spot_img
Latest Phone

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

ARTIKEL TERKAIT

TalkTalk ‘Dibobol’ Hacker, Data 4 Juta Pelanggan Dalam Bahaya

Jakarta – Perusahaan Telekomunikasi asal Inggris, TalkTalk, melalui blog resminya telah mengkonfirmasi bahwa ada kemungkinan para hacker telah memiliki data identitas pengguna seperti nama, alamat, tanggal lahir, nomor telepon, alamat email, informasi akun TalkTalk, hingga rincian kartu kredit dan rincian bank dari 4 juta pelanggannya.

Dilansir dari Telecoms, Senin (26/10), Dido Harding selaku CEO TalkTalk menegaskan bahwa perusahaan terus memperbarui sistem sebagai langkah keamanan yang diambil terkait ancaman dari penjahat siber ini.

“Kami sangat serius menjaga data pelanggan dari setiap ancaman keamanan dan kami mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memahami apa yang telah terjadi di sini,” katanya.

Namun, Harding mengatakan pada ITV bahwa sampai saat ini mereka tidak mengetahui persis berapa pelanggan yang menjadi korban dari ancaman tersebut.

Bagian FAQ dari situs web TalkTalk mengklaim bahwa mereka percaya data konsumen tetap aman, namun mereka juga mengakui bahwa ada beberapa data yang tidak dienkripsi. Sebagai informasi, ini merupakan serangan siber ketiga yang mempengaruhi  perusahaan tersebut dalam 12 bulan terakhir.

Sebelumnya, sejumlah pelanggan TalkTalk juga sempat mengeluhkan telah menjadi korban scamming yang meminta sejumlah akses pada komputer mereka.

Bahkan, pada Februari  lalu, penjahat siber berhasil masuk ke dalam sistem jaringan komputer perusahaan dan mencuri data-data konsumen mereka.

Ahli keamanan Ryan Wilk, yang juga direktur dari NuData Security memaparkan, “Para pencuri data akan menjual informasi ini kepada agregator yang tentunya akan meningkatkan nilai dari data tersebut. Dengan banyaknya data yang terkumpul, para penipu ini bisa saja membuat rekening Bank palsu atau meminjam sejumlah uang di Bank dengan data diri para korban yang tercuri. Hal ini tentunya akan sangat meresahkan dan membuat permasalahan panjang bagi si korban,” jelas Wilk.

Wilk menambahkan, Sistem keamanan lawas yang digunakan oleh banyak perusahaan telekomunikasi, seperti otentikasi berbasis KBA akan sangat rentan untuk dicuri, Ia menyarankan untuk mengganti sistem tersebut dengan User behavioural analytics (UBA). [AK/IF]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU