spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...
Beranda blog Halaman 1187

Dari Miliaran sampai Triliunan, Siapa Saja CEO dengan Gaji Tertinggi?

Telko.id, Jakarta – CEO atau Chief Executive Officer, atau disebut pula sebagai Direktur Utama adalah jenjang tertinggi dalam perusahaan (eksekutif) atau administrator yang diberi tanggung jawab untuk mengatur keseluruhan suatu organisasi. Mulai dari menjadi komunikator, pengambil keputusan, pemimpin, pengelola (manajer), hingga eksekutor. Singkat kata, bukan pekerjaan yang ringan.

Tak heran, jika mereka yang menduduki posisi inipun diganjar dengan gaji yang tak biasa. Bukan cuma puluhan apalagi belasan juta, tetapi lebih dari itu.

{Baca juga: CEO Microsoft Tanggapi Protes Karyawan soal Kontrak Pentagon}

Tahun 2018 lalu, seperti dilaporkan Business Insider, setidaknya tercatat beberapa nama CEO, dari berbagai perusahaan di seluruh dunia, yang masuk ke dalam kategori CEO dengan gaji tertinggi.

5. Randall Stephenson, CEO AT&T

Randall Lynn Stephenson menjabat sebagai eksekutif sekaligus presiden di AT&T sejak 9 Mei 2007. Selain sebagai CEO, Stephenson juga menduduki posisi sebagai Ketua Nasional Pramuka Amerika dari 2016 hingga 2018. Tahun 2018, pria kelahiran 22 April 1960 ini mendapat gaji sebesar US$29.12 juta atau sekitar Rp 414 miliaran.

4. Stephen MacMillan, CEO Hologic 

MacMillan menjabat sebagai chairman, presiden, dan CEO Hologic sejak Desember 2013. Hologic sendiri merupakan produsen alat kesehatan dan diagnostik yang berbasis di Marlborough, Massachusetts. Tahun 2018 kemarin, lulusan Harvard Business School ini mendapat gaji sebesar U$42.04 juta atau setara Rp 598 miliar.

3. Richard Handler, CEO Jefferies Group

Richard B. “Rich” Handler adalah seorang pebisnis AS yang saat ini menjabat sebagai presiden dan CEO Jefferies Group, sebuah perusahaan investasi dan perbankan yang berbasis di New York, AS. Tahun 2018 lalu, alumni Stanford University ini mendapat gaji US$44.67 juta atau sekitar Rp 635 miliar.

2. Bob Iger, CEO The Walt Disney Company

Robert A. “Bob” Iger menjabat sebagai pimpinan tertinggi di The Walt Disney Company sejak tahun 2000. Iger terlibat dalam pengambilan alih Pixar pada tahun 2006 setelah periode ketegangan dengan studio animasi tersebut. Tahun 2018 lalu, Iger mendapatkan gaji sebesar US$65.65 juta atau sekitar Rp 934 miliar.

1. David Zaslav, CEO Discovery, Inc.

David M. Zaslav adalah presiden sekaligus CEO Discovery Inc., Ia menduduki posisi ini sejak Januari 2007, dengan raihan salah satunya mengakuisisi Scripps Networks Interactive. Tahun 2018 lalu, mantan eksekutif NBC Universal ini mengantongi gaji US$129 juta atau sekitar Rp 1,8 Triliun.

 

Samsung Meluncurkan TV “Sultan”, Paling Mahal Rp1,5 Miliar

0

Telko.id, Jakarta – Dalam perhelatan Samsung Forum Asia Tenggara dan Oseania 2019 di Singapura, Samsung meluncurkan TV “Sultan” QLED 8K 98 inci dengan harga Rp 1,5 miliar.

Senior Product Marketing Manager TV and Audio Visual, Samsung Electronics Indonesia, Ubay Bayanudin mengatakan, tren TV Big Inci semakin kesini semakin besar. Kalau dulu orang membeli TV dengan ukuran 65 Inci terlihat besar, akan tetapi ketika bawa ke rumah dia nyesel karena TV-nya malah kekecilan. Nah, itu kenapa tren Big Inci semakin besar.

“Real resolusi sebenarnya  bukan full HD 1920×1080 akan tetapi PPI (pixel per inci) jadi ketika ngomongin full HD 32 inci pasti lebih bagus dibandingkan dengan full HD 55 inci. Nah! Karena tren big inci semakin besar resolusi yang dibutuhkan juga semakin tinggi itulah kenapa QLED 8K 2019 keluar,” ujar ubay saat temu media di Samsung Forum di Singapore 2019.

Untuk rangkaian 2019 Samsung akan mengeluarkan model berukuran 65 inci, 75 inci, 82 inci, dan 98 inci.

Lebih Lanjut ubay menjelaskan, QLED 8K TV ini dilengkapi Quantum Processor Samsung, teknologi semikonduktor pemrosesan gambar yang diperkuat Artificial Intelligence (AI) yang memungkinkan pengalaman menonton yang lebih baik. Diluncurkan oleh Samsung Electronics sebagai yang pertama dalam industri ini, machine-learning pada Quantum Processor menggunakan kemampuan AI-nya untuk mempelajari dan membandingkan jutaan gambar.

“Ini membantunya mengkalibrasi konten beresolusi lebih rendah dan mengoptimalkannya menjadi konten berkualitas 8K, terlepas dari format aslinya. Dengan demikian, ini mengatasi soal keterbatasan jumlah konten 8K asli,” ungkap Ubay.

Rencannyanya rangkaian QLED 8K TV Samsung ini akan diluncurkan bulan Mai 2019 di Indonesia. Untuk harganya sendiri sesuai dengan jenis ukuran. Tv 65 inchi dibandrol Rp80.499.000, 75 inchi Rp119.999.000, 82 inchi Rp166.999.000, dan paling mahal 98 inchi Rp1.499.999.000. (MS)

Electronic Arts PHK 350 Karyawan, Ada Apa?

Telko.id, Jakarta – Perusahaan multimedia dan game asal Amerika Serikat, Electronic Arts (EA) mengonfirmasi telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 350 karyawan dari total 9000 karyawan secara global. Selain itu, perusahaan juga akan menurunkan intensitas operasi di Jepang dan Rusia. Ada apa?

Dilansir Telko.id dari The Verge pada Kamis (28/03/2019), kabar PHK karyawan EA ini diumumkan sang CEO, Andrew Wilson melalui sebuah email kepada media Kotaku.

Dalam email tersebut, Wilson tidak mengungkapkan motif kebijakan tersebut. Ia hanya menyebut bahwa kinerja perusahaan memang sedang menurun belakangan ini.

“Kami memiliki visi untuk menjadi perusahaan game terbaik di dunia, namun jika kami harus jujur, kami belum sampai kesana sekarang,” tulisnya.

{Baca juga: Edan! EA Bayar Ninja Rp 14 Miliar untuk Apex Legends}

Perlu diketahui bahwa saat ini industri video game sedang mengalami masa sulit. EA dilaporkan membatalkan game Star Wars yang berfokus pada pemain tunggal pada Januari kemarin setelah sempat ingin dikerjakan pada tahun 2017.

Selain itu, sebuah laporan dari media Jepang, Famitsu juga mengkonfirmasi bahwa EA telah menutup kantor Jepang sepenuhnya. Sebelumnya pihak EA mengaku sedang mengambil langkah-langkah penting untuk mengatasi tantangan tersebut.

“Kami sangat fokus pada peningkatan kualitas dalam permainan dan layanan kami,” kata pihak EA.

{Baca juga: Gokil! Pendapatan Industri Game Kalahkan Industri Film Hollywood}

Salah satu pesaing utamanya, Activision Blizzard juga mengalami hal serupa.  Pada awal Februari kemarin perusahaan ini malah memangkas hampir 800 pekerja demi efisiensi kinerja.

Terkait nasib karyawan yang kena PHK,  juru bicara EA mengkonfirmasi bahwa perusahaan akan berusaha memberikan “pesangon dan sumber daya lain” bagi mereka yang terdampak. [NM/IF]

Facebook “Haramkan” Konten Terkait Nasionalisme Kulit Putih

Telko.id, Jakarta – Facebook mengumumkan bahwa pihaknya melarang konten pujian dan dukungan tentang nasionalisme kulit putih dan separatis di platform miliknya, termasuk Instagram.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Kamis (28/03/2019), langkah ini merupakan komitmen Facebook yang melarang warganet untuk menyebarkan kebencian berdasarkan RAS, Etnis dan Agama tertentu termasuk supremasi kulit putih.

“Ini terkait dengan kelompok kebencian terorganisir dan tidak memiliki tempat di layanan kami,” tulis Facebook.

“Kami pada awalnya tidak menerapkan alasan yang sama pada ekspresi nasionalisme putih dan separatisme karena kami memikirkan konsep nasionalisme dan separatisme yang lebih luas – hal-hal seperti kebanggaan Amerika dan separatisme Basque, yang merupakan bagian penting dari identitas orang,” tambahnya.

{Baca juga: Facebook Hapus 1,5 Juta Video Penembakan Masjid Selandia Baru}

Selama beberapa bulan terakhir, Facebook melihat bahwa ujaran dukungan kepada nasionalisme kulit putih bersifat mengelompok dan terorganisir. Karena itu, perusahaan mengeluarkan kebijakan tersebut.

Facebook sendiri kemungkinan akan memblokir konten dukungan dan group nasionalis kulit putih. Selain itu ketika ada warganet yang mencari istilah terkait dengan supremasi kulit putih, mereka akan terhubung dengan platform Life After Hate, yang biasanya membantu orang untuk keluar dari kelompok ujaran kebencian.

“Kami tidak akan mentolerir pujian atau dukungan untuk nasionalisme dan separatisme kulit putih,” katanya.

Facebook memang selalu menjaga supaya platform mereka tidak dijadikan tempat kegiatan yang bersifat tercela bahkan melanggar hukum. Sebelumnya raksasa jejaring sosial itu telah membuat standar atau pedoman baru yang akan menghentikan pengguna mendiskusikan masalah seks.

{Baca juga: Facebook “Haramkan” Ngomong Soal Seks}

Aturan ini pertama kali diluncurkan kembali pada bulan Oktober. Pedoman baru ini tidak akan membiarkan pengguna mendiskusikan apakah menyukai gaya misionaris atau doggy.

Bahkan, Anda juga tidak dapat menyatakan apa orientasi seks Anda. Begitu juga dengan bahasa apa pun yang ‘memfasilitasi, mendorong, atau mengoordinasikan pertemuan seksual di antara orang dewasa,’ juga dilarang oleh Facebook. [NM/IF]

Mantap! Apple Music Terpasang di 40 Juta Perangkat Android

Telko.id, Jakarta – Sejak kehadirannya pada tahun 2016 di Play Store, layanan Apple Music menjadi aplikasi favorit para pengguna Android. Terbukti dengan telah terinstalnya aplikasi ini di lebih dari 40 juta perangkat Android.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Kamis (28/03/2019), di Google Play Store, aplikasi Apple Music juga memperoleh nilai rata-rata 3,5 bintang, berdasarkan lebih dari 280.000 rating.

Laporan Sensor Tower juga mengungkapkan bahwa  pencapaian Apple Music ini cukup menarik karena selama 2 tahun terakhir mereka mengalami penurunan jumlah pengguna dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Amerika Serikat menyumbang 28% dari pemasangan Apple Music di Android hingga saat ini, diikuti oleh India sebesar 7%, kemudian Inggris sebesar 6%, Brasil sebesar 5%, dan Rusia dengan 4 % pengguna.

Sebelumnya, memasuki pertengahan Maret 2018, Apple mengklaim punya 38 juta pelanggan berbayar Apple Music. Pernyataan itu disampaikan oleh Apple SVP of Internet Software and Services, Eddy Cue, pada gelaran South by South West.

{Baca juga: Pelanggan Berbayar Apple Music Capai 38 Juta}

Dilaporkan Phone Arena, aplikasi streaming musik buatan Apple itu sukses menambah dua juta pelanggan berbayar hanya dalam kurun waktu tak lebih dari satu bulan. Cue mengatakan, angka tersebut meningkat 5,6 persen ketimbang capaian pada Februari 2018.

Demi menambah jumlah pengguna, Apple Music terus mengembangkan inovasinya. Apple telah tuntas melakukan pembaruan aplikasi Apple Music untuk Android ke versi 2.7. Pembaruan tersebut otomatis membuat Apple Music bisa dipasang untuk pengguna perangkat tablet.

{Baca juga: Apple Music Kini (Baru) Bisa Diakses via Tablet}

Lewat kehadiran fitur tersebut, dikutip Telko.id dari 9to5mac, Senin (28/1/2019), pengguna tablet Android sekarang lebih leluasa dalam mengakses bagian-bagian berbeda di Apple Music. Di bagian bawahnya terdapat deretan tombol navigasi.

Pengguna bisa memilih aneka opsi, mulai Library, For You, Browse, hingga Radio. Namun, desain aplikasi untuk tablet memang tak cukup hanya memperbesar tampilan. Di tablet, pengguna tak bisa merancang antarmuka seperti di laptop. [NM/IF]

Lebih Jelas, Xiaomi Kembali Pamer Smartphone Lipatnya

0

Telko.id, Jakarta – Xiaomi kembali memamerkan smartphone lipatnya yang disinyalir bernama Mi Dual Flex atau Mi Mix Flex. Lewat media sosial Weibo, smartphone lipat Xiaomi tersebut punya konsep yang berbeda dari dua smartphone berjenis sama, yakni Samsung Galaxy Fold dan Huawei Mate X.

Dalam video berdurasi kurang lebih 11 detik tersebut, ditunjukkan seberapa cepat smartphone ini beralih dari mode tablet ke mode smartphone.

Seseorang dalam video terlihat sedang menggunakan smartphone dalam mode tablet dengan bentang layar sekitar 7 hingga 8 inci.

{Baca juga: Bos Xiaomi Pamer Smartphone Lipat, Mi Mix Flex?}

Kemudian, ia langsung memutar posisi layar smartphone, dan melipat layar bagian kiri dan kanan ke belakang untuk mengubahnya ke mode smartphone. Secara otomatis, user interface (UI) dari smartphone langsung menyesuaikan ukuran tampilan dalam layar.

Sebelumnya diberitakan bahwa Xiaomi ingin menunda peluncuran smartphone lipatnya karena beberapa alasan. Menurut Juru bicara Xiaomi dan Direktur Menajemen Produk, Donovan Sung, mereka sedang menunggu pasar smartphone lipat lebih siap sebelum mereka meluncurkan Mi Dual Flex atau Mi Mix Flex.

{Baca juga: Smartphone Lipat Xiaomi Batal Diluncurkan, Ada Apa?}

Keputusan ini tentu membuat beberapa penggemar Xiaomi terkejut, karena belum lama ini presiden Xiaomi Lei Jun mengunggah video yang menunjukkan ketika dirinya sedang menggunakan smartphone yang dapat dilipat.

“Dalam hal waktu peluncuran khusus untuk ini, saya pikir kami ingin menunggu lebih matang sebelum kami mengumumkannya. Tapi yakinlah, kami mencoba berbagai konsep lipat yang berbeda,” ujar Donovan. (FHP)

Gebrakan Gunadarma Dukung Revolusi Industri 4.0

Telko.id, Jakarta – Revolusi industri 4.0 di Indonesia mendapat dukungan penuh dari sejumlah Perguruan Tinggi di Indonesia. Salah satunya Universitas Gunadarma yang mendorong perlunya kreativitas, inovasi, dan terobosan di bidang digitalisasi, penggunaan Big Data, robotik, hingga kecerdasan buatan di lingkungan kampus.

“Aksi nyata Perguruan Tinggi dalam menghadapi revolusi industri saat ini memang kian dibutuhkan,” kata Rektor Universitas Gunadarma ES Margianti saat meresmikan Gedung Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gunadarma di Depok.

Kesiapan perguruan tinggi diakui amat dibutuhkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Pasalnya, pendidikan di era revolusi industri 4.0 harus sejalan dengan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, perguruan tinggi dituntut melakukan terobosan melalui pemanfaatan teknologi mutakhir.

{Baca juga : Petisi Korban Bulliying Gunadarma Bergaung di Medsos}

“Terobosan dan inovasi menjadi yang terpenting di era revolusi industri 4.0 ini. Itu agar perguruan tinggi bisa terus bertahan dan berkembang ke depannya,” kata Illah Sailah, Koordinator Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah III.

Margianti menambahkan, perguruan tinggi di Indonesia sudah sepatutnya mengerahkan sumber daya yang dimiliki untuk melakukan terobosan dan inovasi. Hal itu demi meningkatkan adaptasi institusi dan mendukung kegiatan pembelajaran.

“Dalam kesempatan ini, Gunadarma juga memperkenalkan dua teknologi mutakhir yang dimanfaatkan kampus, yakni Anatomage dan NVIDIA DGX-1,” lanjut sang Rektor Gunadarma tersebut.

Anatomage merupakan sistem visualisasi anatomi tubuh tiga dimensi (3D) dengan layar sentuh berkualitas sangat tinggi. Alat itu dikendalikan melalui ponsel pintar untuk menyajikan anatomi tubuh dan bisa menyimulasikan tindakan medis seperti bedah.

Adapun mesin NVIDIA DGX-1 merupakan mesin pintar yang digunakan untuk mengembangkan kecerdasan buatan dan Big Data sains. Mesin itu mampu menganalisis data dengan kecepatan hingga 1 petaflops.

{Baca juga : Diadu dengan Xiaomi Mi 9, Huawei P30 Pro “Kedodoran”}

Dengan adanya DGX-1 di Gunadarma membuktikan Pendidikan Tinggi di Indonesia selalu mengikuti dan mengimplementasikan perkembangan ilmu pengetahuan secara dalam rangka revolusi industri 4.0. (MS)

Mito Rilis Z1 PLUS Harga Rp 1 juta

0

Telko.id, Jakarta – Lama tidak terdengar, Brand Nasional Mito kembali merilis smartphone terbarunya, Mito Z1 PLUS. Membawa semjumlah fitur unggulan diantaranya layar lebar, 5,7 inch IPS Full View, RAM lebih besar, 3GB dengan sejumlah fitur pengaman canggih,  face unlock. 

“Masyarakat selalu menginginkan smartphone dengan spesifikasi mumpuni, harga membumi.  Mito Z1 PLUS  hadir dengan layar 5,7 Inchi IPS, prosesor Quad Core 1,3Ghz, RAM 3GB, sistem operasi Android 8.1 Oreo, dan berbagai teknologi canggih lainnya termasuk face unlock dan smart wakeup. Harga dijamin nyaman  di kantong, hanya Rp. 999.000,” kata Hansen, CEO Mito Smartphone.

Mito, lanjut Hansen  selalu memberikan yang terbaik untuk konsumen. Tidak hanya fitur canggih, namun persoalan harga menjadi perhatiannya. Mito Z1 PLUS ini mampu mewakili keinginan konsumen tanah air,” jelas Hansen.

{Baca juga : Mito FullView A21, Smartphone Rp1 Juta dengan Layar Lebar}

Hansen optimistis Mito Z1 PLUS  bakal digandrungi konsumen, mengingat spesifkasi dan harga yang disematkan sangat relevan dengan kebutuhan mayoritas masyarakat Indonesia.

Mito Z1PLUS hadir dengan layar fullview, teknologi layar IPS 5,7 inc, rasio layar 18:9. Dengan begitu, layar yang dimiliki Mito Z1 PLUS dapat menampilkan konten lebih besar hingga 12.5 persen, yang memberikan kenyamanan saat nonton video ataupun bermain game. Singkatnya, layar fullview akan memberikan  kenyamanan pada penggunanya ketika menjalakan berbagai  aplikasi yang ada.

“Full view pada Mito Z1 PLUS memberikan pengalaman baru bagi konsumen. Melihat tayangan video dengan layar penuh, serta bermain game menjadi lebih mengasyikan dengan Mito Z1 PLUS,” ungkap Hansen.

Tampilan desain Mito Z1 PLUS juga terlihat menarik. Desainnya ergonomis dengan ukuran yang pas membuatnya cukup nyaman digenggam maupun dimasukkan ke dalam saku celana. Dengan balutan desain dan pilihan warna efek glossy blue gradient, Gold dan Hitam membuat Mito Z1 PLUS tampil lebih mempesona.

“Pilihan warna ini sangat disukai mayoritas konsumen tanah air. Lebih stylish dan lebih elegan,” ungkap Hansen.

{Baca juga : Pembuat Mainan Mattel Resmi Rilis Boneka BTS, Mirip?}

Mito Z1 PLUS disokong dengan dapur pacu mumpuni, CPU Quad Core 1,3 GHz, RAM 3 GB. Sementara itu pada bagian software didukung sepenuhnya oleh sistem operasi canggih Android 8.1, Oreo.

Sementara itu bagi yang gemar memotret, ponsel ini telah dibekali dengan dua buah kamera yang mumpuni. Kamera utama atau belakang memiliki resolusi 8MP dan dilengkapi fitur LED Flash dan autofocus. Fitur autofocus sangat penting untuk mendapatkan hasil foto yang terlihat lebih tajam. LED Flash membantu pencahayaan saat kondisi gelap. Sedangkan di bagian depan, terdapat kamera 5 MP yang cocok untuk video call maupun selfie. (MS)

Passpod Bentuk JV dengan Weepay Untuk Garap Pasar Filipina

Telko.id – Pertumbuhan industri pariwisata di Filipina ternyata tinggi. Itu sebabnya, Passpod berniat untuk menggarap pasar di negara tersebut. Untuk itu, Yelooo Integra Datanet (Passpod) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Weepay Payment Processing Corp. selaku penyedia layanan pembayaran asal Filipina.

Dengan adanya MoU tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk mendirikan perusahaan joint venture yang akan beroperasi di Filipina.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Hiro Whardana selaku CEO Passpod dan Johann T. Dizon selaku Managing Consultant Weepay Payment Processing Corp serta disaksikan oleh Duta Besar Filipina untuk Indonesia, H.E. Lee Hiong Tan Wee.

Usai penandatanganan, Hiro menjelaskan perusahaan joint venture ini akan memanfaatkan brand Passpod untuk menggarap pasar outbound traveler di Filipina dan diperkirakan akan beroperasi pada akhir Mei 2019.

Peningkatan jumlah outbound traveler dari Filipina ini memiliki potensi yang mencapai 4,5 juta. Hal ini turut diperkuat laporan Mastercard’s Future of Outbound Travel in Asia Pacific (2016 -2021), yang menyebutkan Filipina berada di peringkat delapan dari 10 peringkat teratas untuk kategori pasar Asia Pasifik dengan pertumbuhan tercepat dalam hal jumlah outbound traveler dari 2016 hingga 2021.

Saat ini, ada sekitar 3,4 juta perjalanan ke luar negeri yang dilakukan dari Filipina dan diperkirakan akan mencapai 4,3 juta perjalanan pada tahun 2021.

“Kerjasama ini akan memudahkan Passpod untuk menggarap potensi pasar outbound traveler di Filipina yang jumlahnya terus mengalami pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun,” ujar Hiro.

Lebih lanjut Hiro mengatakan hal lain yang mendorong pihaknya membentuk joint venture bersama Weepay yakni tingginya spending budget yang dilakukan masyarakat Filipina.

“Penggunaan internet untuk kebutuhan data juga tinggi, bahkan lebih tinggi dari Indonesia. Selain itu, awareness mereka untuk bepergian ke luar negeri juga cukup tinggi,” jelasnya.

Adapun pembentukan joint venture ini merupakan tindak lanjut rencana Passpod dalam rangka ekspansi ke luar negeri usai menerima dana segar dari IPO pada 2018 lalu. Passpod memiliki rencana tak hanya melayani outbound traveler dari Indonesia, namun juga outbound traveler dari negara lain. Perusahaan menargetkan mampu mendapatkan revenue sekitar Rp53 miliar dari ekspansi ini. (Icha)

Pembuat Mainan Mattel Resmi Rilis Boneka BTS, Mirip?

Telko.id, Jakarta – Mattel akhirnya resmi merilis koleksi boneka terbarunya, yang merupakan perwujudan dari boygroup asal Korea Selatan, BTS. Lewat akun Twitter resminya, pembuat mainan yang berbasis di Amerika Serikat ini memberi seruan kepada seluruh ARMY (sebutan untuk fanbase BTS).

“MIC Drop, ARMY!,” demikian seru Mattel.

Dalam cuitannya, Mattel juga menjelaskan bahwa boneka fashion terbarunya itu terinspirasi dari video musik terakhir BTS yang berjudul IDOL.

{Baca juga: Bikin Masalah, Ratusan Robot Kena PHK di Jepang}

Ada boneka untuk masing-masing dari tujuh anggota BTS – RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V, dan Jung Kook – semua mengenakan versi mini dari pakaian berwarna cerah yang mereka kenakan dalam video musik pemecah rekor YouTube itu (45 juta view dalam 24 jam).
RM

Jin

Suga

J-Hope

Jimin

V

Jong kook

Dilaporkan Billboard, boneka BTS direncanakan untuk dijual pada September mendatang. Bersamanya, Mattel juga mengeluarkan versi bundel dari permainan kartu UNO miliknya.

Sekedar informasi, sebagai perusahaan pembuat mainan terbesar (dari segi pendapatan) di dunia, Mattel juga dikenal sebagai rumahnya boneka Barbie dan mobil Hot Wheels. Perusahaan ini didirikan pada 1945 oleh Elliot Handler dan Harold Matson.

{Baca juga: Gameloft Luncurkan 3 Hot Wheels untuk Asphalt 8: Airborne}

Rencana Mattel untuk membuat boneka yang sama persis dengan para member BTS sendiri sebenarnya telah diungkap sejak Januari lalu, namun baru baru-baru ini penampakan boneka pemuncak tangga lagu Billboard 200 itu dipapar ke publik.

Hasilnya? Tak sedikit penggemar yang merasa senang, namun tak sedikit pula yang dibuat kecewa. Pasalnya, mereka menilai tak cukup ada kemiripan antara boneka dan versi aslinya.