spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...
Beranda blog Halaman 1104

Waduh! Kelompok Ini Curi Rp 34,4 Miliar Lewat Penipuan Kartu SIM

Telko.id, Jakarta – Penegak hukum Amerika Serikat mendakwa 9 orang terkait pencurian dan penipuan kartu SIM. Mereka didakwa karena bersekongkol dengan kelompok yang sering membajak nomor telepon untuk mencuri mata uang kripto atau cryptocurrency, bernama The Community.

Aksi mereka adalah dengan mentransfer nomor telepon pengguna lain ke kartu SIM yang mereka miliki. Kemudian, mereka akan menggunakannya untuk masuk ke akun korban yang biasanya diamankan melalui protokol Two Factor Authentication.

Apabila sudah masuk, The Community ini tak segan untuk mencuri mata uang digital korban.

Dilansir Telko.id dari Engagdet pada Senin (13/05/2019), kelompok ini dituduh telah melakukan 7 serangan dan mencuri mata uang kripto yang jika dikonversi senilai lebih dari USD 2,4 juta atau Rp 34,4 miliar.

{Baca juga: Kartu SIM Bakal jadi Bagian Prosesor Smartphone}

Skema pencurian tersebut terbilang cukup rapi, karena The Community mendapat bantuan dari pihak internal jaringan. 3 dari orang yang dituduh yakni Robert Jack, Fendley Joseph dan Jarratt White bekerja di operator nirkabel, dan diduga menerima suap dengan membantu memberikan identitas pelanggan.

Lalu tersangka lainnya akan berperan sebagai korban dengan berpura-pura mengadu kelayanan pelanggan dan bertukar nomor ke kartu SIM mereka sendiri.

Kasus hukum ini terbilang berat. Diprediksi, mereka akan dijatuhi hukuman maksimal 20 tahun penjara. Belum lagi mereka harus membayar denda terkait pencurian identitas yang bisa memperpanjang masa kurungan, jika tak bisa membayarnya.

{Baca juga: Apple Larang Aplikasi Penambang Mata Uang Kripto}

Kasus pembajakan SIM ini masih relatif baru. Namun, dakwaan dari kasus ini bisa menjadi tolak ukur jika di masa depan terjadi kasus serupa. Selain itu, kasus ini juga menjadi pengingat bagi pengguna internet, karena Anda tidak dapat menganggap akun Anda aman hanya karena Anda menggunakan protokol Two Factor Authentication. (NM/FHP)

Sumber: Engadget

Khusus Anak Muda, iPhone XR 2 Punya Warna yang Eye-catching

0

Telko.id, Jakarta – Generasi selanjutnya dari iPhone XR dikabarkan akan punya daya pikat lain. Dilaporkan, iPhone XR 2 bakal memiliki lebih banyak pilihan warna dibandingkan seri iPhone lainnya yang bakal diluncurkan nanti.

Apple nantinya akan memasarkan smartphone itu dengan tampilan yang lebih trendi dan jauh lebih menarik.

Menurut laporan Mac Otakara, penerus iPhone XR tersebut punya opsi warna baru bagi pengguna. Seperti dilansir laman Ubergizmosmartphone ini akan hadir dengan pilihan warna anyar, yaitu Green dan Lavender.

{Baca juga: Selain Dual-Camera, iPhone XR 2 Punya Banyak Pilihan Warna?}

Dikutip Telko.id, Senin (13/05/2019), dua warna baru ini akan menggantikan dua pilihan warna Coral dan Blue di seri sebelumnya. Tidak jelas kenapa warna-warna itu akan diganti, tapi bisa jadi, disebabkan karena penjualannya yang tidak cukup baik.

Pilihan warna baru juga kemungkinan merupakan cara Apple untuk “menutupi” kekurangan dari iPhone XR. Sekadar informasi, smartphone ini memang tidak terbuat dari bahan premium seperti halnya iPhone XS dan iPhone XS Max. Namun, ia punya daya pikat lain dengan menonjolkan pilihan warna.

Apple memasarkan iPhone XR dalam aneka pilihan warna cerah yang mencerminkan gaya kaum muda ketimbang iPhone XS dan iPhone XS Max.

Strategi penjualan dengan menawarkan aneka pilihan warna mungkin memang tampak agak sepele. Namun, kalau melihat ke belakang, strategi tersebut terbukti penting. Ambil contoh saat Apple meluncurkan iPhone versi rose gold.

{Baca juga: Situs Jepang Ungkap Prototipe Trio iPhone 2019}

Selain opsi warna baru, sebelumnya dilaporkan bahwa iPhone XR 2 juga dapat mengadopsi desain kamera ganda. Penampakannya pun bakal lebih menarik bagi mereka yang rela menghabiskan sekitar USD 1.000 untuk smartphone ini.

April 2019 lalu, sebenarnya sudah muncul rumor serupa terkait iPhone XR terbaru. Kabar menyebut, iPhone XR 2 punya tempat berbentuk persegi di bagian belakang untuk menempatkan kamera. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Tegas! Twitter Hapus 166 Ribu Akun Penyebar Konten Terorisme

Telko.id, Jakarta – Twitter membuat kemajuan dalam menangani konten terorisme di platform mereka. Media sosial ini menyatakan telah menghapus 166.153 akun sejak Juli hingga Desember 2018. Seluruh akun itu diduga telah menyebarkan aksi terorisme di Twitter sejak juli hingga desember 2018.

Penghapusan ratusan ribu akun penyebar konten terorisme itu sendiri dilakukan secara proaktif oleh teknologi internal Twitter.

Menurut laporan Asia One, seperti dilansir pada Senin (13/05/2019), Twitter menjelaskan bahwa 91% dari ratusan ribu akun tersebut mempromosikan aksi terorisme.

Menurut Wakil Presiden Twitter untuk Kebijakan Publik, Sinead McSweeney, terjadi penurunan tajam jumlah akun pendukung terorisme dibanding 6 bulan sebelumnya sekitar 19%, atau dari 205.156 akun menjadi 166.153 akun yang ditangguhkan.

{Baca juga: Sepanjang 2018, Kominfo Blokir 500 Situs Terorisme}

“Penurunan tajam ini merupakan indikasi tren yang lebih besar yang sekarang kita amati dari tahun ke tahun. Jumlah organisasi teroris yang mencoba menggunakan layanan kami berkurang,” kata Sinead.

“Ini dapat dikaitkan dengan pendekatan teknis yang kuat yang telah kami tingkatkan selama bertahun-tahun. Kami didorong oleh metrik ini tetapi akan tetap waspada, ”tambahnya.

Sebelumnya, Twitter bersama dengan Facebook dan Google, berada di bawah tekanan dari regulator dan pemerintah di seluruh dunia untuk menghapus konten ekstremis lebih cepat atau menghadapi undang-undang yang lebih berat, dari masing-masing negara.

Bahkan baru-baru ini Seorang anonim menuduh Facebook sebagai produsen konten ekstrem. Ia bahkan mengadukan jejaring sosial milik Mark Zuckerberg itu ke otoritas Amerika Serikat (AS).

{Baca juga: Facebook Dituding sebagai Produsen Konten Ekstrem}

Si pelapor anonim menuding Facebook menyediakan tempat untuk video jihad serta halaman bisnis kepada jaringan Al-Qaeda. Konten serupa milik Nazi juga banyak ditemukan. Facebook pun angkat suara menanggapi tuduhan-tuduhan itu.

Facebook menegaskan sudah menghapus video-video konten ekstrem. Namun, memang ada kendala di sistem sehingga upaya penanggulangan belum berjalan sempurna. (NM/FHP)

Pendapatan Indosat Ooredoo Naik 6,9% di Triwulan Pertama 2019

0

Telko.id, Jakarta Indosat Ooredoo mencatat prestasi yang baik di tahun 2019. Berdasarkan laporan kinerja Triwulan Pertama (TW1) 2019, mereka mencatat pendapatan selular sebesar Rp 4,9 triliun atau naik sebesar 6,9% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Secara total, pendapatan Indosat Ooredoo meningkat 3,9% atau Rp 6 triliun dibanding TW1 2018. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan data sebesar 8,9% pada TW1 2019 dan pertumbuhan trafik data sebesar 69,2% dibanding TW1 2018.

EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) pada TW1 2019 juga meningkat sebesar 4,2% menjadi Rp 2,2 triliun dibanding TW1 2018 dengan marjin EBITDA yang solid sebesar 35,7%.

Selain itu, Indosat Ooredoo juga mencatat pengeluaran modal sepanjang TW1 2019 sebesar Rp 2,2 triliun dan tumbuh sebesar 66,4%.

Operator ini pun mengungkapkan bahwa layanan selular, MIDI, dan telekomunikasi tetap masing-masing memberikan kontribusi sebesar 80%, 17%, dan 3% terhadap pendapatan usaha terkonsolidasi yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2019.

Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) untuk pelanggan selular pada TW1 2019 adalah sebesar Rp26,5 ribu, atau naik sebesar Rp14,1 ribu dibanding TW1 2018.

{Baca juga: Indosat Ooredoo Ajak Siswa Sekolah #BijakBersosmed}

Hasil ini merupakan buah dari dibangunnya infrastruktur jaringan secara masif. Sepanjang TW1 2019, operator ini sudah menambah 12.996 4G BTS dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saat ini perusahaan mengoperasikan total sebanyak 22.015 BTS 4G di 422 kota dengan cakupan populasi lebih dari 81%.

Sayangny,a basis pelanggan pada TW1 2019 tercatat sebesar 53,3 juta atau menurun sebesar 44,6% dibandingkan TW1 2018, dengan rata-rata tingkat churn yang terus menurun ke 8,2%. Basis pelanggan menurun akibat implementasi aturan terkait registrasi kartu perdana yang diterapkan pada tahun 2018 lalu.

{Baca juga: Indosat Ooredoo Resmikan Gerai dengan Konsep Digital}

Tingkat churn yang rendah mencerminkan loyalitas pelanggan yang lebih baik untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut. Pada TW1 2019, Indosat Ooredoo juga telah melunasi seluruh porsi utang bank dalam USD guna semakin mengurangi resiko perubahan mata uang asing (foreign exchange). (NM/FHP)

Kasus “Pedo Guy”, Elon Musk Segera Hadapi “Kursi Pesakitan”

Telko.id, Jakarta – Masih ingat perselisihan antara CEO Tesla, Elon Musk dengan seorang penyelam asal Inggris? Keduanya perang komentar usai proses evakuasi para pemain sepak bola yang terjebak di sebuah gua Thailand pada pertengahan 2018.

Sekarang, kasus itu berlanjut, karena Musk segera menghadapi sidang. Hakim pengadilan federal di Los Angeles menetapkan tanggal persidangan 22 Oktober 2019. Musk harus menghadapi kasus pencemaran nama baik dengan pelapor Vernon Unsworth.

Sekadar informasi, Musk kesal dengan ucapan Unsworth yang membantu penyelamatan 12 anak dan seorang pelatih tim sepak bola dari gua Thailand. Musk geram lantaran penyelam tersebut mengkritik kapsul selam buatan tim SpaceX yang dihibahkan untuk evakuasi.

{Baca juga: Bos SpaceX Sebut “Pedofil” untuk Tim Penyelam di Gua Thailand}

Musk bahkan melontarkan kata cukup sadis. Ia menyebut sang penyelam dengan julukan “Pedo Guy” alias pedofil. Musk mengungkapkan kekesalannya via akun Twitter pada Minggu (15/07) lalu. Ia mengatai Unsworth sebagai pria penyuka anak-anak.

Seperti dikutip Telko.id dari New York Post, Senin (13/05/2019), Musk berpendapat bahwa penghinaannya terhadap Unsworth dilindungi oleh hukum. Namun, hakim yang mengawasi kasus ini tidak setuju, dan ia menolak upaya pembatalan sidang dari Musk.

{Baca juga: Belum Dituntut Penyelam Gua Thailand, Elon Musk Heran}

Dalam gugatan yang dilayangkan ke meja hijau, Unsworth meminta ganti rugi lebih dari USD 75.000 atai Rp 1 miliar. Gugatan tersebut juga berisi desakan agar pengadilan secara tegas melarang Musk untuk membuat komentar yang meremehkan pada masa mendatang.

Kasus ini merupakan yang kali kedua dalam rentang waktu kurang dari satu tahun melibatkan Musk gara-gara komentar tak terkontrol di Twitter. Sebelumnya, Musk dan Tesla diperkarakan lantaran menyesatkan investor dengan cuitan soal perusahaan terbuka. (SN/FHP)

Sumber: New York Post

Mengenal Ekosistem Samsung Galaxy, dari S10 Sampai Buds

Telko.id, Jakarta – Kapan tepatnya hidup bisa menjadi begitu simple hingga tak mengharuskan kita beranjak kemana-mana saat ingin mendapatkan sesuatu? Saat kita memiliki smartphone seperti Galaxy S10, yang memungkinkan kita mentenagai apapun perangkat yang kita punya. Tanpa harus repot-repot berurusan dengan kabel yang panjang.

Tapi tentu saja, ada hal yang harus dicatat, yakni kesemua perangkat itu harus mendukung apa yang dipanggil Qi. Qi sendiri merupakan standar untuk pengisian nirkabel yang telah didukung oleh sejumlah perusahaan termasuk Google, Nokia, Apple, dan tentu saja, Samsung.

Nah, nama terakhir boleh dibilang menjadi satu yang paling jadi sorotan belakangan ini, apalagi setelah smartphone flagshipnya – Samsung Galaxy S10 – dinobatkan sebagai salah satu smartphone paling inovatif. Tentu saja, layar berlubang menjadi alasan utama. Tapi jangan lupakan juga bahwa ada kemampuan lain yang membuat suksesor S9 ini layak menjadi headline. Apa itu? Wireless PowerShare.

Ya, fitur ini secara nyata mengubah Galaxy S10 menjadi sumber tenaga bagi perangkat lain. Bukan lagi sekedar perangkat untuk melakukan panggilan, untuk menjelajah web, untuk bermain game dan lainnya. Lebih dari itu, ini adalah sumber kehiduoan bagi perangkat lainnya yang memiliki teknologi sejenis.

Dari beberapa perangkat yang dimaksud, berikut dua diantaranya:

Samsung Galaxy Watch
Orang-orang yang bekerja di Samsung sepertinya sangat cocok untuk menjadi Menteri Kesehatan. Mereka sangat peduli dengan kesehatan pengguna, dan ini salah satunya ditandai dengan telah dibenamkannya aplikasi Samsung Health di badan Galaxy S10.

Bukan cerita baru memang, karena di seri sebelumnya pun aplikasi serupa sudah ada. Namun, Samsung sepertinya berusaha sangat keras untuk memaksimalkan fitur ini kali ini. Paling tidak, mereka percaya bahwa masih ada segelintir orang di luar sana yang sangat peduli dengan kesehatannya. Mereka yang terbiasa melacak aktivitasnya, nutrisinya, tingkat stress-nya, jumlah detak jantung, hingga tidurnya. Salah satunya dengan menggunakan jam tangan pintar.

Lebih dari sekedar jam digital, Samsung Galaxy Watch juga melengkapi dirinya dengan kemampuan fitness tracker sekaligus instruktur gaya hidup sehat personal, dimana dengan mengunduh My BP Lab, tekanan darah dan kesehatan fisik pengguna dapat terpantau dengan lebih akurat setiap saat.

Samsung menawarkan Galaxy Watch dalam dua ukuran dan tiga warna. Model 42mm yang lebih kecil hadir dalam warna hitam atau rose gold, sedangkan model 46mm hanya hadir dengan casing perang dan bezel serta tali hitam.

Dari segi desain, cukup menarik perhatian. Dan meski adakalanya layar besar dibutuhkan untuk bisa melihat berbagai informasi aplikasi di pergelangan dengan jelas, kami menilai keputusan Samsung untuk memilih kedua ukuran sangat bijaksana. Paling tidak, selalu ada pilihan bagi mereka yang bertangan kecil.

Kami mencoba Galaxy Watch 42mm dan menemukan bahwa jam tangan ini cukup nyaman dipakai. Tapi, desain plastik perangkat bersistem operasi Tizen ini tidak melulu membuat kami bisa menonjol di keramaian.

Galaxy Buds
Menemani Anda melakukan olahraga harian, Galaxy Buds jadi mitra tebaik dalam mendengar musik atau berbagai konten audio lainnya, karena didukung oleh kualitas suara tebaik yang dikreasikan oleh AKG.

Selain itu, Teknologi Enhanced Ambient Sound memberikan penggunanya kemampuan mendengar suara di sekitar dengan jelas, meski saat earbuds terpasang di telinga. Sehingga ketika tengah berolahraga, pengguna dapat tetap sadar akan kondisi lingkungan, bahkan ketika tengah melakukan panggilan telepon, atau mendengarkan lagu favorit.

Ketiga perangkat, baik Galaxy S10, Galaxy Watch maupun Galaxy Buds dapat dengan mudah disinkronisasi dengan menggunakan Bluetooth.

Untuk mengaktifkan kemampuan charging S10, pengguna cukup pergi ke pengaturan Cepat lalu pilih Wireless PowerShare. Letakkan Galaxy Watch, atau Galaxy Buds berhadapan dengan S10. Anda masih dapat menggunakan S10 saat mengisi daya ponsel lain.

Nah, mengingat Wireless PowerShare akan menguras baterai ponsel Anda lebih cepat dari biasanya, kami sarankan untuk memperhatikan dengan baik berapa banyak daya tahan baterai yang dimiliki.

Ini 6 Seri iPhone dan iPad yang Gak Kebagian iOS 13

0

Telko.id, Jakarta – Apple kemungkinan besar bakal merilis secara resmi sistem operasi iOS 13 pada gelaran Worldwide Developer Conference (WWDC) 3 Juni 2019. Akan tetapi, dirilisnya iOS 13 secara resmi tidak akan menjadi kabar gembira bagi pengguna iPhone 6, iPhone 6 Plus, dan iPhone SE.

Penyebabnya, sistem operasi suksesor iOS 12 tersebut tidak lagi mendukung iPhone 6, iPhone 6 Plus, dan iPhone SE.

Laporan iPhoneSoft menyebut, iOS 13 tidak akan tersedia untuk beberapa ponsel yang mendukung iOS 12. Selain iketiga smartphone tadi, perangkat lain yang tidak mendapat pembaruan iOS 13 adalah iPhone 5s, iPad Mini 2, dan iPad Air.

{Baca juga: Banyak yang Baru! Ini Bocoran Fitur iOS 13 yang Segera Dirilis}

Dikutip Telko.id dari Digital Trends, Senin (13/05/2019), sebelumnya memang sempat beredar rumor bahwa iPhone SE hanya akan mendapat dukungan pembaruan sistem operasi OS hingga tiga tahun. Jika iOS 13 benar-benar tak mendukung, berarti kabar itu benar.

Terkait kehadiran sistem operasi ini, Apple kabarnya akan menghadirkan beberapa fitur andalan seperti Dark Mode, Mutitasking, Undo Gesture, Font Management, serta Volume HUD. Khusus untuk Dark Mode, fitur ini akan secara otomatis mengubah seluruh sistem di perangkat menjadi gelap.

Fitur tersebut juga bakal mendukung opsi High Contrast yang sebelumnya sudah hadir di perangkat macOS. Selain itu, aplikasi iPad yang berjalan di perangkat Mac menggunakan Marzipan akan mendukung native Dark Mode di iOS dan macOS.

Baca juga: Bocor, Begini Tampang iPhone dengan iOS 13 dan Dark Mode}

Mengenai fitur Multitasking untuk iPad, pengguna bisa menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan. Masing-masing aplikasi bisa ditempatkan di bagian tertentu dari layar sekaligus dapat dimatikan dengan cara drag aplikasi ke arah luar layar.

Hal baru lainnya adalah HUD dari volume yang dirancang ulang. Apple juga meningkatkan kemampuan Siri yang mampu menolak kesalahan umum ketika pengguna memberikan perintah suara “Hey Siri!”, seperti tangisan bayi, tawa, dan lainnya. (SN/FHP)

Sumber: Digital Trends

Mengenal Ekosistem Samsung Galaxy, Praktis Serba Wireless

Telko.id, Jakarta – Kapan tepatnya hidup bisa menjadi begitu simple hingga tak mengharuskan kita beranjak kemana-mana saat ingin mendapatkan sesuatu? Saat kita memiliki smartphone seperti  keluarga Samsung Galaxy, yang memungkinkan kita mentenagai apapun perangkat yang kita punya. Tanpa harus repot-repot berurusan dengan kabel yang panjang.

Tapi tentu saja, ada hal yang harus dicatat, yakni kesemua perangkat itu harus mendukung apa yang dipanggil Qi. Qi sendiri merupakan standar untuk pengisian nirkabel yang telah didukung oleh sejumlah perusahaan termasuk Google, Nokia, Apple, dan tentu saja, Samsung.

Nah, nama terakhir boleh dibilang menjadi satu yang paling jadi sorotan belakangan ini, apalagi setelah smartphone flagshipnya – Samsung Galaxy S10 – dinobatkan sebagai salah satu smartphone paling inovatif. Tentu saja, layar berlubang menjadi alasan utama. Tapi jangan lupakan juga bahwa ada kemampuan lain yang membuat suksesor S9 ini layak menjadi headline. Apa itu? Wireless PowerShare.

Ya, fitur ini secara nyata mengubah Galaxy S10 menjadi sumber tenaga bagi perangkat lain. Bukan lagi sekedar perangkat untuk melakukan panggilan, untuk menjelajah web, untuk bermain game dan lainnya. Lebih dari itu, ini adalah sumber kehiduoan bagi perangkat lainnya yang memiliki teknologi sejenis.

Dari beberapa perangkat yang dimaksud, berikut dua diantaranya:

Samsung Galaxy Watch
Orang-orang yang bekerja di Samsung sepertinya sangat cocok untuk menjadi Menteri Kesehatan. Mereka sangat peduli dengan kesehatan pengguna, dan ini salah satunya ditandai dengan telah dibenamkannya aplikasi Samsung Health di badan Galaxy S10.

Bukan cerita baru memang, karena di seri sebelumnya pun aplikasi serupa sudah ada. Namun, Samsung sepertinya berusaha sangat keras untuk memaksimalkan fitur ini kali ini. Paling tidak, mereka percaya bahwa masih ada segelintir orang di luar sana yang sangat peduli dengan kesehatannya. Mereka yang terbiasa melacak aktivitasnya, nutrisinya, tingkat stress-nya, jumlah detak jantung, hingga tidurnya. Salah satunya dengan menggunakan jam tangan pintar.

Lebih dari sekedar jam digital, Samsung Galaxy Watch juga melengkapi dirinya dengan kemampuan fitness tracker sekaligus instruktur gaya hidup sehat personal, dimana dengan mengunduh My BP Lab, tekanan darah dan kesehatan fisik pengguna dapat terpantau dengan lebih akurat setiap saat.

Samsung menawarkan Galaxy Watch dalam dua ukuran dan tiga warna. Model 42mm yang lebih kecil hadir dalam warna hitam atau rose gold, sedangkan model 46mm hanya hadir dengan casing perang dan bezel serta tali hitam.

Dari segi desain, cukup menarik perhatian. Dan meski adakalanya layar besar dibutuhkan untuk bisa melihat berbagai informasi aplikasi di pergelangan dengan jelas, kami menilai keputusan Samsung untuk memilih kedua ukuran sangat bijaksana. Paling tidak, selalu ada pilihan bagi mereka yang bertangan kecil.

Kami mencoba Galaxy Watch 42mm dan menemukan bahwa jam tangan ini cukup nyaman dipakai. Tapi, desain plastik perangkat bersistem operasi Tizen ini tidak melulu membuat kami bisa menonjol di keramaian.

Galaxy Buds
Menemani Anda melakukan olahraga harian, Galaxy Buds jadi mitra tebaik dalam mendengar musik atau berbagai konten audio lainnya, karena didukung oleh kualitas suara tebaik yang dikreasikan oleh AKG.

Selain itu, Teknologi Enhanced Ambient Sound memberikan penggunanya kemampuan mendengar suara di sekitar dengan jelas, meski saat earbuds terpasang di telinga. Sehingga ketika tengah berolahraga, pengguna dapat tetap sadar akan kondisi lingkungan, bahkan ketika tengah melakukan panggilan telepon, atau mendengarkan lagu favorit.

Ketiga perangkat, baik Galaxy S10, Galaxy Watch maupun Galaxy Buds dapat dengan mudah disinkronisasi dengan menggunakan Bluetooth.

Untuk mengaktifkan kemampuan charging S10, pengguna cukup pergi ke pengaturan Cepat lalu pilih Wireless PowerShare. Letakkan Galaxy Watch, atau Galaxy Buds berhadapan dengan S10. Anda masih dapat menggunakan S10 saat mengisi daya ponsel lain.

Nah, mengingat Wireless PowerShare akan menguras baterai ponsel Anda lebih cepat dari biasanya, kami sarankan untuk memperhatikan dengan baik berapa banyak daya tahan baterai yang dimiliki.

Mengenal Ekosistem Galaxy S10, Praktis Serba Wireless

0

Telko.id, Jakarta – Kapan tepatnya hidup bisa menjadi begitu simple hingga tak mengharuskan kita beranjak kemana-mana saat ingin mendapatkan sesuatu? Saat kita memiliki smartphone seperti Galaxy S10, yang memungkinkan kita mentenagai apapun perangkat yang kita punya. Tanpa harus repot-repot berurusan dengan kabel yang panjang.

Tapi tentu saja, ada hal yang harus dicatat, yakni kesemua perangkat itu harus mendukung apa yang dipanggil Qi. Qi sendiri merupakan standar untuk pengisian nirkabel yang telah didukung oleh sejumlah perusahaan termasuk Google, Nokia, Apple, dan tentu saja, Samsung.

Nah, nama terakhir boleh dibilang menjadi satu yang paling jadi sorotan belakangan ini, apalagi setelah smartphone flagshipnya – Samsung Galaxy S10 – dinobatkan sebagai salah satu smartphone paling inovatif. Tentu saja, layar berlubang menjadi alasan utama. Tapi jangan lupakan juga bahwa ada kemampuan lain yang membuat suksesor S9 ini layak menjadi headline. Apa itu? Wireless PowerShare.

Ya, fitur ini secara nyata mengubah Galaxy S10 menjadi sumber tenaga bagi perangkat lain. Bukan lagi sekedar perangkat untuk melakukan panggilan, untuk menjelajah web, untuk bermain game dan lainnya. Lebih dari itu, ini adalah sumber kehiduoan bagi perangkat lainnya yang memiliki teknologi sejenis.

Dari beberapa perangkat yang dimaksud, berikut dua diantaranya:

Samsung Galaxy Watch
Orang-orang yang bekerja di Samsung sepertinya sangat cocok untuk menjadi Menteri Kesehatan. Mereka sangat peduli dengan kesehatan pengguna, dan ini salah satunya ditandai dengan telah dibenamkannya aplikasi Samsung Health di badan Galaxy S10.

Bukan cerita baru memang, karena di seri sebelumnya pun aplikasi serupa sudah ada. Namun, Samsung sepertinya berusaha sangat keras untuk memaksimalkan fitur ini kali ini. Paling tidak, mereka percaya bahwa masih ada segelintir orang di luar sana yang sangat peduli dengan kesehatannya. Mereka yang terbiasa melacak aktivitasnya, nutrisinya, tingkat stress-nya, jumlah detak jantung, hingga tidurnya. Salah satunya dengan menggunakan jam tangan pintar.

Lebih dari sekedar jam digital, Samsung Galaxy Watch juga melengkapi dirinya dengan kemampuan fitness tracker sekaligus instruktur gaya hidup sehat personal, dimana dengan mengunduh My BP Lab, tekanan darah dan kesehatan fisik pengguna dapat terpantau dengan lebih akurat setiap saat.

Samsung menawarkan Galaxy Watch dalam dua ukuran dan tiga warna. Model 42mm yang lebih kecil hadir dalam warna hitam atau rose gold, sedangkan model 46mm hanya hadir dengan casing perang dan bezel serta tali hitam.

Dari segi desain, cukup menarik perhatian. Dan meski adakalanya layar besar dibutuhkan untuk bisa melihat berbagai informasi aplikasi di pergelangan dengan jelas, kami menilai keputusan Samsung untuk memilih kedua ukuran sangat bijaksana. Paling tidak, selalu ada pilihan bagi mereka yang bertangan kecil.

Kami mencoba Galaxy Watch 42mm dan menemukan bahwa jam tangan ini cukup nyaman dipakai. Tapi, desain plastik perangkat bersistem operasi Tizen ini tidak melulu membuat kami bisa menonjol di keramaian.

Galaxy Buds
Menemani Anda melakukan olahraga harian, Galaxy Buds jadi mitra tebaik dalam mendengar musik atau berbagai konten audio lainnya, karena didukung oleh kualitas suara tebaik yang dikreasikan oleh AKG.

Selain itu, Teknologi Enhanced Ambient Sound memberikan penggunanya kemampuan mendengar suara di sekitar dengan jelas, meski saat earbuds terpasang di telinga. Sehingga ketika tengah berolahraga, pengguna dapat tetap sadar akan kondisi lingkungan, bahkan ketika tengah melakukan panggilan telepon, atau mendengarkan lagu favorit.

Ketiga perangkat, baik Galaxy S10, Galaxy Watch maupun Galaxy Buds dapat dengan mudah disinkronisasi dengan menggunakan Bluetooth.

Untuk mengaktifkan kemampuan charging S10, pengguna cukup pergi ke pengaturan Cepat lalu pilih Wireless PowerShare. Letakkan Galaxy Watch, atau Galaxy Buds berhadapan dengan S10. Anda masih dapat menggunakan S10 saat mengisi daya ponsel lain.

Nah, mengingat Wireless PowerShare akan menguras baterai ponsel Anda lebih cepat dari biasanya, kami sarankan untuk memperhatikan dengan baik berapa banyak daya tahan baterai yang dimiliki.