spot_img
Latest Phone

Garmin Venu X1 Dukung Performa Padel dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin resmi menghadirkan Venu X1, smartwatch premium...

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...

Moto g86 Power 5G: Spek Lengkap dengan Harga Terjangkau

Telko.id - Smartphone terbaru dari Motorola akan segera diluncurkan....

Apple Kembangkan Chatbot AI Sendiri, Saingan ChatGPT

Telko.id – Perusahaan teknologi besar Apple, mulai bergerak mengembangkan...

Pendapatan Apple Naik 10%, Penjualan iPhone Tembus 3 Miliar Unit

Telko.id - Apple mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2025...
Beranda blog Halaman 1246

Telset Editor’s Choice 2018: Best Flagship Smartphone

0

Telko.id – Keberadaan smartphone flagship di Indonesia tidak sebanyak kehadiran smartphone menengah. Hanya beberapa brand saja yang berani merilis smartphone dengan spesifikasi tertingginya di Indonesia, sebut saja seperti Samsung, Apple, Huawei, Oppo sampai Asus.

Kelima brand tersebut pun telah memiliki wakilnya masing-masing untuk memperebutkan takhta juara di kategori “Best Flagship Smartphone” dari tim redaksi Telko.id.

Kelima smartphone ini adalah Samsung Galaxy Note 9, Oppo Find X, Apple iPhone XS Max, Asus ROG Phone, dan Huawei Mate 20 Pro. Lalu, siapa juaranya?

Selamat untuk Samsung Galaxy Note 9, karena smartphone tersebut telah menjadi smartphone flagship terbaik di tahun 2018. Ada beberapa alasan, mengapa smartphone ini kami pilih menjadi “Best Flagship Smartphone”.

Memang, kalau membahas soal desainnya, Note 9 masih mengusung desain yang hampir sama dengan pendahulunya, Galaxy Note 8. Tapi ada hal yang baru, yakni S Pen dengan kemampuan yang jauh lebih mumpuni.

S Pen di Note 9 kini didukung oleh konektivitas bluetooth, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengontrol smartphone dari jarak jauh. Beberapa hal bisa dilakukan dari jarak jauh menggunakan S Pen, seperti mengambil foto, mengatur slide presentasi, dan lainnya.

{Baca juga: Hands-on Samsung Galaxy Note 9: Phablet Besar nan Powerful}

Selain itu, Note 9 pun telah terintegrasi langsung dengan Samsung Dex. Tidak seperti Note 8 yang perlu Dex Station, Galaxy Note 9 hanya butuh konektor USB-C to HDMI untuk mengubahnya dari smartphone menjadi PC berbasis Android yang mumpuni.

Kemudian, tentu saja spesifikasi yang ditanamkan di dalamnya. Note 9 bisa dibilang menjadi smartphone flagship terbesar yang pernah diperkenalkan Samsung, karena phablet ini mengusung layar berukuran 6,4 inci berjenis Super AMOLED dengan resolusi QHD+ (1.440 x 2.960).

Samsung Galaxy Note 9 memiliki mesin utama yang powerful. Smartphone tersebut ditenagai oleh prosesor octa-core 2.7 GHz Exynos 9810 atau octa-core 2.8 GHz Snapdragon 845, GPU Mali G72 MP18 atau Adreno 630, RAM 6 GB/8 GB, ROM 128 GB/512 GB dan baterai berkapasitas 4,000 mAh.

Dengan melihat spesifikasinya saja, kita langsung menyadari bahwa Samsung telah meningkatkan kemampuan Note 9 secara signifikan, dibandingkan Galaxy Note 8. Salah satu buktinya adalah memori penyimpanan yang mencapai 512 GB.

Meski memiliki memori penyimpanan besar, Note 9 masih mendukung slot memori eksternal dengan kapasitas maksimal 512 GB. Sehingga jika dikalkulasikan, Samsung Galaxy Note 9 mampu menyimpan berbagai data dengan maksimal 1TB.

{Baca juga: Galaxy Note 9 Jadi Smartphone dengan Layar Paling Inovatif}

Dari spesifikasi ini, ada yang menarik dari Galaxy Note 9, yakni Samsung mempersiapkan smartphone-nya menjadi smartphone yang mumpuni untuk diajak bermain game dengan grafis berat.

Galaxy Note 9 punya sistem pendingin bernama Water Carbon Cooling System. Jadi dengan teknologi tersebut, pengguna Note 9 bisa puas bermain game dan pekerjaan berat tanpa harus khawatir rasa panas mengganggu jalannya permainan.

Sementara untuk sektor kameranya, Galaxy Note 9 memiliki kamera ganda di bagian belakang dengan resolusi masing-masing 12MP lensa telephoto aperture f/2.4 dengan 2x optical-zoom dan 12MP lensa wide-angle dengan dual-aperture f/1.5 dan f/2.4. Sedangkan kamera depannya, beresolusi 8 MP aperture f/1.7.

So, selamat untuk Samsung Galaxy Note 9 yang berhasil menjadi juara di kategori ini. Meski begitu, keempat kandidat lainnya tetap bagus dan berkualitas,meski harus mengakui keunggulan Note 9. Pilihan ini memang subjektif tim redaksi yang memberikan penilaian berdasarkan beberapa parameter yang telah ditentukan. (FHP)

Telset Editor’s Choice 2018: Best Innovative Smartphone

0

Telko.id – Di tahun 2018 memang banyak sekali smartphone yang diluncurkan di berbagai segmen. Namun perlu diakui, dari kebanyakan smartphone yang dirilis, hanya beberapa saja yang jadi smartphone paling inovatif yang mempersembahkan sejumlah teknologi dan fitur baru kepada konsumennya.

Kami telah memilih lima kandidat untuk kategori “Best Innovative Smartphone”, yakni Samsung Galaxy Note 9, Vivo V11 Pro, Oppo Find X, Huawei Mate 20 Pro, dan Asus ROG Phone.

Jujur, ini adalah kategori yang cukup sulit untuk memilih siapa juaranya. Namun setelah melalui berbagai perdebatan, akhirnya kami sepakat untuk memilih Samsung Galaxy Note 9 sebagai juaranya.

Smartphone ini ditanamkan beragam inovasi di dalamnya oleh Samsung. Beberapa di antaranya, berhasil menarik perhatian kami, yakni S Pen, spesifikasi yang mumpuni, serta sistem pendingin khusus.

Mari kita bahas satu per satu. S Pen di Galaxy Note 9 telah didukung oleh konektivitas bluetooth, yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol ponsel pintar dari jarak jauh dengan maksimal kurang lebih 10 meter.

{Baca juga: Hands-on Samsung Galaxy Note 9: Phablet Besar nan Powerful}

Ada beberapa hal baru yang bisa dilakukan oleh penggunanya, seperti mengambil foto dengan menjadikan tombol di S Pen sebagai shutter, sampai untuk mengatur slide presentasi ketika smartphone berada terhubung ke Samsung Dex.

Berbicara soal Samsung Dex, Note 9 juga telah terintegrasi langsung ke teknologi tersebut. Tidak seperti Note 8 yang perlu Dex Station, Galaxy Note 9 hanya butuh konektor USB-C to HDMI untuk mengubahnya dari smartphone menjadi PC berbasis Android yang mumpuni.

Kemudian spesifikasi yang ditanamkan di dalamnya. Note 9 menjadi salah satu smartphone pertama yang mendukung memori penyimpanan hingga 1 TB dengan bantuan slot microSD.

Ya, phablet ini disematkan RAM 128 GB/512 GB yang dapat diperluas menggunakan microSD sampai 512GB. Jika dikalkulasi, maka Samsung Galaxy Note 9 bisa mempunyai memori penyimpanan sampai 1TB.

{Baca juga: 3 Fitur Utama Galaxy Note 9, Ada Khusus Gaming!}

Meski ditujukan bagi pengguna eksekutif yang ingin bekerja efisien lewat smartphone-nya, namun Note 9 juga sangat mumpuni jika digunakan untuk bermain game berat.

Sebab, Galaxy Note 9 punya sistem pendingin bernama Water Carbon Cooling System. Jadi dengan teknologi tersebut, pengguna Note 9 bisa puas bermain game dan pekerjaan berat tanpa harus khawatir rasa panas mengganggu jalannya permainan.

Lewat teknologi ini juga, kinerja Samsung Galaxy Note 9 bakal terbantu, apalagi dengan adanya teknologi Smart Performance Adjuster yang menyesuaikan performa smartphone secara otomatis.

Samsung Galaxy Note 9 memang jadi juara di kategori “Best Innovative Smartphone” di tahun ini. Namun bukan berarti kandidat lainnya tidak berinovasi kok.

{Baca juga: 5 Fitur Keren di Samsung Galaxy Note 9}

Seperti Vivo V11 Pro misalnya, yang jadi smartphone pertama di Indonesia yang mengandalkan sensor sidik jari di layar. Kemudian Oppo Find X, yang sukses mengadopsi desain benar-benar bezel-less berkat penggunaan teknologi kamera mekanik, di dalam body-nya.

Huawei Mate 20 Pro, smartphone tersebut menjadi yang pertama dengan prosesor 7nm Kirin 980, dan mempunyai teknologi Reverse Wireless Charging alias powerbank wireless bagi smartphone yang mendukung wireless charging.

Lalu, Asus ROG Phone yang jadi smartphone gaming pertama di Indonesia dengan sejumlah fitur, teknologi, serta aksesoris khusus gaming lain yang didukungnya untuk memaksimalkan pengalaman gaming para gamers hardcore di Tanah Air. (FHP)

Telset Editor’s Choice 2018: Best Camera Smartphone

0

Telko.id – Hampir setiap smartphone baru yang diluncurkan di Indonesia, pasti mengunggulkan teknologi ataupun fitur kamera smartphone yang disematkan di dalamnya. Para pabrikan ponsel selalu mengatakan, “Kamera ini punya aperture yang besar”, “Punya kamera ganda dengan teknologi AI” di fitur kamera, dan klaim lainnya yang biasa dilihat saat smartphone pertama kali diperkenalkan.

Tapi benarkah demikian? Well, ada segelintir smartphone yang benar-benar mempunyai kamera berkualitas dan terbaik dibandingkan smartphone lain di kelasnya masing-masing.

Dari lumayan banyaknya smartphone dengan kamera terbaik, kami memilih lima kandidat saja yang bisa masuk ke kategori “Best Camera Smartphone”.

Kelima kandidat tersebut adalah, Huawei P20 Pro, Huawei Mate 20 Pro, Samsung Galaxy Note 9, Samsung Galaxy 9+, dan iPhone XS Max.

Berdasarkan penilaian kami yang dilalui oleh beberapa perdebatan, akhirnya tim redaksi Telko.id sepakat untuk memilih Huawei P20 Pro sebagai smartphone dengan kamera terbaik di tahun 2018.

{Baca juga: Review Huawei P20 Pro: Kamera Canggih dan Performa Apik}

Smartphone ini punya kekuatan kamera yang lengkap. Lensa utama beresolusi besar, terdapat lensa monokrom untuk mendukung pengguna memotret foto B&W, sampai teknologi berbasis AI yang sangat membantu proses pengambilan gambar.

Huawei P20 Pro mengandalkan tiga kamera utama di bagian belakangnya yang juga didukung oleh teknologi besutan perusahaan kamera asal Jerman, Leica. Masing-masing kameranya beresolusi 40 MP lensa RGB aperture f/1.7, 20 MP lensa monokrom dengan aperture  f/1.6, serta 8 MP lensa telephoto aperture f/2.4.

Berbeda dibandingkan Mate 20 Pro yang “kehilangan” konfigurasi kamera RGB dan B&W, P20 Pro tetap mengusung “kekuatan klasik” dari kamera smartphone flagship Huawei, yakni adanya lensa lensa RGB dan B&W. Sebab, kedua lensa itu mampu menghasilkan gambar yang punya kualitas terbaik, dan detail yang mengagumkan.

Apalagi ditambah dengan teknologi berbasis AI bernama Master AI yang dapat mengenali objek atau skenario foto yang akan ditangkap oleh pengguna. Sehingga, pengguna dimudahkan untuk memotret di berbagai suasana atau skenario foto.

{Baca juga: 5 Smartphone yang Cocok Banget Buat Nge-Vlog}

Huawei P20 Pro juga jago untuk urusan potret dengan mode monokrom, apalagi lensa yang digunakan beresolusi 20 MP aperture f/1.6 yang mampu menghasilkan foto monokrom terbaik dengan detail yang bagus.

Jangan lupakan lensa telephoto P20 Pro yang menawarkan optical zoom sampai 3x. Juga, ketika ketiga kamera utama dikombinasikan, mampu menghasilkan hybrid zoom dari 5x sampai maksimum 10x.

Untuk spesifikasi secara keseluruhan, Huawei P20 Pro mengusung layar memanjang berukuran 6,1 inci beresolusi FHD+ dengan aspek rasio 18,7 : 9. Smartphone tersebut ditopang oleh mesin utama high-end dan berkemampuan tinggi. P20 Pro ditenagai oleh prosesor octa-core 2.4 GHz HiSilicon Kirin 970, GPU Mali G72 MP12, RAM 6GB, ROM 128GB, dan baterai berkapasitas 4,000 mAh.

Selamat untuk Huawei P20 Pro yang jadi smartphone kamera terbaik di tahun 2018. Untuk kandidat lainnya, jangan kecewa. Sebab, kalah bukan berarti tidak berkualitas, karena yang penting Huawei Mate 20 Pro, Samsung Galaxy Note 9, Samsung Galaxy S9+ dan iPhone XS Max telah sukses melewati berbagai smartphone dengan kamera bagus lainnya yang tidak masuk kandidat di kategori ini. (FHP)

Telset Editor’s Choice 2018: Best Gaming Smartphone

0

Telko.id – Semua smartphone yang ada saat ini pasti mampu diajak bermain game. Namun, ada segelintir smartphone yang mengukuhkan diri sebagai smartphone gaming yang mumpuni dan mendukung penggunanya untuk bermain game apapun, berkat spesifikasi dan fitur yang dibawa di dalamnya.

Meski demikian, hanya satu smartphone yang menjadi jawara di kategori “Best Gaming Smartphone” pilihan tim redaksi Telko.id.

Smartphone tersebut adalah, Asus ROG Phone, yang sukses mengalahkan tiga kandidat lainnya, yakni Asus Zenfone Max Pro M2, Samsung Galaxy Note 9, dan Pocophone F1.

Asus ROG Phone merupakan smartphone gaming pertama yang dirilis resmi di Indonesia. Smartphone ini mengusung spesifikasi tinggi yang mampu mendukung para gamers untuk bermain game dengan grafis dan kualitas “rata kanan” atau kualitas paling tinggi.

Tak percaya? AnTuTu Benchmark pernah merilis smartphone Android paling kencang untuk periode September 2018. Di daftar tersebut, Asus ROG Phone menjadi juaranya dengan skor AnTuTu mencapai 299.706 poin.

{Baca juga: Akhirnya! Asus ROG Phone Diluncurkan di Indonesia}

Asus ROG Phone ditenagai oleh dapur pacu high-end, yakni prosesor octa-core 2.96 GHz Snapdragon 845, RAM LPDDR4X 8GB, ROM 128GB/512GB, baterai berkapasitas 4,000 mAh yang mendukung teknologi fast charging bernama HyperCharge, serta sistem pendingin GameCool yang bertugas untuk menghilangkan rasa panas dari prosesor dan mendistribusikannya ke body smartphone.

Kalau dilihat dari prosesornya saja, kita bisa tahu bahwa SoC Snapdragon 845 di ROG Phone telah di-overclock. Sebab, 4-core utamanya ditingkatkan kecepatannya dari 2,8 GHz menjadi 2,96 GHz.

Asus ROG Phone memiliki layar berjenis AMOLED berukuran 6 inci dengan resolusi Full HD+ (2.160 x 1.080 piksel) dengan aspek rasio 18 : 9. Layarnya juga telah mendukung refresh rate hingga 90 Hz dan response time 1ms pixel untuk memastikan konten yang disajikan bebas dari blur.

Seperti laptop gaming pada umumnya, smartphone itu pun memiliki berbagai aksesoris tambahan untuk menunjang aktivitas gaming penggunannya. Seperti AeroActive Cooler yang mampu menurunkan suhu permukaan smartphone dan prosesor untuk meningkatkan kinerja ROG Phone.

Kemudian ada kontroler GameVice yang dapat ditempelkan di kedua sisi ROG Phone sebagai alat bantu bagi gamers ketika bermain game. Sampai, WiGig Dock yang memungkinkan pengguna untuk menampilkan game pada layar tambahan dengan latensi rendah.

{Baca juga: 3 Smartphone Gaming Khusus untuk Gamers Hardcore}

Perlu diingat kembali, Asus ROG Phone dipilih berdasarkan penilaian dari beberapa parameter yang telah ditentukan sebelumnya. Meski begitu, ketiga kandidat lainnya tetap bagus kok, karena berhasil masuk ke kategori “Best Gaming Smartphone” dari Telko.id.

Pocophone F1 misalnya, smartphone dengan prosesor Snapdragon 845 paling murah tersebut juga punya sistem pendingin khusus untuk meningkatkan performa dan mengurangi suhu panas saat dipakai bermain game.

Lalu, Asus Zenfone Max Pro M2 yang sudah berjalan di sistem Android murni, yang ditopang oleh prosesor Snapdragon 660 yang diklaim jadi “smartphone gaming murah” dari Asus. Kemudian Samsung Galaxy Note 9, yang disematkan spesifikasi mumpuni dan memiliki sistem pendingin cair di dalamnya untuk mendukung gamers bermain berbagai game berat, seperti Fortnite. (FHP)

Telset Editor’s Choice 2018: Best Mid-end Smartphone

0

Telko.id – Tahun 2018 bisa dibilang sebagai tahunnya smartphone dengan harga di rentang Rp 3 juta sampai 6 jutaan. Begitu banyak mid-end smartphone yang diluncurkan di Indonesia dan memiliki teknologi serta fitur yang variatif.

Karenanya, kami pun memberikan pengecualian yang spesial ketika memilih kandidat di kategori yang disebut sebagai “Best Mid-end Smartphone” ini. Pengecualian itu adalah, kami memperbanyak kandidat dari 5 menjadi 9 kandidat. Lantas siapa pemenangnya?

Ada 9 kandidat yang masuk di kategori ini, yaitu Asus Zenfone 5Z, Xiaomi Mi 8 Lite, Realme 2 Pro, Oppo F9, Vivo V11 Pro, Nokia 6.1 Plus, Honor View 10, Samsung Galaxy A7 (2018), dan Pocophone F1.

Setelah berdiskusi dan sempat melewati perdebatan yang cukup panjang, tim redaksi Telko.id akhirnya memilih jagoan Xiaomi, yakni Pocophone F1 sebagai jawaranya.

{Baca juga: Punya Spek Gahar, Kenapa Harga Pocophone F1 Murah?}

Alasan utamanya tentu saja karena Pocophone F1 memiliki “efek wow”, dimana sebagai smartphone mid-end tapi sudah menggunakan chipset kelas premium, Snapdragon 845.

Pocophone F1 bahkan menjadi smartphone dengan chip Snapdragon 845 paling terjangkau di pasaran saat ini, dengan harga mulai dari Rp 4,5 jutaan untuk model RAM 6 GB dan ROM 64 GB.

Dengan harga relatif murah, Pocophone F1 mampu membuat masyarakat yang biasanya menggunakan smartphone menengah bisa menggunakan smartphone dengan spesifikasi tinggi tanpa harus mengorbankan terlalu banyak uang.

Secara spesifikasi, Pocophone F1 ditenagai oleh prosesor octa-core 2.8GHz Snapdragon 845, RAM 6 GB, dan ROM 64 GB/128 GB. Selain Snapdragon 845, disematkannya baterai 4,000 mAh pun menjadi keunggulan bagi Pocophone F1.

Smartphone dengan spesifikasi tinggi yang ditenagai baterai 4,000 mAh hanya beberapa saja, seperti Samsung Galaxy Note 9 sampai Huawei Mate 20 Pro, dan itupun harganya di atas Rp 10 jutaan.

Hal unggul lainnya yang ada di Pocophone F1 adalah, hadirnya sistem pendingin cair yang membuatnya tampak seperti smartphone gaming. Sistem bernama LiquidCool tersebut mampu meningkatkan performa CPU tanpa terlalu panas, dan berfungsi untuk mentransfer panas dari prosesor ke bagian lain di smartphone.

Di sektor kameranya, Pocophone F1 pun mengandalkan kamera ganda di bagian belakangnya, dengan resolusi masing-masing 12MP dengan sensor Sony IMX363, sama seperti yang digunakan Google Pixel 2, serta kamera sekunder beresolusi 5MP yang bisa menciptakan foto dengan efek bokeh lumayan rapi. Sementara kamera depannya, beresolusi 20MP.

Memang, apabila membahas desainnya, Pocophone F1 punya desain yang “kelewat sederhana”. Sebab, smartphone ini hanya dikemas oleh body berbahan dasar polycarbonate dengan pilihan warna yang minimalis.

Untung saja, Xiaomi memberikan “sentuhan iPhone X” pada Pocophone F1 lewat pengadopsian desain layar memanjang berukuran 6,18 inci beresolusi Full HD+ dan aspek rasio 18,7 : 9 plus poni atau notch berukuran cukup lebar di bagian atasnya.

{Baca juga: Review Pocophone F1: Harga Terjangkau, Performa Terbaik}

Meski punya tampilan sederhana, ia tetap sukses menarik perhatian kami untuk memenangkannya berkat spesifikasinya yang mumpuni, meski minus beberapa hal seperti NFC misalnya. But still, Pocophone F1 sukses menjadi raja di kategori ini. (FHP/HBS)

Telset Editor’s Choice 2018: Best Low-end Smartphone

0

Telko.id – Ada banyak smartphone low-end dengan rentang harga Rp 1 juta sampai 2 juta yang diluncurkan di Indonesia pada tahun 2018. Meski dibanderol dengan harga yang terjangkau, sebagian besar dari smartphone low-end masih memiliki beragam teknologi dan fitur terkini sebagai daya tarik utamanya.

Di kategori “Best Low-end Smartphone” tim Telko.id memasukkan lima nama dalam daftar kandidat untuk dipilih menjadi yang terbaik, yakni Xiaomi Redmi 6, Realme C1, Advan i6, Asus Zenfone Max M1, dan Honor 7A.

Setelah melakukan diskusi dan memberikan penilaian dari berbagai aspek, kami akhirnya memutuskan Xiaomi Redmi 6 sebagai pemenangnya, mengalahkan empat kandidat lain. Ada beberapa alasan kenapa kami memilih Redmi 6.

Pertama, tentu saja dilihat dari spesifikasi dan fitur yang mumpuni yang dibawa Redmi 6, meski harga yang dipatok cukup terjangkau.

Xiaomi Redmi 6 dengan model 3 GB/32 GB, dibanderol dengan harga Rp 1,5 jutaan. Sementara untuk model tertinggi, yakni 4 GB/64 GB, dihargai Rp 1,9 jutaan.

{Baca juga: Hands-on Xiaomi Redmi 6, Kerja Efisien Berkat SoC MediaTek}

Smartphone ini sudah mengusung layar berukuran 5,45 inci dengan resolusi HD+ (1.440 x 720 piksel). Aspek rasionya sudah 18 : 9, yang artinya smartphone ini telah mengadopsi desain layar memanjang dengan bezel yang tidak tipis dan juga tidak terlalu tebal, cukup.

Sebagian besar masyarakat kerap beranggapan bahwa smartphone low-end pasti memiliki performa yang kurang alias lemot. Sepertinya anggapan tersebut terpatahkan dengan kehadiran smartphone low-end macam Xiaomi Redmi 6.

Smartphone tersebut punya prosesor octa-core 2.0 GHz MediaTek Helio P22 dengan proses fabrikasi 12nm sebagai mesin utamanya. Mengenal SoC Helio P22, prosesor tersebut merupakan jenis prosesor kelas menengah dengan performa yang stabil dan mumpuni, serta memiliki keunggulan dalam hal efisiensi baterai.

Xiaomi Redmi 6 juga didukung dengan dua model RAM dan ROM, masing-masing 3GB/32GB serta 4GB/64GB dan baterai berkapasitas 3,000 mAh. Dengan spesifikasi itu, sistem operasi MIUI 9.6 berbasis Android Oreo pada smartphone ini dimungkinkan akan berjalan dengan lancar.

Redmi 6 pun menjadi salah satu smartphone low-end yang sudah mengusung teknologi kamera ganda di bagian belakangnya yang didukung dengan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI).

{Baca juga: Lawan Xiaomi Redmi 6, Asus Siapkan Zenfone Max Terbaru}

Resolusinya masing-masing 12MP sebagai lensa utama, dan 5MP sebagai lensa sekunder yang membuatnya dapat menghasilkan gambar dengan efek bokeh. Sedangkan kamera depannya, beresolusi 5MP saja.

Bagaimana dengan sisi fiturnya, let’s say keamanan misalnya. Xiaomi Redmi 6 punya dua opsi keamanan, yakni sensor sidik jari yang ditempatkan di bagian belakangnya, serta face unlock yang memanfaatkan kamera depan 5MP.

Namun harap dicatat, meski kami memilih Xiaomi Redmi 6 sebagai smartphone low-end terbaik, namun bukan berarti 4 kandidat lainnya tidak bagus atau kurang berkualitas. Pilihan ini memang subjektif tim redaksi yang memberikan penilaian berdasarkan beberapa parameter yang telah ditentukan.

So, jika ada pilihan yang Anda anggap lebih baik, tentu tidak jadi masalah, karena semuanya tergantung pada selera dan kebutuhan Anda sebagai pengguna. Nah, selamat buat Xiaomi Redmi 6 karena terpilih menjadi “Best Low-end Smartphone 2018” pilihan tim redaksi Telko.id.

 

Militer AS Siap Pakai Senjata AI untuk Kalahkan Musuh

0

Telko.id, JakartaMiliter AS menyatakan bahwa menggunakan senjata AI atau senjata yang dilengkapi dengan teknologi berbasis kecerdasan buatan merupakan satu-satunya cara untuk mengalahkan senjata musuh.

Militer negara berjuluk Negeri Paman Sam itu memang sangat mendukung penggunaan AI. Mereka mengatakan, bahwa AS tidak akan bisa bersaing dengan negara kuat lain seperti Rusia dan China tanpa menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan.

Meski demikian, tetap ada kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi jika kendali atas senjata mematikan dipercayakan kepada teknologi kecerdasan buatan itu.

{Baca juga: Militer AS Kembangkan Robot dengan Otak Serangga}

Oleh karenanya, para petinggi militer AS mengambil pendekatan konservatif terkait kecerdasan buatan. Mereka memastikan, manusia akan memiliki peran pada setiap senjata AI yang ada.

Namun, seperti dilansir Telko.id dari BGR, Rabu (16/01/2019), Asisten Sekretaris Angkatan Darat untuk Akuisisi, Logistik, dan Teknologi AS, Bruce Jette, mengatakan bahwa mengambil langkah sangat hati-hati terkait penggunaan kecerdasan buatan di sistem senjata mungkin bukanlah keputusan terbaik.

“Orang-orang khawatir apakah sistem ini bisa mengendalikan senjata. Mereka yakin ada keterbatasan tentang apa yang bisa kita lakukan dengan AI,” katanya dalam acara makan pagi bersama Defense Writers Group.

{Baca juga: Rekrut Tentara Baru, Militer AS Bikin Tim eSport Fortnite}

Ia melanjutkan, ada beberapa organisasi publik yang mengaku tidak mau kecerdasan buatan terikat dengan senjata. Masalahnya menurut Jette, hal itu mungkin menyebabkan militer menjadi tidak bisa menggunakan teknologi itu untuk meningkatkan waktu respons sistem senjata.

“Waktu adalah senjata. Jika saya tidak bisa melibatkan AI dalam mengatur sistem senjata dan dalam proses penembakan, dalam waktu panjang saya akan kehilangan waktu,” paparnya.

“Misalnya Anda menembakkan sekumpulan artileri ke saya dan saya bisa menembak jatuh artileri itu, saya perlu melibatkan seseorang,” lanjutnya.

{Baca juga: Diprotes Karyawan, Microsoft Tetap Garap Proyek Militer AS}

Lembaga Jette kini bekerja sama dengan Army Futures Command (AFC) untuk menemukan cara yang lebih sesuai terkait penggunaan senjata AI di medan pertempuran. AFC bertanggung jawab untuk mengembangkan persyaratan militer untuk penggunaan AI. (BA/FHP)

Bikin Masalah, Ratusan Robot Kena PHK di Jepang

0

Telko.id, Jakarta – Robot ‘diciptakan’ demi membantu kehidupan manusia. Namun demikian, teknologi robot nyatanya tidak sepenuhnya selalu membantu pekerjaan manusia. Henn-na Hotel di Jepang, buktinya, telah memberhentikan setengah dari 243 robotnya setelah para robot tersebut menciptakan banyak masalah daripada solusi.

Dilansir Telko.id dari The Verge pada Rabu (16/01/2019), kasus ini pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal. Dari banyak robot yang menerima Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) itu, salah satnya adalah robot pintar berbentuk boneka yang bernama Churi.

Robot yang berada di setiap kamar pengunjung tersebut kemampuannya kalah dari Apple Siri, Google Assistant atau Alexa karena tidak mampu menjawab kapan waktu buka dan tutup toko atau restoran lokal yang ada di Jepang.

{Baca juga: Gandeng Perusahaan Prancis, Amazon Siapkan Forklift Otonom}

Ketika para tamu hotel bertanya kepada Churi, “Jam berapa taman buka?” Churi tak mampu menjawab dan itu menjadi masalah karena Churi tak mampu menggantikan pekerjaan manusia.

Selain Churi, ada dua robot berwujud Veloricaptor yang juga dinonaktifkan. Hal ini karena robot yang diposisikan saat check-in tampak tidak berguna, karena pada akhirnya tetap pekerja manusia jugalah yang harus memfotokopi paspor tamu secara manual.

Ada juga dua robot pembawa bagasi yang mampu menjelajah hingga lebih dari 100 kamar. Robot tersebut tidak mampu bekerja ketika dalam keadaan hujan dan salju serta sering macet ketika berpapasan.

{Baca juga: Pertama di Dunia, “Robot AI” Jadi Pembaca Berita TV di China}

Robot concierge yang berada di lobi utama hotel juga tak kalah membuat masalah. Robot tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan tentang jadwal penerbangan dan tempat wisata terdekat sehingga harus digantikan oleh pekerja manusia.

Banyak robot yang telah dipensiunkan sudah beroperasi selama bertahun-tahun, membuat mereka ketinggalan zaman. Hotel memutuskan lebih mudah memecat mereka daripada menggantikannya.

Pada akhirnya, banyak pekerjaan yang harus diserahkan kepada manusia, terutama ketika harus mengajukan pertanyaan yang lebih rumit. Hmm… sepertinya kita masih jauh dari hotel yang sepenuhnya otomatis. [NM/IF]

Dua Hal Ini Jadi Musuh Utama Power Bank, Apa Saja?

0

Telko.id, Jakarta – Sama halnya dengan perangkat lainnya yang perlu dirawat agar tetap awet, power bank iuga demikian, demi bisa tetap digunakan dan tidak mudah rusak. Suhu panas dan air, dalam hal ini disebut CEO PT Satu Pro Global Niaga selaku distributor tunggal ACMIC di Indonesia, Heri Hertanto, menjadi dua hal yang harus dihindari.

“Hindari panas, suhu panas dan jangan dijemur. Hindari juga dari air,” ucap Heri di Jakarta, Senin (14/01/2019).

Ia menilai kebiasaan pengguna yang suka melakukan charging power bank di dalam tas merupakan tindakan yang keliru. Hal ini karena tidak ada sirkulasi udara dalam tas sehingga panas dari handphone dan power bank tidak dapat keluar.

Kebiasaan lainnya yang sering dilakukan pengguna adalah main game di ponsel yang sedang melakukan pengisian daya lewat power bank. Hal ini harus dihindari karena dapat merusak baterai.

“Musuh utama baterai rusak adalah panas. Sambil nge-charge main game bisa jadi panas. Kalau mau jangan sambil main,” lanjut Heri.

Pada kesempatan tersebut Heri juga meminta kepada pengguna untuk cerdas memilih sebelum membeli power bank. Menurutnya power bank yang bagus adalah yang memiliki garansi seperti yang ACMIC berikan.

Sebelumnya, Heri selaku distributor meluncurkan ACMIC D10 dan ACMIC C5, power bank premium berkapasitas 10.000 mAh dan 5.000 mAh dengan teknologi Atom Cell.

Sebagai informasi, untuk semakin meyakinkan konsumen akan kualitas produknya, ACMIC juga memberikan garansi 18 Bulan Rusak Ganti Baru Tanpa Batas untuk para konsumen. [NM/IF]

Foto Telur di Instagram Kalahkan Postingan Kylie Jenner, Kok Bisa?

0

Telko.id, Jakarta – Ada yang menarik di Instagram. Sebuah foto telur ayam berukuran kecil dengan latar belakang warna putih polos berhasil menggeser jawara foto paling banyak disukai atau like milik Kylie Jenner. Kok bisa?

Foto Jenner sempat menjadi unggahan paling disukai di Instagram. Belum ada yang mampu mengalahkannya. Namun sekarang, foto itu takluk hanya oleh sebuah foto sederhana dengan objek sebuah telur ayam.

Aadalah akun bernama @world_record_egg yang mengunggah foto telur tersebut di Instagram pada 4 Januari 2019. Tujuannya memang untuk mengalahkan foto Jenner. Hasilnya, foto tersebut mendapat total 24,5 juta like di platform berbagi foto itu.

{Baca juga: 10 Foto dengan Like Terbanyak di Instagram, Nomor 6 Mengejutkan!}

Dilansir The Verge, seperti dikutip Telko.id pada Rabu (16/1/2019), foto yang diunggah oleh Jenner hanya mengantongi 18 juta like. Akun resmi Instagram pun lantas memberi berbagai rekomendasi tentang akun telur.

Dalam unggahan Instastory, akun resmi Instagram membuat unggahan berjudul “Breaking News” dengan gambar telur di tengah. Mereka mengungkapkan dengan nada bercanda bahwa telur sedang memiliki momen spesial.

{Baca juga: Fitur Instagram Ini Bantu Penderita Gangguan Penglihatan}

Pemilik akun Egg Gang tersebut lantas menyampaikan terima kasih kepada para pengikut dan dukungan yang diberikan. Namun, Egg Gang bukan satu-satunya pengguna yang berusaha menjaring like dari pengguna.

Di Twitter, Half an Onion mengumpulkan 635 ribu pengikut untuk menyalip popularitas Donald Trump. Merujuk dokumentasi Taylor Lorenz di The Atlantic, ada banyak akun Instagram yang mengunggah foto serupa. [SN/IF]