Telko.id – Operator asala Filipina, Globe Telecom telah menggandeng Nokia untuk mengubah jaringan fixed dan mobile mereka menjadi infrastruktur berbasis cloud yang fleksibel dengan 5G ready dan IOT.
Untuk diketahui, Globe telah menandatangani dua perjanjian frame dengan Nokia, salah satu perjanjiannya meliputi jaringan nirkabel dan lainnya untuk teknologi IP, optik dan SDN.
Di bawah kolaborasi ini, Nokia akan menggunakan teknologi Pro 4.5G nya termasuk BTS 5G-ready dan small cell yang mereka miliki di beberapa daerah yakni Visayas dan Mindanao. Nantinya, beberapa daerah di wilayah ini akan menerima broadband untuk pertama kalinya sebagai bagian dari penyebaran.
Dilaporkan TelecomAsia (25/10) Nokia juga akan mengatur jaringan Globe untuk mendukung komputasi mobile dan teknologi agregasi operator canggih pada jaringan.
Perjanjian tersebut tetap akan melibatkan penyebaran IP, optik dan teknologi SDN Operator di seluruh Filipina, serta memungkinkan operator untuk memberikan cakupan untuk daerah yang lebih, dan untuk menyediakan layanan data yang lebih fleksibel. Seksdar informasi, Platform SDN dari Nokia ini ditujukan untuk pelanggan Korporasi.
“Sebagai Operator di Filipina yang terkemuka dengan layanan fixed dan mobile boarband, kami ditunjuk untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang hari demi hari semakin terhubung. Dengan teknologi inovatif dari Nokia, kami yakin akan mampu memimpin 5G dan evolusi jaringan cloud, “kata CEO Globe, Ernest Cu.
Sementara itu, pada pekan lalu, rival Globe PLDT mengumumkan bahwa divisi nirkabel Smart mencapai kecepatan data lebih dari 1.4Gbps untuk jaringan LTE-A selama uji coba yang dilakukan dengan Huawei. Tidak tanggung-tanggung, ujicoba ini sendiri menggunakan teknologi lima agregasi yang dimiliki operator untuk mencapai kecepatan yang ‘on-fire’ tersebut.
“Ini akan memakan waktu untuk agregasi operator pada lima frekuensi, terutama karena ketersediaan handset yang mampu mendukung teknologi ini belum tersedia secara komersial. Namun hasil yang sangat baik dari tes ini telah mendorong kami untuk menggelar layanan LTE-A menggunakan dua atau tiga komponen operator yang sudah dapat dimanfaatkan oleh beberapa model handset di pasar, ” tukas CTO PLDT dan Smart, Joachim Horn.