spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1273

Teliti Kandungan Kimia, Ilmuwan Blender iPhone Seperti Jus

Telko.id, Jakarta – iPhone dikenal sebagai smartphone dengan harga yang selangit. Tapi karena demi sebuah penelitian, para ilmuwan tega menghancurkan iPhone dengan cara diblender. Para ilmuwan di Universitas Plymouth ini sedang meneliti kandungan kimia di smartphone.

Mungkin sebagian dari Anda merasa sedih atau gregetan, karena melihat benda mahal itu dihancurkan berkeping-keping menjadi debu, dengan cara diblender. Namun, tidak untuk sebuah sains.

Para ilmuwan di Universitas Plymouth, sengaja memblender iPhone untuk melakukan analisa kimia terhadap apa yang dikandungnya.

Para ilmuwan ini ingin mencampur berbagai elemen yang terkandung dalam sebuah iPhone, untuk mengetahui jumlah elemen langka yang disebut elemen ‘conflict’.

{Baca juga: Di Tangan Ilmuwan, Ponsel Bisa jadi Mikroskop}

Penelitian ini merupakan bagian dari rencana untuk mencari solusi masalah daur ulang dalam jumlah yang besar. Sebab, setiap tahun, ada 1,4 miliar ponsel diproduksi di seluruh dunia.

“Kita semakin bergantung pada ponsel, tetapi berapa banyak dari kita yang benar-benar berpikir apa yang ada di balik layar? Ketika Anda melihat, jawabannya ada banyak tungsten dan kobalt dari zona konflik di Afrika,”

“Ada juga elemen langka seperti neodymium, praseodymium, gadolinium dan disprosium, belum lagi jumlah emas, perak dan elemen bernilai tinggi lainnya,” kata dosen pengajar tentang studi batuan beku, Dr Arjan Dijkstra.

Menurutnya, dengan banyaknya kandungan di dalam ponsel, limbah ponsel perlu ditambang dengan cara mengekstraksi bijih atau kandungan yang bernilai tinggi.

Setelah menghancurkan iPhone, para peneliti mencampurnya dengan natrium peroksida, pada suhu hampir 500C (932F). Mereka kemudian melakukan analisis terperinci dari larutan dalam asam untuk menentukan kandungan kimianya yang tepat.

Hasil menunjukkan ponsel tersebut mengandung 33g zat besi, 13g silikon, dan 7g kromium, serta sejumlah kecil zat melimpah lainnya. Para peneliti mengatakan, ponsel itu juga menampilkan sejumlah ‘critical elements’ termasuk 900mg tungsten dan 70mg kobalt, molibdenum, serta 160mg neodymium dan 30mg praseodymium. Setiap ponsel juga mengandung 90mg perak dan 36mg emas.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk membuat satu ponsel, pekerja perlu menambang 10-15 kg bijih, termasuk 7 kg bijih emas bermutu tinggi, 1 kg bijih tembaga tipikal, 750 g bijih tungsten tipikal dan 200 g bijih nikel tipikal.

“Tambang dapat menjadi bagian dari solusi untuk masalah-masalah dunia. Tetapi kita sekarang berada dalam iklim di mana orang menjadi lebih bertanggung jawab secara sosial dan tertarik pada isi dari apa yang mereka beli,” kata dosen ekonomi geologi, Dr Colin Wilkins.

{Baca juga: Ilmuwan Teliti Otak Buaya Pakai MRI dan Musik Klasik}

Ia mengatakan, beberapa perusahaan telepon seluler besar telah berkomitmen untuk menaikkan tingkat daur ulang mereka. Ini menjadi tanda positif, bahwa masyarakat kini telah berubah.

Dia berharap proyek ini akan mendorong lebih banyak orang untuk bertanya tentang perilaku mereka sendiri. Proyek ini, merupakan kolaborasi para ilmuwan  yang difasilitasi Real World Visuals sebagai bagian dari inisiatif Creative Associates. [BA/HBS]

Sumber: Metro.co.uk

Facebook & YouTube Hapus Video Penembakan Masjid Selandia Baru

Telko.id, Jakarta Facebook dan YouTube bergerak cepat terkait video penembakan Masjid Selandia Baru, dengan menghapus video yang tengah viral di media sosial itu. Facebook juga sedang menghapus postingan terkait pujian dan dukungan yang dilakukan oleh pelaku.

“Polisi Selandia Baru memberi tahu kami sebuah video di Facebook tidak lama setelah streaming berlangsung dimulai dan kami menghapus akun Facebook penembak dan videonya,” kata perwakilan Facebook di Selandia Baru, Mia Garlick, dikutip Telko.id dari CNET, Jumat (15/03/2019)

“Kami juga menghapus segala pujian atau dukungan untuk kejahatan penembakan tersebut. Kami akan terus bekerja secara langsung dengan Polisi Selandia Baru ketika tanggapan dan penyelidikan mereka berlanjut,” tambah Mia.

{Baca juga: Lagi, Facebook Hapus Empat Akun Pemberontak Myanmar}

Hal serupa juga dikatakan oleh YouTube. Dalam akun resmi Twitter Youtube mengucapkan bela sungkawa atas kasus tersebut dan berjanji untuk menghapus konten video penembakan Masjid Selandia Baru di platform mereka.

“Hati kita hancur karena tragedi mengerikan hari ini di Selandia Baru. Ketahuilah bahwa kami bekerja dengan waspada untuk menghapus rekaman kekerasan apa pun,” cuit Youtube.

Perlu diketahu bahwa hari ini terjadi penembakan di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood di Christchurch Selandia Baru yang menewaskan lebih dari 40 orang.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan pada konferensi pers bahwa penembakan adalah bagian dari salah satu hari paling kelam di Selandia Baru.

{Baca juga: Picu Kekerasan, Facebook Hapus Ratusan Akun Militer Myanmar}

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun merespon terkait penyebaran video penembakan Masjid Selandia Baru yang ada di media sosial. Mereka menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan video tersebut karena bisa menimbulkan ketakutan dan melanggar hukum.

“Konten video yang mengandung aksi kekerasan merupakan konten yang melanggar Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,” tulis Plt. Kabiro Humas Kominfo Ferdinandus Setu. [NM/HBS]

Kominfo: Setop Sebar Video Penembakan Masjid Selandia Baru

Telko.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan video penembakan Masjid Selandia Baru yang tengah viral di media sosial. Penembakan di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood Islamic Center terjadi di Kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/03/2019).

Menurut Plt. Kabiro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu, pihaknya mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak menyebarluaskan konten tersebut di media sosial, terutama terkait penembakan yang menewaskan lebih dari 40 orang tersebut.

“Agar warganet dan masyarakat tidak menyebarluaskan atau memviralkan konten baik dalam bentuk foto, gambar atau video yang berkaitan dengan aksi kekerasan berupa penembakan brutal yang terjadi di Masjid Selandia Baru,” tulis Ferdinandus.

{Baca juga: Facebook akan Hapus Konten Rasis Pemicu Kekerasan}

Ferdinandus menjelaskan bahwa menyebarkan konten kekerasan bisa menimbulkan ketakutan di masyarakat dan berpotensi melanggar hukum. “Konten video yang mengandung aksi kekerasan merupakan konten yang melanggar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,” tambah Ferdinandus.

Kominfo sendiri tidak tinggal diam. Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Tim Telko.id pada Jumat (15/03/2019) pihaknya sudah memantau penyebaran video tersebut di Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube sejak pukul 13.30 WIB.

Hasilnya ada lebih dari 500 video yang sudah di hapus atau take down dan secara sistem tidak bisa diunggah kembali. Hingga saat ini Kominfo juga terus melakukan pemantauan dan pencarian situs dan akun dengan menggunakan mesin AIS setiap dua jam sekali.

{Baca juga: Picu Kekerasan, Facebook Hapus Ratusan Akun Militer Myanmar}

Selain itu mereka juga bekerja sama dengan Polri untuk menelusuri akun-akun yang menyebarkan konten negatif berupa aksi kekerasan. “Kami juga terus melakukan Cyber Patrol sampai video-video tersebut bersih dari Cyber Space Indonesia,” tambah Ferdinandus.

Seperti diketahui bahwa Jumat siang (14/03/2019) telah terjadi penembakan di dua masjid di Kota Christchurch,Selandia Baru oleh seorang pria bersenjata. Hingga saat ini kepolisian Selandia Baru masih menyelidiki penyebab kasus yang menewaskan puluhan orang tersebut.

Anti Kekerasan Seksual, GoJek Punya “Tombol Darurat”

Telko.id,Jakarta – Demi meningkatkan keamanan pengguna dan mitra, GoJek mengembangkan fitur baru berupa tombol darurat dan pelatihan anti kekerasan seksual. Layanan ride sharing ini berharap fitur keamanan yang mereka siapkan ini dapat memberikan kualitas layanan transportasi online yang dapat diandalkan.

Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita mengatakan bahwa keamanan serta kenyamanan penguna adalah prioritas mereka. Caranya mereka terus membuat inovasi seperti meluncurkan fitur dan pelatihan tersebut.

“Kami ingin seluruh masyarakat dapat terus mengandalkan layanan GoJek kapan pun dan di mana pun mereka butuh, tanpa ada rasa khawatir,” ucap Nila di Jakarta, Jumat (15/03/2019)

Fitur keamanan yang dimaksud adalah Bagikan Perjalanan (Share Trip) dan Tombol Darurat. Melalui Share Trip, pengguna dapat membagikan banyak informasi seputar perjalanan pengguna bersama mitra Gojek kepada kerabat dekat, sehingga mereka bisa mengawasi perjalanan pengguna.

{Baca juga: Gojek Wirausaha Bantu UMKM untuk “Naik Kelas”}

Sedangkan fitur Tombol Darurat adalah tombol yang bisa digunakan dengan cepat saat situasi darurat selama di dalam perjalanan. Nantinya pihak Go-Jek akan melakukan verifikasi terhadap laporan tersebut dan segera mengirimkan bantuan kepada pengguna.

“Dalam melakukan inovasi apapun, kami selalu menanamkan budaya costumer-centric. Artinya kami memprioritaskan inisiatif-inisiatif yang memang tepat guna menjawab kebutuhan pelanggan, salah satunya fitur keamanan,” kata Global Head of Transport Gojek, Radityo Wibowo.

Sedangkan pada kegiatan pelatihan anti kekerasan seksual Go-Jek melakukan kolaborasi dengan Hollaback! Jakarta, sebuah gerakan global anti kekerasan di ruang publik.

Materi pelatihan untuk mitra ini disusun secara komperhensif mencakup pengetahuan tentang jenis-jenis pelecehan seksual yang harus dihindari serta langkah intervensi seperti apa yang dapat diambil apabila menghadapi kasus tersebut.

{Baca juga: Bidik Driver GoJek, IM3 Ooredoo Tawarkan Paket ‘Online Gaspol’}

Adapun siklus pelatihan perdana diikuti oleh mitra driver dan pelaksana Kopdar Mitra Gojek di Wilayah Jabodetabek, Bandung, Bali dan Pelembang. Co-Director Hollaback! Jakarta, Anindya Restuviani mengapresiasi langkah yang dilakukan GOjek untuk melawan kekerasan seksual.

“Kami berharap ke depannya, mitra-mitra Gojek tak sekedar memahami bentuk-bentuk kekerasan seksual dan menghindarinya namun juga berperan aktif untuk mengambil tindakan dalam melawan kekerasan seksual di ruang publik,” tutur Anindya. [NM/HBS]

 

Gandeng Spotify, Facebook Siapkan Layanan Musik Baru

Telko.id, JakartaFacebook mengumumkan sejumlah peningkatan yang akan dihadirkannya pada update terbaru di layanannya. Salah satu peningkatan yang akan diberikan adalah layanan musik baru, khususnya fitur berbagi musik, yang akan berkolaborasi dengan Spotify.

Facebook menyebut akan memperbaiki kemampuan fitur berbagi musik melalui fitur baru yang akan tersedia untuk pengguna jejaring sosialnya.

Fitur itu, menurut PhoneArena, akan memungkinkan pengguna untuk mendengarkan musik secara lengkap via Spotify, serta menemukan lebih banyak lagu dari berbagai musisi.

Saat ini, Spotify merupakan mitra pertama yang dilibatkan Facebook pada upaya perbaikan platform miliknya, namun raksasa jejaring sosial itu mengonfirmasi akan menambahkan layanan musik streaming lain di masa mendatang.

{Baca juga: Watch, Layanan Video Facebook Pesaing Youtube}

Sementara itu, perusahaan yang bermarkas di Amerika itu juga mencoba untuk dapat bersaing di tengah popularitas layanan video, dengan menghadirkan menu di aplikasi utamanya bertajuk Watch.

Facebook Watch merupakan layanan video-on-demand yang pertama kali tersedia di Amerika Serikat, kemudian merambah pasar lainnya di luar Negeri Paman Sam itu.

Platform ini dirancang secara spesifik untuk menawarkan pengguna rekomendasi video yang diklaim telah dipersonalisasikan. Facebook menyatakan keyakinannya bahwa platform Watch memiliki nilai sesuai dengan investasi yang telah digelontorkannya.

Terkait dengan platform Watch ini, Facebook mengumumkan akan menghadirkan episode lebih banyak pada acara Red Table Talk mulai bulan Mei ini. Red Table Talk merupakan acara bincang-bincang televisi yang dibintangi oleh Jada Pinkett Smith, Willow Smith, dan Adrienne Banfield-Norris.

Facebook turut memboyong Will Smith pada platform video-on-demand karyanya ini, melalui acara bertajuk Bucket List yang dipandu Smith. Facebook juga menyebut tengah memperbaiki pengalaman yang disuguhkan oleh fitur Watch Party.

{Baca juga: Facebook Messenger Uji Fitur ‘Watch Videos Together’}

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menonton video di Facebook secara bersamaan dan secara langsung. Perbaikan tersebut dikabarkan berupa opsi baru yang memungkinkan pengguna mengadakan Watch Parties terkait acara yang berlangsung di televisi.

Selain itu, fitur baru ini akan diuji secara global di Facebook Groups selama acara olahraga berlangsung, seperti pertandingan sepak bola UEFA Champions League.

Untuk memulai Watch Party baru, pengguna perlu mengetuk opsi baru bertajuk on TV dan memilih game langsung yang diinginkan.

Facebook mengatakan bahwa ide dibalik penciptaan fitur Watch Party adalah untuk menciptakan pengalaman yang membawa orang lebih dekat. Fitur tersebut juga menginspirasi hubungan antarmanusia.

Lebih dari 12 juta Watch Party di grup telah diluncurkan pada Januari 2018. Fitur itu telah mendorong partisipasi aktif di antara grup karena pengguna mengunggah delapan kali lebih banyak komentar.

{Baca juga: Fitur Watch Party Kini Tersedia di Semua Halaman Facebook}

Beberapa peningkatan juga telah dilakukan, seperti thread yang akan memungkinkan pengguna untuk memiliki percakapan selain berkomentar secara langsung. Selain itu, pengguna bisa menjadwalkannya.

Semua halaman dan profil di Facebook di seluruh dunia akan bisa menggunakan Watch Party untuk menonton video secara bersamaan dengan pengguna lain. [BA/HBS]

Sumber: PhoneArena

Gerakan Hapus Facebook Disuarakan oleh Pendiri WhatsApp

Telko.id, Jakarta – Seorang pendiri WhatsApp, Brian Acton, kembali melayangkan kritik kepada Facebook. Bahkan, ia kembali menyuarakan ajakan kepada para pengguna untuk hapus Facebook atau Delete Facebook.

“Hapus Facebook, ok?,” terangnya saat berbicara dalam sebuah seminar dengan para mahasiswa di Stanford University, seperti dikutip Telko.id dari Fortune, Jumat (15/3/2019).

Acton keluar dari Facebook pada akhir 2017. WhatsApp dibeli Facebook sehingga ia sempat menjadi bagian dari perusahaan itu. Setelah keluar, ia mengampanyekan ajakan Delete Facebook melalui akun Twitter.

{Baca juga: Ini Resolusi Bos Facebook di 2019}

Acton merasa kecewa karena Facebook rela mengorbankan privasi pengguna demi mendulang untung. Ia dulu membiarkan WhatsApp dibeli oleh Facebook agar para pegawai mendapatkan kesejahteraan.

“Saya punya 50 pegawai kala itu. Saya harus memikirkan nasib mereka. Saya harus pula berpikir tentang para investor. Saya tak punya kuasa penuh untuk mengatakan tidak. Semua harus terjadi,” papar Acton.

Facebook lantas menargetkan WhatsApp meraup untung besar. Namun, Acton menentangnya. Era Acton, WhatsApp punya model monetisasi, setiap pengguna membayar USD 1 untuk memakai layanan per tahun.

“Cara tersebut dianggap tidak menghasilkan uang besar. Jika kalian punya 1 miliar pengguna, pendapatan cuma USD 1 miliar per tahun. Uang sekecil itu tidak diinginkan oleh Google dan Facebook,” cetus Acton.

{Baca juga: Bos Penting Facebook Mengundurkan Diri, gara-gara Zuckerberg?}

Sebelumnya, Dua bos Facebook mengundurkan diri pada Kamis (14/03) kemarin. Raksasa media sosial ini kehilangan Chief Product Officer Facebook, Chris Cox dan Vice President WhatsApp, Chris Daniels.

Mundurnya dua petinggi Facebook ini terjadi satu minggu setelah CEO Facebook, Mark Zuckerberg menyatakan bahwa mereka akan fokus pada aplikasi pengirim pesan pribadi dan konten sementara.

Zuckerberg meyakini bahwa para pengguna Facebook akan lebih sering untuk mengirimkan pesan melalui aplikasi messaging daripada mengunggah konten ke beranda Facebook mereka. (SN/FHP)

AirPods dan Wireless Headphone jadi Pemicu Kanker

Telko.id, Jakarta – Sekitar 250 ilmuwan dari 40 negara secara kompak mengatakan, AirPods dan wireless headphone bisa picu kanker. Mereka mengingatkan masyarakat terkait kandungan radiasi medan elektromagnetik non-ionisasi (EMF) pada perangkat tersebut.

Para ilmuwan mengungkapkan, kandungan tersebut bisa memengaruhi biologis dan kesehatan. Bluetooth sendiri menggunakan EMF untuk menransmisikan data berbahaya. Namun, para ilmuwan menemukan bahwa AirPods dan headphone nirkabel lain lebih berbahaya.

Dilansir News.com.au, dikutip Telko.id, Jumat (15/03/2019), perangkat yang digunakan di dalam saluran telinga yang mengarah langsung ke jaringan otak membuat gelombang radio yang dipancarkan bisa meningkatkan risiko kanker, stres, hingga kerusakan genetik.

{Baca juga: Riset: Frekuensi 2G dan 3G Picu Kanker Pada Tikus}

Para ilmuwan pun mengajukan petisi kepada Perserikatan Bangsa Bangsa dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendorong pengembangan pedoman EMF yang lebih protektif, terutama terkait risiko kesehatan. Hal itu dikatakan oleh profesor biokimia University of Colorado, Jerry Phillips.

Dalam situs resmi EMF Scientist, ia membeberkan sejumlah gangguan akibat penggunaan jangka panjang headphone nirkabel. Gangguan tersebut meliputi tumor dan fungsi sel abnormal.

Para peneliti juga menemukan ancaman terhadap DNA. Dalam periode tertentu, mereka menyatakan bahwa paparan radiasi EMF kepada manusia bisa merusak DNA.

{Baca juga: Fitur Pengisian Super Cepat Sambangi AirPods 2}

Kendati demikian, sebagian ilmuwan meyakini bahwa paparan radiasi EMF tidak akan membahayakan kesehatan manusia.  Hal itu berdasarkan ribuan makalah yang ada.

“Ada ribuan makalah yang melihat relevansi frekuensi radio dengan kesehatan. Namun, argumen tersebut tidak memiliki kredibilitas,” ucap Kenneth Foster, profesor bioteknologi di University of Pennsylvania, yang telah mempelajari efek radiasi perangkat nirkabel terhadap kesehatan. (SN/FHP)

Smartphone dua layar Huawei Mirip Nubia X?

0

Telko.id, JakartaHuawei dikabarkan sedang mengembangkan smartphone dua layar, seperti ZTE Nubia X ataupun Vivo Nex Dual Display. Terbukti, paten yang baru diterbitkan mengungkapkan desain eksentrik yang dirancang brand asal China ini untuk smartphone masa depannya.

Dalam patennya, mereka merancang smartphone dual layar yang bezel-less. Huawei juga menggunakan layar kedua berukuran tidak terlalu besar.

Layar tersebut berguna untuk membantu pengguna ketika mereka mengambil foto selfie. Dilansir dari Slashgear, Jumat (15/03/2019), rancangan desain untuk smartphone dua layar tersebut mungkin terinspirasi dari Meizu Pro 7.

{Baca juga: Begini Wujud Smartphone Layar Lipat Samsung Selanjutnya?}

Tampak pada paten itu, mereka menyematkan layar kedua berbentuk persegi yang ditempatkan di bagian atas body belakang smartphone, tepatnya di bawah frame tiga kamera horizontal.

Meski demikian, smartphone dua layar ini tetap mengusung desain berponi dengan bentuk seperti waterdrop notch. Poni ini menjadi tempat bagi sensor kamera ToF atau Time of Flight.

Di sisi lain, paten juga mengisyaratkan pengaturan tiga kamera menarik di belakangnya. Setidaknya salah satu kamera memiliki lensa berbentuk persegi yang memungkinkannya untuk mengusung teknologi lensa zoom bergaya periscope yang diprediksi akan dihadirkan pertama kali pada P30 Pro.

Sebelumnya, Huawei ketahuan memalsukan hasil foto dari smartphone andalannya dalam iklan. Mereka menggunakan foto yang bukan hasil jepretan kamera Huawei P30 Pro dalam iklan teaser-nya.

{Baca juga: Ketahuan Bohong (Lagi), Huawei Tipu-tipu Hasil Foto P30 Pro}

Setelah ditelusuri, ternyata foto-foto yang ditampilkan Huawei dalam teaser-nya merupakan hasil karya dari sejumlah fotografer. Seperti foto gunung berapi misalnya, foto tersebut diterbitkan oleh Tom Pfeiffer di Flickr pada tahun 2009 dan menjadi stock foto di Getty Images, yang bisa saja dilisensikan Huawei untuk iklan.

Kemudian, foto yang memperlihatkan seorang anak berjaket kuning, juga hasil karya fotografer Jake Olson beberapa tahun yang lalu. Setelah ketahuan, Huawei langsung “gerak cepat” dengan mengubah teaser-nya. (BA/FHP)

Twitter Sembunyikan Like dan Retweet untuk Mudahkan Pengguna

Telko.id, JakartaTwitter berencana memperbarui cara pengguna menggunakan platform. Satu di antaranya adalah menyembunyikan jumlah Like dan Retweet yang didapat dari unggahan pengguna Twitter.

Menurut laporan Independent, seperti dikutip Telko.id, Jumat (15/3/2019), pembaruan tersebut rupanya juga menjadi kesempatan bagi Twitter untuk mendapatkan feedback dari para pengguna.

“Kami sudah melakukan beberapa hal pada pekan ini. Kami tahu hal itu membingungkan. Kami mulai memberi akses kepada pengguna ke aplikasi Twitter prototip untuk menguji ide baru,” kata Twitter.

Twitter melanjutkan, keputusan perusahaan untuk menyembunyikan like dan retweet hanyalah sebuah ide untuk membantu membuat percakapan para pengguna menjadi lebih mudah dibaca.

{Baca juga: Twitter Bakal Punya Fitur untuk Sembunyikan Cuitan}

Fitur menyembunyikan tweet dirancang untuk memberdayakan pengguna dengan menghapus feed dari troll online. Namun demikian, para kritikus mengatakan bahwa hal itu bisa mendistorsi obrolan.

Nantinya, pengguna masih bisa memeriksa komentar yang disembunyikan. Namun, komentar tidak akan secara otomatis ditampilkan. Artinya, percakapan seputar tweet kontroversial bisa dihentikan.

Baru-baru ini, Twitter melakukan pembaruan secara besar-besaran untuk platform Android dan iOS. Rumor menyebut, perubahan yang akan dihadirkan adalah peningkatan kamera dan fitur Geo.

Melansir Engadget, perubahan pertama yang akan dihadirkan oleh Twitter dalam pembaruan selanjutnya adalah terkait foto dan video. Twitter akan melakukan pembaruan kemampuan kamera.

Kabarnya, lewat pembaruan tersebut, Twitter ingin mempermudah fitur memotret momen dan berbagi konten media secara lebih cepat. Perbaikan itu membuat pengguna menjadi lebih fleksibel.

{Baca juga: Twitter Perbarui Fitur Pelaporan untuk Lindungi Pengguna}

Pengguna bisa memotret dan berbagi foto maupun video hanya dengan gestur usap dan sejumlah ketukan linimasa di halaman Home. Tak cukup, pembaruan pun menghadirkan layout media baru. [SN/HBS]

Sumber: Independent