spot_img
Latest Phone

ASUS ROG Luncurkan Jajaran Perangkat Gaming RTX 50 Series di Indonesia

Telko.id - ASUS Republic of Gamers (ROG) resmi memperkenalkan...

Garmin Luncurkan Forerunner 570 & 970, Revolusi Smartwatch untuk Pelari

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan dua smartwatch GPS...

iPadOS 26 Resmi Dirilis: Multitasking Lebih Canggih dan Desain Baru

Telko.id - Para pengguna iPad merasakan perangkat nya masih...

Apple Intelligence Tambah Fitur Baru, Tapi Siri Masih Belum Cerdas

Telko.id - Dalam konferensi Worldwide Developers Conference (WWDC) 2025,...

iOS 26 Resmi Dirilis: Desain Liquid Glass dan Fitur AI Terbaru

Telko.id - Apple baru saja meluncurkan iOS 26, yang...
Beranda blog Halaman 1085

Jangan Coba-coba! Selfie di Pantai Ini Bisa Dihukum Mati

Teleset.id, Jakarta – Para wisatawan yang terobsesi dengan foto saat mengunjungi pantai Mai Khao, Thailand, sebaiknya tidak melakukan selfie menggunakan ponselnya. Kalau tetap nekat, mereka bisa terancam hukuman mati.

Ya, saat ini pihak berwenang setempat akan menindak pengunjung pantai yang berbatasan dengan salah satu bandara tersibuk di negara itu, Bandara Internasional Phuket.

Pantai ini menjadi populer dengan turis yang ingin mengambil foto dengan pesawat saat terbang rendah.

Bagian dari pantai yang dekat dengan landasan pacu bandara dikenal sebagai “Unseen Phuket”. Para wisatawan berduyun-duyun ke bagian pantai tersebut hanya untuk berpose dengan pesawat yang sedang mendarat.

{Baca juga: Tragis! Gara-gara Selfie, Gadis Cantik Tewas Tertabrak Kereta}

Menurut Bangkok Post, pihak berwenang menjadi sangat khawatir karena pantai ini semakin populer. Selain itu, pihak berwenang juga sedang meningkatkan zona keselamatan di sekitar landasan dan melarang orang masuk.

Sebab, pihak berwenang khawatir masuknya orang-orang di pantai dapat menimbulkan gangguan bagi para pilot.

Kepala Bandara, Wichit Kaeothaithiam, mengatakan kepada Bangkok Post bahwa peraturan yang lebih ketat harus diterapkan seperti yang disyaratkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dan pelanggar harus dikenakan hukuman berdasarkan Undang-Undang Navigasi Udara.

Para pelanggar yang terbukti bersalah akan menghadapi hukuman berat. Di antaranya, denda $ 1.253, hingga hukuman maksimal 20 tahun penjara.

“Hukuman maksimum adalah hukuman mati,” katanya kepada Bangkok Post.

Turis yang mencari selfie dengan pesawat yang sedang terbang rendah, ternyata juga juga menjadi masalah di pantai populer lainnya.

Pantai Maho di pulau Saint Martin di Karibia telah menyebabkan kematian. Seorang wanita berusia 57 tahun yang berlibur di Saint Martin terbunuh setelah terkena ledakan jet di dekatnya dan menjatuhkannya ke tanah.

Para pejabat berwenang mengatakan, wanita itu telah memegang pagar yang memisahkan pantai dari bandara ketika angin yang dihasilkan oleh mesin jet menghantam punggungnya. Peristiwa ini menyebabkan para wisatawan yang ingin mendapatkan foto pesawat jarak dekat dikritik.

{Baca juga: 10 Selfie Terbaik yang Pernah Dibuat Orang, Pernah Kepikiran?}

Baru-baru ini, pasangan akrobatik dikritik karena melakukan headstand satu tangan beberapa inci dari pesawat kargo. Kedua pelaku, Oleg Kolisnichenko (36), dan Yuliia Nos (25), berada beberapa meter dari pesawat meski hanya sekejap.

“Itu tidak menyentuh kakiku tetapi saya merasakan begitu banyak udara dari pesawat dan saya kehilangan keseimbangan. Sangat menyenangkan dan mengasyikkan, tetapi baru setelahnya saya menyadari betapa berbahayanya itu, ”kata Nos kepada SWNS. [BA/HBS]

Sumber: NY Post

Huawei Cuek-cuek Butuh ke Apple, Soal Apa?

Telko.id, Jakarta Huawei, Qualcomm, Intel, dan Samsung mengembangkan modem 5G bikinan sendiri. Namun, empat produsen tersebut kabarnya hanya bersedia menjual modem 5G ke Apple. Kenapa?

Awalnya, Huawei enggan menjual modem bernama Balong 5000 ke pabrikan lain. Bahkan, Huawei sempat menyebut Balong 5000 hanya dipakai untuk produk pintar buatan sendiri seperti di smartphone dan perangkat IoT.

Namun, seorang sumber menyebut bahwa perusahaan asal China itu sebenarnya cuma “cuek-cuek butuh”. Artinya, mereka tetap berharap bisa menjual modem buatan mereka. Satu syaratnya, Balong 5000 hanya dijual ke Apple. Aneh!

{Baca juga: Belum Siap, Apple Rilis Smartphone 5G Pertama di 2020}

Keputusan tersebut terbilang aneh karena Huawei adalah perusahaan yang berambisi mengincar posisi kedua dari daftar produsen ponsel terbesar dunia. Faktanya, Huawei ingin menjual modem 5G ke rival.

Menurut Engadget, dikutip Telko.id, Selasa (9/4/2019), penjualan modem bukanlah sumber pemasukan utama Huawei. Berbanding terbalik dengan Samsung, yang mengandalkan laba dari bisnis semikonduktor.

Huawei mungkin membuat keputusan itu melihat perkembangan mengenai masalah modem di Apple. Raksasa dari Cupertino itu diprediksi terlambat merilis perangkat 5G karena Intel belum bisa menyediakan modem 5G.

{Baca juga: Terkendala Modem, Mungkinkah Apple Rilis iPhone 5G pada 2020?}

Di lain sisi, Apple tak bisa menggunakan modem Qualcomm karena masih terlibat perselisihan. Apple kabarnya masih menunggak pembayaran USD 31 juta atas pelanggaran tiga hak paten milik Qualcomm. [SN/HBS]

Sumber: Engadget

Smartfren Uji Coba Jaringan di MRT Jakarta

0

Telko.id, JakartaSmartfren menggelar uji coba jaringan selulernya di Moda Raya Terpadu (MRT) mulai dari stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Lebak Bulus. Layanan ini ada di setiap stasiun, jalur bawah tanah dan stasiun layang.

Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys mengatakan, kehadiran Smartfren di jalur MRT adalah bentuk layanan unlimited  yang dihadirkan oleh Smartfren.

“Sama seperti layanan yang kami hadirkan, dari sisi pelayanan jaringan Smartfren selalu berusaha untuk menghadirkan unlimited connection bagi para pelanggannya atau tanpa terputus. Tidak terkecuali di sepanjang jalur MRT,” ujar Merza saat menemani media mengunjungi stasiun MRT di Bundaran HI Jakarta, Selasa (9/4/2019).

{Baca juga : Setelah Kartu Perdana BosKu, Smartfren Siapkan Bosku Lite}

Lebih lanjut Merza menjelaskan, tujuan hadirnya layanan Smartfren sangat jelas, tidak semata-mata ingin menambah revenue akan tetapi lebih kepada pelayanan pada para pelanggan selama berada di perjalanan.

Misalnya mereka dapat bermain game dengan lancar, streaming video tanpa lagging, hingga browsing, bersosial media dan berkirim pesan melalui sosial messenger, hingga mempersiapkan untuk memesan sarana transportasi online sebelum mereka sampai di stasiun tujuan.

“Mudah-mudahan, dengan hadirnya layanan Smartfren di sepanjang jalur MRT ini dapat memberikan manfaat bagi para pengguna MRT,” imbuhnya.

Sementara itu, Vice President Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo, mengatakan jaringan Smartfren yang ada di jalur MRT adalah 4G LTE Advanced. Sinyal di bawah tanah dipancarkan dari sistem leaky cable, yang dipasang sepanjang jalur MRT.

Leaky cable ini dibangun oleh PT Tower Bersama yang ditunjuk PT MRT Jakarta sebagai mitra strategis penyedia konektivitas seluler dan jaringan nirkabel atau WiFi.

“Dari sisi sinyal di MRT adalah 4G LTE Advanced. Sinyal ini dipancarkan melalui leaky cable yang dipasang mitra kami, jadi tugas kami hanya menyuntikkan sinyalnya,” jelas Munir.

{Baca juga : 13 Stasiun MRT Baru Ada BTS Telkomsel}

Munir juga menambahkan, Smartfren memakai dua standar 4G LTE di jalur MRT, Time Division Duplex (TDD) dan Frequency Division Duplex (FDD) untuk menyelenggarakan layanan Internet kecepatan tinggi. TDD berada di spektrum frekuensi 2.300 MHz, sedangkan FDD di 850 MHz.

“FDD dan TDD semua ada di sini, tergantung kualitas sinyalnya nanti dan device akan pilih yang paling bagus,” pungkasnya.

Ia menyebutkan bahwa sinyal Smartfren tidak hanya dapat dinikmati di sepanjang rute perjalanan, tapi juga dapat digunakan di setiap stasiun baik 6 stasiun yang berada di bawah tanah maupun 7 stasiun layang. (MS/HBS)

Skyegrid Paket ‘Murmer’ Ini Bisa Dipakai 7 Hari Non Stop

Telko.id – Ingin tetap asyik main game tapi nggak pake mahal? Pakai saja Skyegrid paket Lite, hanya Rp.69 ribu saja per minggu. Dan bisa main cloud gaming selama tujuh hari non-stop terhitung sejak hari pertama berlangganan.

Untuk berlangganan Paket Skyegrid Lite, Gridder–sebutan untuk pelanggan Skyegrid– dapat menempuh langkah yang sama dengan paket bulanannya, yakni membelinya via akun Skyegrid di situs e-commerce lokal, Bukalapak.com.

Bagaimana langkah-langkah berlangganannya? Ya, pelanggan cukup memilih Paket “Skyegrid Lite – Unlimited” pada rak Skyegrid di laman Bukalapak.com, klik “Beli Sekarang,” lalu “Metode Pembayaran” yang diinginkan.

“Paket Skyegrid Lite hadir untuk memenuhi hasrat bermain game para gamer yang ingin menikmati Cloud Gaming dalam waktu singkat. Paket ini pas buat mereka yang ingin menamatkan sebuah game tertentu, atau sekadar online bersama teman-teman sesama gamer,” ujar Rolly Edward, CEO Skyegrid.

Rolly menambahkan, Skyegrid Lite juga dibuat berdasarkan permintaan banyak calon pelanggan yang sangat ingin menjajal teknologi Cloud Gaming, namun dengan paket yang lebih murah dan lebih berfaedah.

Untuk diketahui, masa aktif Paket Skyegrid Lite adalah tujuh (7) hari terhitung sejak transaksi. Dalam kurun waktu tersebut, pelanggan bebas memainkan game Free-To-Play apa saja sepuasnya. Setelah itu, pelanggan diharuskan untuk membeli ulang Paket Skyegrid Lite, atau berpindah ke Paket Skyegrid bulanan yang seharga Rp179 ribu.

“Era Cloud Gaming kian terasa semenjak Google mengumumkan akan ikut terjun di bisnis ini pada ajang 2019 Game Developers Conference lalu. Sebab itu, kami berharap komunitas gamer di Tanah Air dapat mencicipi teknologi Cloud Gaming ini dengan berlangganan Skyegrid Lite yang secara harga lebih terjangkau,” tutur Rolly.

“Ini momentum yang sangat baik. Bagaimanapun, Skyegrid siap bersaing dengan Stadia dan layanan serupa lainnya. Semangat kami tetap sama seperti awal mula, tak hanya membawa solusi bermain game PC ke ponsel Android dan laptop berspesifikasi biasa, tetapi juga ingin mendukung game-game lokal agar lebih dikenal di pentas dunia, seperti DreadOut 2 yang akan rilis tahun ini.”

Baru-baru ini, Skyegrid juga menambah koleksi rak game-nya dengan tiga judul game lokal alias Made in Indonesia, yaitu Pamali (StoryTale Studios asal Bandung), Valthirian Arc: Hero School Story (Agate asal Bandung), dan Ultra Space Battle Brawl (Mojiken Studio asal Surabaya).

Dengan demikian, per hari ini, Skyegrid mempunyai total 85 judul game, dengan komposisi 50-50 untuk game berbayar via akun Steam dan game Free-to-Play.

Terkait optimalisasi product experience, Skyegrid juga akan menghadirkan pengingkatan pengalaman bermain game yang signifikan dalam waktu dekat, yakni dengan mempertajam grafis dan minimalisir input lag.

“Prosesnya telah berjalan 60 persen. Tunggu saja kejutan Skyegrid pada pertengahan tahun ini,” tutup Rolly. (Icha)

 

 

Malaysia akan Tarik Pajak ke Netflix, Spotify dkk

Telko.id, Jakarta – Pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan baru terkait layanan digital. Negeri Jiran tersebut akan mengenakan tarif pajak bagi layanan digital seperti Netflix, Spotify, serta layanan digital lain. Aturan tersebut akan berlaku mulai 1 Januari 2020.

Dilansir Telko.id dari Mashable pada Selasa (09/04/2019) kebijakan baru tersebut, diumumkan langsung oleh Menteri Keuangan Malaysia, Lim Guang Eng.

Adapun besaran tarif pajak tersebut sebesar 6% setiap tahunnya dan harus dipatuhi kepada layanan digital yang aktif di negara tersebut.

Menurut wakil menteri keuangan, Datuk Amiruddin Hamzah, pemerintah awalnya mengajukan Revisi Undang-undang Pajak Layanan kepada parlemen.

Dalam rancangan tersebut ada peraturan terkait pajak layanan digital yang bertujuan untuk menyamakan kedudukan antara perusahaan lokal dan asing.

Pihak parlemen pun menyetujui rancangan tersebut karena memang perlu ada keadilan antara pemain industri digital baik dari pihak lokal ataupun global.

“Pajak digital adalah untuk menyediakan kompetisi yang setara antara perusahaan lokal dan asing serta penyedia layanan online dan offline,” kata salah seorang anggota parlemen.

{Baca juga: Malaysia akan Pamer Mobil Otonom dengan Jaringan 5G}

Perlu diketahui bahwa kebijakan pajak ini tidak ditanggung oleh pengguna. Kewajiban pajak digital diberikan bagi pihak pengembang seperti pihak Netflix, Spotify, Steam dan layanan digital lainnya. Walaupun tidak bisa dipungkiri, kenaikan harga layanan akan terjadi imbas dari kebijakan tersebut.

Kebijakan tarif pajak bagi layanan digital sebenarnya sudah lama diberlakukan di negara Rusia dan Norwegia yang memasang besaran tarif yaitu 18% dan 25% per tahun. Untuk itu Datuk Amiruddin menilai jika besaran tarif di Malaysia cukup rendah tetapi bukan berarti bisa diabaikan.

{Baca juga: Universitas Ini Larang Streaming Netflix, Kenapa?}

Jika ada yang tidak bayar pajak, maka dapat dikenakan denda hingga RM 50.000 atau Rp 172,4 juta atau kurungan penjara selama 3 tahun. Aturan pajak ini berlaku untuk orang atau organisasi apa pun, dari kebangsaan atau kewarganegaraan apa pun, selama layanan mereka berada di wilayah Malaysia.

Malaysia mengikuti langkah negara tetangga Singapura untuk memperkenalkan pajak untuk layanan digital. Seperti Malaysia, Singapura juga akan mulai pada 1 Januari 2020 nanti. Lantas apakah Indonesia akan mengikuti jejak kedua negara tersebut? [NM/HBS]

Sumber: Mashable

Pemerintah Uji Coba Frekuensi 700 Mhz Untuk Komunikasi Kebencanaan

Telko.id – Pemerintah sedang melakukan uji coba Public Protection and Disaster Relief (PPDR) di kawasan Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (09/04/2019) menggunakan Frekuensi 700 Mhz. Uji coba akan dilaksanakan selama satu bulan, mulai tanggal 9 April 2019 hingga 9 Mei 2019 pada kawasan Pangandaran.

Public Protection and Disaster Relief (PPDR) merupakan standar dunia untuk komunikasi radio bagi lembaga terkait perlindungan publik dan penanggulangan bencana. Perlindungan publik mencakup hal-hal terkait ketertiban dan penegakan hukum, perlindungan jiwa dan harta beda, dan situasi darurat.

Di beberapa negara, pita frekuensi radio 700 MHz telah terbukti handal dan mumpuni. Seperti di Amerika Serikat dan Korea Selatan. Frekuensi ini secara internasional pun sudah disepakati untuk komunikasi kebencanaan.

“Frekuensi 700 MHz di dunia dinamakan Digital Dividend, sebagian dialokasikan untuk kebencanaan, sebagian untuk mendukung broadband,” kata Menkominfo Rudiantara saat meresmikan uji coba di Plasa Telkom, Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (9/4).

Frekuensi 700 Mhz ini juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan komunikasi kebencanaan yang lebih canggih, peningkatan jangkauan pita lebar di daerah rural, serta perbaikan kualitas pita lebar di kota-kota besar yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Dalam konteks komunikasi kebencanaan, dukungan infrastruktur komunikasi kebencanaan yang canggih dan mampu melayani trafik komunikasi suara (voice) dan multimedia.

Uji coba juga dilakukan di Pangandaran karena beberapa kali, wilayah ini terkena bencana, seperti Tsunami pada 2006 lalu. Selain itu, frekuensi 700 Mhz di wilayah ini tidak banyak digunakan oleh televisi analog.

Dengan uji coba itu diharapkan diperoleh data teknis mengenai kualitas layanan, pengujian aplikasi dan konektivitas, serta data non teknis di lapangan yang diperlukan sebagai rekomendasi penyelenggaraan layanan nantinya.

Penyedia perangkat telekomunikasi yang mendukung uji coba ini antara lain Motorola, Nokia, Huawei, Hytera dan Inti serta dukungan teknis PT Telkom dengan menggunakan teknologi broadband Public Safety LTE pada frekuensi 700 MHz.

Dalam uji coba dilakukan demo uji SMS Blast, Panggilan Suara antar petugas, Pengiriman Gambar dan Video secara Real Time, dan Pengujian Fitur-Fitur pada Aplikasi Layanan Radio Komunikasi.

Kementerian Kominfo melakukan pemantauan dan mengupayakan agar kanal frekuensi 700MHz dapat dimanfaatkan dalam uji coba serta tidak mengganggu kegiatan masyarakat di kawasan Pangandaran dan sekitarnya.

Sebelumnya, Kementerian Kominfo juga telah mengembangkan Sistem Penyampaian Informasi Bencana melalui SMS Blast pada daerah terdampak bencana dan Layanan Panggilan Darurat 112 yang dikelola oleh Pemda dalam penanganan kondisi darurat. Ke depan, semua layanan tersebut akan terintegrasi dengan Layanan Radio Komunikasi untuk Perlindungan Publik dan Penanggulangan Bencana.

Dengan layanan terintegrasi, diharapkan dapat memaksimalkan peran penting BMKG, BNPB, BASARNAS, POLRI, Pemda dan instansi terkait lainnya dalam manajemen penanggulangan bencana di Indonesia. (Icha)

Dua Tablet Samsung Terbaru Ini, Cocok untuk “Bermain Sambil Belajar”

0

Telko.id, Bangkok – Dua tablet Samsung kelas menengah akhirnya resmi diperkenalkan untuk para pengguna di Indonesia. Adalah Samsung Galaxy Tab A10 dan Samsung Galaxy Tab A with S Pen yang cocok disebut sebagai tablet untuk “bermain sambil belajar”.

Bagaimana tidak, keduanya dinilai bisa memenuhi kebutuhan entertainment sekaligus mendukung kegiatan belajar dan mengajar para penggunanya.

Kedua tablet ini sebenarnya mengusung spesifikasi yang hampir sama, kecuali ukuran layar, baterai, teknologi speaker, dan juga kehadiran pulpen pintar Samsung, S Pen.

{Baca juga: Main Gadget Malam Hari Bikin Anak-anak Susah Tidur}

Samsung Galaxy A10 memiliki layar berukuran 10,1 inci berjenis IPS LCD dengan resolusi 1200 x 1920 piksel. Sementara Galaxy A with S Pen, punya layar berukuran 8 inci dengan resolusi yang sama.

“Ini membuktikan komitmen kami untuk semakin mendekatkan teknologi kepada gaya hidup konsumen, termasuk di dunia pendidikan,” jelas Selvia Gofar, Senior Product Marketing Manager Samsung Mobile Indonesia di acara Media Session Galaxy Tab Series, di Bangkok, Thailand, Selasa (09/04/2019).

Untuk spesifikasinya, keduanya sama-sama disokong oleh prosesor octa-core 1,8 GHz Exynos 7904, RAM 3GB, ROM 32GB, dan sama-sama menjalankan sistem operasi One UI berbasis Android 9 Pie. Sementara baterainya, berkapasitas masing-masing 6,150 mAh untuk Galaxy Tab A10 dan 4,200 mAh untuk Galaxy Tab A with S Pen.

Khusus untuk Galaxy Tab A with S Pen, disematkan pulpen pintar ala Samsung yang biasanya terdapat pada seri Samsung Galaxy Note. S Pen di tablet ini memiliki presisi yang ditingkatkan dari seri sebelumnya, dan mempunyai 4.000 pressure level yang sangat berguna bagi pengguna yang suka menggambar.

Pindah ke bagian kamera, keduanya sama-sama memiliki kamera belakang 8MP dan kamera depan 5MP. Pembeda lainnya dari kedua tablet ini adalah, speaker.

Ya, di Samsung Galaxy Tab A10, Samsung memberikan dua speaker stereo berteknologi 3D Dolby Atmos. Sedangkan Samsung Galaxy Tab A with S Pen, hanya satu speaker saja dan dukungan Dolby Atmos hanya aktif ketika pengguna menggunakan headset.

{Baca juga: Samsung Galaxy Tab S5e, Tablet Pertama dengan Bixby 2.0}

Samsung Galaxy A10 akan tersedia berbarengan dengan seri Galaxy Tab S5e, yakni akhir April mendatang. Tablet ini dibanderol dengan harga Rp 4,9 jutaan dan memiliki tiga opsi warna, yakni Black, Silver, dan Gold.

Sedangkan Samsung Galaxy Tab A with S Pen, tersedia pada 15 April mendatang dengan dua opsi warna yaitu Black dan Silver. Tablet ini dihargai Rp 3,9 jutaan, dan Samsung akan memberikan free license dari aplikasi Ruangguru dan Dreambox Parental Control selama 1 bulan penuh untuk para pengguna.

“Tablet ini mampu mendukung aktivitas belajar pengguna, sekaligus membantu orang tua untuk mengawasi anak-anaknya,” ujar Selvia.

Selain Samsung Galaxy Tab A10 dan Tab A with S Pen, Samsung juga resmi memperkenalkan salah satu seri tabletflagship-nya, Samsung Galaxy Tab S5e. Samsung Galaxy Tab S5e memiliki desain yang tidak seperti tablet pada umumnya, yang biasanya punya bobot berat dan body yang cukup tebal.

{Baca juga: Samsung Galaxy Tab S5e Masuk Indonesia, Tebalnya Setara “5 KTP”}

Tablet ini hanya berbobot 400 gram dengan ketebalan mencapai 5,5 mm saja. Meski demikian, spesifikasi yang diusungnya terbilang mumpuni, seperti layar besar 10,5 inci Super AMOLED, prosesor Snapdragon 670, RAM 4GB, ROM 64GB, hingga baterai berkapasitas 7,040 mAh.

Samsung melepasnya dengan harga Rp 7,4 jutaan, dan akan tersedia pada akhir April mendatang. Tablet ini punya tiga pilihan warna, yaitu Black, Silver, dan Gold. (FHP)

Samsung Galaxy Tab S5e Masuk Indonesia, Tebalnya Setara “5 KTP”

0

Telko.id, Bangkok – Samsung resmi memperkenalkan salah satu seri tablet flagship-nya, Samsung Galaxy Tab S5e. Apabila dibandingkan dengan seri terdahulunya, yakni Samsung Galaxy Tab S4, tablet ini memiliki sejumlah keunggulan, terutama dalam sisi desainnya.

Samsung Galaxy Tab S5e memiliki desain yang tidak seperti tablet pada umumnya, yang biasanya punya bobot berat dan body yang cukup tebal.

Diungkapkan Randy Tonggo, Product Marketing Manager Samsung Mobile Indonesia, tablet ini hanya berbobot 400 gram dengan ketebalan mencapai 5,5 mm saja.

{Baca juga: Waah… Laptop Gaming Ini Bisa Berubah Jadi Tablet Terkencang}

“Jika dibandingkan, ketebalannya sama dengan 5 Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang ditumpuk, dan beratnya lebih ringan dari segelas kopi yang biasa kita beli,” katanya di acara Media Session Galaxy Tab Series, di Bangkok, Thailand, Selasa (09/04/2019).

Foto: Muhammad Faisal/Telko.id

Tablet ini mengusung layar berukuran besar, tepatnya 10,5 inci berjenis Super AMOLED beresolusi (2560 x 1600 piksel). Dijelaskan Selvia Gofar, Senior Product Marketing Manager Samsung Mobile Indonesia, layar sebesar itu mampu menunjang berbagai aktivitas pengguna secara maksimal, dari bekerja sampai hiburan.

Sementara untuk spesifikasinya, Samsung Galaxy Tab S5e telah menggunakan prosesor octa-core 2.0 GHz Snapdragon 670, RAM 4GB, ROM 64GB yang bisa diperluas menggunakan microSD hingga 512GB, baterai berkapasitas 7,040 mAh yang didukung fast charging 18W, dan sistem One UI berbasis Android 9 Pie.

Meskiditujukan bagi pengguna dengan mobilitas yang tinggi, namun Samsung tetap memaksimalkan sisi multimedia pada tablet terbarunya ini. Menurut Selvia, Galaxy Tab S5e telah memiliki empat speaker stereo dari AKBG dengan dukungan teknologi Dolby Atmos.

{Baca juga: Main Gadget Malam Hari Bikin Anak-anak Susah Tidur}

Yang menarik, speaker ini dapat beradaptasi secara otomatis pada saat pengguna menggunakannya secara portrait ataupun landscape.

“Tablet ini juga sudah punya empat speaker stereo dari AKG. Suaranya seperti berputar karena ada teknologi 3D Dolby Atmos,” ucapnya.

Di sisi kamera, Samsung menyematkan kamera utama dengan sensor 13MP aperture f/2.0 di belakang, dan kamera selfie dengan sensor 8MP aperture f/2.0 untuk kebutuhan memotret, video call, dan lainnya. Lantas, bagaimana dengan harga Samsung Galaxy Tab S5e?

Well, Samsung melepasnya dengan harga Rp 7,4 jutaan, dan akan tersedia pada akhir April mendatang. Tablet ini punya tiga pilihan warna, yaitu Black, Silver, dan Gold. Seperti seri Galaxy Tab S sebelumnya, Samsung juga menyediakan aksesoris berupa Pogo Keyboard yang bisa dihubungkan lewat port magnetik di body tablet seharga Rp 1,6 jutaan. (FHP)

Ini Akibatnya Menyebrang Jalan Sambil Menelpon

Telset, Jakarta – Seorang wanita yang asyik berbicara di ponsel, ditabrak taksi ketika dia menyeberang jalan, Lavender Street dekat Kempas Road, Jumat (5/4/2019) kemarin.

Cuplikan kecelakanaan yang diambil melalui Dashcam beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, tampak seorang wanita sedang menggunakan ponselnya sambil terburu-buru menyeberang jalan di tengah lalu lintas yang padat.

Wanita ini tidak menggunakan tempat  penyeberangan bagi pejalan kaki.
Menurut keterangan waktu dalam video, insiden ini terjadi di area Bendemeer, pada Jumat pukul 15:12 sore.

{Baca juga: Seperti Pesawat, Mobil di Inggris Bakal Punya ‘Kotak Hitam’

Dalam klip tersebut, tampak wanita itu melintasi dua lajur dari jalan empat lajur sebelum berhenti di dekat tengah lajur paling kiri. Tak lama setelah itu, sebuah taksi menabraknya hingga terpental.

Sopir taksi kemudian menghentikan mobilnya dan keluar untuk membantu wanita itu. Wanita itu mampu berdiri dan sopir taksi membimbingnya hingga ke trotoar terdekat.

Rekaman kecelakaan itu diunggah di beberapa halaman Facebook termasuk di SG Road Vigilante dan District Singapore. Insiden ini mendorong para netizen untuk mendesak agar para pejalan kaki lebih berhati-hati.

Seorang pengguna Facebook, Isaac Boo, menulis bahwa bentangan Lavender Street tempat insiden itu terjadi terdapat banyak pejalan kaki.

Pengguna lain, Yusrin Yusof mengatakan, sebaiknya jangan menggnakam ponsel sambil berjalan di jalan raya. “Jangan berbicara di telepon sambil berjalan atau menyeberang. Anda harus keluar mencari untuk … lalu lintas bukan sebaliknya,” tulisnya.

{Baca juga: Google Hadirkan Aplikasi Pemandu Jalan untuk Tunanetra}

Pengguna Facebook Steven Chan menyarankan pejalan kaki agar tetap waspada terhadap kendaraan yang datang dari kiri jalan bahkan ketika terjadi kemacetan. [BA/HBS]

Mumpung ‘Gratis’, Smartfren Lakukan Uji Coba Jaringan Di MRT

0

Telko.id – Tarif sewa infrastruktur di jalur MRT dianggap terlalu tinggi oleh beberapa operator. Tak heran, tidak semua operator sinyal nya ‘manteng’ di jalur MRT ini. Hanya ada Telkomsel dan Smartfren.

Smartfren sendiri, benar-benar memanfaatkan peluang uji coba yang diberikan oleh Tower Bersama group sebagai mitra strategis penyedia konektivitias seluler dan jaringan internet nirkabel/wifi yang ditunjuk oleh MRT Jakarta. Sambil, terus bernegosiasi untuk memperoleh titik temu tarif yang menguntungkan kedua belah pihak.

Yang sebenarnya, pihak penyelenggara, memberikan kesempatan trial pada semua operator. Ya, kalau kemudian yang melakukan trial adalah Smartfren dan Telkomsel ya ndak apa-apa. Mungkin yang lain sudah pengalaman.

Penyediaan sinyal di jalur MRT ini memang tidak mudah. Pasalnya, ada sebagian kereta cepat ini melalui tunnel atau terowongan. Lalu, area MRT ini juga banyak berada dibawah tanah, jadi, perlu infrastruktur khusus agar pengguna MRT tetap dapat nyaman berkomunikasi.

“MRT Jakarta ini kan melewati tunnel yang bisa dipastikan, signal dari luar tidak bisa masuk. Kebetulan TBG telah menyiapkan antena-antena dan kita tinggal nyantel ke sana untuk uji coba atau trial,” jelas Deputy CEO of Commercial Smartfren, Djoko Tata Ibrahim kepada awak media usia menjajal layanan Smartfren di MRT Jakarta, Selasa (9/4).

Menurut Djoko, proses negosiasi telah dilakukan Smartfren dan TBG semenjak tiga bulan yang lalu. Diklaim dia, sudah mulai terlihat titik temu dari proses negosiasi tersebut. Proses uji coba ini dilakukan sampai pada akhirnya Smartfren dan TBG menyepakati biaya sewa dan tidak ada biaya yang dikeluarkan selama proses uji coba.

Sejauh ini, belum ada konfirmasi resmi dari TBGI atau pun operator seluler mengenai tarif pasti penyewaan infrastruktur jaringan MRT. Sebelumnya sempat beredar laporan, TBIG menetapkan tarif sewa Rp 600 juta per bulan.

Smartfren sendiri sedang melakukan uji coba yang baru dimulai sejak dua minggu belakangan ini.

“Sudah dua mingguan lebih, kami melakukan koneksi dengan infrastruktur telekomunikasi di MRT ini. Dalam rangka uji coba atau trial. Kami monitoring semua. Apakah sinya stabil tidak, apa yang menyebabkan sinyal up and down nya bisa kita ukur, kalau kereta lewat bagaimana. Semua nya kita monitoring untuk mengantisipasi apa yang perlu di improved,” ujar Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren, ketika ditemui usai uji coba jaringan Smartfren di MRT Jakarta, Selasa (9/4).

Sampai kapan akan melakukan uji coba? Merza berharap trial ini dapat berlangsung sampai negosiasi selesai karena itu yang tertulis dalam surat perjanjian trial ini.

“Untuk harganya belum tahu, karena kami ingin lihat bisnis modelnya dulu bisa seperti apa saja. Apakah bisa biayanya naik pelan-pelan per bulan, per terowongan (bawah tanah), atau seperti apa. Sejauh ini belum ada ketetapan biaya,” tutur Merza.

“Kita akan cari solusi yang saling menguntungkan, pasti ada. Ini masih kami diskusikan,” ungkap Merza mempertegas.

Negosiasi tarif sewa ini berlangsung antara para ATSI atau Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia yang terdiri dari perwakilan para operator seluler dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG) sebagai mitra strategis yang ditujuk oleh MRT Jakarta untuk penyedia konektivitas seluler dan jaringan nirkabel atau WiFi di wilayah operasional MRT Jakarta.

TBIG, ini membangun leakage cable di terowongan jalur MRT agar para provider seluler bisa meletakkan Base Transceiver Station (BTS) mereka di sana. BTS ini yang kemudian akan menyalurkan sinyal seluler ketika konsumen berada di jalur bawah tanah MRT.

Sementara itu, dari sisi teknologinya, menurut VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo, sepanjang jalur MRT Jakarta pihaknya telah menyematkan teknologi 4G Advanced.

“Untuk di indoor, kami memakai teknologi yang namanya cable leak yang dipasang oleh partner kami, TBIG. Kalau Smartfren tugasnya memberikan ‘suntikan sinyal’ ke kabel yang telah disediakan TBIG dari BTS yang kami miliki,” terangnya.

Untuk melayani para penumpang MRT Jakarta, Smartfren memasang 4 BTS di transportasi ini. Smartfren diklaim dapat menampung 2.000 pelanggan per BTS-nya secara bersamaan dan tidak akan lemot saat menggunakan jaringannya.

Sedangkan untuk bisa melayani sepanjang jalur MRT, Smartfren akan memasang 10 BTS supaya sinyal bagus, bukan hanya di dalam tunnel tetapi juga di semua area MRT. (Icha)