spot_img
Latest Phone

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...

iPhone Lipat Apple Akan Gunakan Touch ID, Bukan Face ID

Telko.id - Apple dikabarkan akan menggunakan teknologi Touch ID,...

Apple Gagal Wujudkan iPhone Lipat Tanpa Lipatan, Rilis 2026?

Telko.id - Apple dikabarkan gagal mewujudkan iPhone lipat dengan...

Google Pixel Watch 4, Dukung Koneksi Satelit dan Baterai Lebih Besar

Telko.id - Google secara resmi meluncurkan Pixel Watch 4...

Garmin Index Sleep Monitor Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Index Sleep Monitor,...
Beranda blog Halaman 1278

Menteri KKP Resmikan Aplikasi “Laut Nusantara” Untuk Nelayan Indonesia

Telko.id – Para nelayan Indonesia agar mampu menangkap ikan lebih banyak lagi dan tetap terjaga keamanannya membutuhkan alat bantu. Balai Riset dan Observasi Laut (BROL), Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan XL Axiata berkolaborasi melahirkan aplikasi digital bernama “Laut Nusantara” yang bisa membantu meningkatkan produktivitas dan keamanan kerja masyarakat nelayan Indonesia.

Dan boleh berbangga karena aplikasi berbasis Android yang 100% buatan Indonesia. Data-data yang disajikan pun mendapatkan dukungan data kelautan yang sahih dan real time.

Sebenarnya, beberapa waktu aplikasi ini sudah diperkenalkan pada komunitas nelayan. Namun, baru sekarang diresmikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di tengah-tengah komunitas nelayan Bali di Jembrana, Rabu (10/10).

Launching ditandai dengan penyerahan secara simbolis tiga paket perangkat Laut Nusantara yang terdiri dari smartphone yang berisi aplikasi Laut Nusantara, sim card dengan paket data 1GB dan satu buku panduan penggunaan aplikasi Laut Nusantara kepada tiga nelayan Pengambengan, Bali.

“Aplikasi Laut Nusantara ini menyediakan berbagai informasi yang paling dibutuhkan oleh nelayan kecil, baik mengenai wilayah tangkapan, informasi sebaran ikan di pelabuhan, hingga kondisi cuaca di laut,” ujar I Nyoman Radiarta, Kepala BROL.

Menurutnya, aplikasi ini juga akan sangat bermanfaat bagi para nelayan kecil perorangan di seluruh wilayah Indonesia yang selama ini sangat mengandalkan hasil tangkapan untuk menopang kehidupan keluarganya sehari-hari. Informasi mengenai kondisi cuaca juga cukup lengkap yang akan menjadi panduan sekaligus peringatan bagi para nelayan untuk mempertimbangkan keselamatannya.

“Aplikasi “Laut Nusantara” ini dibangun selama kurang lebih 5 bulan. Ini adalah aplikasi untuk nelayan yang kedua diluncurkan oleh XL Axiata, setelah sebelumnya disebut aplikasi “mFish,” ujar Yessie D Yosetya, Direktur Teknologi XL Axiata.

Yang membedakan aplikasi “Laut Nusantara” dengan aplikasi sebelumnya adalah basis informasi yang lebih lengkap dan real time, serta sumber data sepenuhnya disuplai oleh data resmi dari BROL.

BROL sendiri merupakan satuan kerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mempunyai tugas dan fungsi  melaksanakan penelitian dan observasi sumber daya laut di bidang fisika dan kimia kelautan, daerah potensial penangkapan ikan, dan perubahan iklim, serta pengkajian teknologi kelautan.

Dalam riset kelautan yang dilakukan oleh BROL ini terdiri dari tiga pilar, yaitu research excellent, masyarakat industri dan education. Hasil keluaran riset harusnya bukan hanya berwujud tulisan, tapi implementasinya harus sampai pada masyarakat, terutama nelayan sehingga manfaatnya dapat dirasakan dengan nyata. Adanya peluncuran Laut Nusantara yang merupakan bentuk hilirisasi produk unggulan BROL ini, dapat dikatakan merupakan dukungan terhadap terwujudnya tiga pilar tersebut.

Data-data dari BROL juga up to date dan berdasarkan riset dan observasi laut di seluruh wilayah nusantara. Semua informasi kelautan yang terdapat dalam Aplikasi Laut Nusantara ini didapat secara langsung dari stasiun bumi Balai Riset dan Observasi Laut, sehingga tidak diragukan keakuratannya. Updating data dilakukan setiap tiga hari berdasarkan data dari satelit khusus.

Sementara itu, data yang bersifat prakiraan berdasarkan analisa data selama 20 tahun ke belakang. Tim XL Axiata dan BROL sebelumnya sudah melakukan penelitian dan survey ke sejumlah komunitas nelayan di berbagai daerah untuk mengetahui kebutuhan mereka terkait informasi seputar aktivitas penangkapan ikan.

Aplikasi “Laut Nusantara” sudah bisa dimanfaatkan sejak 30 Agustus 2018. Masyarakat nelayan di seluruh Indonesia bisa mengunduhnya di Play Store secara gratis melalui smartphone Android dengan menggunakan operator layanan data. Aplikasi ini bisa dipergunakan oleh nelayan saat melaut sejauh smartphone mereka masih bisa menangkap sinyal data dari operator.

Berdasarkan ujicoba di sejumlah daerah, aplikasi masih bisa dibuka hingga jarak 10 mil dari pantai. Jarak ini masih sangat relevan mengingat nelayan kecil, dengan perahu berjungkung dan bentuk perahu tradisional berukuran kecil lainnya memiliki daya jangkau rata-rata kurang dari 20 mil laut. (Icha)

 

 

Telkomsel dan Angkasa Pura II Implementasikan Digitalisasi Airport

0

Telko.id – Digitalisasi bandara sudah menjadi keharusan saat ini. Hanya saja, tidak bisa serta merta dapat diimplementasikan secara serentak. Angkasa Pura II bersama Telkomsel sudah memulainya. Kali ini untuk mengimplementasikan program Airport Community and Integrated Digital Airport di lingkungan bandara Angkasa Pura II. Kerjasama tersebut berupa pemanfaatan layanan produk telekomunikasi dan pembayaran berbasis digital (E- Payment) , dan solusi business lainnya.

Penandatangan dilakukan oleh Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah dan Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Hotel Club Med Nusa Dua, Bali kemarin (10/10).

Ririek mengatakan, “Kerjasama dengan Angkasa Pura II merupakan keseriusan kami dalam bersinergi dengan BUMN. Sinergi ini kami wujudkan dalam memberikan layanan produk telekomunikasi dan layanan pembayaran berbasis digital (e-payment) meliputi layanan paket data dan e-payment system di lingkungan bandara Angkasa Pura II.”

Selain itu, Ririek juga mengaku bahwa memberikan solusi layanan Telkomsel myBusiness Solution adalah untuk mendorong terwujudnya integrated airport di bandara Angkasa Pura II. Kerjasama ini sejalan dengan misi Telkomsel untuk membangun ekosistem digital Indonesia dengan platform Device, Network dan Application (DNA).

“Layanan yang akan segara kita digitalkan antara lain adalah e-payment system dengan TCASH dan e-parking. Dalam waktu dekat e-parking akan kita coba dahulu untuk parkir sepeda motor. Ditambah lagi teknologi Internet of Things (IoT) dari kami akan sangat membantu bisnis proses dalam segala bidang di lingkungan bandara. Untuk itu kami sangat senang dapat mendukung pengembangan smart airport ini,” lanjut Ririek.

Tahapan awal dari kerjasama ini antara lain penjualan paket data Telkomsel. Dalam seminggu ke depan akan dibangun booth Telkomsel di kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD) di pintu M1 Bandara Soekarno Hatta yang akan menjual produk-produk Telkomsel. Akan dirancang juga produk-produk khusus untuk memudahkan dan meringankan biaya para pekerja bandara.

Awaluddin mengatakan “Kami berterimakasih kepada Telkomsel atas kerjasama yang kembali terjalin. Kerjasama ini akan menjadi payung besar dalam fokus pengembangan bisnis digital airport dan airport community. Pengembangan bisnis ini menggunakan layanan Telkomsel di lingkungan bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II. Kami optimis kerjasama dengan Telkomsel akan memberikan pertumbuhan dan percepatan layanan di bandara.”

Menurut Awaluddin, kerja sama dengan Telkomsel akan punya daya sinergi besar. Sebab, masing-masing punya basis pelanggan yang besar.

“Saat ini, pelanggan Telkomsel saat ini berjumlah 170 juta. Sementara AP II dengan 15 bandara yang dikelola, pada tahun lalu, melayani 105  juta traffic passenger. Tahun ini, ditargetkan 116 – 117 juta pergerakan penumpang. “Kalau ini disinergikan menjadi sebuah community program, saya rasa akan sangat dahsyat sekali,” ujarnya. (Icha)

 

 

Demi Tambah Pelanggan Paskabayar XL Bundling Dengan Samsung Galaxy Tab S4

0

Telko.id – Punya pelanggan paskabayar memang lebih terjamin. Tak heran XL begitu agresif menelurkan banyak program untuk pelanggan XL paskabayarnya, XL Prioritas. Kali ini, program nya ditujukan bagi yang hobi nonton film online dan gandeng Samsung untuk program bundling nya.

Program tersebut namanya XL PRIORITAS Shopping Points Data paket baru dengan menggandeng Samsung Electronics Indonesia untuk menyediakan penawaran bundling eksklusif produk terbaru Samsung.

“Trafik akses ke layanan video atau film terus meningkat. Jaringan internet yang terus meningkat kualitasnya dan juga semakin merata di berbagai daerah membuat pelanggan merasa nyaman untuk menonton film-film pilihannya,” kata Mark Jefferson Chua Go, Group Head Device Management and Innovations XL Axiata dalam peluncuran Paket Baru XL PRIORITAS Shopping Point Data dan program Bundling Eksklusif dengan Samsung Galaxy Tab S4 di Jakarta, Selasa (9/10).

Ditambah lagi, menonton film online melalui smartphone atau tablet juga sangat praktis karena dapat dilakukan kapan dan di mana saja.

“Itu sebabnya kami merespon besarnya minat pelanggan tersebut dengan meluncurkan paket baru XL PRIORITAS Shopping Point Data Plan, serta menggandeng Samsung yang memiliki produk tablet terbaru yang canggih, yaitu Galaxy Tab S4,” tambahan Mark

Mark menambahkan, melalui bundling eksklusif antara XL PRIORITAS Shopping Points Data Plan dan Samsung Galaxy Tab S4, program ini dipercaya mampu menjangkau khalayak yang gemar streaming film dan menginginkan pengalaman berinternet yang lebih baik dengan perangkat tablet.

Perpaduan antara kuota internet besar di semua jaringan yang ditawarkan oleh XL PRIORITAS dan fitur-fitur terbaru yang dimiliki oleh Samsung Galaxy Tab S4 tentu dapat membuat pelanggan jadi lebih menikmati pengalaman berinternet, terutama continuous streaming, yang berkualitas.

XL PRIORITAS Shopping Points Data Plan ini dirancang khusus dengan tiga paket pilihan, yaitu Gold (Rp 150 ribu/bulan) dengan benefit kuota 10 GB per bulan; Platinum (Rp 250 ribu/bulan) dengan benefit 25 GB per bulan dan Unlimited JOOX; serta Diamond (Rp 450 ribu/bulan) dengan benefit 50 GB per bulan dan Unlimited Netflix, Joox dan Iflix.

Selain paket kuota, XL PRIORITAS Shopping Points Data Plan juga memiliki benefit cashback untuk pembelian device hingga Rp 7,2 juta.

Secara industri, pasar paskabayar ini menyenangkan bagi operator karena bad debt nya hanya sekitar 3% saja.

“Biasanya, hanya dua sampai tiga bulan saja pelanggan itu galau. Lebih dari itu pelanggan sudah paham cara bayar, layanan yang diberikan dan lain-lainnya sehingga akan loyal, ” ujar Roswida Sidauruk, Group Head Indirect Channel XL Axiata menjelaskan.

Itu sebabnya, XL juga cukup agresif mengejar pelanggan. Bahkan karena agresif nya itu, target XL untuk paskabayar tahun ini sudah tercapai pekan kedua September, lebih cepat dari yang diharapkan.

Hal itu disampaikan Chief Premium Segment Officer XL Axiata, Rashad Javier Sanchez beberapa waktu lalu. Dimana, pelanggan XL Prioritas dibagi menjadi dua, yaitu ritel dan corporate. Khusus ritel, tahun ini XL Axiata memasang target 600.000 pelanggan. Dan jika diakumulasi, total pelanggan XL Prioritas hingga saat ini sudah mendekati angka 1 juta pelanggan. Jumlah ini dinilai cukup besar mengingat XL Prioritas baru meluncur pada 2016 lalu.

Bundling Samsung
Sementara itu, untuk bisa mendapatkan Samsung Galaxy Tab S4 dan keyboard cover, pelanggan bisa mendapatkannya dengan harga Rp 2,5 juta plus berlangganan paket XL PRIORITAS Shopping Points Data Plan Diamond selama 24 bulan.

Penawaran ini dapat diperoleh di PRIORITAS Center, XPLOR, XL Center, Samsung Experience Stores, dan partner online e-commerce JD.ID tertentu selama bulan Oktober 2018.

Jaringan 4G LTE XL
Saat ini, XL Axiata telah menyediakan  layanan 4G LTE bagi pelanggan di lebih dari 380 kota/kabupaten di Indonesia, termasuk wilayah-wilayah pedalaman serta infrastruktur jaringan fiber optik sepanjang lebih dari 45 ribu km yang menghubungan berbagai pulau di Indonesia.

Selain ditunjang dengan kapasitas besar, 4G LTE XL Axiata juga ditopang  lebih dari 25 ribu BTS 4G. Pembangunan jaringan internet cepat tersebut juga masih akan terus berlanjut di tahun ini. (Icha)

 

Bill Gates, Anak Mama Jadi Inspirasi Dunia

0

“Cara Anda melihat realitas akan sangat memengaruhi kesuksesan. Daripada selalu mengkhawatirkan kegagalan, lebih baik tarik momentum demi menggapai kesuksesan Anda”

Telko.id– Bill Gates terlihat sangat antusias mendiskusikan strategi dalam konteks inisiatif filantropis global saat menjadi pembicara tamu inspiratif dalam acara “The Daily Show”. Gates memang terkenal sebagai sosok yang penuh optimisme dan aktif di bidang filantropis.

Gates yakin betul terhadap apa yang dikerjakan meski mayoritas orang cenderung pesimistis dengan kondisi saat ini. Gates merasa telah berkontribusi terhadap dunia atas apa yang digelutinya.

“Angka kemiskinan turun drastis dari 36 persen menjadi sembilan persen. Setiap hari, 137 ribu orang mentas dari keterpurukan kesejahteraan. Saya bahkan turut meningkatkan produktivitas pertanian. Disadari atau tidak, apa yang saya lakukan berkontribusi terhadap penurunan jumlah kematian anak-anak dalam 25 tahun terakhir,” imbuh Gates.

Pria 62 tahun ini menyebut, rata-rata orang tidak pernah melihat serta merasakan adanya perubahan. Mereka tidak menyadari bahwa perbaikan sesuatu ke arah positif harus berjalan secara bertahap. Seperti pula yang ia gagas bersama para relawan melalui yayasan bernama Bill and Melinda Gates Foundation.

Lewat lembaga nirlaba tersebut, Gates menyumbangkan kocek hingga miliaran dolar Amerika Serikat demi membantu mengurangi ketidaksetaraan, termasuk meningkatkan perawatan kesehatan penduduk di negara-negara berkembang.

Yayasan yang ia bentuk bersama sang istri, Melinda Gates, itu juga memberdayakan perempuan dan berinvestasi vaksin, terutama diperuntukkan daerah miskin.

“Sudah menjadi sifat manusia untuk melulu mengambinghitamkan ancaman. Manusia sering berpikir, evolusi membawa kekhawatiran bahwa hewanlah yang akan memangsa kita. Padahal, yang terjadi malah kerap sebaliknya. Satu hal penting lain yang patut digarisbawahi, manusia kini semakin tidak sabar menghadapi permasalahan,” tegas Gates.

Gates pun menyoroti praktik kesenjangan di ranah global. Dari sudut pandangnya, hal-hal buruk terus saja terjadi. Ironi kian menjadi manakala manusia justru toleransi terhadapnya. Dan taukah, Gates mengemukakan bahwa upaya perbaikan ternyata belum bisa mengikuti harapan.

“Ketika keadaan seperti berjalan di tempat, fokus kepada apa yang berhasil tidak berarti Anda menganggap semuanya telah sempurna. Saya pribadi tidak mencoba mengecilkan pekerjaan yang tersisa. Menjadi seorang yang optimistis tidak lantas mengabaikan tragedi dan nilai-nilai ketidakadilan,” tutur Gates saat mengulas lewat artikel di Time.

Gates kemudian mendeskripsikan beberapa karakter yang dapat sukses dalam pekerjaan. Perkataan Gates jelas tak bisa dipandang sebelah mata. Gates sering bekerja dengan para inventor yang selama ini mendisrupsi industri. Nah, dari penuturan Gates, ada tiga orang berlatar belakang khusus yang akan menjadi incaran perusahaan besar.

“Sains, teknik, dan ekonomi. Tiga keahlian di tiga keilmuan tersebut bakal menjadi agen perubahan di semua institusi. Pengetahuan dasar soal sains, kemampuan matematika, dan keahlian ekonomi akan sangat berguna dalam karier. Kalau ingin berhasil, Anda harus mengetahui apa yang bisa dilakukan dan apa yang tidak bisa mereka lakukan,” kata Gates.

Anak Mama yang Drop Out dari Harvard

Bill Gates adalah nama paling terkenal di jagat teknologi. Ia mendirikan Microsoft yang menjelma menjadi perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia. Nama Gates sering dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia. Padahal, perjalanan hidupnya bisa dibilang tidak selalu mulus. Semasa muda, ia lebih memilih drop out dari universitas.

Lahir di Seattle, Washington, Amerika Serikat, pada 28 Oktober 1955, bernama lengkap William Henry Gates III. Ayahnya bernama William Henry Gates II, yang berprofesi sebagai pengacara kondang. Sementara sang ibu, Mary Maxwell Gates, pernah menduduki dewan pimpinan di berbagai perusahaan bonafid.

Gates punya dua saudara wanita bernama Kristianne dan Libby. Berasal dari keluarga berada, Gates tumbuh besar. Meski kemudian mampu membuktikan diri hidup mandiri, dalam proses tumbuh dan berkembang, Gates terkenal sebagai anak mama. Gates sangat dekat dengan Mary, yang juga mahsyur sebagai atlet dan mahasiswa top.

Alih-alih dimanja, predikat anak mama yang melekat tak lantas membuat Gates menjadi pribadi yang manja, apalagi cengeng. Semua tak lain karena didikan Mary yang selalu menanamkan nilai kedisplinan, menuntut anak-anaknya untuk selalu belajar keras, rajin berolahraga, serta wajib mengikuti les musik. Ia mengajari anak-anaknya ramah kepada setiap orang.

Bill Gates kecil sangat suka belajar dan membaca. Bahkan, sejak usia sekira 10 tahun, dia sudah tamat membaca buku dengan “kategori berat”, yakni World Book Encylopedia dari seri awal sampai akhir.

“Saya sungguh memiliki banyak impian ketika masih kecil. Sepertinya, hal itu tumbuh dari fakta bahwa saya punya kesempatan untuk banyak membaca,” kata Gates.

Pada usia 11 tahun, Gates sudah aktif bertanya kepada ayahnya soal topik bisnis sampai peristiwa dunia. Menurut ayahnya, Gates sudah dari kecil memperlihatkan bakat ‘kutu buku’ dengan malahap beragam bacaan.

“Saya pikir, hal tersebut adalah sesuatu yang hebat. Sayang, Mary tidak suka karena Gates mulai cenderung suka berkutat dengan buku ketimbang berhubungan dengan orang lain. Gates pun jadi sering bertengkar dengannya,” kata ayah Gates.

Pada umur 13 tahun, Gates menuntut ilmu di sekolah eksklusif, Lakeside School, Seattle. Ia dikenal sebagai siswa yang sangat pandai. Ia pernah menghabiskan beberapa malam di University of Washington hanya untuk main komputer secara gratis. Ia pernah pula bekerja paruh waktu sebagai programmer di sebuah power plant di selatan Washington.

Gates digadang oleh orangtua menjadi seorang pengacara. Namun, ia sama sekali tak tertarik dengan bidang itu. Gates memilih menekuni bisnis komputer. Kecintaannya terhadap komputer muncul saat bersekolah di Lakeside School. Di sana, ia bertemu dengan Paul Allen, yang kelak menjadi mitranya saat mendirikan Microsoft.

Setelah mendirikan Microsoft bersama Allen, Gates memutuskan drop out dari Harvard University. Meski berat, orangtuanya tetap mendukung keputusan tersebut. Namun, Gates tak ingin sikapnya (drop out dari kuliah) ditiru oleh orang lain.

“Saya kira drop out kuliah bukanlah ide yang bagus. Sebab, saya harus melanjutkan pendidikan dengan kursus online,” ujar Gates.

Tak lagi kuliah, Gates fokus mengembangkan Microsoft yang kemudian berjaya sebagai produsen perangkat lunak komputer. Sistem operasi Windows sampai sekarang masih sangat dominan dipakai di mayoritas komputer. Akan tetapi, dalam meniti karier, Gates mengalami pasang surut, layaknya orang-orang kebanyakan. Ia bukanlah sosok yang sempurna.

Merintis Microsoft

Pada tahun 1973, Bill Gates diterima sebagai mahasiswa di Harvard University. Tapi, waktunya habis untuk “bermain-main” dengan komputer. Ia pun tak pernah menyelesaikan studinya. Pada 1974, Gates dan Paul Allen lalu memilih bekerja sama dengan sebuah perusahaan komputer, MITS. Mereka pun bekerja sama dengan perusahaan tersebut dengan menamai kemitraan mereka Micro-soft dan membuka kantor kecil di Albuquerque.

Pada akhir 1976, mereka keluar dari perusahaan MITS dan mengubah nama perusahaan menjadi “Microsoft”. Pada 1980, perusahaan komputer IBM memerlukan sebuah sistem operasi untuk komputer terbarunya. Gates mengambil kesempatan itu dengan menciptakan sebuah sistem operasi yang disebut 86-DOS atau disk operating system yang berganti nama menjadi PC DOS dan menjualnya ke IBM seharga USD 50.000.

Meski demikian, ternyata IBM tak meminta hak cipta perangkat lunak tersebut. Gates juga tak pernah menawarkannya. Melihat kesuksesan IBM PC, banyak perusahaan teknologi lain yang ingin membangun komputer pribadi dan menjadi kompetitor bagi IBM. Untuk bisa melakukannya, perusahaan-perusahaan itu membutuhkan orang sekaliber Gates.

IBM, Compaq, Dell, dan perusahaan lain berlomba-lomba untuk membuat komputer. Mereka membutuhkan DOS sebagai perangkat lunak yang kemudian berkembang menjadi Windows. Karenanya, Microsoft disebut sebagai pusat Revolusi PC. Pada 1983, Microsoft menghasilkan USD 55 juta sehingga Microsoft menjadi perusahaan terbesar dalam bisnis komputer.

Pada 13 Maret 1986, Microsoft menjual saham kepada publik dengan harga USD 21 per lembar. Gates menjadi seorang miliarder pada 1987 saat memasuki usia ke-31 tahun. Kekayaan Gates semakin menumpuk seiring berjalannya waktu. Tak heran, ia lantas dinobatkan sebagai pelaku bisnis teknologi yang menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan puluhan miliar dolar Amerika Serikat.

Steve Jobs, Kawan Jadi Lawan

Saat baru merintis bisnis Microsoft, Gates mendapat perlawanan dari karibnya, Steve Jobs, yang tak lain adalah pendiri Apple. Hubungan keduanya naik turun: kadang sebagai kawan, kadang menjadi lawan. Gates dan Jobs awalnya memang berteman, terutama saat Microsoft membuat perangkat lunak awal untuk komputer Apple II. Saat itu, Gates secara rutin datang ke Cupertino untuk melihat proyek garapan Apple.

Namun, hubungan Gates dan Jobs kemudian memburuk. Semua berawal pada 1980an. Jobs terbang ke Washington untuk mengajak Gates menggarap perangkat lunak untuk Apple Macintosh yang berbasis antarmuka grafis nan revolusioner. Bagaimana tanggapan Gates? Ia tak menyukainya. Ia menyebut proyek tersebut sebagai platform terbatas yang tak bisa diakses oleh semua orang.

Di lain sisi, Gates sebenarnya juga kurang sreg dengan sikap Jobs. Ia menganggap Jobs berperilaku eksklusif, pura-pura tak butuh padahal memang butuh. Jobs berkata kalau Apple tak membutuhkan Gates.

“Dengan penuh gaya, Jobs seolah berkata: ‘Saya tak membutuhkanmu, tapi, saya bisa saja membolehkanmu untuk ikut serta dalam proyek ini’,” beber Gates soal sikap Jobs.

Puncak perselisihan Gates dan Jobs terjadi saat Microsoft merilis Windows pertama pada 1985 yang menggunakan tampilan antarmuka grafis. Jobs menuding Gates mencuri idenya. Jobs marah dan menuduh Microsoft meniru mentah-mentah konsep Macintosh. Alih-alih menanggapi, Gates justru cuek tak ambil pusing. Ia sudah yakin kalau ide tampilan antarmuka akan menjadi besar.

“Apple tak punya hak eksklusif atas ide tersebut. Lagipula, Apple punya ide tampilan antarmuka grafis Apple karena terinspirasi dari Xerox, yang dikembangkan oleh Palo Alto Research Center. Perumpamaannya, saya membobol rumah Xerox untuk mencuri televisi, tetapi ternyata Jobs sudah mencurinya terlebih dahulu,” ujar Gates menjawab tuduhan Jobs.

Apapun jawaban Gates, Jobs sudah terlalu kesal. Sampai-sampai, ia menyebut Gates sebagai orang yang tak tahu malu. Jobs tetap mengklaim bahwa Microsoft mencuri konsep Macintosh besutan Apple. Tak tinggal diam, Jobs melayangkan gugatan hukum terhadap Microsoft atas pelanggaran hak cipta. Namun, Microsoft berhasil memenangkan kasus tersebut pada 1993.

Sukses karena Persahabatan

Bill Gates juga manusia biasa yang tak jauh dari kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kurang bisa memercayai orang lain. Ia merasa dirinya paling mampu, paling hebat, sehingga enggan berbagi tanggung jawab kepada sahabat maupun rekan kerja. Pada awal Microsoft berdiri, Gates hampir melakukan semua pekerjaan. Ia mengembangkan perangkat lunak sampai perusahaan berkembang pesat.

Kendati demikian, proses menuju capaian itu ternyata bukan berkat kontribusinya seorang diri. Kunci kesuksesan Microsoft menjadi raksasa teknologi sejagat adalah berkat kemitraan atau persahabatan dan kerja sama.

“Saat mengembangkan Microsoft, saya tak sendirian membaca dan menulis coding. Ada campur tangan orang lain. Saya dan para sahabat bahu-membahu,” tandas Gates.

Uniknya, di kantor, ia sampai menghapal pelat nomor kendaraan pegawai untuk mengetahui siapa yang paling lama bekerja. Steve Ballmer, teman semasa di bangku kuliah, juga mengajari Gates bagaimana cara merekrut karyawan guna membentuk tim nan solid. Sejak titik itu, Gates memercayakan semua pekerjaan kepada kolega sejatinya tersebut.

Seiring waktu berlalu, Gates menyadari bahwa Microsoft bisa sukses berkat keterlibatan “banyak tangan”. Ia paham betul, sebuah pekerjaan tak akan bisa tuntas secara sempurna tanpa kerja sama dengan orang lain. Pada puncak kejayaan Microsoft, Gates pun fokus kepada tugas mengkaji kinerja para manajer untuk menjaga visi dan misi perusahaan.

Sekarang, Gates lebih sibuk mengelola yayasan Bill & Melinda Gates Foundation dan duduk sebagai komisaris di Microsoft. Ia juga menjadi investor beberapa proyek, termasuk satelit komunikasi. Namanya bersanding dengan CEO SoftBank, Masayoshi Son. Mereka menggarap proyek EarthNow LLC, perusahaan yang berambisi meluncurkan 500 satelit untuk layanan video.

Kesuksesan Gates membersarkan Microsoft berbuah harta yang berlimpah. Dia bahkan 18 tahun tak tergoyahkan sebagai orang paling tajir sejagat, dan baru berhasil dilengserkan oleh Jeff Bezos, pemilik raksasa e-commerce, Amazon pada akhir 2017 lalu.

Saat ini kekayaan Gates tercatat mencapai USD 97,9 miliar atau setara Rp 1.458 triliun. Ia cuma kalah dari Jeff Bezos, pemilik Amazon, yang mengantongi kekayaan bersih hingga USD 150 miliar atau setara Rp 2.156 triliun, baik dari saham maupun lainnya.

Meski kini Bezos telah berhasil mengungguli Gates dari sisi jumlah kekayaan, namun bagi Gates, bukan lagi harta yang diunggulkan olehnya, melainkan ilmu, pengalaman, dan sifat sosial. [SN/HBS]

 

Akhir dari Perjalanan Singkat Path

0

Telko.id – Seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di bilangan Jakarta Barat nampak asyik menggulir layar smartphone-nya. Mahasiswi program studi Film dan Televisi itu menatap linimasa media sosial yang dipadati dengan lokasi-lokasi yang dikunjungi teman-temannya dan lagu-lagu yang sedang didengarkan.

Remaja berusia 19 tahun itu nampak menyimpan layar tampilan gawainya. Kemudian, perempuan berkerudung bernama Nanda Salsabilaviani itu membuka akun Instagram dan memasukkan gambar tadi ke fitur story.

“Thank you udh nemenin gw disetiap blan puasa~ Bai path”. Tulisan dengan huruf berwarna merah itu ia sematkan ke gambar tadi sebelum ia unggah untuk dilihat oleh teman-temannya.

Nanda merupakan satu dari banyak pengguna Path yang merespons pengumuman penutupan media sosial yang sempat “ngehits” itu dengan mengunggah tangkapan layar linimasa Path dan mengucapkan kata perpisahan lewat story Instagram.

Path telah mengeluarkan pernyataan akan menutup media sosial yang telah berdiri selama delapan tahun itu di situs resminya pada 17 September lalu. Dan tanggal 1 Oktober nanti, aplikasi Path sudah tidak tersedia di iTunes maupun Google Play. Path akan menutup aksesnya di tanggal 18 Oktober dan pada tanggal 15 November layanan pelanggan yang berkaitan dengan Path akan diputus. So, sejarah Path akan terhenti dipenghujung tahun 2018 ini.

Melesat Sejak Awal Peluncuran

Sejarah Path dimulai dengan peluncuran aplikasi Path di bulan November 2010 oleh mantan manajer sekaligus ‘investor malaikat’ (angel investor) Facebook, Dave Morin bersama dua rekannya, yakni Shawn Fanning dan Dustin Mierau di San Fransisko, Amerika Serikat.

Fitur-fitur yang disajikan Path pada awalnya tidak jauh berbeda dengan Facebook. Pengguna Path dapat mengunggah gambar, membagikan lokasi, dan menandai teman. Selain itu, Path juga memungkinkan penggunanya untuk membagikan judul lagu yang sedang didengarkan, film yang sedang ditonton, dan buku yang sedang dibaca di linimasanya.

Namun berbeda dengan Facebook, di versi awalnya Path hanya membatasi setiap penggunanya dengan maksimal 50 teman. Di laman blog mereka, Path menjelaskan bahwa ada alasan di balik angka tersebut.

“Kami terinspirasi oleh Profesor Robin Dunbar dari Universitas Oxford yang penelitiannya menggali tentang jumlah hubungan kepercayaan antarmanusia yang dapat dipertahankan seumur hidup. Kita memiliki tendensi untuk mempunyai 5 sahabat, 15 teman baik, 50 teman dekat dan keluarga, dan 150 total teman,” tulis Path.

Keterbatasan ‘teman’ yang dimiliki pengguna di Path menantang standar media sosial pada umumnya yang kebanyakan bertujuan untuk berbagi konten ke banyak orang. Namun, karakteristik Path itu rupanya disenangi oleh warganet.

Terbukti, hanya dalam waktu tiga minggu setelah diluncurkan, Path telah diunduh sebanyak 1,5 juta kali. Popularitas Path mencapai puncaknya ketika Google menawarkan 100 juta dolar AS atau setara Rp 1,5 triliun untuk membeli Path, tiga bulan setelah diluncurkan. Namun, Dave Morin tak bergeming, dan memilih untuk menolaknya.

Seakan menunjukkan bahwa Path baik-baik saja setelah mengabaikan tawaran Google, Path akhirnya mencapai kejayaan dengan meraup 2 juta pengguna dengan interaksi harian sebanyak 15 juta di bulan Februari 2012, atau kurang dari 2 tahun sejak diluncurkan.

Keberhasilan Path bahkan masih terus berlanjut. Selang empat bulan kemudian, Path telah mendapatkan 3 juta pengguna. Dan puncaknya, pada April 2013, pengguna Path dengan cepat menyentuh angka 10 juta pengguna di seluruh dunia.

Path dan Privasi Pengguna yang Dikhianati

Tahun 2012, Path dianggap melakukan kesalahan fatal. Seorang pengguna sekaligus programmer Arun Thampi menulis di laman blognya bahwa ia menemukan seluruh daftar kontak (termasuk nama lengkap, alamat e-mail, dan nomor telepon) dikirim ke Path. Thampi menambahkan bahwa ia tidak merasa Path pernah meminta izinnya untuk mengambil data-data sensitif di daftar kontaknya.

Merespons postingan Thampi, Morin menulis bahwa daftar kontak tersebut digunakan untuk mempermudah pengguna mencari dan terhubung dengan teman-teman dan keluarga. Morin juga menambahkan bahwa Path telah meminta izin dari pengguna Android untuk mengunggah daftar kontak, tapi fitur tersebut memang belum diberlakukan bagi pengguna iPhone.

CEO Path itu kemudian meminta maaf dan mengaku telah menghapus semua daftar kontak yang telah dikumpulkan. Versi baru Path untuk pengguna iPhone pun diluncurkan, kini disertai dengan permintaan izin bagi pengguna sebelum mengunggah daftar kontak ke server.

Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika pun menindak kasus itu. Selain karena telah mengumpulkan informasi pengguna tanpa izin, Path juga dikenai sanksi akibat mengoleksi data anak di bawah umur secara ilegal tanpa izin orang tua mereka. Jejaring sosial yang baru berusia tiga tahun itupun dikenakan denda sebesar 800 ribu dolar AS atau sekitar Rp 12 miliar.

Dalam laman blognya, Path menuliskan bahwa di awal peluncuran, anak-anak berusia di bawah 13 tahun masih bisa membuat akun karena sistem mereka saat itu tidak secara otomatis menolak pembuatan akun bagi pengguna di bawah usia 13 tahun.

Path kemudian menyatakan bahwa mereka telah menghapus akun-akun terkait. FTC juga mewajibkan Path untuk menghapus informasi-informasi yang telah mereka kumpulkan dari pengguna berusia di bawah 13 tahun .

Bakrie dan Dinamika Bisnis Path

Masalah yang menimpa Path rupanya tidak mempengaruhi popularitas Path di Indonesia. Di tahun 2013, Kominfo menyebutkan Path sebagai salah satu media sosial yang paling sering dipakai di Indonesia dengan pengguna sebanyak 700 ribu orang.

Angka tersebut meningkat drastis ketika Dave Morin menyebutkan Indonesia sebagai pengguna terbanyak Path dengan jumlah mencapai 4 juta pengguna, melampaui pengguna Path di negara asalnya, Amerika Serikat. Saat itu, Path telah memiliki 20 juta pengguna aktif di seluruh dunia.

Pertumbuhan Path di Indonesia dilirik oleh Bakrie Global Group (Bakrie Telecom). Di tahun 2014, perusahaan keluarga Bakrie tersebut menginvestasikan dana sebesar 25 juta dolar AS atau sekitar Rp 373 miliar. Walaupun pihak Bakrie mengklaim mereka memiliki saham mayoritas di media sosial tersebut, Path mengklarifikasi bahwa Bakrie tidak memegang saham lebih dari satu persen.

Dave Morin tampak menyadari kesempatan Path untuk tumbuh besar di Indonesia. Dari 23 juta pengguna Path di dunia saat itu, seperlimanya adalah pengguna Indonesia. Path bahkan berencana untuk membuka kantor di Jakarta pada awal tahun 2015.

Peminat Path menurun di AS dan Eropa menurun drastis, tapi Path bertahan di Asia, khususnya di Indonesia. Tanda-tanda kehancuran Path sudah mulai nampak, dengan pengguna harian global hanya 5 juta orang.

Melihat gelagat buruk itu, Morin memutuskan untuk menjual jejaring sosialnya pada Daum Kakao, perusahaan asal Korea Selatan yang meluncurkan aplikasi Kakao Talk. Strateginya adalah agar Daum Kakao mendapat lebih banyak pengguna di Indonesia untuk menyaingi rivalnya, yaitu aplikasi chatting asal Jepang, LINE.

Namun rencana itu tidak berjalan mulus. Akuisisi Daum Kakao dan pilihan Path untuk memfokuskan targetnya di Indonesia rupanya tidak membawa keuntungan yang berarti. Di tahun 2017, survei yang dilakukan oleh JakPat menunjukkan bahwa Path masih menjadi media sosial keempat yang paling banyak digunakan di Indonesia dengan persentase sebesar 24 persen.

Meski begitu, masa depan Path di Indonesia dinilai tidak begitu cerah, karena harus bersaing dengan para rival-rivalnya yang semakin besar. Seperti misalnya aplikasi berbasis foto lainnya, Instagram, yang kokoh berada di posisi kedua dengan tingkat penetrasi sebesar 70 persen.

‘The Last Goodbye’

Di tahun kedelapan, Path akhirnya lempar handuk alias menyerah. Path pada akhirnya harus mengucapkan selamat tinggal kepada penggunanya. Pengumuman yang dirilis di situs resminya membawa para pengguna Path di Indonesia pada nostalgia.

Banyak yang mengunduh kembali aplikasi Path dan memandang linimasa akun mereka, mengenang masa ketika media sosial tersebut masih ramai digunakan. Namun, ada pula yang masih memiliki aplikasi Path di gawai mereka, walaupun kini sudah tidak mereka gunakan lagi.

Nanda merupakan salah satunya. Ia mengaku tidak menggunakan Path sehari-hari, tapi jejaring sosial tersebut telah menemaninya di tiap bulan Ramadan sejak tahun 2012. “Iya, pokoknya tiap bulan puasa aku pakai Path,” sebutnya.

Nanda menjelaskan bahwa ia senang menggunakan fitur di Path yang memungkinkan penggunanya untuk membagikan waktu saat ia tidur dan kapan ia bangun di linimasa.

Alvin Filbert (19) juga masih menyimpan Path di gawainya. Ia bercerita bahwa teman-temannya yang membuatnya bergabung ke media sosial Path di tahun 2013. Mahasiswa program studi Akuntansi ini mengaku bahwa ia terakhir kali membuka Path di tahun 2017.

“(Tidak aktif lagi) karena yang lain juga udah jarang update, kan,” terangnya. “Ngapain lagi ngeliatin (linimasa) yang sama terus,” sambung Alvin menjelaskan alasannya meninggalkan Path.

Baik Nanda maupun Alvin menyayangkan tutupnya media sosial yang pernah mereka gunakan dalam waktu lama. Namun, mereka berpendapat bahwa kegagalan Path diakibatkan karena fitur-fiturnya yang tidak berkembang dan kalah bersaing dengan aplikasi-aplikasi pesaingnya.

Kedua mahasiswa ini sama-sama menyebutkan Instagram sebagai aplikasi saingan yang telah mengalahkan Path. Mereka menilai fitur-fitur Instagram yang terus bertambah sebagai keunggulannya.

“Instagram sekarang lagi hits banget tuh, update-nya lagi bagus-bagus juga kan. Mungkin karena itu (Path) kalah, karena fitur dan perkembangannya kurang,” tutur Alvin.

Nanda turut mengamini pendapat Alvin. “Karena fiturnya (Path) gitu-gitu doang, makanya aku mainnya di bulan Ramadan doang,” ucap Nanda.

“Yang ngebosenin (karena) gitu-gitu doang fiturnya. Kayak enggak ada berkembangnya. Kalau Instagram kan sekarang bisa IGTV, tiba-tiba story-nya bisa di-zoom,” tambah Nanda, menyebut berapa kelebihan aplikasi pesaing Path.

Begitupun Livyani (20), mahasiswi program studi Manajemen ini memiliki pendapat yang hampir-hampir mirip. Dia mengatakan pernah menggunakan Path selama dua tahun, dan menganggap bahwa banyaknya fitur tidak menjadi standar popularitas suatu media sosial.

“Path itu (perlu) inovasi. Walaupun sedikit fitur, paling enggak ada keunikan sendiri. Sayangnya enggak ada inovasi. Snapchat aja walaupun (hampir) sama kayak Instagram, ada keunikan sendiri, kan? Kalau dia (Path) enggak. Mau gimana?” terangnya.

Kurang Inovasi dan Kurang Duit

Kabar tutupnya Path juga mendapat perhatian dari sejumlah pengamat media sosial di Tanah Air. Nukman Luthfie adalah salah satu pengamat yang banyak dimintai pendapatnya soal penyebab Path akhirnya ditinggalkan penggunanya.

Menurut Nukman Luthfie, masalah tutupnya Path ada pada masalah finansial dan karakteristik Path yang berubah. “Awalnya Path membatasi hanya 150 teman. Ketika ditambah menjadi 500, apa bedanya dengan Facebook?” ujar Nukman kepada tim Telko.id.

Pria berusia 53 tahun itu juga menambahkan bahwa di awal peluncurannya, orang-orang beralih ke Path karena mencari kenyamanan dari Facebook. Keterbatasan jumlah teman di Path menjadikan media sosial itu lebih eksklusif dan privat, sehingga pengguna bisa leluasa untuk memposting gambar maupun status di antara teman-teman dekatnya.

“Sudah produk (Path) lari dari fitrah awal, muncul pesaing baru yang lebih menarik, yaitu Instagram,” tuturnya.

Nukman menjelaskan, media sosial yang kini digunakan oleh warganet di Indonesia terbagi tiga kelompok besar, yakni Facebook, Instagram, dan Twitter, dan ketiganya memiliki karakteristik masing-masing.

Facebook yang berbasis pertemanan memungkinkan pengguna untuk memiliki teman sebanyak-banyaknya. Sementara itu, pengguna Instagram dan Twitter yang berbasis informasi dalam bentuk gambar (Instagram) dan teks (Twitter) dapat mengikuti (follow) pengguna lain dengan bebas.

“Orang Indonesia itu cerewet dan mereka mencari media sosial yang bisa menampung kecerewetan mereka,” sebut Nukman, menggambarkan karakteristik pengguna media sosial di Indonesia.

Ia menyebutkan, saat ini Facebook, Instagram, dan Twitter mampu memfasilitasi pengguna-penggunanya dengan baik, termasuk dari Indonesia, dengan interaksi dan percakapan lewat status maupun komentar.

Mulanya, kata Nukman, Path telah memenuhi syarat itu. Keterbatasan teman membuat pengguna Path hanya berjejaring dengan orang-orang terdekatnya saja dan mereka bisa berinteraksi dengan lebih nyaman.

Namun sayangnya, karena ingin menanggapi desakan pengguna di Indonesia, Path kemudian menambah batasannya menjadi 500 teman. “Path mengambil langkah yang salah,” tandas Nukman.

Selain melanggar “fitrah awal”, kejatuhan Path juga dianggap karena kesalahan me-manage keuangan. Michael Carney, lewat tulisannya di Pando.com, bahkan sudah mencemaskan kejatuhan Path di tahun 2014, karena masalah keuangan.

Kala itu, Path masih mendapat kucuran dana dari banyak investor. Carney berpendapat bahwa Path tidak berkembang akibat eksekusi yang buruk, fokus berlebih pada desain dibandingkan kegunaan, dan pengeluaran yang “terlampau mewah”.

Hal tersebut tercermin dari tim awal Path dengan rasio desainer dan pengembang aplikasi sebesar 1 banding 2 ketika rata-rata seharusnya adalah 1 banding 20. Path juga dinilai menggunakan uangnya dengan berlebihan untuk kantornya yang disebut-sebut pernah memakan biaya 2,5 juta dolar AS (setara Rp 37 miliar) per bulan.

Well, kini nasib Path sudah menjadi bubur. Aplikasi yang sempat digadang-gadang akan menjadi pesaing berat Facebook itu akhirnya tersungkur dan tak bisa bangkit lagi. Kesalahan manajemen keuangan dan kurangnya inovasi, membuat Path harus gulung tikar dan tinggal nama.

“Kurang inovasi, kurang pelanggan, kurang duit,” ujar Livyani menyimpulkan alasan kegagalan Path dengan singkat dan padat. [AF/HBS]

ZTE Bentuk Tim Khusus Dukung Pemulihan Jaringan Telko Di Sulteng

0

Telko.id – ZTE Indonesia bersama Telkomsel membentuk tim khusus untuk memberikan solusi terbaik untuk memulihkan jaringan telekomunikasi yang terputus di daerah bencana.

“Kami memahami pentingnya jaringan telekomunikasi dalam situasi bencana baik untuk komunikasi antara korban dengan keluarga dan juga untuk koordinasi penanggulangan bencana. Kami segera membentuk tim untuk memulihkan jaringan dan terus memantau perkembangannya siang dan malam”, kata Allen Zhang, Deputy Director Engineering Service ZTE Indonesia.

“Tidak hanya di lokasi bencana, tim juga dibentuk di Makassar dan Jakarta untuk secara intensif memantau dan melaporkan kepada manajemen Telkomsel dan ZTE Indonesia”, tambahnya.

Sementara itu, Deden Machdi, Project Director ZTE untuk Sulawesi menjelaskan, “Meskipun ada tantangan dari bahan bakar dan listrik, tim telah berhasil memulihkan sekitar 85% dari situs yang terkena dampak dengan tindakan 2G Upgrade Capacity, Boosting Coverage, Capacity Optimization, Layering Strategy, Rehoming, 4G dan 3G Util Optimization. Kami akan melakukan yang terbaik untuk pemulihan hingga 100% ”.

Selain rehabilitasi jaringan, ZTE juga melakukan aksi ZTE Peduli untuk membantu para korban dengan menyalurkan makanan, bahan bakar, kebutuhan anak-anak dan kebutuhan rumah tangga langsung ke daerah bencana.

Gempa dan gelombang tsunami yang terjadi di Palu meninggalkan kesedihan mendalam tidak hanya bagi warga tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. ZTE berharap tidak hanya jaringan telekomunikasi, tetapi juga kehidupan para korban dapat dipulihkan segera. (Icha)

Telkomsel Targetkan Game ShellFire Miliknya Bisa Diunduh 3 Juta

0

Telko.id – Telkomsel tidak hanya mendorong para developer membuat game, tapi operator ini juga ikutan membuat game sendiri melalui Dunia Games. Namanya, ShellFire. Sebuah aplikasi game platform smartphone ber-genreaction dengan sub genre FPS (First Person Shooter) dan MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) yang memiliki berbagai macam mode permainan, karakter hero, map dan in-app items.

Harapannya, game yang dapat diunduh di Google Play Store dan menyusul tersedia di iOS Store dapat diunduh 3 juta hingga akhir tahun ini.

“ShellFire merupakan game pertama yang dimiliki oleh Telkomsel dan didistribusikan secara umum melalui Dunia Games untuk semua pengguna smartphone di Indonesia. Kami harap adanya aplikasi game ShellFire ini turut memeriahkan game pada platform mobile/smartphone,” kata Alistair Johnston, Direktur Marketing Telkomsel.

Alistair menambahkan,” ShellFire ini adalah bukti komitmen kami untuk membangun ekosistem digital entertainment lifestyle bagi masyarakat Indonesia. Nanti, game ini akan masuk ke Dunia Games, sebagai platform kolaborasi di antara publisher game, berlanjut ke Indonesia Games Championship.”

Foto: Hendra Wiradi/Telset.id
Foto: Hendra Wiradi/Telset.id

Bagi Telkomsel, segmen Games Player menjadi basis pelanggan yang menyumbang pendapatan tertinggi dari layanan digital lainnya. Bahkan bisa mencapai 34%.  Sedangkan untuk market share di Industri Games Indonesia, Telkomsel mencapai lebih dari 22%.

Adapun potensi pendapatan industri games di Indonesia sampai dengan tahun 2022 diproyeksikan mencapai hingga senilai USD 3.75 Milyar. Trend layanan ini didorong salah satunya oleh pertumbuhan industri mobile gaming yang merambah Indonesia.

Masyarakat dapat bermain games kapan saja dan dimana saja tanpa perlu datang ke Internet Café atau memiliki console permainan yang harganya masih relatif tinggi. Hingga kini tercatat 60 juta pelanggan Telkomsel memainkan mobile gamesdi handphone-nya setiap bulan.

Untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan tersebut, Dunia Games sebagai game portal dan media platform nomor satu di Indonesia akan fokus dengan menambah portofolio bisnis terhadap tiga hal yaitu: pertama, peningkatan layanan Direct Carrier Billing (DCB) Paymentdengan menambah jaringan merchant game voucher/direct topup; kedua, meningkatkan kredibilitas sebagai Game Publisher dengan merilis berbagai macam game title & genre; ketiga, menumbuhkan ekosistem eSport melalui kompetisi, komunitas gamer dan dukungan tim professional.

Game ShellFire kini sudah dapat digunakan secara luas oleh seluruh pengguna mobile phone di Indonesia. Bagi Gamer yang sebelumnya sudah memainkan sejak versi Open Beta dapat terus menggunakan akun mereka, tanpa reset, untuk mengadu ketangkasan dan meningkatkan level pada musim pertama ini.

Bagi para Gamer yang login dalam periode promo tanggal 1-31 Oktober 2018 akan mendapatkan reward berupa hero, rune, dan item lainnya senilai lebih dari Rp 200,000. Khusus pelanggan Telkomsel mendapatkan tambahan paket data GamesMaxyang dapat digunakan bermain di ShellFire dan game lainnya dengan kuota 5GB dengan harga Rp 10. Paket promo ini dapat diaktivasi melalui melalui situs resmi ShellFire di https://shellfire.duniagames.co.id/.

Pada kesempatan yang sama, Head of Digital Lifestye Telkomsel Crispin P. Tristram mengatakan, “Setelah peluncuran ShellFire ini, ke depan Dunia Games akan menghadirkan banyak aplikasi game dengan berbagai genre baru. Selain itu sebagai bagian dari dukungan kami kepada komunitas industri games di Indonesia, Dunia Games tengah merambah ke dunia eSports”.

Untuk itu, Telkomsel juga akan mengadakan berbagai pertandingan kompetisi games dari level lokal hingga level internasional, serta mengelola dan mensponsori tim gamersprofessional. Rencana kami games ShellFire akan menjadi title games eSport yang akan dipertandingkan pada tahun depan.

Dalam waktu dekat Dunia Games juga akan meresmikan dan memiliki Arena eSports Stadium dengan tujuan agar Dunia Games dapat lebih diterima di komunitas dan industri games di Indonesia. (Icha)

 

 

 

Telkomsel dan DIVA Buat Kasir Digital Khusus Untuk UKM

0

Telko.id – Digitalisasi bagi UKM memang tidak bisa dilakukan sendiri. Harus banyak pihak yang membantu untuk menyediakan berbagai solusinya agar menjadi lebih efektif dan proses digitalisasi pun dapat lebih cepat. Untuk membantu UKM, Telkomsel pun melakukan kolaborasi dengan Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), anak usaha PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS).

Foto: Hendra Wiradi/Telset.id

Kerjasama tersebut adalah untuk memberikan solusi dari TELKOMSEL myBusiness kepada pelanggan di segmen Small Medium Enterprise (SME). Bentuk kerjasama tersebut berupa solusi Kasir Digital, yang disebut T-Kiosk yaitu sebuah layanan aplikasi Electronic Data Capture (EDC) berbasis android yang multi-fungsi.

Foto: Hendra Wiradi/Telset.id

“Kerjasama dengan DIVA ini memperluas jalinan kemitraan kami sampai dengan tingkat SME akar rumput (grass root). Kerjasama ini sejalan dengan misi kami untuk memperkuat penetrasi Device, Network dan Application (DNA). Dalam mendorong penetrasi DNA tersebut memerlukan langkah nyata dan strategi bersama yang melibatkan berbagai pihak termasuk pelanggan segmen Small Medium Enterprise (SME),” kata Sukardi Silalahi, Direktur Sales Telkomsel.

Foto: Hendra Wiradi/Telset.id

Saat ini, Telkomsel sudah menyediakan 200 dedicated account manager nasional yang siap melayani pelanggan Small Medium Enterprise dan Large Enterprise. Dan, sudah lebih dari 30.000 account SME di Indonesia yang telah bermitra dengan Telkomsel.

“Dengan dukungan teknologi serta keunggulan layanan seluler Telkomsel membuktikan bahwa Telkomsel merupakan mitra yang tepat dalam mewujudkan produktivitas dan efisiensi segmen SME dalam menjalankan usahanya,” lanjut Sukardi.

Berbeda dengan mesin EDC yang pada umumnya hanya berfungsi sebagai terminal pembayaran, aplikasi T-Kiosk memiliki banyak fungsi antara lain untuk melakukan distribusi produk digital, update produk, laporan penjualan, laporan keuangan, dan lainnya.

Aplikasi T-Kiosk akan dapat digunakan oleh pelanggan segmen SME pada November 2018. Dalam pengoperasiannya, pengguna dapat mendaftar melalui Telkomsel melalui Account Manager atau agen-agen yang telah ditunjuk sebagai penyedia layanan.

Pengguna aplikasi T-Kiosk akan mendapatkan benefit antara lain paket internet 2GB untuk koneksi Diva Smart Outlet ke server aplikasi dan penggunaan Diva Smart Outlet. Pilihan lainnya adalah dengan melakukan registrasi untuk akses ke Diva Intelligent Instant Messaging (instant messaging for business) setiap bulannya selama 12 bulan dan mendapatkan keuntungan yang sama seperti di atas.

Untuk proses pembayaran selain dapat menggunakan digital payment dari Telkomsel yaitu TCASH, T-Kiosk ini juga dilengkapi dengan fasilitas pembayaran non tunai baik untuk Debit Card maupun Credit Card, Contactless Card untuk kartu e-money, QR Payment, serta dapat mengeluarkan struk sebagai bukti pembayaran atas transaksi.

Kelebihan lain yang ditawarkan adalah kemudahan dalam pengoperasiannya. Oleh karena itu, T-Kiosk dapat menjadi solusi penjualan yang lengkap, praktis dan handal bagi pelanggan segmen SME.

“Sebagai digital business converter & accelerator, DIVA menargetkan untuk memodernisasi dan melengkapi SME di Indonesia dengan teknologi dan berbagai produk inovatif baik digital maupun non-digital yang dapat meningkatkan daya saing UMKM,” kata Martin Suharlie, Komisaris Utama DIVA dan Direktur Utama MCAS.

Martin menambahkan bahwa DIVA yakin dapat mendorong pertumbuhan UKM dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mendigitalkan 8 Juta SME di tahun 2020. Dengan aplikasi T-Kiosk, khususnya untuk segmen SME, ini maka UKM pun dapat menjadi perusahaan hi-tech penyedia platform digital dan solusi Artificial Intelligence (AI) untuk memberdayakan dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. (Icha)

 

 

ZTE Pamer 5 Solusi Teknologi 5G di Bandung

0

Telko.id – ZTE Corporation sebagai salah perusahaan ICT kelas dunia memamerkan berbagai kebisaannya dalam memberikan solusi teknologi 5G di Bandung ICT Expo & Digital Broadband Summit 2018. Dalam kesempatan itu, perusahaan ini juga coba membuka wawasan pada peserta pertemuan ini bagaimana 5G bisa menjadi inspirasi bagi digital Indonesia pada 2025, seperti tema acara tersebut yakni “Inspiring the Digital Indonesia 2025”.

Michael Lim, Director of Strategic Marketing, APAC CTO Office, ZTE Corporation pun menyampaikan ide, konsep, gagasan, dan dampak pemanfaatan teknologi baru di masa depan terhadap industri saat pertemuan tersebut dalam materinya yang berjudul “Seize 5G Opportunities to Accelerate Digital Transformation”.

“Kehidupan yang serba digital ini membuat masyarakat semakin melekat kepada internet, yang membuat tuntutan serta ekspektasi terhadap operator kian meningkat. Hal ini kian mendorong operator untuk mampu. Jaringan next generation akan banyak didorong oleh teknologi 5G dan ultra wide-band, yang ditenagai dengan SDN, NFV, cloud computing, big data, AI, dan konsep keterbukaan,” kata Michael menjelaskan.

Michael pun menambahkan bahwa teknologi-teknologi ini menerapkan kontrol terpusat yang hirarkis, pengelolaan terpadu, software-defined, serta jaringan masa depan yang lebih fleksibel, dimana mampu memberikan kemampuan bagi operator untuk menciptakan beragam nilai tambah untuk pebisnis.

ZTE pun berjanji akan terus berinovasi, guna memampukan operator untuk dapat bergerak secara lebih lincah dalam beradaptasi dengan tuntutan pelanggan, sementara mampu mengoptimalkan kanal monetasi mereka.

Dalam ajang Bandung ICT Expo & Big Broadband Summit 2018 tersebut, ZTE memamerkan 5 teknologi terkininya yakni tentang Wireless (Pre5G and 5G), ZTE Common Core, teknologi fixed network ZTE, 5G Flexhaul ZTE dan ZTE Big Video. (Icha)

 

Jaringan Indosat Pulih Lebih dari 90% Siap Layani Masyarakat Sulteng

0

Telko.id – Dengan kendala daya listrik mulai tertangani di wilayah terdampak gempa dan tsunami dai Palu dan Donggala, kayanan Indosat Ooredoo pun mulai pulih. Lebih dari 90% dari total BTS di kedua wilayah tersebut, sudah beroperasi normal dan melayani masyakat dengan baik.

Sebelumnya, jaringan Indosat Ooredoo juga sudah pulih lebih awal antara lain untuk area-area publik vital seperti pelabuhan, bandara, rumah sakit, serta kantor pemerintah sejak 1 Oktober 2018. Selain wilayah Palu dan Donggala, jaringan Indosat Ooredoo juga masih tetap melayani masyarakat dengan baik di beberapa kabupaten sekitar lokasi utama gempa bumi seperti Mamuju Utara dan Sigi.

Hal ini tidak lepas dari kerja keras tim teknis jaringan yang terus berupaya mengatasi kendala di lapangan sejak beberapa saat setelah bencana terjadi. Ketiadaan pasokan listrik menjadi kendala utama, ditambah dengan medan yang mengalami kerusakan dan sulit untuk mencapai lokasi setiap BTS sebagai dampak dari gempa, sehingga proses pemulihan BTS membutuhkan waktu. Pendistribusian BBM untuk generator set untuk BTS juga menjadi tantangan tersendiri dalam pemulihan beroperasinya BTS-BTS.

“Kami bersama tim di lapangan masih terus bekerja keras memulihkan jaringan sepenuhnya, karena kami menyadari komunikasi menjadi salah satu kebutuhan penting untuk berkoordinasi dan berkirim kabar di tengah kondisi darurat serta masa pemulihan bencana. Secara berangsur-angsur berbagai kendala tersebut dapat diatasi dan kami berharap kondisi pemulihan jaringan dapat segera selesai 100% dalam waktu dekat,” kata Umar Hadi, Group Head Network Operations Indosat Ooredoo.

Kegiatan CSR untuk Masyarakat Korban Gempa

Selain upaya pemulihan jaringannya di lokasi gempa, Indosat Ooredoo melaksanakan beberapa kegiatan sosial sebagai bentuk kepedulian para korban bencana, yaitu pengoperasian mobil klinik dan telepon gratis di lokasi bencana.

Sejak pertama dioperasikan minggu lalu, Mobil Klinik Indosat Ooredoo telah melayani lebih dari 1400 warga di beberapa titik lokasi terdampak di Palu sesuai rekomendasi dari BNPB antara lain di kelurahan di Palu antara lain Birobuli Utara, Pengau, Tanamodindi, Donggala Kodi, Kawatuna, dan Kabonena.

Layanan yang diberikan meliputi pemeriksaan kesehatan dan pengobatan baik anak, dewasa dan lansia, pemberian makanan tambahan khususnya untuk balita, trauma healing bagi anak serta pengobatan yang bersifat darurat.

Sementara itu mendukung kelancaran berkomunikasi bagi masyarakat, khususnya pada masa pemulihan bencana, Indosat Ooredoo kembali menambah bantuan telepon dan SMS gratis yang telah diberikan sebelumnya.

Bantuan Telepon dan SMS gratis ke semua operator ini disediakan hingga tanggal 14 Oktober 2018, dimana tidak diperlukan pendaftaran paket tertentu dan bisa langsung dinikmati oleh pelanggan yang berada di wilayah bencana.

Khusus melalui layanan Indosat Ooredoo Business, Indosat Ooredoo menyiapkan langkah-langkah guna memberikan bantuan dan dukungan bagi para instansi/perusahaan yang menjadi korban bencana.

Indosat Ooredoo Business pun akan melakukan pertemua dengan pihak instansi/perusahaan yang menjadi korban bencana, menyiapkan tim khusus guna menganalisa & memperbaiki kerusakan-kerusakan dari segi IT/komunikasi yang berdampak dari bencana serta menyiapkan telepon satelit guna membantu pihak instansi/perusahaan menjalin koordinasi. (Icha)