spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 1303

Vodafone Merger Dengan TPG Telecom Untuk Optimalisasi Peluang 5G

0

Telko.id – Vodafone dan TPG melakukan merger untuk bersama-sama mengakusisi spektru 3.6 GHz di Australia. Hal ini diungkapkan oleh Grup Vodafone yang berbasis di Inggris bahwa Vodafone Hutchison Australia (VHA) telah setuju untuk bergabung dengan TPG Telecom lokal untuk menciptakan operator telekomunikasi terpadu baru di Australia.

Langkah strategi ini diambil untuk bisa berkompetisi lebih dengan Telstra dan Optus Australia. Selain itu, akan menjadi lebih baik dalam melakukan investasi infrastruktur mobile maupun fixed ke depan nya.

Harapannya, merger ini juga diharapkan dapat menghasilkan sinergi dari sisi biaya dari kombinasi dua jenis jaringan tersebut. Dan sudah pasti dapat mengefisienkan biaya operasi karena akan memotong duplikasi biaya. Termasuk juga akan terdapat rasionalisasi ekonomi scale.

Nilai dari merger kedua perusahaan ini diperkirakan mencapai $ 10,94 miliar atau sekitar Rp.161 Triliun dan pendapatan tahunan sebesar sekitar $ 4,35 miliar atau setara dengan Rp.64 Trilun .

Vodafone dan Hutchison Telecommunications Australia Limited (HTAL) masing-masing akan memiliki saham 25,05% di perusahaan baru, dan sisanya dipegang oleh TPG sebesar 49,9%. Vodafone mengatakan mereka berharap merger akan selesai sepenuhnya tahun depan, tunduk pada persetujuan dari pemegang saham TPG dan pihak berwenang.

“Dengan adanya transaksi ini akan mempercepat strategi komunikasi konvergensi Vodafone di Australia dan konsisten dengan pendekatan proaktif kami untuk meningkatkan nilai portofolio bisnis kami. Gabungan perusahaan yang terdaftar akan menjadi penantang yang lebih mampu untuk Telstra dan Optus, dan akan jauh lebih baik ditempatkan untuk berinvestasi dalam layanan mobile dan fixed line generasi mendatang untuk menguntungkan konsumen dan bisnis Australia, ”kata Nick Read, CEO-designate, Vodafone.

VHA adalah operator seluler terbesar ketiga di Australia, dengan komposisi dimiliki 50/50 oleh HTAL dan Vodafone Group dan memiliki basis pelanggan seluler sekitar 6 juta pelanggan. Telco memiliki dan mengoperasikan jaringan seluler tanpa kabel dengan lebih dari 5.000 situs.

TPG memiliki basis pelanggan perumahan tetap terbesar kedua di negara itu, dengan lebih dari 1,9 juta pelanggan dan bisnis perusahaan, pemerintah, dan grosir yang signifikan. TPG memiliki dan mengoperasikan jaringan serat metropolitan dan antar-modal sepanjang 27.000 km.

Sejalan dengan perjanjian merger, Vodafone Hutchison Australia dan TPG telah menandatangani perjanjian joint venture terpisah untuk memperoleh spektrum dalam pita 3,6 GHz.

Pemerintah Australia berencana untuk melelang spektrum spektrum 125 GHzertz frekuensi 6-7 GHz, dengan lelang yang diharapkan akan dimulai pada akhir November 2018.

Perusahaan patungan ini akan mendaftar sebagai peserta dalam lelang tersebut. Selain itu, kedua perusahaan juga akan bernegosiasi dengan tujuan memperluas bisnis usaha patungan di masa depan, termasuk untuk mendapatkan lisensi spektrum masa depan dan / atau memfasilitasi berbagai bentuk spektrum dan jaringan berbagi yang efisien termasuk Jaringan 5G Radio Access bersama.

Kedua perusahaan mengatakan bahwa perjanjian JV ini tidak akan berakhir jika merger gagal untuk dilanjutkan. (Icha)

18 Klub LaLiga akan Meluncurkan Aplikasi Resmi

Telko.id – Untuk lebih dekat dengan para fans nya di seluruh dunia, LaLiga, sebuah asosiasi olahraga yang terdiri dari 42 tim yang berhasil memasuki divisi satu dan divisi dua sepak bola profesional di Spanyol meluncurkan aplikasi resmi. Aplikasi ini tersedia untuk sistem operasi Android dan iOS dalam beberapa hari mendatang. Aplikasi ini dipersonalisasi untuk beberapa tim yang tergabung dalam LaLiga Santander dan LaLiga 1|2|3.

Sebenarnya, proyek ini terbuka untuk semua klub, namun baru enam tim dari LaLiga Santander dan 12 tim dari LaLiga 1|2|3 memutuskan untuk ikut berpartisipasi, sedangkan klub-klub lainnya diharapkan untuk segera bergabung.

“Peluncuran aplikasi resmi untuk klub-klub LaLiga ini menjadikan LaLiga satu langkah lebih maju untuk semakin dekat dengan para penggemar dan juga menyediakan teknologi terbaik bagi klub-klub yang tergabung dalam LaLiga,” ujar Alfredi Bermejo, Direktur Strategi Digital LaLiga.

“Kami percaya bahwa para penggemar klub yang terlibat dalam proyek ini akan menikmati konten yang disediakan, kami juga akan memperkenalkan peningkatan maupun fitur-fitur baru dalam beberapa bulan mendatang.”

Dalam aplikasi ini terdapat konten multimedia yang memungkinkan para penggemar dapat menonton video tim sepak bola favorit mereka. Menikmati semua gol dan highlights pertandingan di musim 2018/19 dan juga musim- musim sebelumnya dengan konten multimedia terbaik yang benar-benar dipersonalisasi untuk setiap penggemar.

Jadwal, hasil dan klasemen secara langsung juga sudah tersedia. Termasuk akses untuk semua tanggal penting dan jadwal kick-off di kalendar resmi untuk semua kompetisi LaLiga Santander, LaLiga 1|2|3, dan Copa del Rey. Informasi yang disediakan selalu up-to- date dengan skor terbaru dan tabel pertandingan pada setiap laga.

Informasi tentang statistik pemain juga ada. Termasuk membandingkannya satu sama lain. Fitur pembanding akan menawarkan data akurat terkait gol, penampilan, waktu permainan, kartu, assist, tendangan, dribbling, pelanggaran, passing, umpan silang, dan tekel yang dilakukan oleh semua pemain di klub, dan banyak lagi.

Para penggemar di seluruh dunia juga dapat mengikuti akun media sosial masing-masing klub melalui aplikasi resmi. Jika ingin nonton pertandingan, terdapat peta yang menunjukkan arah ke stadion dan informasi lainnya terkait stadion. Terdapat pula jadwal tur dan informasi terkait transportasi menuju stadion.

Sebagai pengingat, terdapat fitur Push notifications yang akan mengingatkan penggemar berbagai informasi detail terkait pertandingan. Asyiknya, ada fasilitas pengaturan yang dapat disesuaikan bagi setiap pengguna aplikasi. Aplikasi ini juga menyediakan pemberitahuan langsung mengenai semua konten yang menarik bagi para penggemar.

Tim strategi digital di LaLiga ini pun berjanji akan terus berupaya untuk memberikan update terbaru untuk aplikasi ini dalam beberapa bulan mendatang, termasuk menghadirkan fitur-fitur baru yang menarik. (Icha)

Bantu Nelayan Kecil, KPP dan XL Axiata Lahirkan Aplikasi Laut Nusantara

0

Telko.id – Banyak nelayan Indonesia yang bekerja sendiri. Artinya, benar-benar hasil tangkapannya itu untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Keberpihakan Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada nelayan kecil ini, salah satu nya dengan menggandeng Xl Axiata bersama dengan Balai Riset dan Observasi Laut (BROL), Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan, untuk pembuatan Aplikasi Laut Nusantara.

Aplikasi berbasis Android ini 100% buatan dari Indonesia. Fasilitas yang diberikan juga sangat sesuai dengan kebutuhan nelayan kecil. Diantaranya mengenai wilayah tangkapan, informasi sebaran ikan di pelabuhan, hingga kondisi cuaca di laut. Data-data dari aplikasi ini didukung oleh oleh BROL.

Kolaborasi ini, diluncurkan berbarengan dengan hari jadi BROL ke-13,  di Pantai Perancak, Jembrana, Bali, (30/8). Turut hadir pada acara ini adalah Kepala Badan Riset Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Sjarief Widjaja, Staf Ahli Menteri Kelautan & Perikanan, Aryo Hanggono dan Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya.

“Aplikasi ini kami bangun terutama bagi para nelayan kecil perorangan yang selama ini sangat mengandalkan hasil tangkapan untuk menopang kehidupan keluarganya sehari-hari. Kami berharap, aplikasi ini benar-benar bisa membantu saudara-saudara nelayan kita untuk bisa menikmati kekayaan laut Nusantara di era digital,” ujar I Nyoman Radiarta, Kepala BROL.

“Riset kelautan terdiri dari tiga pilar, yaitu research excellent, masyarakat industri dan education. Hasil keluaran riset harusnya bukan hanya berwujud tulisan, tapi implementasinya harus sampai pada masyarakat, terutama nelayan sehingga manfaatnya dapat dirasakan dengan nyata. Adanya peluncuran Laut Nusantara yang merupakan bentuk hilirisasi produk unggulan BROL ini, dapat dikatakan merupakan dukungan terhadap terwujudnya tiga pilar tersebut,” kata Sjarief Widjaja, Kepala BRSDMKP.

Aplikasi “Laut Nusantara” ini dibangun cukup cepat. Hanya memakan waktu kurang lebih 5 bulan saja. Ini adalah aplikasi untuk nelayan yang kedua diluncurkan oleh XL Axiata, setelah sebelumnya disebut aplikasi “mFish”.

“Yang membedakan aplikasi “Laut Nusantara” dengan aplikasi sebelumnya adalah basis informasi yang lebih lengkap dan real time, serta sumber data sepenuhnya disuplai oleh data resmi dari BROL. Sebagai lembaga riset dan observasi kelautan di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan, BROL memiliki data kelautan yang sangat lengkap dan sangat berguna untuk pengembangan di bidang kelautan, termasuk manfaat praktis bagi nelayan kecil,” ungkap Yessie D Yosetya, Direktur Teknologi XL Axiata menjelaskan.

Data-data dari BROL juga up to date dan berdasarkan riset dan observasi laut di seluruh wilayah nusantara. Semua informasi kelautan yang terdapat dalam Aplikasi Laut Nusantara ini didapat secara langsung dari stasiun bumi Balai Riset dan Observasi Laut, sehingga tidak diragukan keakuratannya. Updating data dilakukan setiap tiga hari berdasarkan data dari satelit khusus.

Sementara itu, data yang bersifat prakiraan berdasarkan analisa data selama 20 tahun ke belakang. Tim XL Axiata dan BROL sebelumnya sudah melakukan penelitian dan survey ke sejumlah komunitas nelayan di berbagai daerah untuk mengetahui kebutuhan mereka terkait informasi seputar aktivitas penangkapan ikan.

Aplikasi “Laut Nusantara” bisa dimanfaatkan mulai 30 Agustus 2018. Masyarakat nelayan di seluruh Indonesia bisa mengunduhnya di Play Store secara gratis melalui smartphone Android dengan menggunakan operator layanan data. Aplikasi ini bisa dipergunakan oleh nelayan saat melaut sejauh smartphone mereka masih bisa menangkap sinyal data dari operator.

Berdasarkan ujicoba di sejumlah daerah, aplikasi masih bisa dibuka hingga jarak 10 mil dari pantai. Jarak ini masih sangat relevan mengingat nelayan kecil, dengan perahu berjungkung dan bentuk perahu tradisional berukuran kecil lainnya memiliki daya jangkau rata-rata kurang dari 20 mil laut.

Berbarengan dengan peluncuran aplikasi Laut Nusantara ini, XL Axiata menyerahkan paket smartphone dan data XL Axiata kepada komunitas nelayan di Desa Perancak, Kabupaten Jembrana, Bali. Pada smartphone tersebut sudah tersedia aplikasi “Laut Nusantara” dan paket data selama 1 bulan. Penyerahan paket donasi berlangsung di Pantai Banjar Perancak, Desa Perancak, Jembarana oleh Direktur Teknologi XL Axiata dan Kepala BRSDMKP Kementerian Kelautan dan Perikanan. (Icha)

Usai AS Mencabut Band Import, ZTE Bakal Percepatan Investasi R&D

0

Telko.id – Akhirnya, kegiatan produksi ZTE telah kembali normal, usai larangan impor oleh AS dicabut. Untuk mengejar ketinggalan bisnis nya, produsen asal Cina ini pun bakal mempercepat penanaman modal di R&D terutama di segmen chip, dan memperkuat hubungan dengan pembuat chip tambahan.

Larangan import oleh As ini memang sangat mengganggu produksi ZTE. Namun, Chairman ZTE, Li Zixue mengungkapkan bahwa bisnis operasi vendor telah kembali sepenuhnya. Bahkan, target produksi ZTE untuk Agustus telah dinormalkan dan kegiatan dalam segmen penelitian dan pengembangan akan dilanjutkan dengan cepat.

“Kami masih berada di garis depan dalam industri komunikasi. Pesanan kami juga sangat bagus dan sejalan dengan Juli dan Agustus tahun lalu. Kami pun optimis bisnis operasi jaringan ZTE akan melanjutkan pertumbuhan normal selama tahun depan,” kata CEO ZTE, Xu Ziyang menjelaskan.

Xu juga mengatakan bahwa vendor akan meningkatkan upaya dalam R & D, terutama di segmen chip, dan memperkuat hubungan dengan pembuat chip tambahan.

Laporan pers sebelumnya mengatakan bahwa ZTE kehilangan setidaknya $ 3 miliar setelah menangguhkan operasinya menyusul larangan yang diberlakukan oleh otoritas AS.

ZTE baru-baru ini mendapatkan pendanaan sekitar $ 10,5 miliar untuk melanjutkan bisnis normal, menurut laporan sebelumnya.

Larangan tujuh tahun telah diberlakukan oleh Biro Industri dan Keamanan Departemen Perdagangan (BIS) pada Maret tahun ini setelah vendor itu diduga tidak memenuhi syarat perjanjian yang telah dikerjakan setelah secara ilegal mengirimkan peralatan telekomunikasi ke Iran dan Korea Utara.

Pada awal Mei, ZTE menghentikan kegiatan operasinya yang besar karena larangan tersebut, yang tidak memungkinkan perusahaan AS untuk mengirimkan komponen utama termasuk chip kepada ZTE.

Departemen Perdagangan AS pun akhirnya secara resmi mencabut larangan bagi perusahaan AS yang menjual komponen dan perangkat lunak kepada ZTE, setelah ZTE memenuhi semua persyaratan penyelesaian yang disetujui pada bulan Juni.

Pada tanggal 13 Juli, Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengumumkan bahwa ZTE telah menempatkan $ 400 juta di escrow di bank AS. Tak lama setelah deposit, Departemen mengangkat perintah penolakan pada ZTE. Dana escrow adalah tambahan dari denda $ 1 milyar yang dikenakan oleh Perdagangan yang dibayarkan ZTE ke US Treasury bulan lalu.

Pemerintah mengatakan bahwa $ 1,4 miliar dibayar berdasarkan perjanjian penyelesaian baru di samping $ 892 juta dalam denda ZTE telah dibayarkan kepada pemerintah AS berdasarkan perjanjian penyelesaian Maret 2017.

Pekan lalu, pemerintah AS menunjuk Roscoe Howard Jr untuk menjadi koordinator kepatuhan khusus (SCC) untuk vendor Cina ZTE.

Fungsi koordinator kepatuhan khusus akan mengoordinasikan, memantau, menilai, dan melaporkan kepatuhan terhadap undang-undang kontrol ekspor AS oleh ZTE, anak perusahaannya, dan afiliasinya di seluruh dunia. Departemen Perdagangan mengatakan bahwa koordinator akan beroperasi dengan akses yang belum pernah ada sebelumnya di seluruh perusahaan. (Icha)

NB-IoT Bakal Jadi Faktor Kunci Pasar IoT Dunia Di 2020

Telko.id – Narrowband IoT (NB-IoT) adalah teknologi radio Low Power Wide Area Network (LPWAN) yang dikembangkan oleh 3GPP untuk memungkinkan berbagai perangkat seluler dan layanan. Berdasarkan laporan dari Research and Markets, teknologi ini bakal menjadi salah satu tren utama yang mendorong pertumbuhan pasar chipset IoT hingga akhir tahun 2022.

“Salah satu tren di pasar adalah pengenalan teknologi NB-IoT. Dalam laporan riset pasar modul IoT, analis kami mengidentifikasi pengenalan teknologi NB-IoT sebagai salah satu tren utama yang mendorong pertumbuhan pasar chipset IoT hingga akhir tahun 2022,” kata salah seorang analis dari tim peneliti Research and Markets menjelaskan.

Pasalnya, teknologi NB-IoT ini memungkinkan perangkat kecil dengan faktor bentuk untuk terhubung ke bandwidth sempit berlisensi untuk memastikan transfer volume data yang tinggi,” kata salah seorang analis dari tim peneliti Research and Markets menjelaskan.

Mengapa NB-IoT ini bakal trend? Teknologi ini secara khusus berfokus pada cakupan dalam ruangan, biaya rendah, masa pakai baterai yang lama, dan kepadatan sambungan yang tinggi. NB-IoT menggunakan subset dari standar LTE, tetapi membatasi bandwidth ke band sempit tunggal 200kHz. Ia menggunakan modulasi OFDM untuk komunikasi downlink dan SC-FDMA untuk komunikasi uplink.

Selain NB-IoT sebenarnya yang diberlakukan oleh 3GPP Release 13 adalah eMTC (Enhanced Machine-Type Communication) dan EC-GSM-IoT.

Dalam laporannya juga, Research and Markets menyebutkan bahwa yang akan menjadi pemain kunci di pasar chipset IoT global adalah Altair Semiconductor, Intel, MediaTek, NXP Semikonduktor, QUALCOMM, SAMSUNG, dan STMicroelectronics.

Menurut laporan itu, satu pengendara di pasar meningkatkan jumlah perangkat pintar dan aplikasi. Perangkat pintar adalah perangkat interaktif yang menghubungkan pengguna dan perangkat lain menggunakan teknologi seperti Wi-Fi, Bluetooth, 4G, dan 3G. Perangkat ini memungkinkan komunikasi antara manusia dan teknologi saat menghubungkan dunia digital dan fisik melalui IoT.

Lebih lanjut, laporan itu menyatakan bahwa satu tantangan di pasar adalah masalah privasi dan keamanan. Implementasi IoT menghasilkan masalah privasi dan keamanan utama. IoT memungkinkan perangkat yang berbeda, seperti peralatan rumah yang terhubung dan mobil yang terhubung, untuk terhubung satu sama lain dan berfungsi secara efisien.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi obyektif informasi primer dan sekunder termasuk masukan dari peserta utama dalam industri. Laporan ini berisi pasar yang komprehensif dan lanskap vendor di samping analisis SWOT dari vendor utama. (Icha)

Kolaborasi Indosat Ooredoo – Cisco Dukung Monetisasi IoT di Indonesia

0

Telko.id – Dalam melakukan transformasi digital, pelaku bisnis di seluruh Indonesia dituntut untuk dapat memanfaatkan Internet of Things (IoT) agar lebih kompetitif di industri dan mampu memberikan layanan koneksi baru pada pelanggannya . Bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Itu sebabnya, Indosaat Ooredoo menggandeng Cisco Control Center.

Cisco Control Center, sebuah automated IoT Connectivity Management Platform, yang memungkinkan pelanggan dapat meluncurkan, mengelola dan memonetisasi layanan IoT secara global dalam hal penggunaan Industri 4.0.

“Kolaborasi Indosat Ooredoo bersama Cisco bertujuan untuk memenuhi kebutuhan internet yang  lebih luas dan memperkuat platform IoT Hub Indosat Ooredoo yaitu IoT Connect. Melalui kolaborasi ini, kami juga ingin mendorong para pelanggan kami, mitra dan juga komunitas pengembang aplikasi di setiap industri di Indonesia untuk terus berinovasi, memberikan layanan baru serta dan mendapatkan aliran pendapatan baru, “ kata Herfini Haryono, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo dalam keterangan resmi yang diterima Rabu (29/8/2018).

Kolaborasi ini akan menggabungkan jaringan seluler Indosat Ooredoo dengan patform IoT Cisco Control Center, yang memudahkan pelaku bisnis menghadirkan layanan koneksi baru yang lebih efektfi dan efisien. Dengan Control Center, pelanggan Indosat Ooredoo dapat mengontrol biaya saat meningkatkan layanan IoT mereka secara global degnan keandalam yang mumpuni.

Ada 4 kompartemen yang dilihat Indosat Ooredoo banyak permintaan untuk layanan IoT. Pertama, Manufaktur dan Industri 4.0. Pada industry ini, IoT memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan profit pabrik-pabrik yang ada saat ini. Produsen dapat memanfaatkan platform IoT Cisco untuk memantau dan secara prokaktif mengindentifikasi potensi masalah dengan mesinnya, sehingga mesin tersebut bisa diperbaiki sebelum mereka dapat menyebabkan downtime.

Kedua, Transportasi dan Logistik. Industri ini membutuhkan tampilan lokasi real-time dan riwayat data yang komprehensif. Platform Control Center dapat membantu perusahaan meningkatkan kinerja armada dan memungkinkan efisiensi bisnis yang maksimum pada titik keberangkatan, selama pengangkutan dan pada saat keberangkatan.

Ketiga, SmartMeters. Dengan gabungan infrastruktur Indosat Ooredoo dan platform IoT Cisco akan membantu menghadirkan layanan smartmeter dan penyearan smartgrid ke pasar lebih cepat.

Keempat, SmartCities. Banyak kota yang mengidamkan kehadiran IoT untuk membuat hidup perkotaan lebih aman dan lebih nyaman dengan pengelolaan limbah, system transportasi cerdas, solusi parker yang terhubung, jaringan pasokan air, penegakan hukum dan layanan masyarakat lainnya.

Dengan adanya kolaborasi ini maka perusahaan yang berada dijangkauan jaringan seluler Indosat Ooredoo, akan mendapatkan manfaat dari Control Center. Tidak hanya akan menyediakan visibilitas yang mendekati real time dan control atas layanan IoT di seluruh Indonesia, tetapi juga memiliki skala global yang diberplukan untuk memperluas ayanan di seluruh dunia dengan mudah.

Control Center ini sendiri sudah digunakan oleh lebih dari 50 penyedia layanan untuk mengelola perangkat IoT dan lebih dari 550 jaringan seluler di seluruh dunia, sehingga pelaku bisnis diseluruh Indonesia dapat memberikan layanan IoT mereka ke negara lain dalam rangka memenuhi permintaan bisnis.

“Kami yakin, dengan kerjasama ini, layanan dari Indosat Ooreoo IoT Connect menjadi pilihan paling lengkap bagi pelanggan yang membutuhkan IoT Connectivity Platform,” ujar Rangarajan Kalyanasundaram, Group Head Business Marketing Indosat Ooredoo menjelaskan.

IoT Connect ini mampu memberikan manfaat dari teknologi connectivity platform terkemuka di dunia dan mampu menangani pola sambungan IoT yang besar seperti NB-IoT yang menyediakan kualitas layanan, penyediaan yang mudah dan keamanan dengan jangkauan yang lebih luas. (Icha)

 

 

XL Bangun Jembatan Instagramable Untuk Dukung Agrowisata Di Pringsewu

0

Telko.id – Membangun jembatan, prinsipnya sama dengan ketika membangun jaringan telekomunikasi dan data. Begitu selesai dibangun, akan bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Hal ini yang diinginkan oleh XL ketika membangun jembatan di Pringsewu.

“Keduanya sama-sama menjadi sarana penghubung yang memudahkan aktivitas masyarakat. Kami ucapkan selamat kepada masyarakat Desa Bumi Ayu dan Desa Fajar Isuk atas jembatan yang baru ini. Semoga keberadaannya bisa membawa berkah bagi warga dan masyarakat luas,” kata Dian Siswarini Presiden Direktur XL Axiata.

Kegiatan ekonomi masyarakat diharapkan dapat meningkat dengan dibangunnya jembatan ini. Termasuk juga agrowisatanya yang cukup berpotensial. Itu sebabnya, jembatan yang dibangun tidak sekedar dapat menjadi jembatan saja, tetapi juga didesain menarik sehingga sangat memungkinkan menjadi lokasi pengambilan foto atau dalam istilah kekinian “instagramable”.  Apalagi, area di sekitarnya merupakan area pertanian hijau dan permai. Pengunjung juga bisa menikmati indahnya hutan Kota Fajaresuk.

“Jembatan ini akan melancarkan sarana antar desa, untuk mengambil air, jalan untuk anak-anak ke sekolah, juga ke mushola terdekat. “Bisa untuk foto-foto juga, karena tempat ini indah,” ujar H. Sujadi Saddat, Bupati Pringsewu, saat meresmikan jembatan Talang XL Axiata – Bumi Ayu  yang menghubungkan Desa Bumi Ayu dan Desa Fajaresuk di Kecamatan Pringsewu, Lampung.

Pembangunan jembatan ini diinisiasi dan direalisasikan oleh Majlis Taklim XL Axiata (MTXL), bekerjasama dengan lembaga sosial Inisiatif Zakat Indonesia (IZI). Peletakan batu pertama proyek jembatan berlangsung pada 5 Mei 2018. Pembangunan ini merupakan bagian dari penyaluran dana wakaf karyawan XL Axiata melalui Majelis Taklim XL. Jembatan Talang XL –  Bumi Ayu menjadi jembatan kelima yang dibangun XL Axiata.

Jembatan Talang XL Axiata memang memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai sarana penyeberangan dan talang air yang memungkinkan aliran irigasi diseberangkan ke sisi seberang lembah. Dengan panjang kurang lebih 100 meter, jembatan talang ini bisa mengalirkan air irigasi yang berasal dari Bendungan Bumi Ratu, Kecamatan Pagelaran ke areal persawahan yang ada di Kecamatan Pringsewu.

Talang yang tadinya hanya berfungsi untuk jembatan air, kini menjadi ruas jalan penghubung warga menuju lahan garapan. Yakni dengan memanfaatkan bagian atas talang sebagai jembatan. (Icha)

 

 

 

 

Telkomsel Hadirkan VMS Untuk Nelayan Di Malang dan Sinjai

0

Telko.id – Kawasan laut Indonesia merupakan surga perikanan dunia. Jadi harus dijaga agar memberikan manfaat yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu, Telkomsel dan Sisfo menghadirkan Vessel Monitoring Solution atau VMS. Sebuah solusi system pemantauan kapal perikanan.

Kali ini, pemerintah daerah serta nelayan yang bernaung di KUD  Mina Jaya dan Kelompok Nelayan Rukun Jaya, Sedang Biru – Malang, jawa Timur, serta Kelompok Nelayan Aisyah dan Ikrar Jaya Group Sinjai Sulawesi Selatan yang mendapatkan fasilitas VMS ini.

“Kami harap solusi ini dapat mendukung sinkronisasi kebutuhan nelayan lokal dengan kebijakan pemerintah dalam menjaga sumberdaya kelautan dan perikanan Indonesia,” kata Primadi K. Putra, Vice President Corporate Account Management Telkomsel.

VMS sendiri merupakan solusi sistem pemantauan ikan dari Sisfo Indonesia dengan teknologi hybrid yang didukung infrastruktur GSM dari Telkomsel myBusiness. Infrastruktur GSM yang digunakan pada VMS tidak hanya akan membantu pemerintah dalam memantau aktivitas penangkapan ikan nelayan, tapi juga akan membantu  meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan.

Dengan dukungan infrastruktur jaringan GSM, teknologi hybrid pada VMS akan lebih banyak membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas penangkapan ikan yang lebih baik, serta membantu komunikasi dari kapal. Sedangkan bagi pemerintah, VMS merupakan bagian dari usaha dalam memerangi illegal, unreported dan unregulated fishing.

Selain itu, VMS juga akan membantu fishing coordinator / pemilik kapal meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan informasi kapal, serta untuk memperkirakan hasil tangkapan ikan.

Solusi VMS juga memililki banyak fitur seperti Tracking untuk memonitor posisi dan pergerakan kapal, Log Book yang memungkinkan nelayan melaporkan posisi penangkapan dan hasil ikan sehingga hasil tangkapan diterima oleh pasar dengan harga yang layak, Fish Forecast untuk membantu nelayan mengidentifikasi keberadaan ikan di laut, Distress Solution / Panic Button yang dapat digunakan nelayan untuk menginformasikan keadaan darurat di kapal untuk mendapatkan bantuan.

VMS juga memiliki fitur Weather Information untuk memberikan informasi perkiraan cuaca dari pihak otoritas seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Messaging Service yang merupakan sistem pengiriman pesan untuk memungkinkan nelayan berkomunikasi dengan petugas pelabuhan yang berwenang di darat, serta Geofencing yang memanfaatkan GPS atau radio frequency identification untuk membantu nelayan mendapatkan informasi ketika memasuki daerah terlarang untuk menangkap ikan / marine protection area. (Icha)

 

 

 

Ini Dia Tiga Jurus Penting Guna Tangkal Penyebaran Hoaks

Telko.id – Sampai Juli 2018, terdapat 864.149 situs di Indonesia yang terindikasi oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai penyebar informasi palsu. Ada tiga jurus ang dapat menangkal penyebaran hoaks ini.

Menurut Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika ketiga jurus tersebut adalah meningkatkan minat baca, memperkuat referensi dan menjadikan sanggahan lembaga kredibel dalam menghadapi terpaan informasi di internet.

“Pertama, saya imbau masyarakat terus meningkatkan minat baca dalam menghadapi terpaan informasi di internet, mengingat banyaknya informasi palsu yang beredar di ruang siber saat ini,” katanya dalam dalam Talkshow “Bahu-membahu Melawan Berita Palsu” di Cocowork D. Lab, Menteng, Jakarta, Senin (27/08/2018).

Menurut Dirjen Aptika, hal yang dominan terjadi di dunia internet saat ini adalah adanya manipulasi informasi. “Intelegensia kita sedang diuji. Sekarang yang terjadi adalah orang-orang memanipulasi informasi. Kalau mau baca, harus baca beneran. Tidak bisa meluangkan waktu untuk hanya membaca headline-nya, atau paragraf pertamanya. Ini harus ditumbuhkan untuk generasi ini, baca suatu berita itu lengkap,” jelas Dirjen Aptika.

Hal kedua yang juga penting menurut Dirjen Aptika adalah memperluas referensi untuk menilai dan membandingkan kualitas informasi. Menurutnya referensi dari sumber terpercaya  tepat dalam mencegah penyebaran hoaks. “Referensi sangat penting. Internet itu kan banyak, ngga hanya satu source. Tinggal googling aja tentang itu ada tidak beritanya,” tegas Dirjen Aptika.

Untuk mencegah penyebaran hoaks, kominfo juga mengandeng Qlue Perangi Konten Negatif di Internet. Kerja sama itu diwujudkan dalam pembuatan Dashboard Khusus Aduan Konten yang diluncurkan melalui kerjasama Kementerian Kominfo dan Qlue “Indonesia Menolak Dipecah Belah!”.

Melalui Dashboard itu, Kementerian Kominfo dapat menganalisis lebih dalam mengenai penyebaran konten negatif yang memecah-belah bangsa. “Nantinya, dashboard ini dapat melihat tren konten negatif yang banyak beredar seperti intoleransi, berita palsu dan provokasi,” ungkap Dirjen Aptika.

Sampai saat ini Qlue aktif digunakan oleh warga Jakarta untuk melaporkan berbagai macam persoalan yang muncul di masyarakat. Cara yang cukup efektif untuk menyampaikan secara cepat pada aparat pemda dan data segera ditindaklanjuti. Efektifitas itulah yang diharapkan juga muncul ketika kerjasama ini sudah diterapkan, terutama dalam konten negatif, hoaks dan lainnya.

Menurut Dirjen Aptika, saat ini juga Kementerian Kominfo tengah menggarap peraturan menteri (Permen) berdasarkan studi banding ke Malaysia dan Jerman mengenai pengendalian berita hoax dan ujaran kebencian.  “Jadi permen tentang pengendalian konten. Di dalamnya ada fake news. Yang ilegal bukan hanya fake news tapi banyak, saya tidak lagi sebut hoaks,” ujar Semuel.

Aduan Konten Kominfo merupakan fasilitas pengaduan konten negatif baik berupa situs, URL, akun media sosial, aplikasi mobile, dan software yang memenuhi kriteria sebagai Informasi dan/atau dokumen elektronik bermuatan negatif sesuai peraturan perundang-undangan.

Melalui layanan Aduan Konten, masyarakat dapat menyampaikan pengaduan konten negatif dengan cara mendaftarkan diri, mengunggah tautan (link) serta screenshot situs atau konten yang dilaporkan disertai alasan, dan memantau proses penanganan yang dilakukan oleh Tim Aduan Konten. (Icha)

ALE Sosialisasikan Platform Rainbow Lewat Hackathon Indonesia 2018

Telko.id – Alcatel-Lucent Enterprise (ALE) menmasyarakatkan platform rainbow miliknya melalui program ALE Hackathon 2018. Sekaligus juga mendukung program pemerintah Indonesia menuju ekonomi digital serta membantu mewujudkan 1001 start up di Indonesia.

Program ini merupakan sebuah inisiatif yang menantang para pengembang untuk membuat aplikasi berdasarkan platform Rainbow yang dapat menghubungkan manusia, bisnis dan perusahaan, untuk menjawab tantangan di 5 sektor, yaitu pemerintahan, kesehatan, perhotelan, pendidikan, dan transportasi. Inisiatif ini menyasar komunitas pengembang dan individu dari seluruh Indonesia.

Sebelumnya, ALE telah menyelenggarakan roadshow untuk memperkenalkan program ini di empat kota besar yaitu Malang, Palembang, Bandung, serta Jakarta, dan mendapatkan sambutan hangat dari komunitas pengembang. Sejak pembukaan kompetisi pada 3 Mei 2018, panitia telah menerima proposal aplikasi dari 183 tim.

Setelah melalui penilaian dewan juri, panitia berhasil memilih 98 tim pengembang yang berhak melanjutkan ke tahap kualifikasi serta ke tahap berikutnya yaitu semi-finals untuk presentasi konferensi video Rainbow. Dari tahap ini kemudian terpilih 35 tim untuk melaju ke babak final.

“Kami cukup senang melihat antusiasme para pengembang untuk mengikuti kompetisi ini. Banyak ide luar biasa yang kami percaya dapat membawa nilai tambah bagi setiap industri yang mereka representasikan dan membantu pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, ” ujar Adios Purnama, Country Manager, ALE Indonesia.

Aplikasi yang dibuat di atas platform komunikasi Rainbow dirancang untuk memenuhi tantangan di 5 sektor, yaitu pemerintahan, transportasi, kesehatan, pendidikan dan perhotelan.

Saat ini di tahap final, ALE telah memilih 35 ide luar biasa untuk dikembangkan menjadi aplikasi yang akan berkolaborasi dengan Rainbow CPaaS (Communication Platform as a Services). Ke-35 tim ini akan dilatih oleh tim ALE Evangelist dan Vertical Expert, sehingga aplikasi ini menjadi lebih matang untuk dipresentasikan pada presentasi tatap muka di Jakarta.

Tim yang lolos ke babak final akan diundang untuk mempresentasikan ide dan aplikasinya di hadapan dewan Juri ALE Hackathon di Le-Meridien Hotel Jakarta pada 19-20 September 2018. Malam penghargaan sendiri akan diadakan pada 21 September 2018 di Le-Meridien Hotel Jakarta sebagai acara utama dalam kampanye ini.

Untuk 20 tim teratas secara otomatis akan bergabung dengan Komunitas Pengembang Internasional ALE dan 3 tim teratas akan menerima hadiah dan mendapatkan coaching clinic dari tim ALE Evangelist dan Vertical Expert. Pemenang pertama akan diberangkatkan ke Paris untuk mendapatkan coaching clinic dari ALE International Developer Team.

“Kami sangat bersemangat untuk melihat bagaimana ide-ide para peserta bisa menjadi aplikasi dan dapat berkolaborasi baik dengan platform Rainbow kami. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana aplikasi ini dapat membantu mengatasi tantangan di setiap pasar vertikal di era digital ini,” pungkas Adios. (Icha)