Jakarta – Uni Eropa dan China menandatangani kesepakatan untuk bekerja sama selama pengembangan teknologi jaringan 5G. Pun demikian terkait standar operasi yang akan dihadirkan nantinya.
Perjanjian yang ditandatangani Uni Eropa dan China di Beijing ini secara tidak langsung membuka akses bagi perusahaan-perusahaan Eropa serta partisipasi mereka dalam penelitian 5G yang didanai oleh publik. Bukan hanya itu, perusahaan Eropa juga akan mendapatkan pengembangan dan inovasi inisiatif China dengan ketentuan yang sama seperti perusahaan-perusahaan China.
Dilansir dari telecoms, Senin (28/9), perjanjian kerjasama ini diberlakukan untuk mengantisipasi “perlombaan standarisasi 5G” pada tahun 2016 nanti, ketika berbagai badan di seluruh dunia akan memulai pembicaraan mengenai kebutuhan spektrum untuk jaringan tersebut. Sebagai informasi, 5G sendiri rencananya akan memasuki tahap komersialisasi pada tahun 2020 mendatang.
Günther Oettinger, Komisioner Eropa yang bertanggung jawab atas Ekonomi Digital dan Masyarakat, serta Miao Wei, selaku Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi China, yang menandatangani deklarasi bersama ini dengan tujuan untuk bekerja sama dalam menghadapi berbagai isu mengenai 5G.
Dua badan tersebut telah sepakat untuk mencapai sebuah pemahaman global. Pada akhir tahun 2015, semua konsep, fungsi dasar, teknologi kunci dan waktu untuk kehadiran 5G rencananya akan rampung dibuat dan mulai dilaksanakan.
Kedua kubu pun telah sepakat dan berkomitmen untuk tak hanya saling mendukung, tetapi juga mengikuti apa yang menjadi standarisasi dari organisasi seperti 3 Generation Partnership Project (3GPP) dan International Telecommunication Union (ITU) terkait proyek penelitian bersama ini.
Nantinya, bersama-sama baik Uni Eropa maupun China akan berusaha untuk mengidentifikasi pita frekuensi radio yang paling menjanjikan untuk memenuhi persyaratan spektrum baru untuk 5G. Potensi koperasi penelitian tentang layanan dan aplikasi untuk 5G, dengan penekanan khusus pada Internet of Things (IOT), juga akan turut dieksplorasi, sesuai dengan perjanjian dan nota kesepahaman tersebut.
Jika melihat dari pernyataan Uni Eropa, kedua belah pihak nampaknya telah setuju untuk timbal balik dan memberikan keterbukaan atas akses dana penelitian jaringan 5G serta akses pasar dan keanggotaan asosiasi China dan Uni Eropa 5G. Deklarasi bersama ini didasarkan pada perjanjian serupa dengan Korea Selatan dan Jepang yang ditandatangani Uni Eropa sebelumnya.
Uni Eropa rencananya akan memberikan investasi sebesar€700 juta melalui Program Horizon 2020 untuk mendukung penelitian dan inovasi dalam 5G. Pada bulan Mei mendatang, EC (European Commission) mengumumkan Digital Single Market Strategy (Strategi Pasar Tunggal Digital) untuk meningkatkan koordinasi spektrum di Uni Eropa, dengan penekanan pada masa kebutuhan 5G.
“Dengan tanda tangan hari ini bersama China, Uni Eropa kini bekerja sama dengan mitra Asia yang paling penting dalam perlombaan global dalam hal menjadikan 5G sebagai sebuah kenyataan pada tahun 2020. Ini merupakan langkah penting dalam kesuksesan program ini,” pungkas Commissioner Günther Oettinger lagi. [AK/IF]