Telko.id – Setelah lama tidak terlihat gerakannya di pasar, Bakrie Telecom hari ini mengumumkan, telah melakukan RUPSLB dan menyetujui pengangkatan direktur baru perseroan yakni Mark Robson dan Andi Pravidia.
Tugas dari direktur baru ini antara lain adalah mempersiapkan pengembangan bisnis telekomunikasi seluler berbasis 4G LTE pada saat yang tepat. Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari diperolehnya lisensi seluler jasa teleponi dasar dan selanjutnya BTEL secara bertahap mengurangi layanan bisnis Fixed Wireless Access (FWA) CDMA.
“Kami melihat ada kebutuhan besar dalam mensinergikan telekomunikasi, internet, dan media. Oleh karena itu, dengan lisensi MVNO, jaringan Fiber Optik milik BTEL yang jumlahnya mencapai 100,000 homepass, kemampuan dan pengalaman bertransformasi, serta adanya bisnis aplikasi dengan EsiaTalk yang semakin berkembang, beserta potensi LTE kedepan kami merencanakan untuk turut memberikan sumbangsih kepada kemajuan bangsa dengan melalui solusi triple play”, ujar Taufan E. Rotorasiko, “Wakil Direktur Utama dan CEO BTEL menjelaskan.
Taufan juga menambahkan bahwa layanan triple play adalah salah satu dari langkah ekspansi Bakrie Telecom kedepan dan akan menjadi pilar pengembangan bisnis digital Bakrie Telecom. Rencananya, beberapa bulan ke depan, layanan triple play ini akan soft launching dan BTEL juga berjanji sudah mendapatkan lebih dari 3000 pelanggan.
Selain itu, Bakrie Telecom juga akan melakukan pengembangan aplikasi Esia Talk yang diikuti dengan beberapa pengembangan lainnya. Sebagai tambahan informasi, EsiaTalk merupakan aplikasi untuk melakukan dan menerima panggilan suara dan pesan ke dan dari manapun. Langkah ini diharapkan dapat menjadi dorongan ekspansi operator ini ke depannya. Saat ini, Esia Talk sudah memiliki lebih dari 300 ribu pengguna.
Bakrie Telecom dalam mendorong ekspansinya ini akan melakukan bekerjasama dengan berbagai perusahaan penyedia layanan teknologi, telekomunikasi dan media dalam memberikan nilai lebih kepada pelanggan, pemegang saham, karyawan, para mitra serta seluruh stakeholder BTEL. “Dengan bergabungnya Mark Robson yang sudah berkecimpung lama dalam bisnis triple play di manca negara dan Indonesia serta kehadiran Andi Pravidia dalam tim manajemen, kami yakin visi kami tersebut bisa tercapai” ungkap Taufan.
Pada RUPSLB tersebut juga disetujui untuk melakukan penerbitan saham baru di harga Rp.200 melalui Obligasi Wajib Konversi (OWK) dengan mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Hasil dari penerbitan saham tersebut digunakan untuk pembayaran hutang sebesar Rp7,6 T. Hal ini merupakan implementasi Perjanjian Perdamaian antara BTEL dan para krediturnya yang disepakati pada tanggal 8 Desember 2014 lalu.
BTEL meyakini dapat memperbaiki struktur permodalan serta kinerjanya dengan merambah lini bisnis baru triple play selain mengembangkan bisnis digital dengan esiatalknya serta layanan MVNO 4G LTE. (Icha)