baru tersedia dengan kecepatan yang lebih tinggi pada tahun 2017, sejalan dengan operator meng-upgrade jaringannya.

“Kami berharap beberapa jaringan gigabit LTE meluncurkan tahun depan,” kata Hanna. (Icha)

Qualcomm Perkenalkan Koneksi OTA via MulteFire Menggunakan LBT

Telko.id – Qualcomm Incorporated sebagai bagian dari Qualcomm Technologies, mengumumkan tentang keberhasilan nya membuat over-the-air connection via MulteFire dengan menggunakan listen-before-talk (LBT). Hal ini diklaim oleh perusahaan asal Amerika ini sebagai yang pertama di dunia.

MulteFire adalah next-generation dari mobile cellular technology yang berbasis LTE dan dioperasikan pada unlicensed spectrum. Dalam ujicoba, Qualcomm mendemonstrasikan MulteFire dengan kapabilitas co-existence secara terus menerus. Hasilnya, performance LTE yang dipairing secara co-exixting dengan WiFi di channel 5GHz pada unlicensed spectrum cukup baik.

“Hasil test OTA ini sangat penting untuk langkah ke depannya dalam pengembangan dan komersialisasi teknologi MulteFire ini,” ujar Matt Grob, Executive Vice President and Chief Technology Officer Qualcomm Technologies menjelaskan.

Matt juga menambahkan bahwa, “Uji coba ini juga merupakan batu loncatan penting untuk memajukan teknologi spektrum 5G bersama. Dimana, 5G New Radio atau 5G NR ini sekarang sedang dirancang untuk mendukung tipe spektrum unlicensed maupun shared spectrum.

MulteFire ini berbasis 3GPP standards, terutama Licensed Assisted Access (LAA) Release 13 untuk downlink dan enhanced Licensed Assisted Access (eLAA) Release 14 untuk uplink. Sama dengan di LAA maupun eLAA, MulteFire juga di desain untuk dapat sharing di lunlicensed spectrum secara baik dengan Wi-Fi dan teknologi lain menggunakan LBT standard.

Dengan meningkatkan kemampuan teknologi LTE di unlicensed spectrum maka performance juga akan meningkat. Artinya, pengguna MulteFire akan mendapatkan pengalaman dengan kapasitas yang lebih baik, coverage semakin luas dan seamless mobility. Para pengguna Wi-Fi pun akan merasakan memperoleh pengalaman yang lebih baik juga dibandingkan ketika menggunakan WiFi yang biasanya.

Matt juga menambahkan bahwa pada uji coba tersebut Qualcomm melakukan demonstrasi untuk LAA yang menggunakan mekanisme LBT coexistence yang sama dengan MulteFire. Namun, MulteFire dapat diaplikasikan melalui beragam spectrum. Ini yang menjadi kelebihan dari over-the-air sharing menggunakan LBT. Baik, unlicensed, semisal 5 GHz maupun shared spectrum, seperti 3.5 GHz CBRS di Amerika, dapat digunakan.

Terlebih MulteFire ini tidak membutuhkan spesifikasi tertentu di licensed spectrum. Dengan demikian, MulteFire terbuka untuk semua operator, perusahaan maupun penyedia layanan untuk memanfaatkan teknologi ini dan memberikan pengalaman yang lebih baik pada pelanggannya.

Sebagai informasi, tahun lalu MulteFire Aliansi dibentuk dengan Qualcomm Incorporated sebagai salah satu anggota pendiri. MulteFire Alliance adalah sebuah asosiasi internasional yang didedikasikan untuk mengembangkan spesifikasi teknis global untuk MulteFire dan membangun program sertifikasi produk. Organisasi ini juga bertujuan untuk mempromosikan ekosistem global untuk MulteFire.

Aliansi ini berharap dapat memberikan spesifikasi Release 1.0 pada beberapa bulan ke depan yang akan mendukungan industri secara signifikan dan momentum di balik teknologi MulteFire tersebut. (Icha)

Kominfo Yakin Revisi Terkait PP Telekomunikasi Sudah Sesuai Prosedur

0

Telko.id – Polemik Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit terus bergulir. Kominfo menyakini bahwa proses revisi tersebut sudah sesuai prosedur.

Kominfo pun merasa perlu memberikan tanggapan tentang pemberitaan masalah revisi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit. Tanggapan ini terutama menyangkut pendapat Komisioner Ombudsman Alamsyah Saragih yang dimuat media online pada Selasa (11/10) dan media cetak (12/10 – 13/10) yang pada intinya menyatakan perumusan revisi kedua PP itu ada maladministrasi atau cacat prosedur.

“Bersama ini penting untuk kami tegaskan dan jelaskan, Kominfo tetap konsisten dalam koridor Nawa Cita dan mengutamakan hasil kerja bagi rakyat serta dilindunginya kepentingan nasional, ” ujar Noor Iza, Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam siaran persnya.

Noor Iza menambahkan bahwa “Perlu dipahami bahwa proses perumusan revisi terbatas terhadap dua PP tersebut sudah melewati proses yang cukup panjang dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk kementerian/lembaga dan instansi terkait. Proses ini dimulai sejak 2 Februari 2015 dengan terbitnya SK Menkominfo Nomor 56 Tahun 2016 tentang Tim Penyusunan RPP tentang Perubahan PP Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi”.

Tim Penyusun yang telah dibentuk lantas bekerja, melakukan kajian, dan berdiskusi dengan berbagai kalangan, termasuk dengan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) pada 26 November 2015. Pada bulan Desember 2015, diselenggarakan beberapa kali rapat antarkementerian yang melibatkan antara lain Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, dan Kementerian Dalam Negeri, selain Kementerian Komunikasi dan Informatika sendiri.

Pada 22 Desember 2015 dilakukan tahapan harmonisasi tentang perubahan dua PP tersebut di kantor Kementerian Hukum dan HAM dan pada 29 Desember 2015, Menteri Hukum dan HAM mengirimkan surat yang menyatakan harmonisasi telah selesai. Berdasarkan surat tersebut, Menteri Kominfo lalu mengirimkan surat kepada Presiden RI pada 30 Desember 2015, memohon penetapan RPP tentang Perubahan PP 52/2000 dan RPP tentang Perubahan PP 53/2000.

Namun ketika rancangan perubahan PP tersebut berada di Setneg untuk harmonisasi, disarankan untuk melakukan penyempurnaan lagi. Selain itu juga ada permintaan dari Menteri Keuangan dan Menteri BUMN agar revisi ditunda dengan melibatkan Kementerian BUMN dan PT Telkom dalam proses revisi. Presiden RI melalui surat Mensesneg pada 20 Juli 2016 juga memerintahkan Menko Bidang Perekonomian untuk mengkoordinasikan proses penyelesaian RPP tersebut.

Di Kantor Kemenko Perekonomian, kembali seluruh pemangku kepentingan, terutama seluruh operator telekomunikasi, diundang dalam rapat koordinasi. Puncaknya dalam rakor terbatas 8 Agustus 2016 di Kantor Kemenko Perekonomian yang dihadiri Menteri BUMN dan Menkominfo serta Deputi Perundang-undangan Kemensetneg, tercapai beberapa kesepakatan sebagaimana dirumuskan dalam RPP yang ada sekarang.

“Hal-hal dimaksud di atas merupakan bentuk pematuhan Kominfo dan tahapan panjang yang telah dilalui dalam proses perumusan revisi PP Nomor 52 Tahun 2000 dan PP Nomor 53 Tahun 2000. Seluruh tahapan ini mengindikasikan Kementerian Komunikasi dan Informatika sangat memahami dan mematuhi prinsip transparansi dan praktik good governance dalam proses penyusunan peraturan perundang-undangan,” sahut Noor Iza menjelaskan. (Icha)

Rekatkan Hubungan Anak dan Orang tua, XL Kenalkan Aplikasi ‘Berbakti’

0

Telko.id – Sebagai bagian dari kerjasama program Xmart City dengan Pemerintah Kota Pekalongan, PT XL Axiata Tbk (XL) bersama Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) meluncurkan aplikasi baru di Pekalongan. Diberi nama Berbakti, aplikasi ini ditujukan untuk lebih merekatkan hubungan antara anak dan orang tua.

“Melalui program Xmart City Pekalongan, kami ingin merekatkan kembali hubungan anak dan orang tuanya, terutama mereka yang jarang berkomunikasi karena jarak. Di saat yang bersamaan, kami juga melihat pentingnya meningkatkan kesehatan para orang tua khususnya dan lansia umumnya melalui teknologi terkini,” kata Vice President XL Digital Services Sales & Marketing, Wendhyharto Kusumaatmadja dalam keterangan resmi.

Ia menjelaskan, hal ini sejalan dengan apa yang kini menjadi sorotan pemerintah setempat. Pekalongan, sebagai kota yang sudah menjalankan pemerintahan berbasis teknologi sejak beberapa tahun lalu, dinilai perusahaan sangat siap untuk melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan baru dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dapat diunduh secara gratis di Playstore, aplikasi Berbakti hadir untuk pengguna smartphone, dan tak hanya terbatas untuk pelanggan XL, tetapi juga pelanggan provider lain.

XL sengaja mengembangkan aplikasi mobile karena melihat tren beberapa tahun terakhir dimana masyarakat lebih menyukai penggunaan data lewat aplikasi. Ditambah lagi, ilmiah bahwa aplikasi mobile mampu mengurangi kunjungan dan biaya kesehatan secara signifikan

Aplikasi Berbakti adalah sebuah aplikasi mobile yang mempermudah orang tua untuk mengabarkan kondisi kesehatan dan juga mempermudah anak untuk mengeceknya setiap hari. Aplikasi Berbakti dikembangkan dalam 2 modul, yaitu “Berbakti Anak” dan “Berbakti Orang Tua”.

Dengan aplikasi “Berbakti Anak”, seorang bisa mengecek kondisi kesehatan orang tuanya. Sementara dengan aplikasi “Berbakti Orang Tua,” orang tua dapat melaporkan kondisinya pada sang anak, misalnya ketika sehat, kangen, dan sakit. Para orang tua bisa melaporkan kondisinya lebih spesifik mengenai bagian tubuh mana yang terasa sakit. Ada juga tombol darurat yang langsung menghubungkan telepon anak. Aplikasi Berbakti Orang Tua didesain khusus untuk memudahkan mereka yang kurang akrab dengan teknologi.

XL Xmart City Pekalongan sendiri merupakan program solusi digital terintegrasi yang bertujuan memecahkan berbagai masalah di kota-kota besar. Diawali dengan solusi komunikasi dalam keluarga, sekaligus peningkatan kesehatan orang tua, aplikasi Berbakti dibuat bukan untuk menggantikan komunikasi antar anak dan orang tua sebagaimana wajarnya, melainkan melengkapi pilihan berkomunikasi antara mereka.

Ke depannya, aplikasi Berbakti akan hadir dengan fitur-fitur baru, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun tak hanya ini saja, XL dan Pemerintah Kota Pekalongan berkomitmen untuk mengembangkan berbagai layanan digital yang bermanfaat untuk masyarakat luas.