Telko.id – Janji 5G yang konon mampu ‘berjalan’ jauh lebih kencang dibanding 4G, bahkan hingga 100 kali lebih cepat dari teknologi nirkabel saat ini, mau tak mau telah membuat sejumlah negara terpesona. Beberapa diantaranya, sebut saja Korea Selatan, China dan Rusia, bahkan telah mempersiapkan diri sejak jauh-jauh untuk menyambutnya, berharap untuk menjadi negara pertama yang menggelarnya. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Ditemui dalam sebuah acara media update di Marche, Plaza Senayan, Jakarta, (21/3), Presiden Direktur Ericsson Indonesia, Thomas Jul menyebut bahwa butuh waktu setidaknya lima tahun bagi Indonesia sebelum benar-benar siap untuk mengimplementasikan 5G. Dalam hal ini, ia menjadikan telemedicine atau pengobatan jarak jauh sebagai contohnya.
“Saat ini sebenarnya mungkin saja bagi kita untuk dioperasi di rumah sakit yang ada di Indonesia, dengan dokter yang berada di Amerika. Tapi apakah kita menginginkan itu terjadi sekarang? Tentu saja tidak. Karena teknologinya belum benar-benar sampai di sana, meski memungkinkan. Lalu apakah itu memungkinkan dalam lima tahun ke depan? Ya, itu akan memungkinkan terjadi di Jakarta,” ungkapnya.
Saat ini, Ericsson sendiri telah mulai melakukan banyak hal guna menyambut 5G, mulai dari menjalin kerjasama dengan 20 operator utama di seluruh dunia dalam mengembangkan teknologi ini, memimpun inisiatif-inisiatif riset terdepan untuk pra-standarisasi 5G (5GEx, METIS II dan lain-lain), aktif menyelaraskan time plans industri dan masyarakat, hingga menyediakan konsep-konsep 5G guna meningkatkan jaringan 4G yang ada saat ini.
“Kalau bicara tentang 5G, dari sekarang juga sebenarnya sebagian sudah dirollout. Cuma pertanyaan sesungguhnya adalah kapan 5G akan membuat perbedaan? Dan saya rasa itu baru pada 2020, saat standarisasinya selesai,” pungkas Jul.