Telko.id – Lain Vodafone, lain pula Internux, atau biasa kita kenal dengan Bolt!. Anak perusahaan dari PT Mitra Mandiri yang mayoritas dimiliki oleh First Media ini menutup tahun 2015 tak seindah yang diharapkan, yakni dengan hanya 1,8 juta pelanggan. Jumlah ini jauh di bawah target akhir tahun yang dicanangkan, yakni sebesar 2,5 juta.
Namun, alih-alih dibuat terpuruk oleh rasa kecewa, CEO Perusahaan, Dicky Mochtar memilih untuk tetap optimis. Menunjukkan bahwa perusahaan telah meraih pangsa 16% dari pasar pada awal tahun ini, naik dari hanya 2% di awal 2015.
Internux awalnya berdiri sebagai warnet yang hanya bermodalkan 10 unit komputer dengan sistem operasi LINUX. Oleh karena itu, nama yang diusung adalah Intenux, berasal dari Internet LINUX. Perusahaan ini pertama kali terdaftar di departemen kehakiman Republik Indonesia pada tahun 2001 dan berlokasi di Makassar Sulawesi Selatan. Pada 2009, perusahaan ini memperoleh lisensi Broadband Wireless Access (BWA) dari pemerintah hingga akhirnya mereka memasarkan layanan 4G Long Term Evolution (LTE) sebuah internet nirkabel dengan merek dagang Bolt!.
Bolt! merupakan layanan pita lebar seluler 4G Long Term Evolution pertama di Indonesia yang diluncurkan pada tanggal 14 November 2013. Bolt! menawarkan kecepatan akses internet hingga 150 Mbps. Bolt! juga hanya melayani akses data, tidak dapat digunakan untuk telepon dan SMS.
Mengutip dari IndoTelko, CEO Dicky Mochtar mengatakan bahwa meskipun mengalami kemunduran, penyedia broadband nirkabel ini berharap untuk menambah lebih dari satu juta pelanggan dengan total 2,8 juta pada akhir-2016.
Beberapa strategi pun disebut-sebut akan dilakukan perusahaan guna mencapai tujuannya, termasuk memberi tawaran yang lebih baik pada pelanggan, kuota data yang lebih disesuaikan dengan tarifnya – yang berarti tidak harus menawarkan paket data ‘unlimited’ untuk menjaga pelanggan senang.
Menurut TeleGeography GlobalComms Database, Jumat (5/2), Mei 2015 First Media mengatakan sedang berupaya untuk meningkatkan profil merek broadband nirkabel 4G mereka di Indonesia melalui investasi antara Rp500 miliar dan Rp700 miliar (USD37 juta-USD52 juta).
Wakil Presiden First Media, Irwan Djaja mengatakan saat itu bahwa jumlah tersebut merupakan bagian dari total Rp1,5 triliun CAPEX untuk tahun 2015, dan akan digunakan untuk ‘memperluas penetrasi layanan Bolt! di Medan, Sumatera Utara dan wilayah utara Sumatera, serta daerah lainnya. Selanjutnya, pada bulan September tahun lalu operator mengumumkan rencana untuk memperkuat cakupan dengan meningkatkan cakupan indoor/dalam gedung di wilayah layanan saat ini.