Latest Phone

Tecno Perkenalkan Robot Anjing Lucu di MWC Barcelona

Telko.id – Tecno kembali ikut meramaikan MWC Barcelona 2024...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Nokia Laporkan kerugian € 613 juta Setelah Akuisisi Alcatel-Lucent

Telko.id – Nokia telah melaporkan hasil keuangan kuartal pertama 2016. Hasilnya, perusahaan asal Finlandia ini mengumumkan kerugian sebesar € 613 juta. Padahal, di kuartal terakhir 2015 lalu masih mengantongi keuntungan € 169 juta.

Keuntungan non-IFRS dari Nokia ini -tidak termasuk biaya yang berkaitan dengan nilai akusisi Alcatel-Lucent yang mencapai € 15.6 miliar, biaya penurunan nilai goodwill, amortisasi aktiva tidak berwujud, pembelian terkait harga barang, biaya restrukturisasi, dan barang-barang lainnya – adalah € 139 juta untuk bulan Januari sampai Maret.

Sedangkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar €462 juta untuk Nokia Networks, termasuk di dalamnya €325 juta dari Ultra Jaringan Broadband dan €137 juta dari IP Networks dan Aplikasi. Untuk Nokia Technologies menyumbangkan pada holding sebesar €108 juta. Sementara Grup umum dan lain masih mencatatkan kerugian sebesar €87 juta. Total kerugian EBITDA Nokia adalah €304 juta, dengan pengecualian non-IFRS.

Kas bersih dan aset likuid dari Nokia pada akhir Maret tercatat sebesar €8,25 miliar atau naik 76 persen dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar €4,67miliar.

Laba operasional non-IFRS Nokia untuk kuartal ini adalah €345 juta, naik 25 persen dari tahun lalu €276 juta, sedangkan non-IFRS penjualan bersih €5,6 miliar turun 9 persen dari tahun lalu € 6,13 miliar .

Nokia mengatakan bahwa hasil Q1, secara tidak langsung sebanding dengan hasil Q1 tahun lalu, namun, karena penambahan Alcatel-Lucent secara konsolidasi maka ada kerugian yang dicatatkan. Namun, secara keseluruhan, perusahaan menyambut baik hasil yang dicatatkan tersebut.

“Saya senang bahwa kami mampu memberikan keuntungan yang solid yang biasanya dalam kuartal pertama trend nya adalah pasar melemah. Di sisi lain juga ada resiko gangguan yang berhubungan dengan integrasi,” kata CEO Nokia Rajeev Suri menjelaskan, seperti yang dikutip dari ZDnet.

“Sementara penurunan pendapatan kami memang mengecewakan. Kekurangan itu sebagian besar didorong oleh Jaringan Mobile, di mana lingkungan yang menantang walaupun bukan sebuah kejutan,” sahut Rajeev menambahkan.

Rajeev juga menambahkan bahwa Nokia sepakat akan melakukan transisi di daerah-daerah yang paling mendesak dari portfolio yang ada. Termasuk wilayah yang terjadi tumpang tindih dengan sebagian besar pelanggannya. Selain itu, Nokia juga telah memulai proses pengurangan tenaga yang tumpang tindih, dan proses ini akan berawal di Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Nokia juga akan melakukan konsolidasi dan menutup beberapa sites yang ada dan 30 sites sudah terjadwalkan untuk kuartal ini. Perusahaan asal Finlandia ini juga akan secepatnya menyelesaikan 40 projek untuk mendorong penghematan pengadaan, dengan 200 proyek lebih yang saat ini sedang berlangsung dan rencana untuk ratusan proyek tambahan yang akan diluncurkan sebagian besar selama Q2 2016.

Untuk bisnis Networks Nokia mampu memberikan kontribusi laba usaha sebesar €337 juta non-IFRS. Termasuk Networks Ultra Broadband yang menambahkan €234 juta serta IP Jaringan dan Aplikasi yang menambahkan €103 juta. Angka tersebut naik 61 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang dicatatkan sebesar €209 juta. Hal ini juga membuat penjualan bersih turun 8 persen atau € 5,18 miliar dari € 56,6 miliar. Kondisi tersebut diakibatkan oleh langkah korporasi untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang menghabiskan € 951 juta pada, turun 7 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai €1,02 miliar. Selain itu, terjadi penurunan 4 persen dalam dalam penjualan, umum, dan biaya administrasi. Dari € 705 juta pada tahun lalu, menjadi €677 juta pada kuartal pertama ini.

Nokia mencatatkan year on year penjualan bersih Networks bisnis yang menurun pada kuartal pertama di tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh penjualan bersih yang lebih rendah di Jaringan Ultra Broadband.

Rinciannya dalam kategori Ultra Broadband Networks ini adalah jaringan seluler mengalami penurunan 15 persen dalam penjualan non-IFRS bersih, dari € 3,69 miliar ke €3,12 miliar, sedangkan jaringan tetap menurun 12 persen, dari € 613 juta menjadi € 541 juta.

Penjualan bersih berdasarkan wilayah untuk Networks adalah € 1,58 miliar pada Amerika Utara, turun 17 persen dari €1,9 miliar. Untuk wilayah Eropa menurun 3% dari € 1,24 miliar menjadi €1,2 miliar. Sedangkan di wilayah APAC mengalami penurunan 6% dari €1,16 miliar menjadi €1,09 miliar. Untuk di Greater China pun terjadi penurunan sebesar 5% menjadi €572 juta dari €604 juta. Di kawasan Timur Tengah dan Afrika, Nokia pun mengalami penurunan penjualan yakni sebesar 11% menjadi €393 juta dari €443 juta. Namun, di wilayah Amerika Latin terjadi kenaikan penjualan sebesar 6% menjadi € 340 juta dari €320 juta pada tahun lalu.

Nokia Teknologi memberikan kontribusi €106 juta laba operasional non-IFRS, turun 40 persen dari tahun lalu yang mencapai €178 juta. Hal itu membuat Nokia mencatatkan €198 juta penjualan bersih, turun 27 persen dari €273 juta. Nokia teknologi juga menghabiskan €58 juta untuk R & D, turun 19 persen dari €72 juta dan dalam penjualan, umum dan biaya administrasi naik 52 persen menjadi €32 juta dari €21 juta pada tahun lalu.

Year on year penjualan Nokia Teknologi pada kuartal pertama 2016 ini mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya penyesuaian untuk penjualan bersih yang diperoleh dari perjanjian yang ada, bagi hasil yang berkaitan dengan sebelumnya divestasi HKI, dan IPR divestasi di kuartal pertama tahun 2015. Variabel tersebut menjadi factor penentu keuntungan di kuartal pertama 2015 lalu. Serta adanya pendapatan lisensi lebih rendah dari lisensi yang ada serta penurunan penjualan handset, seperti informasi yang disampaikan oleh Nokia dalam laporan keuangannya.

Untuk Nokia Group umum dan lainnya mencatatkan kerugian operasional non-IFRS sebesar €99 juta, sedikit kurang dari tahun lalu yang merugi €111 juta. Sedangkan pada penjualan bersih tercatat ada kenaikan 16% menjadi €236 juta dari €203 juta. Menurut Nokia, hal ini dapat terjadi karena adanya kenaikan penjualan bersih yang diberikan dari Alcatel Submarine Networks, meskipun sebagian telah diimbangi oleh Radio Sistem Frekuensi nya.

Untuk Nokia Group umum dan lainnya ini juga menghabiskan €73 juta untuk R & D, naik 4 persen dari €70 juta dan pada penjualan, umum, dan biaya administrasi, naik 15 persen menjadi €55 juta dari €48 juta.

Nokia pun akan mengatasi kondisi industry saat ini dengan akan melakukan pengurangan jumlah pegawai untuk mencapai bisnis ‘sinergi’ global. Alasannya adalah untuk dapat mengambil posisi saat ini hingga akhir 2018 mendatang, sesuai dengan target yang dicanangkan nya. Pengurangan tersebut akan dilakukan di wilayah yang terdapat tumpang tindih tenaga kerja. Selain itu, Nokia juga akan melakukan penghematan direal estate, jasa, pengadaan, supply chain, dan manufaktur.

Nokia mengatakan bahwa pada April ini akan terjadi pemotongan biaya yang akhirnya pada tahun 2018 akan mencapai €900 juta. Sebagian besar berasal dari redudansi. Perusahaan sendiri masih belum mengungkapkan berapa banyak karyawan akan kehilangan pekerjaan, tetapi Reuters melaporkan bahwa 1.400 anggota staf akan dipotong di Jerman, 1.300 di Finlandia, dan 400 di Perancis – meskipun 500 posisi di R & D akan dibuat di Perancis.

Nokia pun merencanakan untuk mengakuisisi perusahaan Withings yang merupakan perusahaan wearable dan health monitoring sebesar €170 juta tunai. Dan Nokia pun akan menerima 200 karyawan baru di bawah juga payung Nokia Technologies, karena akan menambah portofolio IOT Nokia.

“Dengan akuisisi ini, Nokia akan memperkuat posisinya di Internet of Things dengan cara yang memanfaatkan kekuatan merek Nokia terpercaya, cocok dengan tujuan Nokia memperluas kemungkinan manusia dari dunia yang terhubung, dan menempatkan Nokia di jantung pasar dialamatkan sangat besar, ” seperti yang tercatat dalam laporan keuangannya.

Dengan langkah korporasi tersebut, Nokia mengharapkan dapat selesai pada awal kuartal 3 mendatang.

“Saya senang bahwa tim dari Withings akan bergabung Nokia, sebagai bagian dari Nokia Technologies,” ujar Rajeev menambahkan.

“Kami telah mengatakan secara konsisten bahwa kesehatan digital merupakan daerah kepentingan strategis bagi kita, dan dengan akuisisi ini kami memiliki kesempatan yang sangat baik untuk memperluas dalam apa yang salah satu pasar terbesar di Internet of Things dan membangun peluang lisensi masa depan,” sahut Rajeev menjelaskan. (Icha)

Latest

Erajaya Active Lifestyle, Catat Penjualan Bersih Naik 22,8% YoY

Telko.id - PT Sinar Eka Selaras, Tbk. (ticker code:...

Galaxy AI Bakal Hadir Di Flagship Samsung Lain, Ini Daftarnya!

Telko.id - Samsung Electronics Indonesia resmi mengumumkan ketersediaan Galaxy...

Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP, Responsif, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Telko.id - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) luncurkan...

Telkomsel Ramadan Insight 2024, Panduan Bagi Para Pelaku Bisnis

Telko.id - Telkomsel melalui unit bisnis Telkomsel Enterprise kembali...

Rekomendasi

Acer Indonesia Hadirkan Dua Laptop AI, Swift X 14 AI dan Swift Go 14 AI

Telko.id - Acer Indonesia hari ini (27/3) resmi merilis laptop seri Swift generasi terbaru Swift X 14 AI (SFX14-72G) dan Swift Go 14 AI...

Review : Acer Aspire 5 Spin 14 Varian Intel Core i5-1335U

Laptop Multifungsi dengan Segudang Inovasi Telko.id - Acer Aspire 5 Spin 14 (A5SP14-51MTN) mengusung konsep laptop convertible yang mendukung beragam aktivitas sehari-hari dengan fleksibilitas tinggi....

Acer Kenalkan Laptop Gaming Predator Helios Neo 16, Apa Keunggulannya?

Telko.id - Acer resmi meluncurkan laptop gaming Predator Helios Neo 16 terbaru, dilengkapi dengan  Intel Core HX series generasi ke-14 terbaru dan GPU Laptop...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini