spot_img
Latest Phone

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...

Lenovo Yoga Slim 9i: Laptop Premium Pertama dengan Kamera di Bawah Layar

Telko.id - Bayangkan sebuah laptop yang tidak hanya memukau...
Beranda blog Halaman 1160

4 Fakta Menarik Tentang Perangkat Baru Oppo, R17 Pro

0

Telko.id, Jakarta – Awal tahun 2019 menjadi momen mengesankan bagi sejumlah pengguna smartphone. Paling tidak mereka yang dengan bangga menyebut dirinya sebagai penyuka Oppo, penggemar Oppo, penggila Oppo, atau semacamnya. Alasannya, simple, tidak jauh-jauh dari produk baru, dan yang pastinya, cukup dinantikan.

Yep, Oppo R17 Pro. Setelah dua tahun, pabrikan asal China itu akhirnya memutuskan untuk mendatangkan kembali Oppo R series, yang keberadaannya di tanah air terakhir kali diwakili oleh Oppo R9s Plus atau lebih dikenal dengan Oppo F3 Plus.

Oppo R Series sendiri sebenarnya bukan sembarang smartphone. Perangkat ini masuk ke kategori smartphone high-end perusahaan, sejajar dengan Oppo Find Series yang juga telah dijual di Indonesia, dan cukup populer. Di badannya, kita tak hanya akan menemukan sejumlah keunggulan, teknologi inovatif, apalagi desain premium. Lebih dari itu, ada hal-hal yang adakalanya (mungkin) hanya bisa kita temui disana, atau paling tidak, pertama kali ada disana.

Nah, Oppo R17 Pro tak berbeda. Datang sebagai salah satu smartphone unggulan Oppo di tahun babi tanah, setidaknya ada 5 hal yang perlu dicatat dari perangkat ini. Terlepas dari desain yang diadopsinya, kamera yang dibawanya, ataupun spesifikasi lain yang ada di badannya, apa saja?

1. Pertama dengan Corning Gorilla Glass 6

Oppo R17 Pro merupakan perangkat pertama di dunia yang menggunakan Corning Gorilla Glass 6 yang memiliki resistensi tinggi. Saking tingginya, ia bertahan meski dijatuhkan ke permukaan dari ketinggian satu meter hingga 15 kali atau dua kali lipat lebih kuat dibandingkan Gorilla Glass 5. Tak hanya itu, R17 Pro juga mengadopsi seri ke 6 frame aluminium alloy yang menghadirkan perangkat yang solid dan permukaan tepian yang halus.

2.  Smartphone R Series pertama dengan SuperVOOC

Oppo R17 Pro merupakan perangkat R series pertama yang dilengkapi dengan SuperVOOC flash charging technology, mengadopsi 10V/5A pengisian daya cepat dan desain baterai bi-cell (2 x 1850mAH) yang membuat perangkat memiliki kekuatan pengisian ulang hampir menyentuh 50 watt. Tak tanggung-tanggung, teknologi ini memungkinkan R17 Pro mengisi 40% baterai hanya dalam waktu 10 menit.

Tak hanya itu, ada juga lima inti perlindungan yang membuat pengisian daya cepat semakin aman, dimana SuperVOOC secara inovatif dapat mengurangi voltase pada baterai bi-cell dengan level voltase seperti pada penggunaan baterai tunggal. SuperVOOC juga mengadopsi teknologi 5 tingkatan perlindungan, mulai dari adapter, baterai, lubang pengisian daya terdapat 5 chip yang berfungsi untuk melindungi pengisian daya.

3. Pertama di Indonesia dengan Snapdragon 710

Oppo R17 Pro dilengkapi dengan 8GB RAM DDR4X dengan penyimpanan internal 128GB berjenis UFS2.1. Perangkat ini merupakan perangkat pertama di Indonesia yang menggunakan prosesor 8 inti Snapdragon 710. Prosesor ini dibuat dengan fabrikasi 10 nanometer, dengan tawaran efisiensi daya yang unggul, masa pakai baterai yang tahan lama, dan pengalaman penggunaan perangkat yang lebih baik. Arsitektur Kryo 360 pada Snapdragon 710 yang dibangun di atas teknologi ARM® Cortex juga memungkinkan peningkatan kinerja perangkat hingga 20% secara keseluruhan, penelusuran web 25% lebih cepat, dan waktu peluncuran aplikasi 15% lebih cepat, jika dibandingkan dengan seri Snapdragon 660.

4. Smartphone pertama Oppo di 2019

Di Indonesia, Oppo R17 Pro memang tak bisa dibilang smartphone Oppo pertama. Namun di tahun 2019 ini, R17 Pro jelas adalah yang pertama. Oppo merilis kembali seri smartphone flagship-nya ke Indonesia. Setelah Oppo Find X, kini merek asal China itu meluncurkan Oppo R17 Pro sebagai “menu pembuka” di awal tahun 2019. Smartphone ini menawarkan sejumlah keunggulan, seperti desain, spesifikasi, kamera serta teknologi pengisian cepat buatan Oppo sendiri, yakni SuperVOOC Flash Charge yang juga ditemukan pada Oppo Find X Lamborghini Edition.

Oppo R17 Pro mengusung layar berjenis AMOLED berukuran 6,4 inci dengan resolusi Full HD+ (1080 x 2340 piksel) dan aspek rasio 19,5:9.

Main Gadget Malam Hari Bikin Anak-anak Susah Tidur

0

Telko.id, Jakarta – Menurut hasil penelitian baru-baru ini, ditemukan fakta bahwa anak-anak yang main gadget dalam keadaan gelap sebelum tidur, akan memiliki kualitas tidur yang kurang daripada menggunakan gadget di ruangan yang terang.

Penelitian ini dilakukan oleh Imperial College London, University of Lincoln, dan Birkbeck University of London dan Inggris, bersama dengan Swiss Tropical and Public Health Institute dan Swiss.

Melansir dari The Star, pada Kamis (31/01/2019), penelitian ini terbilang menarik, karena merupakan studi pertama untuk meneliti efek penggunaan layar gadget di berbagai tempat.

{Baca juga: Chatbot Ini Bantu Orang Tua Ajarkan Seputar Kesehatan Seks}

Dalam penelitian, mereka melihat kondisi pencahayaan ketika anak-anak pada usia pra-remaja menggunakan gadget di kamar tidur.

Para peneliti menyertakan 6.616 remaja di Inggris berusia antara 11 hingga 12 tahun dalam melakukan studinya. Mereka juga memasukkan smartphone, tablet, e-Book Reader, laptop, pemutar musik, konsol gamedesktop, dan televisi ke dalam penelitian.

Untuk mengetahui kualitas tidur, anak-anak diminta untuk melaporkan, apakah mereka menggunakan gadget sekitar satu jam sebelum tidur di kamar yang terang dan gelap, pada hari kerja dan akhir pekan. Penelitian ini juga meneliti bagaimana sulitnya mereka untuk tidur dan bangun tidur.

{Baca juga: IMO S2, Smartphone Khusus Anak-anak dengan Desain Kekinian}

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Environment International menunjukkan, bahwa 71,5 persen anak-anak menggunakan setidaknya satu gadget dalam satu jam sebelum waktu tidur. Dari jumlah itu, 32,2 persen melaporkan menggunakan smartphone pada malam hari dalam kegelapan.

Para peneliti juga menemukan, bahwa menggunakan gadget pada malam hari secara konsisten dapat berpengaruh pada kualitas tidur yang buruk, kurang tidur, dan persepsi kualitas hidup yang buruk.

Selain itu, mereka yang menggunakan smartphone atau menonton televisi di sebuah ruangan dengan lampu menyala, 31 persen mengalami sulit tidur daripada mereka yang tidak menggunakan gadget atau menonton televisi.

{Baca juga: 5 Resiko Gunakan Ponsel Sebelum Tidur}

Jumlah ini meningkat menjadi 147 persen, ketika anak-anak menggunakan gadget di kondisi gelap. Salah satu peneliti, Dr Michael Mireku mengatakan, studinya kali ini lebih fokus kepada bagaimana pencahayaan dalam kamar mempengaruhi anak yang menggunakan gadget sebelum tidur.

“Sementara penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara penggunaan gadget dengan kualitas tidur, dan waktu tidur anak. Studi kami adalah studi pertama yang menunjukkan bagaimana pencahayaan kamar dapat lebih memengaruhi hal ini,” terangnya.

“Temuan kami penting tidak hanya untuk orang tua tetapi untuk guru, profesional kesehatan dan remaja itu sendiri. Kami akan merekomendasikan agar kelompok ini sadar akan potensi masalah seputar penggunaan gadget selama waktu tidur, termasuk kurang tidur dan kualitas tidur yang buruk,” tambahnya.

{Baca juga: Karena Komitmen, Pasangan Muda Suka Berbagi Password Smartphone}

Para peneliti juga mencatat bahwa kurang tidur sebelumnya dikaitkan dengan gangguan respon imun, depresi, kecemasan, dan obesitas pada anak-anak dan remaja, serta kinerja akademis yang lebih buruk. (BA/FHP)

Smartphone Nokia Terbaru punya Layar PureDisplay, Seperti Apa?

0

Telko.id, Jakarta – HMD Global baru saja mengumumkan bahwa mereka akan menjalin kerja sama dengan Pixelworks, perusahaan yang bergerak di industri solusi video dan pemrosesan layar visual. Dari hasil kerja sama ini, HMD bakal menghadirkan teknologi layar PureDisplay pada smartphone Nokia terbaru.

Nokia 7.1 menjadi smartphone pertama yang mendapatkan manfaat dari kolaborasi kedua perusahaan. HMD memastikan, smartphone Nokia generasi selanjutnya juga akan memiliki teknologi serupa.

Perlu diketahui, smartphone ini mengusung layar berteknologi PureDisplay, yang diklaim mampu menyuguhkan pengalaman menonton lebih baik meski hanya menggunakan layar berjenis IPS LCD.

{Baca juga: Nokia 9 PureView akan Diluncurkan di Indonesia?}

Nokia 7.1 juga merupakan smartphone pertama yang menggunakan prosesor Iris generasi terakhir karya Pixelworks dan chipset Qualcomm Snapdragon 636. Hal ini diklaim memungkinkan perangkat menyuguhkan tampilan video atau gambar HDR10.

Ketika membuat pengumuman kerja sama ini, HMD juga menyebutkan bahwa smartphone Nokia generasi selanjutnya juga akan menggunakan solusi Pixelwork PureDisplay beserta seluruh peningkatan kemampuan di bidang penyajian konten, video, dan gambar.

{Baca juga: Smartphone Menengah jadi Fokus Utama, Nokia: Biar Gak Mahal}

Dilansir Gizmochina pada Kamis (31/01/2019, smartphone terbaru Nokia dengan teknologi PureDisplay akan diumumkan pada tanggal 24 Februari 2019 mendatang. Belum diketahui apakah smartphone ini akan dirilis juga di Indonesia.

Yang pasti, HMD Global mengaku belum akan memasarkan smartphone kelas high-end di pasar Indonesia dalam waktu dekat. Sebab mereka menyebut, perusahaannya masih terfokus pada segmen pasar smartphone kelas menengah dan masih akan memantau kondisi di Indonesia untuk mengubah keputusannya. (BA/FHP)

Hore! Bos Apple Turunkan Harga iPhone

0

Telko.id, Jakarta – Pendapatan Apple dari iPhone turun 15 persen sepanjang tahun 2018, jika dibandingkan dengan tahun 2017. Melihat hasil buruk tersebut, bos Apple, Tim Cook pun langsung bertindak dengan mempertimbangkan untuk menurunkan harga iPhone.

Alasannya, pelemahan mata uang beberapa negara terhadap dolar Amerika Serikat mengakibatkan harga iPhone naik secara drastis di negara tersebut.

“Ketika Anda melihat mata uang asing dan negara-negara yang mata uangnya melemah, harga iPhone menjadi jauh lebih mahal,” kata Cook, seperti yang dikutip dari The Verge, pada Kamis (31/01/2019).

{Baca juga: Penjualan Melambat, Pendapatan Apple Turun 15 Persen}

“Kita telah memasuki Januari dan memperhatikan kondisi ekonomi makro di beberapa negara dan kami telah mempertimbangkan untuk menyetarakan harga dengan harga lokal,” imbuhnya.

Cook mengemukakan, kebijakan itu untuk mendorong angka penjualan iPhone di negara-negara tersebut. Ia juga mengakui bahwa harga iPhone memang terbilang mahal di banyak negara.

“Fakta bahwa dolar Amerika Serikat menguat telah membuat harga produk kami di berbagai belahan dunia menjadi lebih mahal. Sebagai contoh adalah di Turki,” terang Cook.

{Baca juga: Pekerja Bergaji “Ngepas” di Provinsi Ini Bisa Cepat Beli iPhone XS}

Ia mengatakan, mata uang Turki terdepresiasi 33 persen sepanjang 2018, yang menjadi salah satu penyebab kenapa pada kuartal terakhir, pendapatan Apple turun hampir USD 700 juta atau mencapai Rp 9,9 triliun.

Cook menjelaskan, negara-negara berkembang biasanya adalah paling terdampak oleh perbedaan harga. Akibatnya, harga iPhone di negara itu menjadi jauh lebih mahal dibanding di AS.

Karena itulah sejak Januari, Apple telah menyesuaikan semua atau sebagian dari perubahan mata uang yang ada. Sehingga harga iPhone baru di negara berkembang akan lebih mendekati harga iPhone di AS. (BA/FHP)

Google Terang-terangan Ledek Kamera iPhone XS

0

Telko.id, Jakarta – Google ledek Apple lewat sebuah iklan. Raksasa pencarian ini, memamerkan hasil jepretan kamera Google Pixel 3 yang punya mode Night Sight. Ketika disandingkan, hasil kamera Pixel 3 memang lebih bagus ketimbang kamera iPhone XS milik Apple.

Dilaporkan ZDNet, seperti dikutip Telko.id pada Kamis (31/01/2019), mode Night Sight di Pixel 3 memungkinkan kamera smartphone dapat mengambil foto-foto dalam kondisi paling minim cahaya sekalipun. Kemampuan itulah yang ingin dibuktikan oleh Google.

Iklan sindiran itu diunggah oleh Product Marketing VP Google, Marvin Chow di Twitter. Dalam unggahannya, ditampilkan foto yang membandingkan kualitas jepretan dari kamera iPhone dan Pixel 3 dengan objek seorang perempuan yang sama.

{Baca juga: Smartphone Android Q Bakal Secanggih iPhone XS?}

Hasil jepretan Pixel 3 yang berada di sisi kanan terlihat lebih fokus dan jelas. Lain hal, foto di sebelah kiri yang menjadi pembanding merupakan hasil jepretan kamera iPhone XS yang menampilkan gambar cukup gelap.

Namun demikian, belum terkonfirmasi benar apakah foto yang menampakkan gambar gelap memang hasil jepretan kamera iPhone XS atau tidak. Yang jelas, Google sengaja ingin meledek Apple dengan membandingkan kualitas kamera Pixel 3 dan iPhone XS.

Cuitan Chow sempat memunculkan perdebatan. Sebagian pengguna mempertanyakan permainan cahaya di gambar itu. Sayang, Google maupun Apple belum bersedia memberi komentar terkait kehebohan yang viral di Twitter tersebut.

{Baca juga: Lagi, Pengguna Alami Masalah di Google Pixel 3}

Beberapa waktu lalu, sejumlah pengguna dilaporkan mengalami masalah dengan Google Pixel 3. Kabarnya, beberapa pengguna mengeluh bahwa suhu Pixel 3 yang tiba-tiba meningkat secara signifikan ketika sedang diisi daya baterai.

Masalah tersebut terjadi ketika para pengguna tetap menggunakan ponsel untuk melakukan panggilan video, streaming, dan lainnya sambil diisi daya. Masalah sebagian besar terjadi ketika pengguna menggunakan perangkat wireless charger. (SN/FHP)

Hotman Paris Borong Saham YouTube, Mau Ngapain?

0

Telko.id, Jakarta – Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea berencana untuk beli saham YouTube. Tujuannya, ia ingin menghapus konten alay atau kampungan dan konten tak mendidik.

Ia merasa kesal dengan kehadiran konten alay yang justru populer di YouTube. Pada akun Youtube pribadinya “Hotman Paris Official“, ia mengunggah video dengan judul ” Viral, Hotman Paris Mau Membeli YouTube dan Hapus Channel Alay” pada 30 Januari 2019 kemarin.

“Saya gregetan melihat postingan YouTube yang alay atau sangat-sangat tidak mendidik. Lucu-lucuan gak jelas. Saya ingin menghapus konten itu,” tegasnya.

{Baca juga: YouTube Stop Rekomendasi Video Bumi Datar}

Hotman pun membeberkan rencananya agar dapat menghapus konten itu di platform streaming milik Google ini.

Ia menyatakan, akan membeli saham YouTube agar rencananya untuk menghapus konten tak mendidik bisa segera terlaksana.

“Jadi kalau terus-terus Anda membuat postingan yang tidak mendidik atau alay hanya untuk menaikan follower, hati-hati,” katanya.

{Baca juga: Keluar dari Penjara, Ahok Langsung Bikin Vlog}

“Saya pelan-pelan akan mulai membeli saham YouTube, dan begitu sudah memenuhi syarat gue akan delete kamu postingan tersebut, channel kamu akan saya stop,” tambahnya.

Hotman juga memberikan himbauan kepada para youtubers untuk lebih membuat konten yang lebih mendidik, daripada membuat konten alay yang sama sekali tidak memberikan inspirasi kepada penontonnya. Ia memberikan contoh, seperti konten yang membahas masalah masyarakat dan juga cara untuk mengatasinya.

“Kepada para youtubers yang membuat konten alay, lebih baik kalian membuat konten-konten yang mendidik yang membahas masalah masyarakat, apa persoalannya, dan bagaimana mengatasinya,” tutur Hotman.

{Baca juga: YouTube Tampilkan Video Rekomendasi untuk Diunduh}

Meski demikian, Hotman sama sekali tidak mengungkapkan soal berapa jumlah saham YouTube yang ingin dia beli. Ia hanya mengatakan bahwa konten seperti itu harus segera dihentikan karena berdampak pada masyarakat Indonesia.

“Itu konten alay dan tidak mendidik bisa menghambat pembangunan bangsa. Itu bisa menghambat perkembangan pendidikan pada generasi muda, jadi harus dihentikan dari sekarang,” tutupnya. (NM/FHP)

Inikah Tampang Oppo F11 dengan Kamera Pop-up?

0

Telko.id, Jakarta – Tak lama lagi, Oppo sepertinya bakal meluncurkan suksesor dari Oppo F9, yakni Oppo F11 dengan sejumlah fitur dan teknologi terbaru, seperti kamera pop-up. Pasalnya, bocoran foto yang diduga smartphone tersebut sudah muncul ke permukaan.

Hal ini pertama kali dibocorkan oleh akun Twitter @ishanagarwal24. Ia mengatakan, bisa jadi bahwa smartphone itu merupakan Oppo F11 atau Oppo R19.

Pada foto, terlihat bahwa smartphone ini mengusung konsep desain seperti Oppo Find X. Sebab, F11 tampil dengan desain fullscreen nan bezel-less, tanpa adanya notch atau poni di bagian atasnya.

{Baca juga: 4 Fitur yang Bisa Kita Harapkan Ada di Smartphone 2019}

Belum diketahui berapa ukuran dan jenis layar yang digunakan. Tapi ada kemungkinan, smartphone ini akan menggunakan panel AMOLED dengan ukuran layar di atas 6 inci.

Pindah ke bagian belakang, Oppo F11 terlihat memiliki kamera ganda dengan desain frame yang benar-benar berbeda dibandingkan seri sebelumnya.

Jika Oppo F9 memiliki kamera ganda yang disusun secara horizontal di kiri atas body smartphone, seperti iPhone 7 Plus, 8 Plus, dan smartphone lainnya. Kini F11 memiliki frame kamera ganda yang disusun vertikal dan ditempatkan di tengah atas body smartphone, sedikit mirip Oppo R17 Pro.

{Baca juga: Inikah Smartphone Oppo Pertama dengan 10x Optical Zoom?}

Tepat di bagian bawahnya, terdapat sensor sidik jari dengan ukuran yang cukup besar, dan logo Oppo. Yang menarik dari desain F11 adalah, adanya kamera pop-up atau kamera mekanik yang mirip seperti Vivo NEX S.

Kamera tersebut akan muncul dari dalam body smartphone ketika pengguna mengaktifkan kamera depan atau memanfaatkan sistem keamanan berbasis pengenalan wajah.

Sayang, pria bernama Ishan Agarwal ini tidak mengungkapkan seperti apa spesifikasi lengkap serta fitur-fitur lainnya pada Oppo F11. Yang pasti, smartphone tersebut telah berjalan di sistem operasi ColorOS 6 berbasis Android 9 Pie.

Sebelumnya, smartphone yang diduga sebagai Oppo F11 dengan nomor kode Oppo CPH1969 telah mendapatkan aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Indonesia. Smartphone tersebut diajukan oleh PT. Selalu Bahagia Bersama, dengan nilai TKDN mencapai 33,38%.

{Baca juga: Oppo Pamer Teknologi Optical Zoom 10x, untuk Oppo Poseidon?}

Dirumorkan, smartphone ini akan diluncurkan pada bulan Februari atau Maret mendatang. Salah satu fitur utama yang akan disematkan di dalamnya kemungkinan adalah teknologi optical zoom 10x, yang merupakan hasil pengembangan dari teknologi sebelumnya, 5x Dual-Camera Zoom. (FHP)

Kenapa ROG Phone Belum Juga Dijual, Asus?

0

Telko.id, Jakarta – Pertengahan Desember tahun lalu, Asus resmi memperkenalkan smartphone gaming premium pertama di Indonesia, Asus ROG Phone. Saat itu, smartphone tersebut dijanjikan akan dijual pada Januari tahun 2019.

Namun kenyataannya, ROG Phone sampai sekarang belum juga dijual secara resmi oleh brand asal Taiwan ini.

Diungkapkan Head of PR eMarketing Asus Indonesia, Muhammad Firman, ada alasan kenapa ROG Phone belum juga dijual di Indonesia. Menurutnya, ROG Phone saat itu masih berada dalam proses sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan baru sekarang mendapatkan sertifikasi tersebut.

{Baca juga: Akhirnya! Asus ROG Phone Diluncurkan di Indonesia}

“Kita baru dapat TKDN 30% di minggu ini (untuk ROG Phone),” katanya, saat ditemui tim Telko.id usai acara peluncuran Asus ROG dengan GeForce RTX di Jakarta, Selasa (29/01/2019).

Meski baru mendapatkan TKDN, ROG Phone tidak dapat langsung diproduksi dan dijual begitu saja. Sebab, Asus harus menunggu penyelesaian dokumen TKDN yang akan rampung dalam waktu 14 sampai 20 hari masa kerja.

“Kurang lebih sekitar 14 sampai 20 hari kerja baru bisa dokumennya selesai dan kita keluarkan dari pabrik di Batam,” jelasnya.

{Baca juga: 3 Smartphone Gaming Khusus untuk Gamers Hardcore}

Asus Indonesia menjanjikan, bahwa smartphone gaming premium tersebut akan dijual perdana bagi gamers Tanah Air pada bulan Februari tahun ini. Perlu diketahui, harga Asus ROG Phone di Indonesia mencapai Rp 12,9 untuk versi 8GB/128GB, dan Rp 14,9 jutaan untuk model 8GB/512GB.

“Mungkin sekitar Februari akan tersedia,” ungkap Firman.

Sebagai smartphone gaming, tentu saja ROG Phone mengusung spesifikasi tinggi yang mampu mendukung para gamers untuk bermain game dengan grafis dan kualitas “rata kanan” atau kualitas paling tinggi.

{Baca juga: 10 Smartphone Android Paling Kencang versi AnTuTu}

Asus ROG Phone memiliki layar berjenis AMOLED berukuran 6 inci dengan resolusi Full HD+ (2.160 x 1.080 piksel) dengan aspek rasio 18 : 9. Seperti Razer Phone, layarnya juga telah mendukung refresh rate hingga 90 Hz dan response time 1ms pixel untuk memastikan konten yang disajikan bebas dari blur.

Di sektor mesin utamanya, disematkan prosesor octa-core 2.96 GHz Snapdragon 845, RAM LPDDR4X 8GB, ROM 128GB/512GB, serta baterai berkapasitas 4,000 mAh yang mendukung teknologi fast charging bernama HyperCharge.

Untuk kamera, Asus ROG Phone dibekali kamera ganda dengan resolusi masing-masing 12MP lensa normal dan 8MP lensa wide-angle 120°. Sementara kamera depannya, beresolusi 8MP saja. Nantinya dalam paket pembelian, konsumen mendapatkan Active Cooler, ROG Gaming Case, dan controller Gamevice. (FHP)

4 Fitur yang Bisa Kita Harapkan Ada di Smartphone 2019

0

Telko.id, Jakarta – Sementara produsen smartphone berlomba-lomba untuk  membedakan produk mereka, entah terkait desain atau perangkat lunak yang dibawanya, selalu ada beberapa fitur yang dibutuhkan smartphone untuk ada di badannya. Paling tidak, demi tidak tertinggal dari smartphone lainnya.

Sepanjang tahun 2018 lalu misalnya, sejumlah fitur seperti dual camera, bodi logam dan kaca, serta poni atau notch seperti menjadi tren tersendiri di ranah smartphone. Saking populernya, hampir semua smartphone yang beredar di pasaran mengadopsi setidaknya satu dari ketiga fitur itu. Jika tidak punya poni, ya memiliki desain kaca; jika tidak memiliki desain kaca atau yang menyerupainya, ya membawa fitur dual camera; dan seterusnya. Bahkan tak jarang ada yang mengadopsi langsung ketiganya.

Lantas, fitur seperti apa lagi yang kira-kira bisa kita harapkan di tahun 2019 ini? Sekedar triple kamera kah? Warna gradasi kah? Atau…

Untuk kami pribadi, jika mengingat kembali ke tahun 2018 dan menyongsong 2019 ini, paling tidak ada empat fitur yang kami harapkan bisa banyak terlihat di smartphone dalam waktu dekat. Apa saja?

Sidik jari di layar

Menempatkan pemindai sidik jari di bagian belakang ponsel sepertinya tidak akan lagi menjadi pilihan terbaik bagi para produsen smartphone. Sebaliknya, mereka akan memilih untuk menempatkannya di bagian yang tak diketahui orang, misalnya saja di layar.

Salah satu produsen asal negeri tirai bambu, Oppo, mengaplikasikan itu di smartphone teranyarnya, Oppo R17 Pro. Menyebutnya, sebagai pemindai sidik jari tersembunyi, Oppo mencoba memberikan pengalaman baru membuka kunci perangkat yang cepat dan akurat lewat R17 Pro. Teknologi pemindaian sidik jari ini memafaatkan sensor cahaya yang dapat menangkap gambar sidik jari pengguna. Kontribusi dari layar OLED yang memiliki pencahayaan mandiri pun dinilai sangat membantu mempercepat pengenalan sidik jari pada perangkat.

Fotografi low light

Kebutuhan akan kamera yang mumpuni tak dimungkiri akan terus menjadi keinginan para pengguna smartphone. Apalagi selama mengabadikan momen dengan cara sesimpel mungkin masih menjadi kegemaran banyak orang.

Saat ini, sebagian besar smartphone telah datang dengan kemampuan terbaik di sektor kamera. Namun demikian, tak semua bisa diperuntukkan untuk fotografi low light. Fotografi dengan cahaya rendah, bagaimanapun, tetap menjadi tugas yang tidak mudah bagi hampir semua ponsel pintar. Tak heran, jika beragam upaya pun dilakukan, termasuk membekalinya dengan teknologi AI. Oppo menciptakan AI Ultra-Clear engine yang terdiri dari AI engine, Ultra-clear engine dan color engine. Dengan fitur ini, pengguna disebut-sebut tak hanya akan mendapatkan hasil yang jernih dan terang di kondisi banyak cahaya, di malam hari pun sama baiknya.

{Baca juga: Potret Indahnya Malam di Jakarta Pakai Kamera Oppo R17 Pro}

Ketika mengidentifikasi kondisi kurang cahaya, ultra-clear Engine di perangkat secara cerdas akan mengaktifkan ultra-clear night mode untuk memberikan efek pengurangan noise, pengaktifan anti getar dan meningkatkan dynamic range untuk menghasilkan foto malam dengan tingkat kecerahan tinggi, kaya warna dan hasil yang jernih.

Tombol mute fisik

Apple telah mengadopsi fitur ini, pun demikian dengan smartphone yang sudah sejak jauh-jauh hari hengkang dari tanah air, OnePlus. Sekilas, mungkin terdengar sepele. Namun disadari atau tidak, tombol mute fisik memberikan keuntungan bagi pengguna. Kenapa? Karena dapat dengan cepat membuat pengguna merasakan jika ponselnya dalam keadaan diam atau tidak. Tanpa mereka perlu membangunkannya terlebih dahulu.

Sebagian besar ponsel Android mengharuskan ponsel dibangunkan, dibuka kuncinya, dan menekan tombol volume beberapa kali – atau menggunakan tile di dropdown pengaturan cepat – kedua metode ini, walau bagaimanapun, butuh waktu lebih lama dan lebih banyak interaksi daripada hanya menggerakkan saklar ke samping.

Pengisian super cepat

Baterai, bagaimanapun akan terus menjadi isu klasik di kerajaan smartphone. Apalagi dengan semakin berkembangnya kebutuhan manusia dan semakin banyaknya aplikasi yang tersedia.

Tentu saja, baterai dengan kapasitas besar bisa menjadi solusi. Tapi ini juga tak selamanya menolong. Terlebih ketika ponsel yang kehabisan tenaga, harus diburu-buru oleh waktu. Menunggu selama 2,5 jam untuk membuatnya terisi penuh tentu bukan opsi terbaik bukan? Karenanya, fast charging akan selalu dibutuhkan. Jika bisa, lebih cepat dari sebelumnya.

{Baca juga: Menjajal SuperVOOC Flash Charge di R17 Pro, Beneran Cepat?}

Teknologi SuperVOOC Flash Charge milik Oppo misalnya, diklaim dapat mengisi baterai ponsel hingga 40% hanya dalam waktu 10 menit. Selai itu, ini juga aman lantaran SuperVOOC dapat secara inovatif mengurangi voltase pada baterai bi-cell dengan level voltase seperti pada penggunaan baterai tunggal. SuperVOOC juga mengadopsi teknologi 5 tingkatan perlindungan, mulai dari adapter, baterai, lubang pengisian daya terdapat 5 chip yang berfungsi untuk melindungi pengisian daya.

Indosat tunggu Aturan Yang Jelas Dulu, Baru Merger

0

Telko.id – CEO dan Presiden Direktur Indosat Ooredoo, Chris Kanter optimis, jika ada aturan yang jelas, maka ada kemungkinan perusahaannya akan mengakusisi operator lain juga terbuka. Yang menurutnya, bukan hanya Indosat, semua operator juga menunggu hal tersebut.

“Industri telekomunikasi saat ini menanti kejelasan aturan kepemilikan spektrum jika kelak ada kesepakatan merger akuisisi antar dua perusahaan seluler,” ujar Chrsi Kanter pada media, beberapa waktu lalu di Yogayakarta.

Foto: Chris Kanter CEO dan Presiden Direktur Indosat Ooredoo

Apakah frekuensi itu bisa dibawa ketika merger atau tidak? Pasalnya, ketika dulu XL mengakuisisi Axis, frekuensi nya harus dikembalikan. Padahal, frekuensi itu merupakan asset yang sangat berharga bagi sebuah perusahaan itu tidak masuk dalam variable yang diperhitungkan dalam proses akuisisi. Itu sebabnya, masalah frekuensi ini juga ‘harus’ terang benderang, supaya operator yang ingin melakukan akuisisi atau merger ini juga bisa lebih clear saat melakukan pra akuisisi.

Pemerintah mendorong merger akusisi operator telekomunikasi demi menciptakan bisnis seluler yang kondusif, tapi tidak didukung dengan aturan yang jelas.

Bagi Indosat, merger akusisi ini sangat kompleks. Mulai dari kepemilikan spektrum hingga perizinan aset perusahaan, seperti salah satunya izin operasional satelit.

“Saat ini aturannya ngga jelas, apakah spektrum akan masuk sebagai bagian dari kesepakatan bisnis atau engga. Belum soal ijin lainnya apakah masuk dalam kesepakatan bisnis juga?,” imbuhnya.

Chris coba membandingkan dengan industry lain. Misalnya, di industri perbankan. Ada Bank BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) 4 ada lima di sini (Indonesia), semua bikin untung, nggak ada yang banting-bantingan interest, kemudian ada bank BUKU 3, ada 15 di sini, mereka pun bikin untung karena segmentasinya jelas, (walau) nggak ada yang ngatur,” jelasnya.

Namun, Chris menilai bahwa untuk di Industri telekomunikasi tidak bisa di berlakukan tarif batas bawah seperti di industri penerbangan. Kalau di industri penerbangan dimungkinkan, itu menurutnya karena alasan keamanan dan keselamatan. “Kalau di industri beginian (telekomunikasi), siapa yang berani matok minimum pulsa dijual segini,” ujarnya.

Sebenarnya, jika aturannya jelas, Indosat akan cepat bereaksi. Pasalnya, Chris mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak tentang merger akuisisi ini sejak tahun lalu. Sayang, mantan komisari Indosat ini tidak mau mengungkapkan, siapa yang diajak bicara. Hanya saja, santer dibicarakan Indosat Ooredoo bakal melakukan merger akuisisi dengan operator XL Axiata.

Bahkan, menurut Chris juga sudah dibicarakan oleh para investor pada 2018 lalu. Dan, kalau merger akusisi ini benar terjadi maka Chris yakin bahwa Indosat akan imbang dengan Telkomsel.

“Sebenernya paling enak saya nyaplok (mengakusisi-red) perusahaan lain, kalau nyaplok kita akan imbang dengan Telkomsel. Kalau levelling, nggak bunuh-bunuhan nanti,” kata Chris.

Jadi, sesama operator seluler bisa seimbang atau levelling, yang akan membuat iklim usaha pun sehat, antar-operator seluler. “Tidak akan terjadi “bunuh-bunuhan”, seperti perang harga atau menjual pulsa dengan harga semurah-murahnya demi akuisisi pelanggan,” ujar Chris menjelaskan.

Sebagai informasi, Telkomsel saat ini masih menjadi pemimpin di industri telekomunikasi dengan pangsa pasar sebesar 50 persen, sementara Indosat 35 persen dan XL Axiata 15 persen.

Diketahui konsolidasi antar operator seluler di Indonesia memang telah digaungkan sejak beberapa tahun lalu. Termasuk juga Kemenkominfo. Tujuannya agar perusahaan telekomunikasi di Indonesia menjadi semakin kuat dan sehat.

Rudiantara pun telah beberapa kali berbicara soal konsolidasi antaroperator seluler di Indonesia. Terakhir, dirinya kembali melontarkan pernyataan soal konsolidasi operator seluler, pada November 2018 lalu.

Menurut dia merger sangat penting kalau perusahaan telekomunikasi ingin menjadi lebih kuat.

“Konsolidasi perusahaan telekomunikasi atau operator tak melulu soal kebijakan. Namun memang aturannya itu (konsolidasi) belum ada. Kami sedang menyiapkan. Kami juga tidak ingin kebijakan konsolidasi dibuat, tetapi malah tidak ada konsolidasi,” terang Rudiantara, kala itu. (Icha)