Telko.id – Proyek Palapa Ring di buat dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Di mana sudah ada dua paket proyek ini yang ditentukan pemenang tendernya yakni untuk Paket Barat dan Paket Tengah. Lalu, seperti apa progress dari proyek ini?
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan bahwa infrastruktur Proyek Palapa Ring yang menggunakan PPP (Public Private Partnership) Availability Payment sudah berjalan. “Prosesnya sudah berjalan, administrasi nyusul karena orientasinya adalah target,” jelasnya dalam sambutan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dan Perjanjian Penjaminan Proyek Palapa Ring untuk Paket Barat.
Hal itu ditegaskan oleh Rudiantara sebagai cara kerja pemerintahan sekarang yang harus lebih cepat. “Ini cara kerja pemerintah sekarang, cepat, Apa yang bisa dilakukan paralel, dilakukan paralel, ga usah nunggu proses yang serial. Serial tetap kita lakukan, administrasi secara formal. Apa yang kita bisa lakukan, kita lakukan,” tegasnya.
Menurut Menkominfo, pelaksanaan Proyek Palapa Ring di kawasan barat dilaksanakan oleh PT Palapa Ring Barat dan PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). “Sebenarnya untuk Paket Tengah juga sudah dilakukan dan diumumkan tapi karena masalah administrasi jadi nanti ditandatanganinya,” tutur Rudiantara ketika mengawali sambutannya.
Menkominfo menjelaskan bahwa Palapa Ring adalah jaringan-jaringan yang akan dibangun. Dalam peta Palapa Ring, jaringan tersebut terutama yang berwarna ungu dan merah . “Yang warna hijau ini yang relatif sudah dan akan dibangun oleh penyelenggara sekarang tetapi yang ungu dan merah ini secara keuangan tidak feasible tapi secara ekonomi ini harus karena kita harus posisikan Indonesia di kancah internasional dalam konteks digital,” tambahnya.
Posisi Indonesia dalam Lansekap Digital
Rudiantara juga mengutip angka report dari Open Signal pada bulan Februari 2016 mengenai posisi Indonesia dengan negara lain dalam konteks digital. “Amerika download-nya rata-rata 7,6, paling tinggi Jepang 10,48. Indonesia rata-ratadownloadnya 5,4 tapi upload-nya cuma 1,8 mega. Ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak jelek-jelek banget dibanding Brazil 4,2 dan Thailand 1,8,” paparnya.
Lebih lanjut Chief RA juga mengatakan bahwa, meski layanan broadband Indonesia belum sebagus Singapura namun kondisi itu baik-baik saja. Tapi ke depan kreatifitas orang Indonesia perlu ditingkatkan. “Tapi yang unik rasio antara download dan upload Indonesia relatif paling rendah, hanya sepertiga, artinya orang Indonesia lebih senang download daripada upload yang artinya adalah kreativitas orang Indonesia kurang,” jelasnya.
Menteri Rudiantara membandingkan Jakarta dengan kota-kota negara lain tentang aspek kreatifitasnya. “Jakarta kapasitas downloadnya 7 mega. Kita jauh lebih bagus dibanding Bangkok yang 2,3, New Delhi 1,9, maupun Rio de Janeiro yang cuma 5,6. Demikian juga Kualalumpur 5,9 tapi kembali kalau dihitung antara download dan upload, kita rasionya masih dibawah New Delhi, dibawah Rio dan Kualalumpur, artinya masyarakat disana lebih kreatif,” tuturnya.
Sementara jika dicermati data antarkota di Indonesia, Menkominfo melihat masih ada ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta. “Data untuk Jakarta download 7 mega. Jawa secara keseluruhan 3,5 mega kemudian Kalimantan 2 mega, Sumatera diatas 2 mega dan Bali 1,5 mega. Jangan dibandingkan dengan Maluku ataupun Papua yang hitungannya masih ratus kilobyte, belum 1 megabyte,” tegasnya.
Ia menyatakan bahwa ketimpangan tersebut yang harus segera diperhatikan oleh Indonesia untuk memastikan bahwa digital itu tidak hanya bertumpu di Jakarta. “Kita mengejar digital economy dalam hal ini e-commerce pada tahun 2020 akan mencapai proyeksinya Rp130 Miliar Dollar,” tambahnya.
Kondisi tersebut membuat pemerintah untuk terus mendorong dan terus mengimplementasi broadband dengan melibatkan banyak sektor. “Yang membuat ini bisa berjalan adalah proses yang bisa berjalan antara Kementerian Keuangan, Kementerian Kominfo, dan Penjaminan (PT PII). Ini yang menjadikan proses ini menjadi value dari struktur PPP dengan Availability Payment,” paparnya.
Menkominfo mengatakan untuk Paket Timur masih ditunda, pasalnya prosesnya dilakukan dimasukan di depan seperti perjanjian. Menkominfo menargetkan tahun 2019 semua kabupaten dan kotamadya sudah terhubung dengan broadband.
“Karena ini adalah yang pertama dari semua sektor, semoga ini menjadi role model walau belum sempurna. Mudah-mudahan bisa menjadi nilai tambah dalam hal kita berproses, dalam hal infrastruktur. Mudah-mudahan ini menjadi titik awal untuk membangun infrastruktur di Indonesia,” harapnya. (Icha)