Lika-liku Dibalik Proyek Satelit Satria Yang Bakal Meluncur 2023

Satria I

Telko.id – Proyek satelit SATRIA akhir nya ada ‘pergerakan’ nya lagi. Setelah financial closing pengadaan dan peluncuran yang seharusnya selesai pada 2019, sehingga perakitan dapat dilakukan pada akhir Desember 2019 yang lalu sempat terhenti karena ada pandemic covid-19.

Maklum saja, sebaran virus tersebut bukan hanya di Indonesia, tetapi di dunia, sehingga banyak penundaan penyelesaian proyek, terganggunya supply chain, perlambatan pengoperasian fasilitas untuk pabrikasi, serta terbatasnya ketersediaan tenaga kerja satelit sejak Maret 2020.

Nah, dengan adanya penandatanganan Preparatory Work Agreement (PWA) Proyek Satelit Mutifungsi Republik Indonesia (SATRIA) beberapa hari lalu, ini sebagai penanda juga bahwa proyek Satelit Staria ini akan kembali bergulir

Bahkan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan optimisme nya dengan adanya tahapan PWA ini akan dapat mendorong pemulihan ekonomi di Indonesia. “Sebagai bagian dari optimisme dan keyakinan kita untuk segera pulih dari potensi kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19,” tegasnya dalam Konferensi Pers Penandatanganan Kerja Sama Dimulainya Konstruksi Satelit Multifungsi SATRIA, dari Jakarta, Kamis (03/09/2020).

Tahapan PWA tersebut juga menandai kesepakatan antara konsorsium PSN dan TAS untuk memulai pekerjaan manufacturing Proyek satelit SATRIA antara PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai bagian dari konsorsium Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dengan perancang dan pabrikan asal Perancis Thales Alenia Space (TAS).

Dalam tahapan itu terdapat dua kegiatan pokok. Pertama, melakukan tinjauan kebutuhan muatan sistem satelit yang merupakan penyesuaian desain satelit dengan permintaan pengguna. Dan kedua, melakukan tinjauan status kualifikasi komponen yang merupakan tinjauan kualifikasi komponen-komponen satelit yang dipersyaratkan.

“Preparatory Work Agreement ini sekaligus memastikan bahwa pembuatan satelit dapat dilaksanakan tepat waktu pada saat kontrak, sekaligus menandai bahwa perjanjian pembiayaan akan mulai efektif berjalan,” jelas Menteri Kominfo.

Selama masa pandemi, sektor komunikasi dan informasi mengalami pertumbuhan hingga 10,88 persen. Sektor itu menjadi satu-satunya sektor yang bertumbuh positif hingga di atas 10 persen dibanding sektor lain. Johnny menyatakan Proyek satelit SATRIA menandai peluang investasi di masa yang akan datang yang lebih besar.

Oleh karena itu, keberlanjutan Proyek satelit SATRIA menunjukkan komitmen dan keseriusan pemerintah untuk melakukan percepatan transformasi digital. Menurut Menteri Kominfo momentum itu akan menandai layanan publik yang prima.

Untuk Apa Indonesia Punya Satelit Satria?

Negara Indonesia yang memiliki 17.491 pulau. Data tersebut dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia (Kemenkomarves). Tentu untuk saling terhubung akan sulit sekali jika tidak menggunakan satelit. Itu sebabnya, pemerintah cukup ‘ngotot’ untuk punya satelit. Tidak tanggug-tanggung, satelit yang bakal diluncurkan pada 2023 itu merupakan satelit dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan kapasitas 150 Gbps.

Kebutuhan Indonesia sendiri cukup besar. “Sampai dengan tahun 2030, kebutuhan kapasitas satelit Indonesia diproyeksikan mencapai 900 Gbps atau 0,9 Tbps. Kita juga masih masih membutuhkan pembangunan ground segment untuk melengkapi pembangunan space segment yang sedang kita bangun,” ungkap Johnny.

Sebagai perbandingan, kapasitas yang dimiliki satelit Satria ini sekitar tiga kali lipat dari sembilan satelit yang saat ini dimanfaatkan di Indonesia.

Saat ini Indonesia memanfaatkan lima satelit nasional dengan kapasitas sekitar 30 Gbps dan 4 satelit asing yang memiliki kapasitas 20 Gbps. Ia menjelaskan bahwa proyek satelit ini nantinya akan mampu menghadirkan akses wifi gratis di 150.000 titik layanan publik di seluruh Tanah Air, di mana setiap titik layanan akan tersedia kapasitas sebesar 1 Mbps.

Ratusan ribu titik itu meliputi 93.900 titik sekolah/pesantren, 47.900 titik kantor desa/kelurahan/kantor pemerintahan daerah, 3.700 titik fasilitas kesehatan dan 4.500 titik layanan publik lainnya.

Siapa Dibalik Proyek Satelit Satria ini?

Proyek satelit SATRIA dikerjakan dalam skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Kementerian Kominfo bertindak selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK).

Baca juga : Konsorsium PSN Menang Lelang Satelit Multifungsi Satria

Pabrikan Proyek KPBU SATRIA adalah Thales Alenia Space (TAS) yang bermarkas di Perancis. Sedangkan peluncuran akan dilakukan dengan menggunakan roket Falcon 9-5500 yang diproduksi oleh Space-X, perusahaan asal Amerika Serikat. TAS merupakan perusahaan pembuat satelit ternama yang ditunjuk oleh SNT sebagai kontraktor pembuat satelit untuk proyek SMF SATRIA.

Mengenai skema pendanaan proyek, Johnny menjelaskan hal itu tertuang dalam sindikasi pembiayaan yang didukung dengan tersedianya equity portion.

Menurut Johnny, Capital expenditure untuk space segment proyek ini bernilai sekitar 550 juta dollar. 20% nilai tersebut akan dibiayai dengan equity oleh satellite project sponsor. Sedangkan sisanya didanai melalui sindikasi pembiayaan internasional. (Icha)

 

Artikel SebelumnyaINDIRA, Asisten Digital Ini Siap Layani Pelanggan Indosat
Artikel SelanjutnyaOPPO Reno4 Pro Hadir Untuk Melengkapi Kebutuhan Para Insan Kreatif

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini