spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 1154

Belum Dijual, Toko Ini Layani ‘Hands-on’ Samsung Galaxy S10

0

Telko.id, Jakarta – Ada kabar gembira bagi fans Samsung di Amerika Serikat (AS) yang sudah tak sabar membeli Samsung Galaxy S10. Pasalnya, sebuah toko di New York, AS menyediakan unit demo smartphone bagi yang ingin menjajal atau hands-on Galaxy S10, pada hari peluncurannya.

Tentu kesempatan ini tak boleh dilewatkan. Karena sembari menunggu dibukanya pre-order, para fans bisa mencicipi secara langsung Galaxy S10 di toko bernama ‘Samsung 837’ itu.

Jadi, nanti setelah Samsung resmi meluncurkan Galaxy S10 pada 20 Fabruari di San Fransisco, Anda bisa langsung menyambangi toko Samsung 837 ini untuk mencoba unit demo yang disediakan toko tersebut secara langsung.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Senin (11/02/2019), Samsung menyediakan toko utama di Ney York ini untuk memberikan kesempatan kepada para penggunanya untuk merasakan produk-produk terbaru mereka.

Menurut pihak Samsung, toko tersebut  adalah pusat pengalaman terbesar yang mereka bangun di Amerika Serikat, sehingga cocok dijadikan tempat bagi orang untuk merasakan pengalaman secara langsung menggunakan produk-produk baru dari Samsung.

{Baca juga: Siap-siap! Ini Tanggal Rilis Samsung Galaxy S10}

Sebelumnya Samsung telah mengumumkan bahwa Galaxy S10 akan dirilis pada tanggal 20 Februari 2019 di acara Samsung Unpacked, yang biasanya berbarengan dengan digelarnya ajang MWC 2019 di Barcelona Spanyol.

Namun di tahun ini, pabrikan asal Korea Selatan itu nampaknya mulai meningalkan tradisi lama itu, dan lebih memilih San Fransisco sebagai destinasi tempat mengumumkan smartphone flagship tercanggihnya itu.

Kepastian tanggal peluncuran Galaxy S10 ini terungkap lewat undangan yang disebarkan Samsung, dimana pada undangan tersebut terpampang angka 10 yang diduga kuat sebagai tanda peluncuran Galaxy S10.

Kabarnya Samsung akan meluncurkan tiga model unggulan, yakni Galaxy S10, dan Galaxy S10+, dan Samsung Galaxy S10e yang disebut-sebut sebagai produk bersi flagship dengan harga yang lebih terjangkau.

Sedangkan untuk pre-order, menurut rumor yang beredar menyebtkan bahwa Samsung akan mulai membuka pre-order mulai 21 Februari 2019 atau satu hari setelah tanggal peluncuran.

Samsung Galaxy S10 sendiri memang telah menjadi topik pembicaraan. Hal ini semakin ramai usai munculnya berbagai foto yang diklaim sebagai wujud dari smartphone tersebut.

Misalnya sempat ada rumor jika Galaxy S10 dipastikan akan memiliki dua kamera ganda di bagian depannya. Hal ini karena adanya bocoran foto desain Galaxy S10 yang tersebar melalui situs Slashleaks.

Dilansir Ubergizmo, Senin (10/12), bocoran foto Galaxy S10 tersebut dibagikan akun NTKLEAK di situs Slashleaks, yang kemudian diposting ulang oleh Đỗ Văn Hải melalui Facebook-nya, meski telah dihapus.

{Baca juga: Bocoran Foto Ini Ungkap Desain Samsung Galaxy S10}

Foto itu menunjukkan prototipe Galaxy S10 yang menampilkan dua kamera di bagian depan, yang terletak di sisi kanan layar smartphone. Posisinya sedikit berbeda dengan rumor soal kamera Samsung Galaxy S10.

Akan tetapi, jika melihat bahwa ini merupakan perangkat prototipe, maka ada kemungkinan Samsung memiliki pilihan desain yang lainnya. Kini kita hanya bisa menunggu tanggal 20 Februari, saat Samsung mengumumkan Galaxy S10. [NM/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Bug di Adobe Bikin Speaker MacBook Pro Mati Total

0

Telko.id, Jakarta – Bug atau cacat perangkat lunak mengakibatkan crash sehingga komputer harus dimatikan paksa. Jarang ada bug yang membuat kerusakan fisik dan permanen di perangkat keras komputer. Namun kali ini berbeda, karena akibat bug di Adobe bisa membuat speaker di MacBook Pro mati total.

Menurut laporan 9to5mac, seperti dikutip Telko.id pada Minggu (10/2/2019), dalam serangkaian unggahan di forum Adobe Premiere CC, sebuah bug di perangkat lunak mengakibatkan kerusakan di speaker MacBook Pro. Speaker perangkat tersebut meledak.

“Saya punya MacBook Pro 15 inci. Baru dua bulan. Ketika saya sedang menggarap sebuah proyek, volume MacBook Pro tiba-tiba terserang suara garukan sangat keras. Saya tidak bisa menghentikannya sampai speaker akhirnya mati total,” ujar seorang pengguna.

{Baca juga: MacBook Pro & iMac Pro Tak Bisa Diperbaiki Pihak Ketiga}

Pengguna lain mengungkapkan pengalaman serupa. Ia menyebut, bug itu membuat laptop seketika mengeluarkan suara keras seperti suara papan tulis disayat-sayat. Suara tersebut lantas meledakkan speaker dan mengakibatkan kerusakan permanen di perangkat.

Juru bicara Adobe menyarankan pengguna untuk memastikan mikrofon perangkat dimatikan saat menggunakan audio enhancement. Penyebab suara keras itu mungkin adalah feedback loop. Sampai kini, belum tahu rencana Adobe untuk mengatasi persoalan tersebut.

MacBook Pro tampaknya memang memiliki masalah perangkat keras baru. Laporan dari iFixit menjelaskan tentang masalah backlight di perangkat, mengakibatkan bagian bawah layar terlihat tidak rata. Seorang pengguna menamai masalah ini “Flexgate”.

{Baca juga: Pengguna Sebut MacBook Pro Punya Masalah “Flexgate”}

Masalah tersebut  tampaknya disebabkan oleh kabel yang menghubungkan layar MacBook dengan control board di bagian dasar komputer. Mulai MacBook Pro 2016, Apple menggunakan pita kabel fleksibel yang akan tertarik setiap pengguna membuka laptop. [SN/HBS]

 

 

Aneh, Google Pixel Jadi Ponsel Paling Laris di AS

0

Telko.id, Jakarta – Penjualan ponsel secara global boleh saja tengah lesu dan mengalami penurunan. Namun, ada satu nama yang tengah naik daun alias ponsel paling laris di Amerika Serikat (AS), yakni lini ponsel Google Pixel.

Berdasarkan riset dari Strategy Analytics, Pixel adalah merek ponsel yang pertumbuhannya paling kencang di AS saat ini.

Menurut perusahaan riset itu, Google menargetkan orang kaya AS dengan ponsel yang kaya fitur, seperti eSIM dan banyak aplikasi pendukung lainnya.

Bagi fanboy Android, lini Pixel bisa dibilang adalah ponsel impian. Segala macam pembaruan di Android hampir pasti akan tersedia pertama kali di Pixel, seperti pembaruan sistem operasi dan fitur-fitur baru.

Sebut saja fitur Call Screen yang bisa memfilter telepon-telepon yang tak jelas asalnya, sampai fitur Duplex, di mana Google Assistant bisa membuat janji dan reservasi restoran untuk penggunanya. Selain itu, fitur andalan semua versi Pixel sampai saat ini tentulah kemampuan kamera belakangnya.

{Baca juga: Belum Dirilis, Ini Penampakan Google Pixel 3 Lite?}

Meski begitu, lini Pixel bukan tanpa cela. Pixel 2 dan Pixel 2 XL punya banyak masalah saat pertama diluncurkan. Seperti speaker yang ber-noise, atau reproduksi warna pada layarnya yang kebiruan, dan beberapa masalah lain.

Untungnya, menurut laporan Phone Arena, pada Pixel 3 dan Pixel 3 XL tak ditemukan adanya keluhan berarti, setidaknya sampai saat ini. Pixel memang disebut sebagai merek yang pertumbuhannya paling cepat di AS saat ini.

{Baca juga: Fitur Call Screen Hadir di Google Pixel dan Pixel XL?}

Namun, sepertinya mereka belum bisa menyalip iPhone dalam waktu dekat. Pasalnya, lagi-lagi, Pixel memang lebih ditujukan untuk para pencinta Android murni dengan pangsa pasar yang cukup terbatas. [BA/HBS]

Sumber: PhoneArena 

Xiaomi Siapkan Smartphone Layar Lengkung di Empat Sisi?

0

Telko.id, Jakarta – Samsung Galaxy S9 memiliki layar lengkung di bagian kanan dan kiri. Tak mau kalah, Xiaomi disebutkan akan membuat smartphone layar lengkung, bahkan dengan bagian lengkung di sisi atas dan bawah.

Hal itu terungkap dari dokumen paten yang ddiajukan oleh Xiaomi. Dilansir GSM Arena, Xiaomi mengajukan paten ponsel berdesain empat layar lengkung ke The World Intellectual Property Office (WIPO).

Seperti dikutip Telko.id pada Minggu (10/2/2019), dalam desain paten Xiaomi, tidak terlihat kamera depan. Bisa jadi, Xiaomi akan memakai kamera di dalam layar atau justru tanpa kamera depan sama sekali.

Dalam desain juga terlihat ada dual camera dengan LED di bagian samping. Ada pula konektor USB di bagian bawah, di samping pinggir layar lengkung. Namun, semua barulah paten alias belum tentu diterapkan.

{Baca juga: Bos Xiaomi Pamer Smartphone Lipat, Mi Mix Flex?}

Xiaomi mendaftarkan paten desain tersebut supaya tidak digunakan oleh perusahaan lain. Xiaomi ingin mengikuti jejak Meizu Zero dan Vivo APX 2019 yang memperkenalkan konsep demi dapat popularitas.

Sebelumnya, Xiaomi dikabarkan tengah menuntaskan pengembangan ponsel gaming generasi ketiga bernama Black Shark 2. Kode namanya Skywalker. Informasi itu datang via unggahan Xiaomi di jejaring sosial Weibo.

Dalam unggahan Xiaomi di jejaring sosial asal China tersebut, Direktur Produk Xiaomi, Wang Teng Thomas, mengungkapkan informasi tentang ponsel baru, bahkan mengakuinya sebagai Black Shark versi baru.

{Baca juga: Setelah Xiaomi Mi 9, Giliran Black Shark 2 Nongol di Weibo}

Thomas juga mengklaim bahwa perangkat baru Xiaomi itu bakal berciri khas dan dilengkapi dengan teknologi canggih. Sebelumnya, memang beredar informasi bahwa Xiaomi tengah mengembangkan penerus Black Shark sejak April 2017. [SN/HBS]

Sumber: GSMArena

Apple “Ngoprek” iPhone 7 dan iPhone 8 demi Jerman

0

Telko.id, JakartaApple kabarnya akan “mengoprek” mesin iPhone 7 dan iPhone 8. Upaya itu dilakukan supaya mereka bisa memasarkan produk di Jerman, setelah ada larangan gara-gara sengketa hak paten dengan Qualcomm, akhir tahun lalu.

Dikutip Telko.id dari Phone Arena, Sabtu (9/2/2019), Apple akan membuat iPhone 7 dan iPhone 8 versi terbaru tanpa memakai envelope tracker berdaya rendah. Komponen tersebut menjadi sumber masalah pelanggaran paten di Jerman.

Menurut informasi, Apple sudah membuat iPhone 7 dan iPhone 8 dengan chip envelope tracker. Envelope tracker merupakan teknologi yang digunakan untuk efisiensi baterai saat modem ponsel dakam kondisi aktif atau menyala.

Menghilangkan chip lama akan menguntungkan Apple karena dapat mematahkan konsekuensi hukum atas kasus tersebut. Apalagi, larangan dari pengadilan di Munich berimbas kepada iPhone 8, iPhone 7 Plus, iPhone 8 ,dan iPhone 8 Plus.

{Baca juga: Qualcomm Klaim Apple Masih Ngutang Rp 106 Triliun}

Awal Februari 2019, pengadilan wilayah Munich membatalkan empat tuntutan hukum soal pelanggaran paten yang didaftarkan Qualcomm. Paten tersebut terkait kemampuan pencarian di Siri dan Spotlight di iPhone.

Dengan pembatalan tersebut, masih ada empat tuntutan hukum lain terkait pencarian yang didaftarkan. Perlu diketahui sebelumnya, pada Desember 2018, pengadilan sempat memenangkan Qualcomm atas tuntutan hukum terhadap Apple.

Ketika itu, seperti dilansir Telko.id dari Apple Insider pada Jumat (01/02/2019), pengadilan wilayah Munich mengeluarkan perintah pelarangan penjualan iPhone 7, iPhone 7 Plus, iPhone 8, dan iPhone 8 Plus di Jerman.

{Baca juga: Jerman Batalkan Empat Gugatan Qualcomm ke Apple}

Namun pada awal bulan ini, pengadilan wilayah Mannheim, Jerman, membatalkan tuntutan hukum pelarangan paten lain yang didaftarkan terhadap Apple. Pengadilan menganggap, tuntutan perusahaan chipset itu tidak berdasar. [SN/HBS]

Sumber: PhoneArena

 

Penampakan Pertama Versi Murah Galaxy S10e Berkelir Kuning

0

Telko.id, Jakarta – Walaupun belum resmi diluncurkan tetapi informasi mengenai wujud trio Samsung Galaxy S10 mulai banyak bermunculan. Selain menyiapkan model flagship, Samsung disebutkan juga menyiapkan versi murahnya, yakni Samsung Galaxy S10e.

Dugaan itu semakin diperkuat dengan munculnya bocoran foto yang menampilkan pilihan warna-warna cerah yang ada di Galaxy S10e, salah satunya warna Canary Yellow.

Dilansir Telko.id dari GSMArena pada Sabtu (09/02/2019), gambar yang beredar di dunia maya tersebut mengindikasikan bahwa Samsung Galaxy S10e kemungkinan akan memiliki fisik dengan warna kuning.

Pada gambar tersebut juga terlihat perangkat layar Super AMOLED 5,8 inci dengan kamera tunggal di depan dan kamera ganda di bagian belakang. Kemudian foto tersebut memperlihatka pemindai sidik jari yang dipasang di samping dan tertanam ke dalam tombol daya.

Selain warna Canary Yellow  ada juga warna lainnya. Samsung Galaxy S10e kabarnya akan hadir dalam warna Prism Black, Emerald Green dan Pearl White.

Gambar tersebut tidak hanya menunjukan “bocoran” mengenai warna saja tetapi juga ukuran. Samsung Galaxy S10e kabarnya akan memiliki ukuran 142,5 x 70,5 x 8,1 mm dan ini menjadi yang terkecil dibandingkan seri lainnya.

{Baca juga: Bocor! Begini Penampakan Samsung Galaxy S10+}

Diketahui bahwa Samsung Galaxy S10 memiliki layar 6,1 inci dan berukuran 149,9 x 71,6 x 8,1 mm. Sementara Samsung Galaxy S10+ memiliki layar 6,4 inci dan ukuran 157,0 x 75,3 x 8,1 mm.

Sama seperti series lainnya, Samsung Galaxy S10e akan diluncurkan pada 20 Februari 2019 dengan pre-order dimulai pada hari yang sama. Sedangkan pengiriman produk diperkirakan akan dilakukan mulai 8 Maret mendatang.

Soal harga kemungkinan Samsung Galaxy S10e dengan model RAM 6GB dan memori penyimpanan 128GB akan dibandrol dengan harga €780 atau Rp 12,4 juta. Jika harga itu benar maka Samsung Galaxy S10e akan bersaing dengan iPhone 8R yang memiliki harga  €845 atau Rp 13,4 juta. yang juga hadir dengan warna kuning.

{Baca juga: Makin Jelas, Ini Bocoran Terbaik Samsung Galaxy S10 dan S10+}

Sebelumnya bocoran terbaik yang menampilkan wujud Samsung Galaxy S10 dan Samsung Galaxy S10+ beredar di jagat internet. Di bocoran ini, diperlihatkan bagian depan dan belakang dari kedua smartphone flagship Samsung tersebut dengan cukup jelas.

Bocoran tersebut diunggah oleh akun Twitter, @SaudiAndroid yang menyebarkan foto hands-onSamsung Galaxy S10 dan S10+.

Menurut GSMArena, seperti dikutip Telko.id pada Jumat (08/02/2019), bocoran desain Galaxy S10 dan S10+ benar-benar mirip dengan rumor dan bocoran yang beredar sebelumnya. [NM/HBS]

Source

Luncurkan Hot 6X, Infinix Gandeng Smartfren

0

Telko.id, Jakarta – Infinix gandeng Smartfren meluncurkan produk terbarunya Hot 6X. Guna mendukung aktivitas dan keinginan anak muda dimana internet menjadi sebuah kebutuhan yang tak dapat dilewatkan untuk dapat tetap produktif.

“Memiliki tujuan yang sama, Smartfren bersama Infinix Hot 6X ingin agar para pengguna dapat terus produktif dan aktif melakukan setiap kegiatannya melalui smartphone. Tanpa perlu mengkhawatirkan kualitas smartphone dan jaringan internet, dimanapun dan kapanpun.” kata Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Smartfren Indonesia.

{Baca juga : Infinix Akan Fokus Jualan Online}

Tak hanya bersama Smartfren Indonesia, Infinix Indonesia kini juga hadir secara eksklusif bersama Shopee dan AkuLaku sebagai partner e-commerce untuk penjualan perdana Infinix Hot 6X di Indonesia.

“Tidak hanya smartphone, Infinix juga meluncurkan 2 smart accessories yang sudah lama dinantikan para X-Fans Indonesia, yakni Smartband dan Powerbank Quick Charge 10.000 mAh yang tentunya hadir dengan harga yang siap bersaing.” Ungkap Agus Supangat, Assistant Country Manager Infinix Indonesia.

Bersama Shopee Infinix siap melakukan penjualan 3 produk perdananya. Yakni, Infinix Hot 6X dalam  versi 3/32GB, Infinix XBand 3 dan Powerbank Quick Charge 10.000 mAh pada tanggal 12 Februari 2019.

Christin Djuarto, Direktur Shopee Indonesia menuturkan “Kami menyambut baik kerjasama dengan Infinix dalam peluncuran eksklusif Infinix Hot 6X di Shopee. Melihat antusiasme yang cukup besar dari pengguna Shopee terhadap flash sale Infinix sebelumnya, kami berharap peluncuran eksklusif Infinix Hot 6X dapat menjawab kebutuhan pembeli dengan beragam fitur menarik yang ditawarkan produk ini”.

{Baca juga : Siap Diluncurkan, Berapa Harga Vivo V15 di Indonesia?}

Begitu pula AkuLaku yang juga turut serta penjualan perdana eksklusif Infinix Hot 6X versi 2/16GB yang dibuka pada tanggal yang sama, 12 Febuari 2019.

“Melihat kesuksesan penjualan Infinix bersama Akulaku beberapa waktu lalu, kami yakin kerja sama dalam peluncuran Infinix Hot 6X ini akan mendapatkan antusiasme yang luar biasa dari para pengguna kami. Dengan layanan cicilan Akulaku, memungkinkan siapapun untuk menjadi bagian dari para pembeli pertama di Indonesia untuk memiliki Infinix Hot 6X.” jelas Anggie Setia Ariningsih, Director of Corporate Affairs and Public Relations Akulaku Indonesia. (MS)

Siap Diluncurkan, Berapa Harga Vivo V15 di Indonesia?

0

Telko.id, Jakarta – Smartphone menengah terbaru Vivo, yakni Vivo V15 dipastikan bakal diluncurkan di Indonesia dalam waktu dekat. Kemungkinan, ada dua tipe yang akan diluncurkan, yakni Vivo V15 dan Vivo V15 Pro.

Kepastian ini muncul setelah smartphone suksesor Vivo V11 itu telah didaftarkan dan mendapatkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Vivo Indonesia pun sudah mengkonfirmasi kehadiran smartphone dengan nomor kode Vivo 1819 ini. Menurut General Manager for Brand and Activation Vivo Indonesia, Edy Kusuma, pihaknya siap merilis Vivo V15 tak lama lagi.

{Baca juga: 8 Tips “Ngoprek” Fitur Bawaan di Vivo V11 Pro & V11}

“Kami telah mendaftarkan Vivo V15 dan memperoleh sertifikasi TKDN dengan tipe seri vivo 1819,” katanya, dalam keterangan resmi yang diterima Telko.id pada Jumat (08/02/2019).

“Saat ini, Vivo V15 telah masuk dalam tahap produksi dan telah siap dirilis secara resmi dalam waktu dekat untuk pasar Indonesia. Dukungan dari sejumlah mitra vivo telah memberikan peran dan kontribusi yang cukup besar dalam pemenuhan TKDN Vivo V15 ini,” jelasnya.

Sertifikat TKDN No. 40/ILMATE/TKDN/1/2019 untuk Vivo V15 dikeluarkan Kemenperin pada tanggal 22 Januari 2019 dengan nomor referensi 1900015. Dengan persentase TKDN sebesar 34,80%, kandungan TKDN pada Vivo V15 ini telah meningkat dari 30,98% yang sebelumnya diperoleh Vivo V11 Pro dan V11.

{Baca juga: Hore! 4 Smartphone Vivo dapat <i>Update</i> ke Android Pie}

Vivo V15 pun telah memenuhi standar kandungan lokal minimal 30% sebagai regulasi untuk smartphone 4G/LTE berbasis frequency-division duplex (FDD) yang akan masuk dan dipasarkan di Indonesia. Sementara untuk peraturan 4G LTE berbasis time-division duplex (TDD) akan mulai diadopsi sekitar tahun 2019 nanti.

Nantinya, ada dua tipe smartphone yang akan diperkenalkan, yakni Vivo V15 dan Vivo V15 Pro. Smartphone tersebut bakal mengusung desain yang terinspirasi dari seri Vivo NEX, karena memiliki layar fullscreen dengan bezel tipis, dan mempunyai kamera pop-up sebagai tempat bagi kamera depan beresolusi 32MP.

Sayang, Edy belum memberikan informasi soal kapan smartphone menengah terbaru itu akan diluncurkan di Indonesia. Padahal, Vivo sudah memastikan perkenalan smartphone ini secara global pada 20 Februari mendatang di ajang Mobile World Congress (MWC) 2019.

{Baca juga: Vivo V11 Pro Diklaim Cocok Buat Nge-game, Ini Alasannya}

Begitu juga dengan harga Vivo V15. Edy masih enggan mengungkapkan berapa harga untuk smartphone itu ketika diperkenalkan di Indonesia, meski di India telah beredar bocoran harganya yang berkisar 30.000 rupee atau setara dengan Rp 5,8 jutaan.

“Konfirmasi resmi Vivo V15 melalui sertifikasi TKDN ini tentunya menjawab rasa penasaran dari konsumen terhadap produk terbaru kami yang akan hadir di awal 2019. Inovasi teknologi terbaru dan fitur unggulan serta tanggal peluncuran V15 akan diumumkan di akun resmi vivo, jadi tunggu saja,” pungkas Edy. (NM/FHP)

Makin Jelas, Ini Bocoran Terbaik Samsung Galaxy S10 dan S10+

0

Telko.id, Jakarta – Bocoran terbaik yang menampilkan wujud Samsung Galaxy S10 dan Samsung Galaxy S10+ beredar di jagat internet. Di bocoran ini, diperlihatkan bagian depan dan belakang dari kedua smartphone flagship Samsung tersebut dengan cukup jelas.

Bocoran tersebut diunggah oleh akun Twitter, @SaudiAndroid yang menyebarkan foto hands-on Samsung Galaxy S10 dan S10+.

Menurut GSMArena, seperti dikutip Telko.id pada Jumat (08/02/2019), bocoran desain Galaxy S10 dan S10+ benar-benar mirip dengan rumor dan bocoran yang beredar sebelumnya.

{Baca juga: 5 Teknologi Baru di Samsung Galaxy S10}

Misalnya saja seperti sistem keamanan berbasis biometrik, yakni sensor sidik jari yang disematkan di dalam layar.

Kemudian, keduanya juga memiliki desain layar memanjang dengan bezel tipis di tiap sisinya, plus sudah mengadopsi desain fullscreen terbaru dari Samsung, yakni Infinity O. Desain tersebut, membuat Galaxy S10 dan S10+ memiliki lubang di kanan atas layar sebagai tempat bagi kamera depannya.

Lalu, kedua smartphone itu pun memiliki tiga kamera utama yang digabungkan dengan LED Flash, serta sensor detak jantung di dalam frame yang diposisikan secara vertikal.

Sebelumnya, Samsung Galaxy S10+ dikonfirmasi bakal mengusung teknologi reverse wireless charging, seperti yang terdapat di Huawei Mate 20 Pro. Kepastian itu hadir, berkat adanya bocoran foto render yang diterbitkan oleh situs WinFuture.

Foto hasil rekayasa 3D tersebut memperlihatkan casing Samsung Galaxy Buds yang disimpan di body belakang Samsung Galaxy S10+ sambil diisi baterainya.

{Baca juga: Teknologi Ngecas Galaxy S10+ Mirip Huawei Mate 20 Pro?}

Samsung sendiri memang sedang bersiap meluncurkan smartphone flagship perdana keluaran tahun ini, yakni Samsung Galaxy S10. Informasi menyebut, penjualan perdana Galaxy S10 bakal digelar pada awal Maret 2019.

Seri flagship itu dipastikan akan diperkenalkan pada ajang Galaxy Unpacked Event 2019 pada 20 Februari mendatang di San Francisco, Amerika Serikat. Kemudian, sekitar satu minggu hingga dua minggu kemudian, biasanya Samsung melakukan penjualan resmi produk anyarnya, tepatnya pada 8 Maret 2019. (FHP)

Sistem Kabel INDIGO Penghubung Australia dan Asia Tenggara Siap Beroperasi

0

Telko.id – Indosat Ooredoo bersama AARNet, Google, Singtel, SubPartners, dan Telstra baru-baru ini telah mengumumkan pencapaian penting implementasi sistem kabel bawah laut INDIGO dengan selesainya penyambungan akhir kabel Indigo Barat dan kabel Indigo Central sesuai jadwal.

Hal ini menandai selesainya pemasangan kabel bawah laut Singapura ke Perth (Indigo West) sepanjang 4600km dan kabel bawah laut 4600km Perth ke Sydney (Indigo Central). Pengujian transmisi akan segera dimulai dan ditargetkan siap dipakai sebelum pertengahan 2019.

Pencapaian ini sebagai rangkaian dari pengumuman penandatanganan perjanjian antara konsorsium dengan dengan Alcatel Submarine Networks (ASN) pada April 2017, untuk membangun sistem kabel INDIGO yang menghubungkan Singapura, Perth dan Sydney, dengan dua pasangan serat tambahan yang menghubungkan Singapura dan Jakarta melalui unit percabangan.

Sistem kabel INDIGO sepanjang 9.200 km akan memperkuat hubungan antara Australia dan pasar Asia Tenggara yang tumbuh cepat, memberikan latensi yang lebih rendah dan peningkatan keandalan. Menggunakan teknologi optik yang koheren saat ini, dua pasangan serat kabel akan dapat mendukung hingga 36 terabit per detik, setara dengan streaming jutaan film per detik secara bersamaan.

Sistem kabel INDIGO akan menggunakan teknologi berbagi spektrum tercanggih sehingga setiap anggota konsorsium akan memiliki kemampuan untuk secara mandiri memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kebutuhan di masa mendatang dan peningkatan kapasitas sesuai permintaan.

“Penyelesaian kabel bawah laut INDIGO adalah bagian dari program tiga tahun kami yang ambisius untuk meningkatkan jaringan kami untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan. Ketika sudah beroperasi, kabel bawah laut INDIGO akan semakin mendiversifikasi koneksi internasional kami di seluruh Australia dan pasar Asia Tenggara yang tumbuh cepat, melayani permintaan yang semakin meningkat untuk lalu lintas data dan memperluas peluang bagi konsumen ritel dan layanan korporat,” kata Dejan Kastelic, Chief Technology and Information Indosat Ooredoo.

Dejan menambahkan, bahwa penyelesaian kabel bawah laut INDIGO Ini juga mendukung visi Indosat Ooredoo untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital terkemuka dengan menyediakan konektivitas data dan akses internet kelas dunia.

Paul Abfalter, Kepala Global Wholesale Telstra, mengatakan: “Kabel INDIGO Barat akan terhubung ke jaringan terestrial Telstra yang luas untuk menyediakan konektivitas lanjutan di seluruh Australia. Setelah selesai, sistem kabel akan memperkuat hubungan antara Australia dan pasar Asia Tenggara yang tumbuh cepat dengan memberikan kecepatan tercepat dan keandalan yang meningkat secara dramatis”.

Paul menambahkan, “Jaringan bawah laut kami yang luas adalah bagian penting dari strategi pertumbuhan internasional kami dan kami akan terus berinvestasi dalam peningkatan kapasitas untuk memenuhi permintaan data yang meningkat dan mempertahankan dominasi jaringan kami di kawasan Asia-Pasifik.”

CEO AARNet, Chris Hancock mengatakan “Ini adalah saat yang menyenangkan bagi AARNet. INDIGO adalah yang pertama dalam sejumlah investasi penting untuk penelitian dan pendidikan di Australia. INDIGO akan menyediakan infrastruktur yang sangat penting untuk memenuhi pertumbuhan masa depan dalam penelitian bersama dan pendidikan transnasional antara Australia dan mitra penting Asia kami. Kami menantikan pendaratan INDIGO kedua di Sydney. ”

Vice President Singtel, Carrier Services, Grup Enterprise, Ooi Seng Keat, mengatakan “Kabel bawah laut baru ini akan mengantarkan era baru komunikasi kecepatan tinggi antara ekonomi yang sedang tumbuh di Asia Tenggara dan Australia. Jalan raya data baru ini akan melengkapi tautan global kami saat ini ke Asia, AS, Eropa, Australia dan Timur Tengah dan memungkinkan Singtel dan Optus untuk memenuhi permintaan aplikasi berkebutuhan bandwith yang besar yang semakin meningkat serta meningkatkan keragaman dan keandalan jaringan. Kami menantikan Optus mendaratkan kabel INDIGO Central di Sydney dalam waktu beberapa bulan lebih jauh memperkuat posisi kami sebagai penyedia terkemuka konektivitas internasional dan layanan data di kawasan ini. ”

Drew Kelton, CEO Superloop atas nama Subpartners, berkomentar bahwa penyelesaian INDIGO akan memperkuat arahan strategis Superloop. “Kami mulai melihat manfaat dari investasi kami dalam infrastruktur dan perangkat lunak. Tiga prinsip utama di balik Superloop serat, nirkabel dan Asia tidak pernah tampak lebih menarik, relevan, dan tepat waktu. ” (Icha)