Telko.id – Indosat merger dengan Tri Indonesia memang masih tahap MoU sehingga dipastikan belum ada dampak secara operasional di tubuh Indosat. Hal ini disampaikan oleh Chief Financial Officer Indosat, Eyas Naif Assaf dalam Paparan Publik Insidentil Indosat yang berlangsung virtual, Selasa (12/01/2021).
“Saat ini tahapan MoU tersebut masih sangat awal, sehingga masih sangat awal juga untuk menilai dampak bisnis dan operasi perseroan. Namun, bisnis perseroan saat ini masih berjalan seperti biasa, tidak ada dampak terhadap operasional, finansial maupun bisnis lainnya,” demikian kata Chief Financial Officer Indosat, Eyas Naif Assaf.
Walaupun tidak menjelaskan perkembangan yang lebih terperinci terkait dengan merger, namun Eyas berjanji akan menyampaikan rinciannya, jika sudah ada detail mengenai kesepakatan dari dua belah pihak.
“Belum ada detail mengenai kesepakatan, bentuk investasi dan jaringan terhadap merger tersebut. Kalau sudah ada kami akan sampaikan berdasarkan ketentuan yang berlaku di pasar modal,” tegas dia.
Baca juga : CK Hutchison dan Ooredoo Menandatangani MOU, Merger?
Saat ini, Indosat tetap akan menggali potensi kombinasi bisnis dengan Hutchinson 3 Indonesia (H3I).
Direktur Operasional Indosat Vikram Sinha juga menyampaikan hal yang sama. Ia mengatakan, kerja sama yang tidak mengikat ini sangat baik bagi pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia.
Ia juga menambahkan bahwa Indosat merger dengan tri Indonesia ini sangat baik bagi pertumbuhan sektor telekomunikasi di Indonesia. “Saat ini manajemen fokus pada pertumbuhan dan strategi yang sudah disiapkan dari 3 tahun sebelumnya,” jelas Vikram.
Sebagai informasi, Pemegang saham pengendali ISAT yakni Ooredoo Q.P.S.C, asal Qatar dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) sudah melakukan pertemuan terkait rencana merger. Keduanya telah menandatangani MoU yang tidak mengikat secara hukum.
MoU itu sehubungan dengan rencana potensi transaksi untuk mengkombinasikan dua perusahaan telekomunikasi di Indonesia yakni, Indosat dan Tri. MoU ini menjadi sinyal arah merger bisa saja dipilih, dengan masa eksklusivitas MoU tersebut berlaku hingga 30 April 2021.
Sebagai informasi, saat ini saham Indosat dimiliki oleh Ooredoo – Asia sebesar 65%, pemerintah Indonesia 14% dan publik 21%. Di mana bisnis selulernya menyumbangkan 80% pada pendapatan perusahaan, diikuti oleh bisnis multimedia, internet dan data informasi sebesar 17% dan bisnis jaringan tetap 3%. (Icha)