spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 107

Samsung One UI 7 Resmi Rilis: Daftar Lengkap Perangkat yang Mendapat Update

Telko.id – Samsung, yang baru saja merilis One UI 7 pada 7 April 2025. Pembaruan ini bukan sekadar tambal sulam, melainkan transformasi signifikan yang mengubah cara Anda berinteraksi dengan perangkat Galaxy.

Rilis perdana dimulai di Korea Selatan dan AS, dengan rencana ekspansi ke wilayah lain pada 10 April. Meski berbasis Android 15, Samsung memanfaatkan momen ini untuk menghadirkan pengalaman pengguna yang benar-benar segar.

Lantas, apa saja yang baru di One UI 7 dan apakah smartphone Anda termasuk dalam daftar penerima update?

Mari kita selami lebih dalam perubahan yang dibawa One UI 7 dan daftar lengkap perangkat yang berhak mendapatkan pembaruan ini.

Baca juga : One UI 7 Resmi Dirilis: Fitur AI Terbaru Samsung yang Wajib Dicoba

Revolusi Antarmuka: Apa yang Baru di One UI 7?

Samsung menghadirkan beberapa perubahan mendasar dalam One UI 7. Quick Panel baru memisahkan notifikasi dan tombol pengaturan, memberikan tampilan yang lebih lapang dan jernih.

Fitur ini aktif secara default, tapi pengguna setia bisa memilih untuk kembali ke desain lama jika lebih nyaman.

App drawer kini bergulir vertikal, mengikuti tren yang sudah diterapkan di perangkat Pixel dan beberapa smartphone Android lainnya.

Bagi penggemar kustomisasi, tersedia lebih banyak opsi untuk mengubah tampilan ikon aplikasi dan folder di layar utama. Antarmuka multitasking juga mendapatkan penyegaran, membuat beralih antar aplikasi semakin mulus.

Daftar Perangkat yang Mendapat Update One UI 7

Samsung telah merilis daftar resmi perangkat yang akan menerima pembaruan ini. Tidak hanya seri flagship terbaru, beberapa model lama sejak 2021 juga termasuk dalam daftar penerima update.

Seri Galaxy S

  • Galaxy S24 Series (termasuk S24 FE)
  • Galaxy S23 Series (termasuk S23 FE)
  • Galaxy S22 Series
  • Galaxy S21 Series (termasuk S21 FE)

Seri Galaxy Z

  • Galaxy Z Fold6 dan Z Fold5
  • Galaxy Z Flip6 dan Z Flip5
  • Galaxy Z Fold4 dan Z Flip4
  • Galaxy Z Fold3 dan Z Flip3

Seri Galaxy Tab

  • Galaxy Tab S10 Series
  • Galaxy Tab S9 Series (termasuk S9 FE)
  • Galaxy Tab S8 Series
  • Galaxy Tab S6 Lite

Jadwal Update untuk Perangkat Mid-range

Bagi pemilik perangkat mid-range, Samsung telah menyiapkan jadwal update bertahap:

Mei 2025:
Galaxy A34, A35, A16, serta Quantum 5 dan 4 akan mulai menerima update.

Juni 2025:
Giliran Galaxy A53, A33, A25, A24, A15, Quantum3, Jump 3 dan 2, Buddy3, Tab A9 dan A9+, Tab Active 5, Tab Active 4 Pro, dan Wide 7.

Jika perangkat Anda tidak termasuk dalam daftar di atas, mungkin saatnya mempertimbangkan upgrade untuk menikmati pengalaman terbaru dari Samsung.

One UI 7 menghadirkan perubahan yang cukup signifikan untuk meningkatkan produktivitas dan kenyamanan penggunaan sehari-hari.

Bagaimana dengan Anda? Sudah siap menyambut One UI 7 di perangkat Galaxy kesayangan? (AGI/Icha)

Intel Berhenti Bersaing di Pasar GPU “High-End”, fakta atau hanya rumor?

0

Telko.id – Intel sebagai produsen chip yang saat ini memiliki produk kartu pengolah grafis (GPU) eksternal atau yang lebih dikenal sebagai discrete telah menyasar dibeberapa segmen.

Diantaranya seperti Intel Arc A380 (entry-level), Arc A580 (mid-range), Arc A750 (mainstream), hingga Arc A770 (High-end).

Semua kartu grafis ini dirancang dengan arsitektur Xe alias Alchemist dan merupakan GPU discrete generasi pertama dari Intel yang telah dirilis sejak 2022.

Namun kini, Intel sudah mulai menyerah bersaing dipasar GPU discrete terutama pada segmen atas atau high-end yang selama ini bersaing ketat dengan pabrikan Nvidia dan AMD.

Baca juga : DeepSeek: AI Canggih Asal China yang Mengubah Peta Persaingan Global

Menurut sumber dalam industry melalui blog teknologi TechPowerUp, Intel telah menghentikan proyek pengembangan kartu grafis generasi kedua Intel yang telah dirancang menggunakan arsitektur Xe2 (Battlemage).

Namun perusahaan hanya menghentikan pengembangan untuk segmen atas atau high-end saja, sehingga kemungkinan untuk pengembangan segmen lainnya akan tetap dilanjutkan.

Penghentian proyek ini dikatakan sudah terjadi sejak kuartal ketiga (Juli – September) 2024 lalu.

Saat itu perusahaan juga sedang dilanda masalah internal dalam pengembangan GPU high-end dengan kode nama “BMG-G31” dan memilih untuk mengabaikannya.

Apabila Intel akan merilis ke pasar GPU high-end terbarunya, model GPU tersebut akan dibekali dengan video memory (VRAM) hingga 24GB dan memiliki nama Intel Arc B750, B770, atau mungkin B780 uang mengacu pada penamaan GPU Alchemist sebelumnya.

Menurut informasi yang beredar, seperti melongkap generasi, perusahaan tidak akan merilis GPU kelas atasnya ke pasar, namun nantinya akan digantikan dengan GPU Intel generasi berikutnya yang langsung dirancang menggunakan arsitektur Xe3 alias Celestial.

Belum ada informasi yang dapat mengkonfirmasi rumor ini. Pasca menunjuk bos CEO baru yaitu Lip-Bu Tan pada 18 Maret 2025 lalu, perusahaan saat ini belum mengumbar strategi baru untuk GPU discrete mereka.

Untuk saat ini perusahaan belum keluar dari persaingan di pasar GPU, lantaran perusahaan masih merilis produk prngolah grafis terbaru mereka yaitu Intel Arc B580 dan Intel Arc B570 yang dirancang menggunakan arsitektur Xe2 Battlemage.

Kedua kartu grafis ini menyasar kelas menengah dan masing – masing sudah diluncurkan pada Desember 2024 dan Januari 2025 lalu.

Intel Arc B580 dan B570 masing – masing memiliki VRAM 12GB dan 10GB yang dibandrol dengan harga jual 249 dollar AS (sekitar Rp 4,1 juta) dan 219 dollar AS (sekitar Rp 3,6 juta). (AGI/Icha)

Microsoft Batalkan Kontrak Data hingga 2 Gigawatt, Ulah DeepSeek?

Telko.id – Microsoft untuk membatalkan sejumlah proyek data center dengan total kapasitas 2 gigawatt di Amerika Serikat dan Eropa selama enam bulan kebelakang begitu menurut analis TD Cowen. Apakah karena kehadiran DeepSeek?

Sementara itu menurut analis Michael Elias, Microsoft juga baru – baru ini memutuskan untuk tak mendukung pelatihan tambahan dari OpenAI.

Michael menilai bahwa kemunculan DeepSeek bisa saja menjadi sebuah faktor eksternal yang mendorong Microsoft untuk menunjang ulang strategi investasinya, terutama dalam hal penyediaan infrastruktur superkomputer dan GPU untuk AI generatif.

Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat tren kecerdasan buatan (AI) tengah naik daun dan permintaan infrastruktur digital kian meningkat.

Baca juga : DeepSeek: AI Canggih Asal China yang Mengubah Peta Persaingan Global

Pengeluaran untuk data center yang terlalu tinggi juga membuat para investor menjadi skeptis. Utamanya setelah kemunculan DeepSeek yang menawarkan AI dengan kebutuhan komputasi yang jauh lebih rendah dibanding GPT dari OpenAI.

Langkah Microsoft membatalkan proyek data center ini membuat Alphabet (Google) mengisi kekosongan tersebut untuk pasar internasional, serta Meta untuk pasar domestik Amerika Serikat, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (28/3/2025).

Microsoft sendiri dalam pernyataannya menyebutkan kalau mereka mengatur strategi infrasturkturnya disejumlah sektor, namun akan terus bertumbuh kuat di semua kawasan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan yang kuat secara global.

Merekapun memastikan rencana untuk menginvestasikan USD 80 miliar pada tahun fiskal ini akan terus dilanjutkan.

Disisi lain CoreWeave, startup AI cloud yang menjadi penyedia layanan data center untuk Microsoft, menyatakan tidak mengalami kontrak. Mereka justru melihat permintaan dari Microsoft tetap stabil.

Ini menunjukkan bahwa langkah Microsoft lebih kepada rasionalisasi proyek tertentu, bukan pengehentian keseluruhan aktivitas pembangunan pusat data.

Langkah ini dianggap sebagai pengaturan ulang strategi infrastruktur yang lebih efisien dan berorientasi jangka panjang.

Baik Microsoft maupun Meta sebelumnya telah membela Keputusan mereka untuk tetap menggelontorkan dana besar untuk sektor AI, meskipun teknologi seperti DeepSeek muncul.

Microsoft tetap berkomitmen menjadi pemain utama dalam dunia AI, dengan menyeimbangkan antara efisiensi keberlanjutan, dan kebutuhan pasar yang dinamis. (AGI/Icha)

Aliansi Perusahaan China Buat Standar Baru Audio dan Video

Telko.id – Shenzhen 8K UHD Video Industry Cooperation Alliance, sebuah aliansi beberapa perusahaan asal China mengumumkan sebuah standar antarmuka untuk audio dan video terbaru yang Bernama General Purpose Media Interface (GPMI).

Aliansi yang tergabung dari nama – nama besar seperti Huawei, Hisense, dan TCL mendukung dalam penciptaan GMPI yang disebut – sebut akan menggantikan teknik antarmuka audio-visual  yang biasa digunakan dengan High-Definition Multimedia Interface atau HDMI dan DisplayPort atau DP.

General Purpose Media Interface atau GPMI ini diklaim akan memiliki rancangan yang mengungguli HDMI dan DP dalam kecepatan transfer data, kapasitas pengiriman daya, dan fleksibilitas penggunaan pada berbagai perangkat.

Antarmuka yang diperkenalkan akan hadir dalam dua jenis port yaitu Type C dan Type B. Port Type C dapat membawa daya yang sama seperti USB4 namun dengan bandwidth 96Gbps, dua kali lipat dibandingkan bandwidth USB4 yang hanya 40Gbps.

Baca juga : Samsung vs BOE: Perang Dagang Rahasia Teknologi Layar OLED

Sedangkan Port Type B yang merupakan konektor khusus hanya memiliki bandwidth dan daya maksmimal yang lebih besar, mencapai 192 Gbps/480W.

Disisi lain, Thunderbolt 4 andalan Intel hanya memberikan bandwidth sebesar 40Gbps pada 100W, dan HDMI 2.1 hanya mendukung bandwidth sebesar 48Gbps tanpa power deliver.

Sejauh ini, antarmuka yang paling mendekati GPMI adalah DisplayPort 2.1 UHBR20 yang mencapai 80Gbps namun tanpa power delivery.

GPMI menggabungkan transmisi video, audio, data dan daya dalam satu kabel, menyederhanakan konektivitas dan mengurangi jumlah kabel yang diperlukan untuk menghubungkan perangkat, hal ini akan membuat integrasi multifungsi antar perangkat.

Selain unggul dalam peningkatan bandwidth dan daya, GPMI hadir dengan beberapa fitur canggih seperti Bidirectional Multi Stream yang akan memungkinkan pengguna untuk melakukan transfer data secara dua arah secara simultan.

Seperti Full Chain Security, memberikan proteksi end-to-end untuk transmisi data sensifit, Daisy Chaining untuk menghubungkan beberapa perangkat dalam satu rantai seperti antarmuka Thunderbolt dan HDMI-CEC Support yang akan mengontrol semua perangkat yang terhubung dalam satu remote.

Fitur – fitur tersebut tidak hanya sebuah pengganti, namun juga menjadi lompatan teknologi yang akan menjadi standar baru untuk masa depan.

Hadirnya GMPI ini akan menjadi standar baru yang dapat mengurangi ketergantungan pada standar yang dikendalikan oleh pihak asing dan menghindari biaya lisensi yang terkait dengan HDMI.

Namun, meski memiliki kemampuan bandwidth dan pengiriman data yang superior, GPMI berpotensi menjadi standar konektivitas utama untuk perangkat multimedia generasi berikutnya, terutama untuk di pasar Tiongkok.

Saat ini, peluncuran antarmuka GPMI dilakukan secara bertahap. Tahap pertama untuk perangkat hiburan rumah, otomotif, dan transportasi. Setelah kebutuhan pribadi dan khalayak terpenuhi barulah GPMI dirilis untuk keperluan industri. (AGI/Icha)

TSMC Luncurkan Chip 2nm: Lompatan Besar di Dunia Semikonduktor

0

Telko.id – Bayangkan sebuah chip yang lebih kecil dari virus flu, namun mampu menghadirkan kecepatan komputasi yang mengalahkan superkomputer dekade lalu.

Itulah yang baru saja diumumkan oleh TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company)—chip mikro berukuran 2 nanometer (2nm) yang siap mengubah wajah teknologi.

Diluncurkan pada 1 April 2025, inovasi ini bukan sekadar evolusi, melainkan revolusi dalam industri semikonduktor.

TSMC, raksasa semikonduktor asal Taiwan, telah lama menjadi tulang punggung teknologi global. Dari smartphone hingga AI, hampir semua perangkat canggih saat ini mengandalkan chip buatan mereka.

Baca juga : MediaTek Dimensity 9400+: Chipset Flagship dengan AI dan Performa Luar Biasa

Namun, dengan peluncuran chip 2nm, perusahaan ini kembali menegaskan dominasinya. Lalu, apa yang membuat chip ini begitu istimewa?

Dalam rilis resminya, TSMC mengklaim chip 2nm menawarkan peningkatan kecepatan komputasi 10-15% dengan daya yang sama, atau penghematan energi 20-30% pada performa setara dibandingkan chip 3nm.

Angka-angka ini bukan sekadar klaim kosong, melainkan hasil dari peningkatan kepadatan transistor sebesar 15%. Artinya, perangkat masa depan akan lebih cepat, lebih hemat energi, dan mampu menangani tugas yang jauh lebih kompleks.

Mengapa Ukuran 2nm Begitu Penting?

Transistor, komponen dasar dalam chip, berfungsi seperti saklar mikroskopis yang mengatur aliran listrik. Semakin kecil ukuran transistor, semakin banyak yang bisa dimasukkan ke dalam satu chip—dan semakin tinggi performanya.

Chip 2nm memungkinkan miliaran transistor tambahan dibandingkan pendahulunya, membuka pintu bagi inovasi di bidang AI, komputasi kinerja tinggi, dan jaringan 5G/6G.

Namun, menciptakan chip sekecil ini bukanlah hal mudah. Proses produksinya memerlukan teknik mutakhir seperti litografi ultraviolet ekstrem (EUV), yang tidak hanya rumit tetapi juga mahal.

Biaya produksi yang tinggi dan presisi nanoskopis menjadi tantangan utama. TSMC sendiri telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengatasi hambatan ini, termasuk pembangunan tiga pabrik baru di AS.

Dampak Ekonomi dan Keamanan Global

TSMC memperkirakan, dalam lima tahun ke depan, teknologi 2nm akan menghasilkan produk senilai $2 triliun di berbagai sektor.

Namun, di balik potensi ekonominya yang besar, terselip isu keamanan. Industri semikonduktor Taiwan sering disebut sebagai “perisai silikon”, karena kepentingannya yang strategis bagi AS dan sekutu dalam menghadapi tekanan geopolitik dari Tiongkok.

Meski berekspansi ke AS, TSMC tetap berkomitmen pada Taiwan. Fasilitas baru di Kaohsiung akan menciptakan 7.000 lapangan kerja, memperkuat posisi Taiwan sebagai pusat inovasi semikonduktor dunia. Pertanyaannya: bisakah inovasi ini bertahan di tengah ketegangan global?

Masa Depan Teknologi dengan Chip 2nm

Dengan produksi massal yang dimulai pada kuartal kedua 2025, chip 2nm akan segera menghiasi perangkat terbaru.

Dari smartphone yang lebih cepat hingga AI yang semakin cerdas, dampaknya akan terasa di berbagai aspek kehidupan. Namun, satu hal yang pasti: persaingan di industri semikonduktor semakin panas, dan TSMC telah melempar kartu trufnya.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah chip 2nm akan menjadi game-changer, atau justru memicu perlombaan yang semakin tidak terjangkau bagi pemain kecil? Satu hal yang tak terbantahkan: masa depan teknologi semakin kecil, tetapi potensinya tak terbatas. (AGI/Icha)

Salesforce Perkenalkan Agentic AI di Jakarta, Revolusi Bisnis Digital Dimulai

Telko.id – Pernahkah Anda membayangkan memiliki asisten digital yang tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi juga mengambil keputusan cerdas untuk bisnis Anda?

Salesforce baru saja membawa visi itu ke Jakarta melalui Agentforce World Tour, menggebrak pasar dengan teknologi AI yang lebih dari sekadar chatbot.

Acara ini bukan sekadar pameran teknologi, melainkan tanda dimulainya era baru di mana mesin menjadi mitra strategis manusia.

Indonesia, dengan ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai $360 miliar pada 2030, berada di titik kritis adopsi AI.

Baca juga : LG Hadirkan Mesin Cuci Top Loading Kapasitas Besar Berteknologi AI

Edwin Hidayat Abdullah, Dirjen Ekosistem Digital Kominfo, dalam pidatonya menegaskan: “AI bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan untuk mencapai target pertumbuhan digital Indonesia.”

Pernyataan ini sekaligus menjadi pengakuan resmi pemerintah terhadap peran Salesforce sebagai katalis transformasi.

Lantas, bagaimana Agentforce mengubah aturan permainan? Platform ini menghadirkan tiga terobosan radikal: agen AI lintas-fungsi yang terintegrasi penuh dengan Data Cloud, kemampuan mengambil tindakan otonom, dan pustaka kecakapan siap pakai untuk sales, marketing, hingga layanan pelanggan.

Dari Chatbot ke Mitra Kerja: Loncatan Kecerdasan Buatan

Berbeda dengan generasi AI sebelumnya yang bersifat reaktif, Agentforce memperkenalkan konsep “agentic AI” – agen digital yang proaktif.

Bayangkan sebuah sistem yang tidak hanya menunggu perintah, tetapi mampu menganalisis data pelanggan dari Salesforce Data Cloud, lalu secara otomatis menyesuaikan strategi pemasaran atau menyelesaikan keluhan pelanggan sebelum eskalasi.

Content image for article: Salesforce Perkenalkan Agentic AI di Jakarta, Revolusi Bisnis Digital Dimulai

Iman Muhammad, Country Leader Salesforce Indonesia, menjelaskan: “Ini bukan upgrade incremental, melainkan perubahan paradigma.

Agentforce memungkinkan pembentukan tim digital yang bekerja 24/7 tanpa kelelahan, terintegrasi sempurna dengan Slack, Tableau, dan seluruh ekosistem Salesforce.”

Studi Kasus: Bagaimana Pelaku Industri Memanfaatkan Agentforce

Tiket.com menjadi contoh nyata implementasi yang sukses. Victor Setya, VP Data perusahaan tersebut, mengungkapkan bagaimana mereka menggunakan agentic AI untuk mempersingkat proses perbandingan harga hingga 70%.

“Agen digital kami sekarang bisa melakukan negosiasi real-time dengan penyedia layanan, sesuatu yang mustahil dilakukan manusia dalam skala besar,” tuturnya.

Bank BNI dan Indosat Ooredoo Hutchison juga berbagi kisah transformasi. Di sektor perbankan, AI digunakan untuk analisis risiko kredit berbasis real-time data, sementara di telekomunikasi, teknologi ini meningkatkan akurasi prediksi churn pelanggan hingga 40%.

Peta Jalan AI Indonesia dan Peran Strategis Salesforce

Pemerintah Indonesia sedang menyusun peta jalan AI beserta panduan etikanya. Dalam konteks ini, Salesforce muncul sebagai mitra kunci dengan tiga kontribusi utama:

  • Infrastruktur AI yang kompatibel dengan regulasi lokal
  • Pelatihan sumber daya manusia melalui program Trailhead
  • Integrasi dengan inisiatif digital nasional seperti SATRIA-1

Sujith Abraham, SVP Salesforce ASEAN, menambahkan: “Kami tidak hanya menjual software, tetapi membangun kapasitas digital Indonesia. Dalam 5 tahun ke depan, kami targetkan 1 juta profesional Indonesia terampil dalam teknologi Salesforce.”

Acara yang dihadiri 500 pelaku bisnis ini juga menyediakan workshop hands-on, di mana peserta bisa langsung membuat prototype agen AI sesuai kebutuhan spesifik industri mereka.

Sebuah langkah konkret untuk mempercepat adopsi teknologi yang akan menentukan kompetitivitas bisnis di dekade mendatang. (Icha)

MediaTek Dimensity 9400+: Chipset Flagship dengan AI dan Performa Luar Biasa

0

Telko.id – MediaTek Dimensity 9400+, chipset terbaru yang siap mengubah pengalaman mobile Anda. MediaTek kembali menegaskan dominasinya di pasar flagship dengan menghadirkan inovasi AI generatif dan performa hemat daya yang belum pernah ada sebelumnya.

MediaTek, salah satu raksasa chipset dunia, baru saja meluncurkan Dimensity 9400+ sebagai tambahan terbaru untuk jajaran flagship mereka.

Chipset ini tidak hanya meningkatkan performa, tetapi juga membawa kemampuan AI generatif dan AI agen ke level berikutnya.

Dengan dukungan untuk model bahasa besar (LLM) terbaru, Dimensity 9400+ menjanjikan pengalaman yang lebih personal dan intuitif bagi pengguna.

Baca juga : MediaTek Kompanio Ultra: Chromebook Masa Depan dengan AI dan Performa Tak Tertandingi

Lalu, apa yang membuat chipset ini begitu istimewa? Mari kita telusuri lebih dalam.

Desain Super Hemat Daya dengan Performa Tak Tertandingi

Dimensity 9400+ hadir dengan konfigurasi All Big Core yang mengintegrasikan satu inti Arm Cortex-X925 berkecepatan hingga 3.73GHz, dikombinasikan dengan 3x Cortex-X4 dan 4x Cortex-A720.

Konfigurasi ini tidak hanya mempercepat kinerja single-threaded dan multithreaded, tetapi juga memastikan pengalaman Android yang mulus dan responsif.

JC Hsu, Corporate Senior Vice President di MediaTek, menjelaskan, “Dimensity 9400+ akan memberikan pengalaman AI yang lebih inovatif dan personal pada perangkat, didukung peningkatan performa secara keseluruhan sehingga memastikan multitasking yang lancar.”

MediaTek juga bekerja sama dengan pengembang dan produsen untuk membangun ekosistem AI yang kuat, memberikan manfaat baik dari segi kecepatan maupun privasi.

Kemampuan AI Generatif dan AI Agen yang Mengagumkan

Dilengkapi dengan MediaTek NPU 890, Dimensity 9400+ mendukung berbagai LLM di seluruh dunia. Chipset ini juga mendukung teknologi canggih seperti Mixture-of-Experts (MoE), Multi-Head Latent Attention (MLA), dan Multi-Token Prediction (MTP). Dengan Speculative Decoding+ (SpD+), performa AI agen menjadi 20% lebih cepat.

Yang lebih menarik, Dimensity Agentic AI Engine (DAE) yang terintegrasi memudahkan pengembang mengubah aplikasi AI tradisional menjadi aplikasi AI agen yang lebih canggih. Ini membuka pintu bagi inovasi baru dalam pengembangan aplikasi mobile.

Pengalaman Visual Gaming Setara PC

Dimensity 9400+ mengintegrasikan GPU Arm Immortalis-G925 12-core yang membawa pengalaman visual gaming ke level baru.

Dengan dukungan Opacity Micromap (OMM), elemen game seperti vegetasi, rambut, atau bulu terlihat lebih realistis dan berdimensi tanpa mengorbankan performa.

MediaTek juga menghadirkan frame rate converter terbaru 2.0+ (MFRC 2.0+), yang dikembangkan bersama para game developer. Teknologi ini mampu menggandakan FPS efektif dan meningkatkan hemat daya hingga 40% saat digunakan.

Fitur Unggulan Lainnya

Selain performa AI dan gaming, Dimensity 9400+ juga menawarkan sejumlah fitur tambahan yang tak kalah mengesankan:

  • Koneksi Bluetooth langsung antar smartphone hingga 10 km, 6,6 kali lebih jauh dari generasi sebelumnya.
  • Dukungan koneksi satelit BeiDou dengan TTTF (Time to First Fix) 30% lebih cepat, bahkan tanpa konektivitas seluler.
  • Wi-Fi 7 tri-band concurrency dengan lima aliran data.
  • MediaTek Xtra RangeTM 3.0, memperluas jangkauan Wi-Fi hingga 30 meter lebih jauh.
  • Kemampuan 5G/4G Dual SIM Dual Active dengan Dual Data untuk fleksibilitas pengguna.

Smartphone pertama yang ditenagai Dimensity 9400+ akan tersedia di pasar pada akhir bulan ini. Dengan segala keunggulannya, chipset ini siap menjadi pilihan utama bagi para penggemar teknologi dan pengguna yang mengutamakan performa tinggi. (Icha)

POCO F7 Ultra & F7 Pro: Gebrakan Baru Smartphone Flagship di Indonesia

Telko.id – POCO, brand yang dikenal dengan DNA “Extreme Performance, Extreme Price”, kembali mengguncang pasar dengan meluncurkan dua flagship terbarunya: POCO F7 Ultra dan POCO F7 Pro. Keduanya akan resmi hadir di Indonesia pada 15 April 2025, menandai debut pertama seri Ultra di Tanah Air.

POCO bukan sekadar membawa produk baru, melainkan sebuah manifesto. Sejak kemunculan pertamanya, brand ini konsisten menantang status quo industri smartphone dengan menghadirkan spesifikasi flagship di harga yang lebih terjangkau.

F7 Ultra dan F7 Pro adalah bukti nyata komitmen tersebut. Dua seri ini tidak hanya menaikkan standar performa, tetapi juga memperkenalkan inovasi teknologi yang belum pernah ada di lini POCO sebelumnya.

Lantas, apa yang membuat peluncuran F7 Series kali ini begitu spesial? Mengapa para tech enthusiast dan gamers sudah mulai antre sejak pengumuman resminya? Mari kita selami lebih dalam.

Baca juga : Xiaomi Rilis Android 16 Lebih Cepat, Ini Daftar Ponsel yang Dapat Update

Snapdragon 8 Elite & VisionBoost D7: Kombinasi Pemecah Rekor

POCO F7 Ultra datang dengan senjata utama: Snapdragon® 8 Elite Mobile Platform. Chipset flagship terbaru Qualcomm ini disebut-sebut sebagai yang tercepat di kelasnya, dengan skor AnTuTu mencapai 2,8 juta—angka yang biasanya hanya ditemukan pada perangkat gaming high-end. Namun, POCO tidak berhenti di situ.

Content image for article: POCO F7 Ultra & F7 Pro: Gebrakan Baru Smartphone Flagship di Indonesia

Untuk pertama kalinya, POCO mengintegrasikan dual-chipset dengan teknologi VisionBoost D7, sebuah prosesor grafis buatan sendiri yang dirancang khusus untuk visual ultra-halus.

Kombinasi ini memungkinkan F7 Ultra menampilkan grafis game 144Hz tanpa dropped frames, sekaligus mendukung HDR10+ untuk konten streaming.

“Ini bukan sekadar upgrade, tapi lompatan generasi,” tegas Jeksen, Product Marketing Manager POCO Indonesia.

LiquidCool Technology 4.0: Solusi Overheating untuk Gamers

Salah satu keluhan utama pengguna smartphone gaming adalah overheating. POCO menjawab tantangan ini dengan LiquidCool Technology 4.0 pada F7 Series.

Sistem pendingin revolusioner ini menggunakan dual-channel IceLoop 3D yang diklaim mampu menurunkan suhu hingga 12°C dibanding generasi sebelumnya.

Teknologi ini bekerja dengan dua cara: pertama, heat pipe berlapis graphene yang menyebarkan panas secara merata; kedua, algoritma AI yang secara dinamis mengatur alokasi daya berdasarkan kebutuhan aplikasi.

Hasilnya? Marathon game 5 jam pun diklaim tetap stabil tanpa thermal throttling.

WildBoost Optimization 4.0: Harmonisasi Hardware-Software

Spesifikasi hardware mentah tidak berarti tanpa optimasi yang tepat. POCO membekali F7 Series dengan WildBoost Optimization 4.0—sebuah framework yang menyatukan pengelolaan CPU, GPU, dan memori dalam satu ekosistem.

Sistem ini mampu meningkatkan efisiensi daya hingga 20% sekaligus mempertahankan performa puncak lebih lama.

Yang menarik, WildBoost 4.0 juga belajar dari kebiasaan pengguna. Misalnya, jika Anda sering bermain game tertentu, sistem akan secara proaktif mengalokasikan resource tambahan saat game tersebut dibuka.

“Ini seperti memiliki mekanik pribadi di dalam smartphone,” ujar Jeksen dengan antusias.

POCO F7 Pro: Flagship dengan Keseimbangan Sempurna

Bagi yang menginginkan performa tinggi tanpa harus ke Ultra, POCO F7 Pro menawarkan paket kompromi yang menarik.

Masih mengusung Snapdragon® 8 Elite (dengan clock speed sedikit lebih rendah), Pro version fokus pada pengalaman multimedia dengan layar AMOLED 2K+ 120Hz dan sistem kamera yang ditingkatkan.

POCO F7 Pro juga menjadi yang pertama di lini F Series yang mendukung stylus input dengan latency hanya 2ms—fitur yang biasanya eksklusif untuk perangkat productivity premium. “Kami ingin F7 Pro menjadi all-rounder sejati,” tambah Jeksen.

Dengan harga yang diprediksi mulai dari Rp 8 jutaan untuk F7 Pro dan Rp 12 jutaan untuk F7 Ultra, POCO kembali menantang paradigma bahwa flagship harus mahal.

Kedua perangkat ini akan tersedia mulai 15 April 2025 melalui kanal penjualan resmi POCO Indonesia. Siapkah Anda menyambut era baru smartphone performance? (Icha)

PaDi UMKM: Akses Pasar Global Lebih Mudah bagi Pelaku UMKM

0

Telko.id – Bayangkan jika pasar bukan sekadar tempat jual-beli, melainkan pintu gerbang menuju peluang tanpa batas. Bagi pelaku UMKM, pasar adalah nadi bisnis—tanpanya, usaha bisa stagnan atau bahkan mati.

Namun, tantangan terbesar seringkali terletak pada akses: bagaimana menjangkau pembeli di luar negeri, mengelola transaksi internasional, atau sekadar menemukan mitra korporasi yang tepat. Di sinilah PaDi UMKM hadir sebagai solusi.

Dikembangkan oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), PaDi UMKM bukan sekadar marketplace biasa. Platform ini dirancang untuk membuka akses pasar yang lebih luas, terutama bagi segmen BUMN dan perusahaan swasta.

Lebih dari itu, PaDi UMKM mengintegrasikan teknologi digital yang mempermudah transaksi, mempercepat pembayaran, dan meningkatkan transparansi—sebuah ekosistem terpadu yang mendorong pertumbuhan bisnis skala kecil hingga menengah.

Baca juga : Telkom Dorong UMKM Naik Kelas lewat Transformasi Digital

Lantas, bagaimana PaDi UMKM membantu pelaku usaha menembus pasar global? Mari kita telusuri lebih dalam.

PaDi UMKM: Marketplace yang Memberdayakan

PaDi UMKM hadir dengan misi jelas: memberdayakan UMKM melalui digitalisasi. Platform ini tidak hanya menyediakan ruang untuk memasarkan produk, tetapi juga memfasilitasi transaksi lintas negara dengan kemudahan yang belum pernah ada sebelumnya.

Salah satu contoh nyata adalah kisah sukses UMKM madu murni yang berhasil mengekspor produknya ke Thailand.

Transaksi berjalan lancar berkat integrasi sistem pembayaran QRIS yang terhubung dengan bank Thailand, menghilangkan hambatan konversi mata uang.

“Membantu UMKM memiliki akses pemasaran yang lebih luas merupakan komitmen kami,” ujar Komang Budi Aryasa, EVP Digital Business and Technology Telkom.

Menurut Komang, melalui PaDi UMKM, Telkom ingin UMKM lebih percaya diri menjual produk mereka, baik di dalam maupun luar negeri.

Fitur Unggulan yang Membuat Perbedaan

PaDi UMKM menawarkan sejumlah fitur yang dirancang untuk memudahkan pelaku usaha:

  • Integrasi Pembayaran Multinasional: Sistem pembayaran yang mendukung transaksi internasional, termasuk QRIS yang terhubung dengan bank luar negeri.
  • Kemitraan dengan Jasa Pengiriman: Pos Internasional dan layanan logistik lainnya siap mengantar produk ke berbagai negara dengan aman dan efisien.
  • Akses ke Pasar Korporasi: Peluang menjadi pemasok bagi BUMN dan perusahaan swasta besar, baik di dalam maupun luar negeri.

Mengapa UMKM Perlu Bergabung dengan PaDi?

Di era digital, pasar tradisional saja tidak cukup. UMKM perlu berekspansi—baik secara geografis maupun segmen pasar. PaDi UMKM memberikan alat yang dibutuhkan untuk melakukan hal tersebut.

Dengan bergabung, pelaku usaha tidak hanya mendapatkan akses ke pembeli korporasi, tetapi juga kemudahan dalam transaksi dan pengiriman yang terintegrasi.

“Kami ingin UMKM tidak lagi terbatas oleh lokasi atau skala usaha,” tambah Aryasa. “PaDi UMKM adalah jembatan menuju pasar yang lebih besar.”

Bagi Anda pelaku UMKM yang ingin mengembangkan bisnis, tidak ada salahnya mencoba PaDi UMKM. Kunjungi https://padiumkm.id/ dan mulailah menjangkau pasar global dengan lebih mudah. (Icha)

Galaxy Tab S10 FE: Tablet Premium dengan AI untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id – Pernahkah Anda merasa tablet biasa tak cukup mendukung produktivitas atau kreativitas?

Samsung menjawab kebutuhan itu dengan meluncurkan Galaxy Tab S10 FE dan Tab S10 FE+, tablet premium yang menggabungkan kekuatan AI, desain ringkas, dan performa tangguh.

Diresmikan di Indonesia mulai 11 April 2025, perangkat ini menawarkan pengalaman “lebih” bagi pengguna yang ingin optimal baik saat bekerja, belajar, atau bersantai.

Di tengah maraknya tablet dengan fitur standar, Galaxy Tab S10 FE hadir dengan diferensiasi jelas: layar besar hingga 13,1 inci, chipset Exynos 1580, dan dukungan AI mutakhir.

Baca juga : Galaxy Tab S10 FE Series: Tablet Premium dengan AI Canggih

Tak hanya itu, sertifikasi IP68 membuatnya siap menemani aktivitas di berbagai kondisi. Lantas, apa saja keunggulan yang ditawarkan?

Performa Tingkat Dewa dengan Exynos 1580 dan Multitasking Anti Lag

Dibekali chipset Exynos 1580, Galaxy Tab S10 FE mencatat peningkatan signifikan: 34% lebih cepat di CPU, 43% di GPU, dan 200% di NPU dibanding generasi sebelumnya.

Ini berarti tablet ini tak hanya lancar menjalankan aplikasi berat, tetapi juga siap menghandle multitasking ekstrem. Bayangkan, Anda bisa mengikuti meeting online sambil mencatat di Samsung Notes dan browsing data tanpa khawatir lag.

Dukungan RAM hingga 12GB (varian FE+) dan penyimpanan internal 256GB (expandable via microSD hingga 2TB) semakin memantapkan posisinya sebagai perangkat produktivitas.

Fitur S Pen yang termasuk dalam paket pembelian juga memudahkan tugas kreatif seperti sketsa digital atau editing dokumen dengan presisi tinggi.

Content image for article: Galaxy Tab S10 FE: Tablet Premium dengan AI untuk Produktivitas Tanpa Batas

AI sebagai Asisten Pribadi: Belajar dan Bekerja Lebih Cerdas

Samsung membawa pengalaman AI yang revolusioner melalui fitur seperti Circle to Search with Google. Saat menemukan istilah asing dalam literatur online, cukup lingkari teks tersebut untuk langsung mendapatkan penjelasan dari berbagai sumber.

Begitu pula dengan soal matematika kompleks—tablet ini bisa menampilkan solusi beserta langkah penyelesaiannya dalam hitungan detik.

Kemudahan akses AI semakin terasa dengan kehadiran Galaxy AI Key di Book Cover Keyboard. Satu tekan, dan asisten seperti Bixby atau Gemini siap membantu mencarikan ide, menjadwalkan tugas, atau bahkan merangkum dokumen.

Fitur ini tak hanya menghemat waktu, tetapi juga mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi.

Desain Ringkas dan Layar Imersif untuk Pengalaman Visual Terbaik

Dengan bobot hanya 497 gram dan ketebalan 6mm, Galaxy Tab S10 FE dirancang untuk mobilitas tinggi. Layar 13,1 inci (FE+) atau 10,9 inci (FE) dengan bezel tipis dan refresh rate 90Hz menghadirkan warna yang hidup dan gerakan lebih halus, cocok untuk menonton film atau mengedit video.

Teknologi Vision Booster memastikan tampilan tetap jelas bahkan di bawah sinar matahari.

Ketangguhan juga jadi prioritas. Sertifikasi IP68 menjamin ketahanan terhadap debu dan air tawar (1,5 meter selama 30 menit), membuatnya ideal untuk dibawa ke kafe, kampus, atau bahkan traveling.

Galaxy Tab S10 FE dan FE+ tersedia dalam tiga pilihan warna—Gray, Silver, dan Light Blue—serta varian WiFi dan 5G.

Bagi yang ingin memesan lebih awal, program Samsung Reservation+ (11 April-2 Mei 2025) menawarkan potongan Rp1 juta dengan deposit Rp200 ribu. Tertarik merasakan lompatan produktivitas? (Icha)