spot_img
Latest Phone

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...

iPhone Lipat Apple Akan Gunakan Touch ID, Bukan Face ID

Telko.id - Apple dikabarkan akan menggunakan teknologi Touch ID,...

Apple Gagal Wujudkan iPhone Lipat Tanpa Lipatan, Rilis 2026?

Telko.id - Apple dikabarkan gagal mewujudkan iPhone lipat dengan...
Beranda blog Halaman 11

iPhone Lipat Apple Akan Gunakan Touch ID, Bukan Face ID

0

Telko.id – Apple dikabarkan akan menggunakan teknologi Touch ID, bukan Face ID, pada iPhone lipat pertamanya yang direncanakan rilis pada 2026.

Menurut laporan terbaru dari Bloomberg, ponsel lipat dengan kode nama V68 ini akan mengandalkan sensor sidik jari di bawah layar untuk autentikasi biometrik, meninggalkan sistem pengenalan wajah yang telah menjadi standar di produk iPhone modern.

Laporan Mark Gurman dari Bloomberg mengungkap bahwa keputusan Apple untuk kembali ke Touch ID kemungkinan besar didorong oleh pertimbangan desain dan ruang.

Perangkat lipat memerlukan komponen mekanis yang kompleks, termasuk engsel dan dua layar, sehingga ruang internal menjadi sangat terbatas. Selain itu, teknologi Face ID di bawah layar untuk perangkat lipat dinilai belum siap untuk diterapkan.

iPhone lipat Apple juga diprediksi akan memiliki sistem kamera yang sangat mumpuni, dengan lima kamera yang tersebar di berbagai bagian perangkat.

Satu kamera akan ditempatkan di layar penutup depan, satu di layar dalam berukuran tablet, dan dua kamera di bagian belakang. Konfigurasi ini mirip dengan yang digunakan oleh pesaing utamanya, Samsung Galaxy Z Fold series, yang telah lama menggunakan lima kamera.

Selain itu, perangkat ini akan mengadopsi desain seperti buku, serupa dengan model lipat Samsung, dan tidak akan memiliki slot kartu SIM fisik.

Langkah ini sejalan dengan upaya Apple untuk beralih sepenuhnya ke eSIM di masa depan. Meskipun rencana rilis masih dua tahun lagi, detail ini memberikan gambaran awal tentang bagaimana Apple merancang perangkat lipat pertamanya.

Keputusan Apple untuk menggunakan Touch ID di iPhone lipatnya kemungkinan akan menuai beragam tanggapan dari pengguna.

Sejak diperkenalkan pada iPhone X, Face ID telah menjadi fitur andalan yang dianggap lebih nyaman dan aman.

Kembali ke Touch ID, meskipun dalam bentuk yang lebih modern, dapat dianggap sebagai langkah mundur oleh sebagian pengguna setia Apple.

Namun, dari segi teknis, penggunaan Touch ID di bawah layar dapat menghemat ruang dan memungkinkan desain yang lebih ramping.

Teknologi ini juga telah terbukti andal dan cepat, meskipun tidak secepat Face ID dalam hal kemudahan penggunaan.

Bagi Apple, ini mungkin merupakan kompromi yang diperlukan untuk menghadirkan perangkat lipat yang fungsional dan kompetitif.

Image of the camera system on the back of the Z Fold 7

Selain sistem keamanan, iPhone lipat Apple juga diproyeksikan menjadi perangkat yang ditujukan untuk pengguna power, terutama dalam hal fotografi. Dengan lima kamera, Apple berharap dapat bersaing dengan Samsung dan merek lain di segmen ponsel lipat.

Rencana ini menunjukkan komitmen Apple untuk tidak hanya sekadar mengikuti tren, tetapi juga menawarkan nilai tambah yang signifikan.

Meskipun demikian, tantangan terbesar Apple adalah memastikan bahwa perangkat lipat pertamanya dapat memenuhi harapan tinggi konsumen.

Dengan harga yang diprediksi akan sangat premium, pengguna akan mengharapkan fitur terbaik dari segi desain, performa, dan inovasi. Keputusan untuk menggunakan Touch ID, meskipun pragmatis, harus dibarengi dengan keunggulan di aspek lainnya.

Beberapa analis juga menyoroti bahwa Apple mungkin sedang mempersiapkan teknologi yang lebih maju untuk generasi berikutnya.

iPhone lipat pertama bisa menjadi langkah awal untuk menguji pasar dan menyempurnakan teknologi sebelum menghadirkan inovasi yang lebih besar.

Seperti yang terjadi dengan kekhawatiran para pakar tentang inovasi Apple, perusahaan perlu terus berinovasi untuk tetap relevan di pasar yang kompetitif.

Di sisi lain, persaingan di segmen ponsel lipat semakin ketat. Samsung telah memimpin pasar dengan seri Galaxy Z Fold dan Z Flip, sementara merek lain seperti Motorola juga terus menghadirkan inovasi, seperti Motorola Razr 2025 Edisi Swarovski.

Apple perlu memastikan bahwa iPhone lipatnya tidak hanya mengejar, tetapi juga menetapkan standar baru.

Dengan rilis yang masih direncanakan pada 2026, Apple memiliki waktu untuk menyempurnakan desain dan fitur iPhone lipatnya.

Detail yang terungkap saat ini mungkin masih dapat berubah, tetapi laporan dari Bloomberg memberikan gambaran yang cukup jelas tentang arah yang diambil Apple.

Penggemar dan analis teknologi kini menantikan perkembangan lebih lanjut dari perangkat yang dinanti-nantikan ini. (Icha)

Apple Gagal Wujudkan iPhone Lipat Tanpa Lipatan, Rilis 2026?

0

Telko.id – Apple dikabarkan gagal mewujudkan iPhone lipat dengan layar tanpa lipatan (crease) seperti yang diinginkan.

Berdasarkan laporan dari insider industri Mark Gurman dalam newsletter Power On, perusahaan asal Cupertino itu terpaksa beralih teknologi layar untuk mengurangi visibilitas lipatan, meski tidak sepenuhnya menghilangkannya.

Gurman mengungkapkan bahwa Apple beralih dari teknologi on-cell touch ke in-cell touch pada layar iPhone lipat. Perubahan ini dilakukan karena teknologi sebelumnya justru membuat lipatan lebih terlihat.

Meski in-cell touch dapat mengurangi tampilan lipatan, Gurman menegaskan bahwa lipatan tetap ada, hanya saja tidak terlalu mencolok.

Apple selama ini dikenal sangat berhati-hati dalam meluncurkan produk baru, termasuk iPhone lipat pertama yang telah lama dinantikan. Perusahaan ingin menghadirkan pengalaman terbaik bagi pengguna, termasuk tampilan layar yang sempurna. Namun, kenyataannya teknologi untuk layar lipat tanpa lipatan belum tersedia hingga saat ini.

Sebelumnya, banyak spekulasi yang beredar mengenai kemampuan Apple dalam menciptakan layar lipat tanpa cacat.

Sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa 57,39% responden yakin bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi. Hasil ini ternyata sesuai dengan kabar terbaru dari Gurman.

Beberapa bocoran juga menyebutkan bahwa smartphone lipat Apple ini akan dilengkapi dengan engsel (hinge) tercanggih di industri. Namun, tidak ada sumber yang menyatakan bahwa Apple berhasil menghilangkan lipatan sepenuhnya.

Salah satu sumber bahkan menyebutkan bahwa Apple akhirnya mengakui ketidakmampuannya menciptakan smartphone lipat tanpa lipatan.

Kendati demikian, Apple tetap berencana meluncurkan Smartphone lipat nya pada tahun 2026. Rilis ini telah lama ditunggu, mengingat pesaing seperti Samsung telah lebih dulu memimpin pasar dengan seri Galaxy Z Fold.

Desain iPhone lipat disebut-sebut mirip dengan Samsung Galaxy Fold, meski dengan sentuhan khas Apple.

For now, we can only guess what the foldable iPhone looks like. | Image credit — Technizo Concept - Apple failed to make the foldable iPhone how it wanted to, which begs the question of whether you’d even want one

Dengan adanya keterbatasan teknologi ini, pertanyaan besar muncul: untuk siapa smartphone lipat Apple ini ditujukan? Berdasarkan spesifikasi yang bocor, smartphone lipat Apple ini sudah tertinggal dari Samsung Galaxy Z Fold 7.

Hal ini membuat banyak pengamat bertanya-tanya apakah produk ini hanya akan menarik bagi penggemar berat Apple.

Strategi pemasaran Apple untuk iPhone lipat diduga akan fokus pada basis pengguna setianya. Meski tidak sepenuhnya tanpa lipatan, Apple diharapkan dapat menyajikan inovasi lain yang membedakan produknya dari pesaing.

Beberapa bocoran menunjukkan desain yang elegan dan futuristic, meski detail teknisnya masih menjadi misteri.

Industri smartphone lipat memang masih terus berkembang. Ketidakhadiran Apple selama ini dalam segmen ini sempat memunculkan pertanyaan mengenai keseriusan perusahaan.

Namun, dengan rencana rilis pada 2026, Apple membuktikan bahwa mereka tidak ingin terburu-buru dan lebih memilih menyempurnakan produk sebelum meluncurkannya.

Keputusan Apple untuk tetap meluncurkan iPhone lipat meski dengan layar berlipatan menunjukkan bahwa perusahaan tetap percaya pada potensi pasar.

Meski tidak sempurna, produk ini diharapkan dapat memenuhi ekspektasi sebagian pengguna yang ingin mengalami bentuk baru dari iPhone.

Dengan semua perkembangan ini, apakah Anda masih tertarik dengan iPhone lipat? Atau justru kecewa dengan ketidakmampuan Apple menghadirkan layar tanpa lipatan?

Jawabannya mungkin tergantung pada seberapa setia Anda pada brand Apple dan seberapa besar toleransi terhadap ketidaksempurnaan teknologi. (Icha)

Trump Batal Blokir TikTok, Batas Waktu Divestasi Diperpanjang Lagi

Telko.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memperpanjang batas waktu divestasi TikTok dari induk perusahaannya ByteDance.

Keputusan ini diambil setelah Trump menyatakan dirinya sebagai penggemar aplikasi tersebut dan menilai kekhawatiran keamanan nasional serta privasi yang selama ini dikaitkan dengan TikTok sebagai “sangat berlebihan”.

Batas waktu penjualan saham TikTok, yang sebelumnya ditetapkan pada 17 September, kemungkinan akan diundur untuk keempat kalinya selama masa jabatan kedua Trump.

Presiden AS itu telah memberikan tiga perpanjangan sebelumnya, termasuk pada hari pertama ia menjabat pada 20 Januari lalu, ketika ia mengeluarkan perintah eksekutif untuk mengembalikan akses TikTok setelah sempat diblokir berdasarkan keputusan pengadilan.

Will Trump ever ban TikTok now that he says he's a fan of the app?

Dalam pernyataannya bulan Agustus 2025, Trump mengungkapkan, “Saya penggemar TikTok. Anak-anak saya suka TikTok, anak muda suka TikTok. Kami akan memantau kekhawatiran keamanan.

Kami punya pembeli, pembeli Amerika.” Pernyataan ini semakin memperkuat sinyal bahwa pemerintah AS tidak akan terburu-buru memblokir platform media sosial tersebut.

Kongres AS sebelumnya telah menyetujui pelarangan TikTok kecuali ByteDance melepas kepemilikan saham pengendalinya.

Namun, proses divestasi ini mengalami berbagai kendala, termasuk keluarnya China dari negosiasi pada April lalu sebagai respons terhadap kebijakan tarif baru yang diumumkan Trump.

Trump tidak hanya menyatakan dukungan pribadi terhadap TikTok, tetapi juga memanfaatkan platform tersebut untuk kepentingan politik.

Gedung Putih bahkan baru saja meluncurkan akun TikTok resmi minggu ini, menunjukkan relevansi politik aplikasi tersebut yang semakin meningkat.

Survei terbaru dari Pew Research Center mengungkapkan bahwa opini publik AS terhadap TikTok masih terbelah.

Hanya sekitar sepertiga warga Amerika yang mendukung pelarangan TikTok, turun dari setengah responden pada Maret 2023. Sekitar sepertiga lainnya menentang pelarangan, sementara sisanya belum menentukan sikap.

Di antara mereka yang mendukung pelarangan, mayoritas menyebutkan kekhawatiran atas penanganan data pribadi sebagai alasan utama.

Namun, Trump secara konsisten menekankan popularitas TikTok dan mengakui penggunaan platform tersebut selama kampanye pemilihannya.

Kebijakan pemerintah AS terhadap platform media sosial asing terus menjadi perhatian global. Seperti yang terjadi di berbagai negara, regulasi platform digital menjadi isu kompleks yang melibatkan pertimbangan keamanan, ekonomi, dan kebebasan berekspresi.

Beberapa negara telah mengambil langkah berbeda dalam mengatur platform media sosial, seperti yang terjadi di Sri Lanka yang mencabut larangan platform media sosial setelah pertimbangan matang.

Pemerintah Indonesia sendiri telah mengeluarkan berbagai regulasi terkait platform digital, termasuk PP Postelsiar yang berdampak signifikan bagi pelaku industri ICT. Regulasi ini menjadi bagian dari upaya melindungi kepentingan nasional sekaligus menjaga iklim digital yang sehat.

Isu pembatasan usia pengguna media sosial juga menjadi perhatian serius di banyak negara. Pemerintah Indonesia berencana membatasi usia penggunaan media sosial sebagai bagian dari perlindungan terhadap anak-anak dan remaja dari dampak negatif platform digital.

Dengan terus diperpanjangnya batas waktu divestasi TikTok, masa depan platform tersebut di AS masih belum pasti.

Proses negosiasi dengan calon pembeli AS masih berlangsung, dan Trump menyatakan kesiapannya untuk menunda keputusan selama proses tersebut masih berjalan.

Perkembangan kebijakan AS terhadap TikTok akan terus dipantau oleh pemerintah dan pelaku industri di seluruh dunia, termasuk Indonesia, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap ekosistem digital global dan precedent yang dapat ditetapkan untuk regulasi platform media sosial asing di masa depan.(Icha)

TSMC Hapus Peralatan China dari Lini Produksi 2nm, Tekanan AS Diduga Jadi Pemicu

Telko.id – TSMC, produsen chip kontrak terbesar di dunia, dikabarkan telah menghapus semua peralatan buatan China dari fasilitas produksi chip 2nm miliknya.

Langkah ini diduga dilakukan untuk menanggapi tekanan dari pemerintah Amerika Serikat, yang berupaya membatasi penggunaan teknologi China dalam produksi semikonduktor canggih.

Perusahaan asal Taiwan tersebut rencananya akan memulai produksi penuh chip 2nm pada akhir tahun ini di fasilitas yang berlokasi di Hsinchu.

Setelah itu, produksi 2nm juga akan dimulai di pabrik Kaohsiung. TSMC diperkirakan akan memiliki empat pabrik yang beroperasi tahun depan, dengan kapasitas produksi mencapai 60.000 wafer per bulan menggunakan proses 2nm.

Awalnya, TSMC berencana menghapus peralatan chip buatan China dari pabrik yang memproduksi chip 3nm.

Namun, perusahaan menyadari bahwa langkah tersebut akan menimbulkan terlalu banyak kompleksitas dan masalah yang dapat mengganggu hasil produksi.

Selama ini, TSMC telah menggunakan peralatan dari perusahaan China seperti AMEC dan Mattson Technology, namun memutuskan untuk tidak menggunakan vendor tersebut dalam persiapan fasilitas 2nm.

Selain menghapus peralatan produksi, TSMC juga sedang meninjau bahan kimia dan material yang digunakan dalam proses manufaktur chip untuk menghilangkan lebih banyak item yang bersumber dari China.

Langkah-langkah ini diambil di tengah kekhawatiran bahwa AS dapat menghentikan TSMC dari memproduksi chip 2nm yang canggih.

Rancangan undang-undang Chip EQUIP Act yang diajukan secara bipartisan pada 2024, akan menambahkan amandemen pada CHIPS and Science Act.

Amandemen ini akan melarang proyek yang didanai oleh CHIPS and Science Act dari pembelian peralatan manufaktur semikonduktor yang dibuat oleh entitas yang dimiliki atau dikendalikan oleh pemerintah China.

Aturan ini juga akan berlaku untuk peralatan yang bersumber dari negara asing lain yang menjadi perhatian.

Meskipun RUU ini telah diajukan di DPR dan Senat AS, namun belum melewati komite mana pun atau menghadapi pemungutan suara di kedua lembaga.

Jika disetujui, undang-undang ini akan mempengaruhi pabrik yang sedang dibangun oleh TSMC di Arizona.

TSMC belum membuat pengumuman resmi yang mengungkapkan apakah penghapusan peralatan dari China dilakukan karena tidak memenuhi standar yang diperlukan oleh perusahaan, atau apakah langkah ini dilakukan untuk memenuhi permintaan AS. Perusahaan ini memiliki klien utama seperti Apple, Qualcomm, MediaTek, Broadcom, Nvidia, dan AMD.

Keputusan TSMC untuk beralih dari vendor China sejalan dengan perkembangan teknologi chip yang semakin canggih.

Seperti yang terjadi pada MediaTek Helio P22 yang diharapkan dapat mendorong kelahiran segmen smartphone “new premium”, atau MediaTek Helio P60 dengan kemampuan AI yang membuat smartphone dapat mengenali penggunanya.

Perkembangan teknologi chip terus berlanjut dengan inovasi seperti yang ditawarkan oleh POCO F7 Ultra dan POCO F7 Pro yang diluncurkan dengan spesifikasi ekstrem di pasar global.

Langkah TSMC dalam menghapus peralatan China dari lini produksi 2nm dapat mempengaruhi rantai pasok global dan dinamika persaingan dalam industri semikonduktor.

Implikasi dari keputusan TSMC ini masih perlu diamati lebih lanjut, terutama dalam hubungannya dengan kebijakan perdagangan internasional dan keamanan nasional negara-negara terkait.

Perusahaan terus memantau perkembangan regulasi dan kebijakan yang dapat mempengaruhi operasi bisnisnya di berbagai negara. (Icha)

Apple Rilis iOS 26 Beta 8, Kemungkinan Beta Terakhir Sebelum Versi Stabil

0

Telko.id – Apple merilis iOS 26 Beta 8 pada 25 Agustus 2025, yang kemungkinan menjadi versi beta terakhir sebelum rilis stabil iOS 26 dalam beberapa minggu ke depan.

Rilis ini menandai akhir dari rangkaian beta yang dimulai sejak 9 Juni lalu, bersamaan dengan World Wide Developer Conference (WWDC).

Berdasarkan pola rilis sebelumnya, versi stabil iOS 26 kemungkinan akan diluncurkan bersamaan dengan peluncuran iPhone 17 series.

Meskipun Apple belum mengonfirmasi tanggal resmi, spekulasi mengarah pada 16 September, seminggu setelah pengumuman iPhone 17.

Pengguna beta iOS 26 akan dapat keluar dari program beta dan kembali ke versi stabil tanpa harus menghapus data ponsel.

Beta 8 menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal umur baterai dibandingkan dengan beta sebelumnya. Apple juga mengurangi efek Liquid Glass pada layar beranda, meskipun efek tersebut masih terlihat jelas di Control Center.

Pengguna yang terdaftar dalam program beta dapat menginstal pembaruan melalui Settings > General > Software Update.

Perjalanan Beta iOS 26 dan Fitur yang Ditunggu

Perjalanan beta iOS 26 dari Beta 1 hingga Beta 8 cukup mulus, meskipun sempat terjadi gangguan pada panggilan masuk yang tidak mengeluarkan nada dering di iPhone 15 Pro Max pada Juli lalu.

Bug ini berlangsung selama 2-3 hari sebelum diperbaiki dalam pembaruan beta berikutnya. Meski demikian, ini mengingatkan bahwa perangkat beta sebaiknya tidak diinstal pada perangkat utama.

Salah satu fitur yang paling dinantikan, “Personal Siri”, tertunda hingga musim semi tahun depan. Keterlambatan ini menjadi tantangan bagi Apple, terutama setelah Google memperkenalkan fitur serupa bernama Magic Cue pada acara Made by Google minggu lalu.

Magic Cue sudah tersedia untuk Pixel 10 series, sementara “Personal Siri” masih dalam tahap pengembangan.

Fitur Baru dalam iOS 26

iOS 26 fokus pada desain baru dengan Liquid Glass UI, berbeda dengan iOS 18 yang lebih menonjolkan Apple Intelligence.

Meski demikian, Apple tetap menyertakan beberapa fitur AI dalam beta iOS 26. Live Translation memungkinkan pengguna melakukan percakapan telepon dengan penerjemahan real-time ke bahasa yang berbeda.

Hold Assist memantau panggilan saat ditahan dan memberi notifikasi ketika pihak lain kembali ke panggilan.

Fitur lain termasuk kemampuan membuat polling dalam obrolan grup, penyaringan panggilan untuk mengidentifikasi penelepon tidak dikenal, serta aplikasi Games baru.

Apple Maps juga menjadi lebih cerdas dengan mempelajari rute pilihan pengguna dan memberikan peringatan jika terjadi penundaan signifikan.

Rilis stabil iOS 26 tinggal menunggu waktu, dan pengguna dapat bersiap untuk upgrade besar-besaran dengan fitur-fitur baru yang ditawarkan. Untuk informasi lebih lanjut tentang rilis sebelumnya, kunjungi iOS 26 Resmi Dirilis: Desain Liquid Glass dan Fitur AI Terbaru.

Dengan peluncuran iOS 26, Apple kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi desain dan fungsionalitas.

Pengguna dapat menantikan pengalaman yang lebih mulus dan intuitif dengan antarmuka Liquid Glass serta fitur AI yang terus dikembangkan. (Icha)

Vivo X300 Bakal Jadi Flagship dengan Kamera 200MP

0

Telko.id – Vivo dikabarkan akan meluncurkan seri X300 pada September mendatang. Menurut rumor terbaru, model standar X300 akan hadir dengan desain yang lebih kompak, sehingga nyaman digenggam dan disimpan di saku.

Tipster Yogesh Brar mengklaim bahwa vivo X300 akan menjadi flagship kompak meski dibekali dengan peningkatan hardware imaging.

Brar tidak menyebutkan ukuran layar secara spesifik, namun pernyataannya yang berbunyi “Tidak perlu X300 Pro Mini sekarang…” mengindikasikan bahwa ponsel ini akan cukup kecil untuk bersaing di jajaran flagship kompak terbaik tahun 2025 dan 2026.

Sebagai perbandingan, vivo X200 memiliki layar 6,67 inci dengan bobot 197 gram, sementara X200 Pro Mini lebih ramping dengan layar 6,31 inci dan berat 187 gram.

Belum jelas bagaimana vivo akan memposisikan X300 dan X300 Pro Mini jika model standar memang mengadopsi faktor bentuk kompak. Di sisi kamera, vivo X300 diprediksi akan menggunakan sensor utama 200MP (1/1.4″), yang merupakan peningkatan signifikan dari sensor 50MP Sony IMX921 (1/1.56″) yang digunakan di X200.

Sensor utama tersebut kemungkinan akan didampingi oleh lensa ultra-wide 50MP dan kamera telephoto 50MP Sony IMX882 (1/1.95″) dengan zoom optik 3x.

Kamera telephoto juga disebut-sebut dapat berfungsi sebagai kamera macro. Performa vivo X300 telah terlihat di Geekbench 6.3.0, dengan chipset Dimensity 9500 yang mencetak skor 2352 untuk single-core dan 7129 untuk multi-core.

Sementara itu, X300 Pro Mini dikabarkan bulan lalu akan tetap menggunakan sensor IMX882 untuk kamera telephoto 3x-nya.

Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana vivo akan memposisikan X300 standar dalam jajaran produknya—apakah sebagai flagship kompak sejati atau sebagai penyeimbang antara X300 Pro Mini dan X300 Pro.

Rumor dan bocoran lebih lanjut diperkirakan akan muncul seiring mendekatnya waktu peluncuran. Vivo juga diketahui tengah mempersiapkan sejumlah produk lain, seperti Vivo V60 dengan kamera Zeiss dan baterai 6.500 mAh, serta Vivo Y500 yang didesain mirip X200.

Meski belum ada konfirmasi resmi dari vivo, informasi yang beredar cukup membuat antusiasme penggemar teknologi meningkat.

Apalagi, dengan tren smartphone yang semakin besar, kehadiran flagship kompak seperti ini dinilai cukup segar di pasar.

Sebelumnya, Vivo V15 juga sempat diuji performa gaming-nya, menunjukkan bahwa vivo terus berinovasi di berbagai segmen.

Dengan kombinasi performa tinggi dan desain yang ergonomis, perangkat ini berpotensi menarik perhatian banyak kalangan. (Icha)

Motorola Edge 60 Pro Hadirkan Warna Baru Pantone Walnut

Telko.id – Motorola memperkenalkan varian warna baru untuk smartphone Edge 60 Pro, yaitu Pantone Walnut, yang mulai tersedia di pasar India.

Warna cokelat kayu ini memberikan sentuhan elegan dan hangat pada desain perangkat, melanjutkan tradisi Motorola dalam menghadirkan pilihan warna yang berani dan stylish.

Varian baru ini melengkapi tiga pilihan warna sebelumnya, yaitu Pantone Dazzling Blue, Pantone Shadow, dan Pantone Sparkling Grape.

Meski hadir dengan warna baru, spesifikasi teknis Edge 60 Pro tetap sama dengan varian lainnya. Perangkat ini tetap menawarkan performa tinggi dengan dukungan MediaTek Dimensity 8350 Extreme SoC, RAM 12GB, dan penyimpanan internal 256GB.

Layar yang digunakan adalah pOLED 6,7 inci dengan resolusi 1,5K, refresh rate 120Hz, serta perlindungan Corning Gorilla Glass 7i.

Untuk fotografi, Edge 60 Pro dilengkapi dengan tiga kamera belakang: 50MP (utama), 50MP (ultra wide), dan 10MP (telephoto), serta kamera selfie 50MP di depan.

Daya tahan baterai juga menjadi salah satu keunggulan, dengan kapasitas 6.000mAh yang mendukung pengisian cepat 90W dan pengisian nirkabel 15W.

Fitur lainnya termasuk sertifikasi ketahanan militer, peringkat IP68 + IP69, speaker stereo dengan Dolby Atmos, NFC, Bluetooth 5.4, dan WiFi 6E.

Kehadiran varian Pantone Walnut ini semakin memperkuat posisi Motorola dalam menghadirkan perangkat yang tidak hanya andal secara teknis, tetapi juga memiliki nilai estetika tinggi.

Warna earthy brown dipilih untuk memberikan kesan sophisticated dan hangat, sesuai dengan filosofi desain Motorola yang selalu mengedepankan gaya dan performa.

Peluncuran varian baru ini juga menunjukkan komitmen Motorola dalam merespons preferensi konsumen, khususnya di pasar India yang dikenal sangat dinamis. Dengan penambahan warna ini, konsumen memiliki lebih banyak opsi personalisasi sesuai selera.

Selain itu, Motorola terus berinovasi dengan menghadirkan fitur-fitur canggih pada perangkatnya, termasuk dukungan AI yang semakin cerdas.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perkembangan terbaru Motorola, simak artikel terkait di Telko.id.

Dukungan operator juga turut mempermudah akses konsumen terhadap perangkat Motorola. Beberapa provider seperti XL Axiata dan XLSMART telah menyediakan bundling menarik untuk produk Motorola, termasuk Edge 60 Pro.

Dengan semua keunggulan yang ditawarkan, Motorola Edge 60 Pro dalam warna Pantone Walnut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan perangkat stylish dengan performa tangguh. Keberadaan varian ini juga memperkaya portofolio Motorola di segmen smartphone premium. (Icha)

Xiaomi Luncurkan Smart Camera 4 Dual-Camera Edition

0

Telko.id – Xiaomi secara resmi meluncurkan Smart Camera 4 Dual-Camera Edition di China dengan harga 299 yuan atau sekitar Rp 700 ribu.

Produk ini telah tersedia untuk pembelian melalui platform JD.com. Peluncuran ini mengikuti versi sebelumnya, yaitu Smart Camera 4 Zoom Edition, yang baru saja dirilis.

Smart Camera 4 Dual-Camera Edition dilengkapi dengan dua lensa 5 megapiksel yang masing-masing mampu merekam video dengan resolusi 2960 × 1666.

Xiaomi menggunakan desain lensa optik 5P, aperture besar f/1.6, dan pemrosesan gambar ISP untuk meningkatkan kejernihan dan detail gambar.

Sistem ini mendukung video 20fps untuk menangkap gerakan lebih halus selama pemantauan.

Xiaomi Smart Camera 4 Dual-Camera Edition

Kamera ini memiliki konfigurasi dual-lens yang menggabungkan lensa wide-angle tetap dan lensa PTZ (pan-tilt-zoom).

Lensa PTZ mendukung rotasi horizontal 360 derajat dan tilt vertikal 90 derajat. Sementara lensa tetap mencakup bidang pandang 152 derajat dan mendukung penyesuaian sudut vertikal manual.

Kedua lensa bekerja sama untuk mengurangi blind spot dan menyediakan tampilan layar ganda secara real-time.

Xiaomi menggunakan sensor gambar sensitivitas tinggi dan algoritma gambar untuk meningkatkan performa malam hari.

Perangkat ini mendukung night vision full-color dalam kondisi cahaya rendah dan dilengkapi lampu infrared 940nm untuk pencitraan hitam-putih yang jelas dalam kegelapan total hingga jarak 10 meter.

Kamera ini didukung oleh chip berkinerja tinggi dengan daya komputasi 1 TOPS. Perangkat ini dapat melakukan deteksi AI lokal untuk kehadiran manusia, deteksi hewan peliharaan, tangisan bayi, dan peringatan suara tidak biasa.

Ketika lensa tetap mendeteksi gerakan, lensa PTZ dapat secara otomatis berputar untuk melacak subjek.

Perangkat ini dilengkapi dengan dual-band Wi-Fi 6 untuk konektivitas yang lebih cepat dan stabil. Ia terintegrasi dengan mulus ke dalam ekosistem smart home HyperOS Connect Xiaomi, memungkinkan pengguna menghubungkannya dengan perangkat Xiaomi lainnya seperti kunci pintar dan sistem pencahayaan.

Kamera ini juga mendukung panggilan suara dua arah secara real-time melalui speaker built-in dan mikrofon peredam kebisingan, memungkinkan komunikasi yang jelas.

Xiaomi menyertakan beberapa opsi penyimpanan, termasuk dukungan kartu microSD (16GB hingga 256GB), penyimpanan NAS, dan penyimpanan cloud berbayar.

Perangkat menggunakan encoding H.265 untuk meningkatkan pemutaran dan mengurangi penggunaan penyimpanan.

Paket penjualan dilengkapi dengan bracket wall-mount dan mendukung instalasi tegak dan terbalik. Berat perangkat sekitar 347 gram dengan ukuran 78 × 73 × 127 mm.

Xiaomi Smart Camera 4 Dual-Camera Edition

Selain kamera ini, Xiaomi juga baru-baru ini meluncurkan Mijia Gas Water Heater Pro dengan penghilangan ion 99% dan HyperOS, serta Mijia Thermostatic Electric Kettle 3 Pro dengan kapasitas 2.0L dan liner baja 316L.

Produk-produk ini menunjukkan komitmen Xiaomi dalam memperluas portofolio perangkat smart home mereka.

Peluncuran Smart Camera 4 Dual-Camera Edition ini memperkuat posisi Xiaomi di pasar perangkat keamanan rumah pintar.

Dengan fitur canggih dan harga yang kompetitif, produk ini diharapkan dapat menarik minat konsumen yang mencari solusi pemantauan rumah yang andal dan terjangkau. (Icha)

Tesla Luncurkan Asisten Suara AI “Hey Tesla”

Telko.id – Tesla telah meluncurkan asisten suara bertenaga artificial intelligence (AI) untuk kendaraan listriknya di China.

Fitur baru yang dinamai “Hey Tesla” ini dikembangkan bekerja sama dengan DeepSeek dan ByteDance, dan dirancang untuk memberikan kontrol suara alami dalam hal navigasi, media, serta fungsi kabin.

Perusahaan mengonfirmasi bahwa model bahasa besar (LLM) Doubao milik ByteDance akan mengelola perintah suara seperti menyesuaikan AC, mengatur rute, dan mengontrol hiburan.

Sementara itu, chatbot DeepSeek akan menangani tugas percakapan, termasuk pembaruan berita, cuaca, dan interaksi kasual.

Kedua model ini beroperasi di platform cloud Volcano Engine milik ByteDance, yang memproses permintaan secara real-time melalui API terenkripsi.

Peluncuran sistem ini bersamaan dengan diperkenalkannya Model Y L SUV enam kursi yang mulai dijual pada Agustus lalu.

Berbeda dengan model Tesla lama di China yang mengharuskan pengemudi menekan tombol di setir, Model Y L mendukung frasa bangun.

Pengemudi dapat mengatakan “Hey Tesla” atau mengatur kata kustom untuk mengaktifkan asisten secara hands-free.

Pilihan mitra Tesla mencerminkan upaya perusahaan untuk melokalisasi fitur bagi pasar China.

Pesaing domestik seperti BYD, Nio, dan Xpeng telah menggunakan asisten suara AI canggih, yang memberikan mereka keunggulan dalam pengalaman pelanggan.

Dengan mengadopsi DeepSeek dan Doubao, Tesla bertujuan menutup kesenjangan tersebut dan bersaing lebih langsung dengan merek lokal.

Di Amerika Serikat, Tesla terus menggunakan Grok, model AI yang dibangun oleh startup xAI milik Elon Musk.

Pembagian ini menunjukkan strategi regional Tesla, dengan penyedia AI lokal menggerakkan mobilnya di China untuk memenuhi harapan regulator dan konsumen.

BMW telah mengambil langkah serupa, bekerja sama dengan QWen LLM milik Alibaba untuk jajaran produknya di China. Tesla belum mengonfirmasi kapan asisten suara baru ini akan diperluas ke model lain di China.

Ketentuan layanan yang diperbarui perusahaan menyebutkan integrasi ini, tetapi beberapa pemilik melaporkan belum menerima fitur tersebut dalam pembaruan over-the-air terbaru.

Meski tertunda, Tesla memberi sinyal bahwa kecerdasan dalam mobil kini menjadi pusat persaingan di pasar EV terbesar di dunia. ( Icha)

Honor X7d Resmi Dirilis dengan Baterai 6.500 mAh dan Ketahanan Tinggi

0

Telko.id – Honor secara resmi mengumumkan kehadiran Honor X7d sebagai anggota terbaru dari seri terjangkau mereka.

Ponsel ini fokus pada baterai besar dan ketahanan ekstra, menjadikannya pilihan menarik di segmen harga menengah.

Honor X7d dibekali layar LCD 6,77 inci dengan refresh rate hingga 120Hz, peningkatan dari model sebelumnya, meski tetap mempertahankan resolusi 720p+.

Perangkat ini telah meraih sertifikasi SGS 5-star untuk ketahanan terhadap jatuh, serta sertifikasi IP65 yang membuatnya tahan terhadap debu dan semprotan air. Honor X7d ditenagai oleh Snapdragon 685, prosesor yang telah berusia dua tahun, dengan pilihan memori 12GB/128GB, 16GB/128GB, atau 16GB/256GB.

Honor X7d announced with a 6.77-inch display and Snapdragon 685

Di sektor kamera, Honor X7d mengusung setup sederhana dengan kamera utama 108MP ber-apertur f/1.75 dan sensor 2MP untuk data kedalaman.

Kamera depan menggunakan sensor 8MP dengan apertur f/2.0. Salah satu sorotan utama adalah baterai berkapasitas 6.500 mAh yang mendukung pengisian daya SuperCharge proprietary 35W.

Perangkat ini berjalan pada MagicOS 9.0 berbasis Android 15. Warna yang tersedia meliputi Desert Gold, Ocean Cyan, Meteor Silver, dan Velvet Black.

Meski telah diumumkan, Honor belum mengonfirmasi detail harga dan ketersediaan secara global.

Snapdragon 685, meski bukan prosesor terbaru, masih mampu menangani tugas sehari-hari dengan baik.

Sebagai perbandingan, Snapdragon 845 yang pernah menjadi flagship di masanya masih menjadi acuan performa di kelas menengah.

Begitu pula dengan Snapdragon 712 dan Snapdragon 710 yang masih banyak digunakan di perangkat entry-level hingga mid-range.

Dengan fokus pada ketahanan dan baterai besar, Honor X7d berpotensi bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

Namun, dengan adanya ponsel dari merek niche seperti seri HMD Crest yang menawarkan performa lebih baik dengan harga lebih rendah, strategi Honor mungkin perlu dievaluasi ulang untuk mempertahankan reputasinya.

Keberadaan perangkat seperti Honor X7d menunjukkan bahwa baterai besar dan ketahanan fisik masih menjadi prioritas bagi sebagian konsumen.

Meski menggunakan chipset yang tidak terbaru, kombinasi fitur yang ditawarkan bisa menjadi nilai jual yang menarik, terutama bagi pengguna yang mengutamakan daya tahan baterai dan ketahanan perangkat. (Icha)