spot_img
Latest Phone

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...

iPhone Lipat Apple Akan Gunakan Touch ID, Bukan Face ID

Telko.id - Apple dikabarkan akan menggunakan teknologi Touch ID,...

Apple Gagal Wujudkan iPhone Lipat Tanpa Lipatan, Rilis 2026?

Telko.id - Apple dikabarkan gagal mewujudkan iPhone lipat dengan...

Google Pixel Watch 4, Dukung Koneksi Satelit dan Baterai Lebih Besar

Telko.id - Google secara resmi meluncurkan Pixel Watch 4...

Garmin Index Sleep Monitor Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Index Sleep Monitor,...
Beranda blog Halaman 1270

Perjalanan 5G Di Indonesia Masih Panjang

0

Telko.id – Pemerintah Indonesia baru akan membuka lelang pita fekuensi 5G pada tahun 2022. Langkah-langkah strategis kearah itu sudah di petakan.

Seperti yang diungkapkan Direktur Penataan Sumber Daya, Ditjen SDPPI Kemkominfo, Denny Setiawan, rencana implementasi 5G sudah disiapkan sejak 2017 dengan menggelar uji coba indoor pita frekuensi 15GHz oleh XL Axiata dan 72GHz oleh Telkomsel.

Kemudian, pada tahun ini kembali digelar uji coba oleh operator seluler yakni Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo. Uji coba indoor dan outdoor pita frekuensi 28GHz digelar oleh Telkomsel saat Asian Games XVII.

Kemudian, XL menggelar uji coba outdoor pada pita frekuensi yang sama. Indosaat Ooredoo melakukan pengujian yang sama pada Kamis (22/11/2018) melalui 3D Augmented Reality (AR).

“Pada tahun depan direncanakan akan dilakukan kembali uji coba pada pita frekuensi 26GHz dan pita lainnya yakni 3,5GHz,” kata Denny dalam acara uji coba 5G di kantor Indosat Ooredoo.

Tahun depan juga pemerintah akan menyusun dan mensosialisasikan draft kebijakan 5G, dengan fokus mendukung revolusi industri 4.0 dan ekonomi digital.

Finalisasi kebijakan dan regulasi untuk 5G, termasuk spektrum, model bisnis, dan Biaya Hak Penggunaan (BHP) diharapkan terjadi pada periode 2020-2021. Kemudian, juga akan dilakukan uji coba 5G menggunakan perangkat komersial dan mencoba use case berkaitan dengan manufaktur terkait revolusi industri 4.0.

“Kami akan menentukan pita frekuensi yang akan digunakan, harganya berapa, membangun small cell, serta bisnis model juga penting. Ini semua harus disiapkan dari spektrum hingga regulasinya,” ungkap Denny.

Setelah semua proses tersebut berlangsung, baru pemerintah bisa membuka lelang pita frekuensi 5G. Sejauh ini, ada tiga kandidat pita frekuensi yang kerap disebut akan menjadi pilihan Indonesia, yakni 3,5GHz, 26GHZ, dan 28GHz.

Peluncuran layanan broadband berbasis 5G, yakni mobile dan fixed broadband, diprediksi akan dilakukan pada 2022. Namun, Denny tidak menutup kemungkinan waktu peluncuran bisa lebih cepat.

“2022 mungkin baru bisa dirilis, tapi kalau harmonisasi berjalan baik mungkin bisa lebih cepat,” tuturnya.

Menurut Denny, untuk memberikan layanan 5G pada masyarakat Indonesia ini, bukan sekedar frekuensi saja yang harus dipersiapkan. Tetapi juga membangun ekosistem. Baik Device, Network dan Aplikasi.

Frekuensi 5G Masih Jadi PR Pemerintah

Sejauh ini, memang ada tiga kandidat pita frekuensi yang kerap disebut akan menjadi pilihan Indonesia, yakni 3,5GHz, 26GHZ, dan 28GHz.

Namun, frekuensi yang ideal untuk 5G itu, di Indonesia masih jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Misalnya, untuk frekuensi 3,5 GHz saat ini sudah ditempati untuk layanan satelit, tidak akan digunakan untuk layanan akses pita lebar atau broadband wireless access (BWA).

Satelit yang memiliki pita frekuensi C-Band dianggap paling cocok untuk dipancarkan ke seluruh wilayah Indonesia. C-Band memiliki besaran 3.7 GHz hingga 4.2 GHz untuk downlink dan 5.925 GHz hingga 6.425 GHz untuk uplink.

“Kami masih berdiskusi untuk pemanfaatan frekuensi tersebut agar tak menimbulkan masalah,” ujar Denny.

Denny juga menyebutkan bahwa Indonesia masih membutuhkan satelit karena wilayahnya yang terbagi menjadi pulau-pulau. Hal itulah yang masih menjadi pertimbangan penggunaan frekuensi menengah untuk 5G.

“Mid frekuensi 3,5 band kandidat utama yang sedang menjadi pembahasan utama.
Indonesia juga sangat membutuhkan satelit karena negara kepulauan untuk terrestrial network,” ujarnya.

Itu sebabnya, Indonesia belum menentukan frekuensi yang akan digunakan untuk teknologi 5G ini. Ditambah lagi, pemerintah juga menanti kesempatan World Radiocommunication Conferences (WRC) di akhir tahun ini. Pada kesempatan itu, Indonesia akan menentukan sikap sesuai dengan keputusan secara global. Alasannya, masalah frekuensi harus disesuaikan dengan kebijakan yang diatur International Telecommunication Union (ITU).

“Kami akan memutuskan frekuensi bersamaan dengan WRC meeting atau pertemuan. Jadi frekuensi secara global itu tidak diputuskan sendiri-sendiri oleh tiap negara tapi ikut bersama-sama kebijakan frekuensi dunia yang diatur oleh ITU,” kata Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan pada wartawan beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, masalah di frekuensi 3.5GHz ini tidak terjadi di Indonesia saja. Hal ini juga terjadi di sebagian besar negara di Asia.

“Beberapa case seperti di Hongkong, Australia, dan India, sekarang mereka lagi menunggu co-exist antara satelit dengan cellular network. Pasti akan dibutuhkan detail studi, Ericsson bisa share misalkan dari segi pengukuran, hingga case study yang pernah kita lakukan di India, Australia, ataupun Hongkong. Tidak menutup kemungkinan juga kita perlu field test 3,5GHz co-exist di Indonesia, kita ada hitung-hitungan jarak dengan stasiun bumi, maka dari itu kita perlu support,” ungkap Ronni Nurmal, VP Network Solutions Ericsson Indonesia pada diskusi 5G di Indosat Ooredoo.

Operator Harus Bahu Membahu Bangun Ekosistem 5G

Ekosistem menjadi kunci bagi suksesnya 5G di Indonesia. Baik dari sisi Device, Network maupun aplikasi. Ditambah lagi, karena 5G ini akan sangat bermanfaat bagi industri ketimbang retail, maka industry pun harus menanggapi kehadiran 5G ini dengan melakukan perubahan menuju digitalisasi industry seperti yang dicanangkan oleh pemerintah yakni Making Indonesia 4.0.

Selain itu, operator pun tidak bisa ‘egois’ dengan membangun jaringan sendiri-sendiri. Diperlukan kerjasama seperti active network sharing. Memang untuk active network sharing ini pemerintah berjanji akan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No 53/2000.

Di mana, Active network sharing adalah mekanisme penggunaan bersama infrastruktur aktif telekomunikasi antaroperator telekomunikasi di suatu negara. Namun, nantinya, revisi aturan network sharing ini tidak bersifat wajib bagi seluruh operator. Sayang, sampai saat ini oturan yang dimaksudkan mesih belim keluar juga.

Pasalnya, 5G membutuhkan kemudahan akses infrastruktur publik. Kondisinya saat ini, menurut Indra Gunakan, seorang pengamat telekomunkasi menyebutkan bahwa dengan naiknya trafik data di Indonesia, ternyata tidak membuat pendapatan atau revenue operator meningkat.

“Ada dua alasan, pertama adalah harga yang diterapkan lebih rendah dibandingkan dengan cost produksinya, kedua, industri sudah tidak sehat karena terjadi perang harga,” ujar Indra ketika ditemu di kantornya dibilangan Thamrin, Jakarta (23/11).

Kalau hal ini terjadi terus, Indra pesismis operator memiliki dana untuk membangun jaringan 5G. Apalagi, untuk membangun jaringan 5G ini harus ‘bongkar’ peralatan yang ada sekarang ini.

Ditambah lagi, untuk membangun site baru sangat sulit dan mahal akuisisi lahannya. Jika operator mau bekerja sama, tentu hal ini akan lebih memuluskan lagi upaya Indonesia untuk membangun jaringan 5G di Indonesia.

Ada nya palapa ring memang sudah sangat membantu operator untuk bangun jaringan. Paling tidak, operator tidak perlu membangun backbone. Tapi ternyata, Indra mengkhawatirkan kalau backbone ini tidak banyak dimanfaatkan oleh operator karena memang operator tidak punya dana besar untuk bangun jaringan.

Pasalnya, dari backbone yang dibangun pemerintah pun, masih cukup jauh untuk sampai ke wilayah yang secara ekonomi menguntungkan bagi operator. “Operator belum tentu punya dana yang cukup untuk narik kabel dari backbone ke wilayah yang strategis,” ungkap Indra.

Jadi memang, network sharing menjadi penting di era 5G ini. (icha)

 

 

Ini Dia Teknologi 5G Yang Dipamerkan Indosat Ooredoo dan Ercisson

0

Telko.id – Indosat Ooredoo bersama dengan Ericcson menunjukkan kesiapan 5G dengan menampilkan berbagai contoh penggunaan teknologi 5G. Semua itu dipamerkan dalam rangka merayakan ulang tahun operator ini yang ke 51.

Hal ini juga sekaligus menyoroti kesiapan Indosat Ooredoo terkait jaringan 5G dan keahlian Ericsson dalam teknologi dan layanan komunikasi yang canggih. Kedua perusahaan pun juga menyoroti dua demo utama dalam acara ini yaitu test bed untuk 5G dan 3D-AR (Augmented Reality).

“5G memiliki potensi untuk mempercepat transformasi digital di berbagai industri di Indonesia, serta memberdayakan konsumen dengan pengaplikasian yang inovatif. Kesiapan 5G tertanam dalam visi kami dalam upaya membangun jaringan berkualitas video yang kompetitif,” ujar Arief Musta’in, Director & Chief Innovation Officer Indosat Ooredoo.

Kenapa 3D Augmented Reality? Tentu dalam memamerkan sesuatu harus yang menarik perhatian. Dan, 3D Augmented Reality cukup interaktif. Apalagi teknologi ini disinyalir memiliki potensi yang sesuai untuk kasus penggunaan pada perusahaan serta pengaplikasiannya pada konsumen. Seperti pada industri jasa yang menyediakan bantuan jarak jauh, perawatan kesehatan, pendidikan dan ritel.

Dalam demo 3D-AR, peserta dapat melihat dan berinteraksi dengan objek virtual yang terlihat hidup seperti anatomi manusia fotorealistik dan gambar 360 derajat dari planet Bumi. Pengalaman yang mendalam ini dilakukan secara real-time kepada audiens yang lebih luas melalui 5G.

Selain itu, Indosat dan Ericsson pun melakukan ujicoba 5G test bed. Di mana kecepatannya mencapai ~10Gbps per UE (User Equipment) dari total 20Gbps, yang berarti jauh lebih cepat daripada LTE. 5G test bed juga memiliki beam tracking sebagai salah satu kemampuan unggulan 5G yang memungkinkan kapasitas serta kinerja yang lebih tinggi.

Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan streaming video 4K ke UE melalui radio 5G.

Selain menampilkan 5G test bed dan 3D-AR, baik Indosat Ooredoo maupun Ericsson juga menghadirkan demo lain, seperti; 5G deployment considerations dan connected drones yang dapat diuji coba dari jarak yang lebih jauh atau dengan jalur penerbangan yang telah ditentukan sebelumnya.

Untuk melakukan itu, diperlukan konektivitas 5G nirkabel berlatensi rendah yang andal. Pada demo ini, drone nano terbang di atas model 3D-kota. Ada juga LAA, yang merupakan solusi untuk hotspot berkapasitas tinggi (misalnya di bandara, stadion, pusat perbelanjaan), yang menggunakan spektrum unlicense untuk meningkatkan kecepatan/kapasitas tambahan untuk LTE dan kemungkinan koeksistensi dengan WiFi.

Yang terakhir di demo adalah NB-IoT yang akan dipakai untuk berbagai kasus penggunaan oleh Indosat Ooredoo.

“5G mewakili evolusi teknologi seluler utama yang dapat membuka kemungkinan dan aplikasi baru. Kami percaya bahwa 5G akan memainkan peran utama dalam transformasi digital di Indonesia,” kata Jerry Soper, Presiden Direktur Ericsson Indonesia.

Jerry menambahkan, “Kerjasama Indosat Ooredoo dan Ericsson ini juga untuk meningkatkan jaringan dan teknologi untuk para pelanggan. Kami berharap bahwa demonstrasi ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat 5G untuk kehidupan kita, dan bagaimana Ericsson dan Indosat Ooredoo akan terus bekerja sama untuk membawa kemampuan terbaik kita untuk meningkatkan kualitas jaringan di Indonesia”. (Icha)

Saat Pesta Ulang Tahun ke 51, Indosat Ooredoo Pamer 5G

0

Telko.id – Indosat Ooredoo secara gamblang mengakui bahwa ada keterlambatan dalam beberapa hal, terutama jaringan dan bisnis dibandingkan dengan para kompetitornya. Namun, masuk usia ke 51 tahun ini juga dijadikan momen penting bagi operator ini untuk bangkit dan kembali ke masa kejayaan nya yang pernah dicapai.

Banyak ‘pekerjaan rumah’ yang harus dilakukan. Tapi moment pesta ulang tahun ke 51 ini ditandai juga dengan ujicoba teknologi 5G. Tanda bahwa  yang akan Indosat tidak mau ketinggalan dengan pesaing nya yang sudah terlebih dahulu menggelar ujicoba. Walaupun baru ada di kantor Indosat Ooredoo pusat saja.

Memang, teknologi 5G ini masih belum jelas kapan akan dikomersialkan, tetapi paling tidak ujicoba ini akan meningkatkan pengalaman pelanggan. Salah satu layanan 5G yang dipamerkan saat ultah ini adalah 3D-AR (Augmented Reality).

“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah atas dukungan yang diberikan, sehingga Indosat Ooredoo berhasil melakukan uji coba teknologi 5G, sebagai bagian dari strategi pengembangan jaringan kami ke depan. Kami berharap dukungan ini akan terus diberikan pemerintah, untuk dapat disinergikan dengan upaya yang dilakukan oleh para pelaku industri telekomunikasi secara keseluruhan dalam memberikan pengalaman teknologi terbaru bagi masyarakat Indonesia,” demikian disampaikan Chris Kanter, President Director & CEO Indosat Ooredoo.

Chris Kanter menambahkan, “Kami sangat bangga menjadi bagian dari Group Ooredoo yang menjadi pelopor pertama di dunia dalam menerapkan teknologi 5G ini secara komersial”.

Rencana strategis pengembangan jaringan Indosat Ooredoo ke depan juga sejalan dengan Ooredoo Group untuk terus meningkatkan pengalaman pelanggan. Berbagai upaya penerapan strategi pengembangan jaringan yang akan dilakukan saat ini dan ke depan  berkomitmen untuk menghadirkan jaringan berkualitas video yang kompetitif bagi pelanggan di era komunikasi data saat ini.

“Uji coba 5G hari ini merupakan wujud kesiapan dan menjadi elemen penting dalam mewujudkan hal ini,” ujar Chris optimis.

Dalam uji coba 5G ini, Indosat Ooredoo menjadi yang pertama di Indonesia melakukan demo 3D Augmented Reality Collaboration. 3D Augmented Reality Collaboration melalui 5G ini memberikan pengalaman interaktif dan kolaboratif dalam berkomunikasi ke level yang lebih tinggi. Secara umum, Aplikasi kolaborasi 3D AR ini antara lain dapat digunakan di bidang edukasi dan customer support, untuk menghasilkan komunikasi visual yang lebih berkualitas dan efisien.

Rangkaian ujicoba dan pameran teknologi 5G ini juga  akan berlangsung pada tanggal 22-23 Nopember di Kantor Pusat Indosat Ooredoo, yang dihadirkan bersama dengan Ericsson. Serangkaian diskusi panel, sharing teknologi serta demo dan ujicoba untuk merasakan kelebihan dari teknologi 5G ini yang bisa dilakukan oleh pelanggan dan masyarakat. (Icha)

Tri Gandeng Start-Up SOKU Kembangkan Food Commerce

0

Telko.id –  Generasi muda memang menjadi sasaran 3 Indonesia dalam memasarkan produk layanannya. Tidak hanya itu, operator ini juga memiliki komitmen untuk selalu pemberdayaan generasi muda, khususnya mereka yang mempunyai ambisi besar untuk mengembangkan bisnis dibidang digitalpreneur.

Kali ini 3 Indonesia menjalin kemitraan dengan start up karya anak muda Surakarta yaitu SOKU yang telah lolos seleksi di ajang pencarian ide bisnis #KejarAmbisiku yang diadakan 3 Indonesia beberapa waktu lalu.

Babak baru kemitraan dan dukungan 3 Indonesia untuk SOKU diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) hari ini (21/11) di Surakarta. 3 Indonesia diwakili oleh VP Customer Engagement dan Operation Julandi G. Fransiskus yang selama ini bertindak sebagai mentor, sementara SOKU diwakili oleh Soekma Agus Sulistyo selaku founder.

SOKU digandeng untuk mengembangkan layanan food commerce yang bertujuan untuk memberdayakan komunitas maupun individu yang memiliki keahlian memasak di Surakarta melalui pemanfaatan teknologi berbasis internet dan aplikasi. Para produser tidak harus memiliki resto atau rumah makan untuk bergabung, selama makanannya memiliki ciri khas dan sudah ada basis Komunitas peminat makanannya. Sehingga para produser tidak perlu memilki modal besar untuk menjual makanan, baik modal tempat dan perlengkapan masak khusus, yang diangkat lebih ke Home Kitchen.

“Kerjasama ini membuka peluang untuk anak muda Indonesia menjadi bos bagi dirinya sendiri, berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan. Kami berharap bisa memberikan motivasi bagi anak muda lainnya untuk berinovasi dan berani mewujudkan ambisinya, bisa memanfaatkan teknologi untuk membuat sesuatu  yang bukan hanya inovatif namun juga memiliki dampak yang positif bagi masyarakat,” ujar Dolly Susanto Chief Commercial Officer Tri Indonesia.

Dibalik SOKU adalah Soekma Agus Sulistyo bersama enam orang rekannya yang semua nya adalah  anak muda berbakat dari Surakarta. Tim SOKU telah mengikuti tahap seleksi yang ketat mengalahkan ratusan peserta lainnya, mengikuti tahap mentoring perencanaan dan pengembangan bisnis bersama para mentor dari 3 Indonesia.

SOKU telah berhasil meyakinkan jajaran Direksi 3 Indonesia bahwa Start-Up asal Surakarta ini memiliki potensi bisnis untuk bertumbuh dan layak mendapat dukungan pendanaan bisnis dari 3 Indonesia selama dua tahun ke depan. Tak hanya itu, SOKU akan didampingi dan berkesempatan  dipromosikan ke 33 juta pelanggan Tri melalui media sosial Instagram, Twitter, Facebook, dan LINE, serta solusi komunikasi dan internet hemat dari 3 Indonesia untuk mitra SOKU.

Julandi, yang selama ini memberikan bimbingan pengembangan bisnis kepada tim SOKU, menyatakan bahwa konsep food commerce yang ditawarkan SOKU sangat unik dan mendapatkan apresiasi karena menyasar individu maupun komunitas yang mempunyai keahlian memasak, membuat makanan rumahan layak jual, bukan menyasar resto atau rumah makan seperti kebanyakan platform lainnya.

“SOKU diharapkan dapat membantu mereka yang mempunyai kemampuan memasak misalnya ibu rumah tangga, atau anak muda untuk memperoleh tambahan pendapatan, serta mendorong pertumbuhan UMKM di Surakarta dan kota sekitarnya,” imbuh Julandi.

“Kami sangat senang bisa bermitra dengan 3 Indonesia, mendapatkan mentoring langsung dari para ahlinya merupakan pengalaman berharga yang tak ternilai. Harapan kami ide bisnis ini benar-benar bisa membuat perubahan yang positif dan kedepannya bisa juga dinikmati bukan hanya di Surakarta saja, tapi juga bisa berkembang ke daerah lainnya,” tutup Soekma. (Icha)

 

 

 

Extramarks: Teknologi adalah Keharusan di Dunia Pendidikan

0

Telko.id, Jakarta – Ibarat sayur tanpa garam. Bicara tentang dunia pendidikan tidak lengkap tanpa mengaitkannya dengan teknologi, apalagi di era digital seperti sekarang ini. Saking tidak lengkapnya, Country Manager Extramarks Indonesia, Fernando Uffie bahkan menyebut ini sebagai sebuah keharusan.

“Indonesia adalah sebuah negara yang luas dan terdiri dari ribuan pulau. Sangat tidak mungkin jika pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara konvensional tanpa bantuan teknologi,” kata Uffie.

Ini menjadi lebih mudah, terlebih pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia melalui BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) juga tengah membangun proyek Palapa Ring. Proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Salah satu tujuan pembangunannya adalah agar dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan di Indonesia.

“Untuk mencapai tujuan tersebut, maka education technology atau edutech memiliki peran yang besar. Kami dari Extramarks berkomitmen untuk mendukung program transformasi pendidikan yang dilakukan pemerintah tersebut,” imbuhnya.

Extramarks sendiri menyediakan solusi belajar digital 360 derajat yang menggunakan konsep terpadu dengan tiga pendekatan, yakni Learn, Practice, dan Test. Konten didalamnya sudah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di Indonesia dan menggunakan Bahasa Indonesia. Nantinya, bukan hanya siswa yang dapat menggunakan solusi ini, tetapi juga guru, sekolah dan orang tua siswa.

“Mereka juga bisa mengakses materi pembelajaran kapan dan dimanapun, dengan perangkat apapun (smartphone, komputer, tablet PC), baik secara online maupun offline. Sementara guru, orang tua siswa dan sekolah, bisa melakukan monitoring dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar siswa,” jelas Uffie lagi.

Pentingnya teknologi dalam dunia pendidikan juga diamini oleh Totok Suprayitno, selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud. Apalagi jelang Revolusi Industri 4.0 yang sejatinya memang bertumpu pada sistem dunia siber dan teknologi digital.

“Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan perubahan yg cepat dan sulit diprediksi. Kondisi ini menuntut setiap orang memiliki kemampuan sebagai pembelajar (learner) dan kemampuan beradaptasi pada situasi yang senantiasa berubah,” katanya.

Ia menambahkan, proses pembelajaran, di sekolah khususnya, harus mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan persoalan.

“Pembelajaran perlu segera bertransformasi menjadi sebuah proses learning how to learn. Berbagai inovasi dalam teknologi pembelajaran hendaknya dapat membantu guru dalam mewujudkan proses transformasi ini,” jelas Totok.

Ini Dia, Makanan Favorit Yang Sering Diorder via GrabFood

0

Telko.id – Delivery order makanan memang kini sudah menjadi tren. Pilihannya banyak, karena yang menggaet para pemilik restoran atau warung makan adalah para pengusaha ojek online. Salah satu nya adalah GrabFood. Lalu, apa yang menjadi makanan favorit yang sering diorder?

Sebagai salah satu perusahaan yang memiliki layanan pesan-antar makanan, Grab memahami betapa pentingnya makanan bagi masyarakat Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, GrabFood saat ini telah hadir di 116 kota!

Perusahaan ini pun melakukan survei dan fakta menunjukan bahwa :

Fakta #1: Tahu Ngga Jumlah Ayam Geprek yang Telah Kami Antarkan di Indonesia? Tahukah Anda bahwa GrabFood telah mengantarkan lebih dari 13 juta Ayam Geprek di Indonesia di tahun 2018?

Dan juga telah mengantarkan 7.000 burger dan pizza saat pertandingan final Piala Dunia di Singapura!

Fakta #2: Ayam Menjadi Menu Paling Favorit di Indonesia, Malaysia dan Singapura

Mari kita lihat daftar makanan yang paling populer di tiap negara.

Fakta #3: Bubble Tea Jadi Minuman yang Paling Digemari.

Penduduk Indonesia, Malaysia dan Singapura sama-sama menyukai Bubble Tea. Di Indonesia sendiri, 1,5 juta Bubble Tea telah diantar oleh GrabFood di tahun 2018. Pelanggan di Indonesia secara spesifik menyukai Hazelnut Chocolate Bubble Tea, namun Brown Sugar Pearl Bubble Tea menjadi favorit

di Malaysia, sementara masyarakat Singapura menyukai Milk Tea Pearls. Intinya, manis dan legit, merupakan tekstur topping pearl yang digemari di Asia Tenggara.

Yang membedakan adalah ‘kapan’ mereka memesan. Bubble Tea, masyarakat Indonesia biasanya memesan Bubble Tea pada hari terakhir bekerja (Jumat), sementara masyarakat Malaysia dan Singapura sebagian besar memesan pada akhir pekan, terutama pada hari Minggu.

Fakta #4: Menu Ayam Apa yang Paling Digemari?

Ayam Goreng masuk dalam 10 besar menu yang paling sering dipesan di ketiga negara ini. Ada banyak jenis olahan Ayam yang menjadi favorit. Di Singapura, Ayam Goreng di restoran cepat saji menjadi pilihan #1. Sementara Ayam Goreng dan Ayam Geprek menjadi pilihan di Malaysia dan Indonesia.

Fakta #5: Camilan Favorit Buat Acara-Acara Spesial di Indonesia?

Makanan juga dapat menyatukan orang dan tentunya selalu menjadi bagian dalam tiap perayaan dan hari-hari spesial. Sejak bulan Juni, terdapat beberapa momen spesial termasuk Piala Dunia, Hari Raya Idul Fitri dan upacara penutupan Asian Games. Selain makanan berat, masyarakat Indonesia juga suka memesan makanan ringan.

Pisang Goreng Madu dan Jamur Geprek menjadi dua camilan favorit yang paling banyak dipesan masyarakat Indonesia, untuk menikmati hari-hari spesial tersebut.

Fakta #6: Pernah Dengar Kitchen by GrabFood? Kitchen by GrabFood

Kitchen by GrabFood merupakan inisiatif “Cloud Commercial Kitchen” yang telah dipersiapkan Grab, bersama dengan merchant makanan lokal paling populer, termasuk Gudeg Yu Djum dari Yogyakarta dan Warung Anugrah dari Makassar. Lokasi nya ada di Kedoya.

Hal ini memberikan efisiensi waktu pengantaran hingga 20% (yang artinya juga waktu menunggu menjadi lebih cepat bagi para mitra pengemudi), dan juga memberikan kenyamanan bagi pelanggan.

Ide ini untuk membawa berbagai merchant dalam sebuah ‘dapur’ yang sama memberikan nilai kepuasan yang lebih besar bagi pelanggan. Saat ini, masyarakat di Kedoya dan sekitarnya dapat memesan makanan dari berbagai merchants dalam satu pesanan yang sama, dimasak di Kitchen by GrabFood. (Icha)

Telkomsel Gelar I LOOP RUN Di Bandung

0

Telko.id – Cara operator menarik perhatian para pelanggannya memang banyak cara. Apalagi, yang disasar adalah generasi digital. Telkomsel coba menggelar I Loop Run, Sebuah acara berlari bersama sejauh 5 Km dan 10 Km dengan perpaduan konsep fun dalam kompetisi. Acara ini digelar untuk membuat generasi digital Bandung berlari.

Tahun lalu, acara yang sama juga sukses digelar Telkomsel. Selain di Bandung, acara ini juga digelar di 7 kota lainnya di Indonesia. Berbeda dari tahun sebelumnya yang bertemakan Foam Run, I LOOP Run tahun ini bertema Cosplay Run yaitu para peserta berlari mengenakan kostum cosplay.

Acara ini mulai diadakan pada 4 November 2018 di Makassar; 18 November di Cimahi; 25 November di Bekasi, Pekanbaru, Samarinda; 2 Desember di Medan; 9 Desember di Surabaya dan terakhir di Pekalongan pada 6 Januari 2019, dengan target total peserta sejumlah 16.000 pelari.

“LOOP berkomitmen turut mendukung berbagai aktivitas anak muda atau millennials Indonesia yang dinamis salah satunya dengan berolahraga. Kami mengajak anak muda dan masyarakat di 8 kota untuk membumikan gaya hidup sehat dengan berlari bersama I LOOP Run. Berkolaborasi dengan Mobile Legend, I LOOP run tahun ini jadi lebih seru karena peserta dapat memilih jersey cosplay nya sesuai karakter favorit mereka di Mobile Legend,” kata Riny Novitriyanti, Vice President Prepaid Marketing Telkomsel.

Para peserta sudah dapat melakukan pendaftaran secara online di https://loop.co.id/ilooprun mulai 20 September 2018 dan terbatas untuk 2.000 peserta di setiap kotanya, serta khusus untuk peserta pelajar mendapatkan diskon sebesar 50%. Setiap peserta akan mendapatkan race pack berupa paket data Telkomsel, jersey Mobile Legend sesuai karakter favorit yang dipilih ketika mendaftar, BIB Numberrace bag, dan juga medali bagi para finisher.

Seluruh peserta berkesempatan memenangkan beragam hadiah undian senilai total 500 Juta Rupiah. Di antaranya adalah 8 unit Sepeda Motor, 8 paket Liburan ke Korea bareng VIU, 8 Taplus Muda BNI senilai 20 Juta Rupiah, 8 buah Smartphone, saldo TCASH  dan pulsa Telkomsel dengan total Ratusan Juta Rupiah.

Selain kompetisi sport melalui lari bertemakan Cosplay Run, terdapat juga kompetisi e-sport Mobile Legend yang berhadiah saldo TCASH puluhan juta rupiah. Selama acara berlangsung para peserta juga dapat mengikuti Instagram Challenge, dimana 10 foto terbaik yang di-upload di instagram dengan tagar #ilooprun akan mendapatkan saldo TCASH yang dapat dibelanjakan di berbagai merchant partner TCASH.

“Melalui brand LOOP, kami berharap keunggulan layanan seluler Telkomsel dapat lebih diterima sesuai dengan karakter dan tren anak muda masa kini. Kami melihat segmen anak muda masih memiliki potensi yang besar dan akan terus berkembang. Kedepannya Telkomsel akan terus menghadiran berbagai ragam pilihan produk dan layanan dengan harga yang terjangkau khususnya untuk anak muda.” Tutup Riny. (Icha)

 

 

 

Wow Di HUT ke 51, IM3 Ooredoo Kasih 1 GB Hanya Rp.51

0

Telko.id – Buat menarik perhatian konsumen memang banyak cara. Namun, di era digital ini, paket data yang murah jadi kompenon penting dalam promosi dan menggaet konsumen sebanyak-banyak nya. Seperti yang dilakukan oleh Indosat Ooredoo. Lewat IM3 Ooredoo,  operator ini menawarkan paket Sensa51 1GB Rp51.

Setelah pamor nya beberapa waktu ini turun, operator ini pun memanfaatkan perayaan ulang tahun nya untuk memberikan promo yang gila-gilaan. Belum ada operator lain yang punya paket internet seperti ini. Bayangkan saja, 1 GB bisa diperoleh hanya Rp51 saja. Memang ada batas waktu nya. Hanya 51 jam terhitung dari 9 November 2018, jam 09.00 sampai tanggal 21 November 2018, pukul 13.00.

Tentu, agresifitas Indosat ini nantinya bakal direspon juga oleh operator lain. Pasalnya, tidak ada operator yang rela pelanggannya berpindah ke lain hati. Apalagi, saat ini Telkomsel sebagai operator terbesar di Indonesia paling murah sudah menawarkan paket data 30GB seharga Rp.120 ribu dan berlaku selama 30 hari. Pembeliannya hanya berlaku 1 hari saja. Artinya, sehari Rp.4 ribu untuk 1 GB. Masih lebih mahal ketimbang paket yang diberikan oleh Indosat. Sedangkan XL menawarkan paket 220Mb seharga Rp.5000 dan berlaku 1 hari.

Indosat Ooredoo memang seperti buka front ‘perang tarif’ di industri.

Memang sampai saat ini tidak ada peraturan yang mengatur tarif data di Indonesia. Memang, pemerintah atau regulator tidak akan mengatur tariff data, hanya saja, akan mengeluarkan Peraturan Menteri Komunikasi dalam bentuk formula nya saja.

“Tarif data nanti akan diatur dalam peraturan menteri yang terkait tarif jasa telekomunikasi secara keseluruhan. Jadi ada voice, SMS, dan data. Saat ini, kami masih melakukan pembahasan intensif terhadap draf peraturannya,” kata I Ketut Prihadi Kresna, Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) diawal tahun.

Namun, pemerintah tidak akan menetapkan tarif dasar untuk pelayanan data. Pemerintah hanya merumuskan formula bagi operator telekomunikasi dalam menetapkan besaran tarif seperti yang dilakukan oleh PLN terhadap formula tarif dasar listrik.

“Besaran tarif tidak akan kami atur, yang diatur adalah formulanya,” tambah Ketut.

Formula tersebut meliputi biaya elemen jaringan, biaya untuk penggunaan jaringan pita lebar internasional, biaya aktivitas pelayanan ritel, dan margin keuntungan.

Ketut mengatakan dengan menggunakan formula itu dapat diketahui komponen-komponen yang membentuk tarif data operator telekomunikasi.

Dengan begitu, fungsi regulator dapat dioptimalkan dalam menjalankan fungsi pengaturan, pengawasan, dan pengendalian termasuk untuk pengawasan kompetisi antar operator.

Hal tersebut juga pernah disampaikan oleh Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika beberapa waktu lalu.

“Yang jelas, saya tidak menetapkan floor price tetapi membuat formula tarif data yang memungkinkan operator masih mendapat ruang untuk bermanuver dalam berkompetisi,” katanya.

Bagi konsumen, siapa pun operator nya yang membuat program, akan senang saja. Toh, konsumen juga yang akan mendapatkan keuntunga. Hanya saja, jika punya program bagus tapi tidak didukung oleh jaringan yang mumpuni, tentu hal ini akan menjadi boomerang bagi operator. Dan, konsumen pun akan kapok menggunakan layanannya.

Seperti yang dilakukan oleh Indosat Ooredoo, operator ini harus memberikan layanan yang optimal juga bagi pelanggannya. Jangan hanya buat program yang murah dan menarik perhatian pelanggan, tetapi ternyata paket data yang ada tidak dapat digunakan karena banyak bengong.

Indosat sih berjanji bahwa hal itu tidak akan terjadi karena sudah melakukan penambahan, perluasa dan peningkatan jaringan yang sudah dilakukan satu tahun belakangan ini.

Seperti yang disampaikan oleh Hendri Mulya Syam, Chief Sales & Distribution Officer menjelaskan.

“Kualitas layanan yang kami hadirkan juga didukung jaringan data yang unggul dengan terus membangun infrastruktur jaringan secara agresif berbasis teknologi 4G yang saat ini sudah tersedia di 1.929 kecamatan di seluruh Indonesia dan akan terus berkembang dan semakin diperluas ke depan,” ujar Hendri.

Hingga pertengahan tahun 2018 ini, Indosat Ooredoo mencatat adanya peningkatan traffic data sebesar 79,1% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017. Menyadari hal tersebut, saat ini Indosat Ooredoo telah melakukan perluasan jaringan 4G baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa dan targetnya akan membangun sekitar 4.300 BTS di tahun depan untuk mendukung tren kebutuhan masyarakat digital saat ini. (Icha)

Potensi dan Pernak-pernik IoT di Indonesia

0

Telko.id – Internet of Things atau IoT, memang digadang-gadang bakal banyak yang menggunakan. Apalagi dalam industry 4.0. Di mana, IoT ini menjadi salah satu teknologi digital yang akan banyak dipakai.

Bagaimana dengan potensi pasar IoT di Indonesia? Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, pangsa pasar Internet of Things (IoT) di Indonesia diperkirakan berkembang pesat dan nilainya bakal mencapai Rp 444 triliun pada tahun 2022. Dari total potensi infrastruktur digital di Indonesia yang akan menciptakan peluang bisnis baru hingga USD150-200 miliar pada tahun 2025-2030 (McKinsey & Company).

Nilai tersebut disumbang dari konten dan aplikasi sebesar Rp 192,1 triliun, disusul platform Rp 156,8 triliun, perangkat IoT Rp 56 triliun, serta network dan gateway Rp 39,1 triliun.

Menperin menjelaskan, terdapat lima teknologi digital sebagai fundamental dalam penerapan revolusi industri 4.0 di Indonesia, yaitu IoT, artificial intelligence, wearables (augmented reality dan virtual reality), advanced robotics, dan 3D printing. “Jadi, hari ini kita fokus pada internet of everythings. Ini yang harus dikuasai oleh generasi muda kita,” ujarnya.

Airlangga menuturkan, IoT merujuk pada jaringan perangkat fisik, kendaraan, peralatan rumah tangga, dan barang-barang lainnya yang ditanami perangkat elektronik, perangkat lunak, sensor, aktuator, dan konektivitas.

“Semuanya memungkinkan untuk terhubung dengan jaringan internet maupun mengumpulkan dan bertukar data,” ujarnya di Jakarta.

Pada periode yang sama, berdasarkan data Indonesia IoT Forum, kemungkinan ada sekitar 400 juta perangkat sensor yang terpasang, sebesar 16 persen di antaranya terdapat pada industri manufaktur, 15% persen di sektor kesehatan, 11% asuransi, 10% perbankan dan sekuritas, serta sektor ritel, gosir, perbaikan komputer masing-masing 8%.

Selanjutnya, sekitar 7% di pemerintahan, 6% transportasi, 5% utilities, serta real estate and business services and agriculture masing-masing 4%, dan sisanya 3% untuk perumahan dan lain sebagainya.

Dilihat dari potensi nya memang sangat besar IoT di Indonesia ini. Sayang, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terkait regulasi agar ekosistem teknologi ini pun dapat terbentuk, berkembang dan tumbuh.

Regulasi Yang mengatur Spektrum Frekuensi dan Standar IoT Belum Keluar Juga

Regulasi untuk spectrum frekuensi dan standarisasi IoT sudah cukup lama digodok oleh pemeritah. Setidaknya, 2 tahun belakang, kerap dilakukan diskusi sebagai bahan refernsi pemerintah dalam melakukan penggodokan.

Pemerintah sendiri berjanji, tidak akan lama lagi, aturan tentang spectrum frekuensi dan standar IoT di Indonesia akan dikeluarkan. Setidaknya, tahun ini sudah keluar dalam bentuk Peraturan Menteri.

Menurut Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika Mochamad Hadiyana mengatakan beleid tersebut ditargetkan bisa dirilis pada tahun ini karena proses pembahasan telah selesai.

Sebagai gambaran, dari sisi spektrum frekuensi terdapat dua kategori yakni berizin dan tak berizin.

Untuk kategori berizin, Band 1 yakni di 2.100 MHz, Band 3 yaitu 1.800 MHz, Band 5 dengan 800 MHz, Band 8 dengan 900 MHz juga Band 31 di 450 MHz dan Band 40 di 2.300 MHz.

Sementara itu, untuk kategori tak berizin terdapat 2,4 GHz, 5,8 GHz dan di rentang  919—925 MHz yang masih dalam kajian karena dikhawatirkan mengganggu operasi di jaringan seluler.

“Kami segera mengeluarkan frekuensinya. Untuk perangkat LPWA (low power wide area) kami bagi dua, ada yang di-support jaringan seluler. Kalau untuk perangkat non-3GPP bisa menggunakan frekuensi yang tidak berizin. Tahun ini, Insyaallah kami ingin menyelesaikan sesegera mungkin,” ujar Hadiyana beberapa waktu lalu.

Menurutnya, frekuensi berizin adalah merupakan frekuensi eksis sehingga operator seluler bisa menggunakan frekuensi yang dimiliki. Adapun, pengaturan spektrum frekuensi tersebut diatur mengikuti dengan peranti IoT yang beredar di pasar.

Untuk peranti yang menggunakan jarak jauh terdapat standar 3GPP dan non-3GPP. Peranti dengan standar 3GPP di antaranya adalah LTE Advanced, LTE M, dan NB IoT. Sementara itu, untuk kategori non-3GPP, Lora dan Sigfox.

Khusus frekuensi tak berizin, dia menyebut akan dilakukan uji coba dalam waktu dekat untuk penggunaan spektrum frekuensi 919 MHz hingga 925 MHz. Jika ternyata terdapat gangguan, maka pihaknya harus mengubah menjadi 919 MHz hingga 924 MHz atau 919 MHz hingga 923 MHz.

Palapa Ring Jadi Backbone Tumbuhnya IoT dan Industri Nasional

Tidak lama lagi, proyek Palapa Ring yang digarap pemerintah akan selesai. Untuk Palapa Ring Barat sudah selesai tinggal digunakna. Sedangkan Palapa Ring Tengah dan Timur tahun depan siap digunakan.

Proyek Palapa Ring atau sebuah proyek serat optik sepanjang 36 ribu kilometer di 440 kota di Indonesia. Menurut Airlangga, ini dilakukan demi mendukung tercapainya akses internet berkecepatan tinggi yang merata di tahun 2019.

Dengan selesainya Palapa Ring di 2019, diharapkan permasalahan konektivitas di Indonesia bisa terselesaikan. Dengan begitu, tidak akan ada permasalahan dalam konektivitas IoT baik dengan konektivitas langsung dari end device ke server/cloud atau dari gateway ke server atau cloud.

Airlangga mengatakan, teknologi IoT memang menjadi solusi. Bahkan, pengelola kawasan industri sudah memikirkan untuk segera mengembangkan teknologi ini sebagai pilot plant. “Dan, tentunya ini akan menjadi backbone untuk industri nasional ke depan,” katanya.

IoT, Perlu SDM Seperti Apa?

Pemerintah dalam mendorong bertumbuhnya IoT ini juga melihat kebutuhan akan SDMnya. Itu sebabnya, pemerintah terus berupaya memfasilitasi dan mengakselerasi peningkatan kualitas SDM guna menyesuaikan dengan dinamika IoT.

Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika menjelaskan, pemerintah membutuhkan keterlibatan dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk dari dunia usaha, akademisi dan masyarakat. Sebab, tantangan yang dihadapi beberapa tahun mendatang terkait IoT sangat beragam.

“IoT ini membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dan keahlian baru secara berkelanjutan,” ujarnya.

Lalu, sebenarnya SDM seperti apa yang dibutuhkan? Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asia IoT Business Platform, menunjukkan 70% perusahaan besar dan perusahaan organisasi lokal bedang mengekplorasi penerapa IoT. Artinya, SDM yang memiliki kemampuan berkaitan dengen sistem atar teknologi IoT akan banyak dibutuhkan. Namun, kemampuan seperti apa yang dibutuhkan untuk berkolaborasi dalam IoT?

IoT terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Mulai dari hardware, jaringan, aplikasi dan software. Hardware merupakan komponen penting dalam IoT. Kemampuan untuk mengoperasikan hardware menjadi kemampuan yang penting. Kemampuan tersebut termasuk sensor, mikrokontroler, sistem embedded, dan sistem operasi.

Dalam sistem IoT ini nantinya akan banyak sekali menggunakan sensor. Bahkan, dalam satu sistem akan menggunakan lebih dari satu buah sensor yang akan dikendalikan oleh mikrokontroler.

Jadi, tenaga kerja dengan kemampuan menggunakan dan mendesain sistem operasi juga diperlukan karena pengguna akan banyak berhadapan dengan handphone.

Bagaimana komponen berkomunikasi dan bertukar data merupakan proses yang penting pula. Dalam proses komunikasi data diperlukan orang-orang yang ahli dalam hal jaringan dan penyimpanan data.

Jaringan yang tersedia juga harus bisa menghubungkan banyak perangkat ke Internet. Jaringan yang handal harus dapat mendesain sistem yang bebas dari kemacetan, kehilangan data, dan dengan kualitas pengiriman yang baik. Keahlian dalam big data, database, dan clouding pun dibutuhkan. Dan, tenaga ahli dibidang keamanan data pun menjadi faktor penting.

Software dan aplikasi atau interface dengan pengguna juga merupakan komponen penting. Kedua hal ini mencakup computer science dan web design ntuk membuat interface yang user friendly dan mudah digunakan oleh pengguna. Diperlukan orang-orang yang berpotensi dalam bidang tersebut.

Di samping kemampuan hardskill, tentu dibutuhkan kemampuan softskill. Kemampuan softskill seperti apakah yang dibutuhkan?

Pertama dibutuhkan kemampuan kerja sama dalam tim. Karena IoT terdiri dari beberapa disiplin ilmu, dibutuhkan sebuah tim untuk mengembangkan IoT. Akan ada bermacam-macam orang dari latar belakang disiplin ilmu yang berbeda dalam sebuah tim. Toleransi, saling memahami, saling menghargai, dan empati dibutuhkan untuk membentuk sebuah tim yang baik.

Kemampuan komunikasi yang baik juga diperlukan. Kemampuan tersebut termasuk di dalamnya komunikasi antar individu dalam satu tim dan public speaking. Ide yang bagus perlu dituangkan dan disampaikan dengan baik agar maksud dan tujuan dari ide tersebut dapat diterima dan dimengerti dengan baik pula, baik dengan tulisan maupun lisan.

Terlebih, IoT merupakan teknologi yang membutuhkan berbagai disiplin ilmu. Dibutuhkan pula kemampuan yang bermacam-macam, baik hardskill maupun softskill. Dengan menguasai kemampuan tersebut, sumber daya manusia Indonesia dapat bersaing dalam mengembangkan IoT.

7 Tantangan IoT di Indonesia

Ada beberapa tantangan yang mungkin akan dihadapi ketika sebuah industri akan terjun pada produk berbasis IoT. Apa saja?

  1. Saat ini, pemahaman mengenai faktor keamanan dan privasi sangat rendah, padahal IoT ini memungkinkan setiap perangkat saling terhubung dan menjadi titik masuk yang rentan untuk berbagai serangan. Misalnya perangkat-perangkat yang harganya lebih murah bisa dipastikan lebih sensitif terhadap penyadapan yang melanggar aspek keamanan dan privasi.
  2. Integrasi yang sulit, dikarenakan keberagaman perangkat, platform, protokol yang berbeda-beda, dan ketiadaan standar untuk interkonektivitas.
  3. Kesulitan mengembangkan model bisnis atau solusi-solusi berbasis IoT yang menarik konsumen dan menguntungkan bagi pemain IoT.
  4. Ketersediaan infrastruktur jaringan yang berkualitas dan terjangkau yang jarang terdapat di Indonesia sangat membatasi penerapan IoT.
  5. Perangkat-perangkat IoT juga rawan dicuri di Indonesia, sehingga membutuhkan pengamanan ekstra, atau peletakan di tempat-tempat yang keamanannya tinggi.
  6. Ketersediaan catu daya yang handal juga membatasi pemanfaatan IoT, alternatifnya adalah dengan menambahkan baterai dan sel surya.
  7. Kebutuhan analisis data-data IoT yang berkapasitas besar, hal ini bisa jadi kendala besar, namun sekarang sudah ada solusi cloud yang mampu melakukan pemrosesan dan analisis data-data IoT.

(Icha)

Indosat Siap Bantu Pebisnis Lakukan Transformasi Digital

0

Telko.id – Transformasi digital memang sebuah keharusan. Tapi bukan persoalan mudah untuk melakukannya jika tidak memiliki kemampuan. Indosat Ooredoo Business menyadari hal itu. Dan, operator ini pun menggambil peran sebagai trusted digital partner yang akan membantu para perusahaan untuk melakukan transformasi digital.

Peran ini dimainkan oleh Indosat karena memiliki basis sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi. Dan Indosat Ooredoo Business sebagai trusted digital partner  yang mempertemukan dengan partner-partner lainnya sehingga dapat memberikan berbagai macam inovasi produk dan layanan ICT bagi pelanggan enterprise maupun institusi pemerintah.

“Indosat Ooredoo Business percaya bahwa teknologi digital, khususnya ICT, saat ini menjadi faktor pendorong untuk melakukan inovasi dan peningkatan produktivitas dalam berbagai aspek. Seiring hal tersebut, Indosat Ooredoo juga tengah bertransformasi menjadi leading digital telco yang tidak hanya berfokus pada layanan jaringan tetapi juga menguatkan sektor solusi ICT yang dapat mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional,” ujar Arief Musta’in, Direktur Indosat Ooredoo.

Indosat Ooreodo Business menjadi mitra bagi perusahaan dan institusi dalam melakukan transformasi digital dengan memanfaatkan solusi ICT. Pembangunan solusi ICT ini akan memberikan value dalam menciptakan berbagai peluang bisnis, inovasi dan relevansi terhadap perkembangan pasar.

Indosat Ooredoo Business telah dipercaya menjadi mitra solusi ICT di beberapa proyek strategis. Seperti halnya di sektor transportasi, Indosat Ooredoo telah mewujudkan Airport Management System pada projek pembangunan Bandara Internasional Kertajati – Jawa Barat.

Begitu juga di sektor institusi pemerintah, Indosat Ooredoo telah membangun solusi smart city yang terdiri dari infrasruktur telekomunikasi, command center dan aplikasi-aplikasi pendukung yang berjalan secara terintegrasi.

Pemerintah sudah mempunyai visi pada tahun 2020 untuk menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan memfokuskan pengembangan ekonomi digital berbasis lokal yakni UMKM dan bisnis rintisan. Visi itu diwujudkan dalam target terciptanya 1.000 digital start-up dengan valuasi bisnis US$ 10 miliar, pertumbuhan e-commerce 50% per tahun dan transaksi US$ 130 miliar.

“Indosat Ooredoo Business menyediakan ekosistem solusi digital yang lengkap mulai dari layer device, connectivity, platform, hingga vertical apps. Indosat Ooredoo menjadi perusahaan telko digital yang menyediakan jasa ICT terlengkap di Indonesia,” tutup Arief. (Icha)