spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 (China)

Tecno Spark 20

ARTIKEL TERKAIT

Infeksi Malware Paksa Pengguna Robek Dompet Untuk Perbaikan

Jakarta – Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International telah mengungkap fakta bahwa hampir setengah dari pengguna Internet (45%) harus berhadapan dengan piranti lunak berbahaya tahun lalu dan di kebanyakan kasus (81%), berdampak buruk terhadap pengguna dan perangkatnya.

Malware paling sering ditemukan di komputer berbasis Windows, dimana 83% pengguna Windows menyatakan telah terpengaruh dampaknya selama 12 bulan terakhir. Hal yang tak jauh berbeda dialami pengguna perangkat berbasis Android dan Mac OS X. Masing-masing 13% dan 6% dari mereka menyatakan juga telah terinfeksi.

12% pengguna percaya bahwa perangkat mereka terinfeksi setelah mengunjungi situs mencurigakan; flash disk USB milik orang lain; perangkat terinfeksi lainnya; dan instalasi aplikasi berbahaya yang tersamarkan sebagai program resmi yang masing-masing berkontribusi sebesar 8% sebagai penyebab infeksi. Sementara 7% responden lainnya dari survei mengatakan bahwa perangkat mereka terinfeksi setelah membuka lampiran surel. Uniknya, jawaban terbanyak, sebesar 13%, tidak dapat menjelaskan mengapa perangkat mereka dapat terinfeksi malware.

4 dari 5 infeksi secara signifikan menyebabkan masalah bagi korban. Yang paling sering, yakni sebanyak 35% dari keseluruhan kasus, pengguna menyadari bahwa performa komputer mereka melambat, 30% responden mengalami banjir iklan yang tidak diinginkan (misalnya, browser mengarahkan mereka ke situs yang tidak diinginkan) dan 20% responden menemukan program yang tidak diinginkan di perangkatnya.

Di antara semua dampak-dampak negatif ini, yang paling berbahaya adalah perubahan dalam browser atau pengaturan sistem operasi tanpa sepengetahuan si pengguna (17%), kerugian (10%) atau pencurian data pribadi (8%), publikasi tanpa izin atau ‘like’ di media sosial (9%) dan peretasan webcam (6%).

Sebagai tambahan, responden juga menyinggung adanya tebusan yang harus mereka bayarkan kepada penjahat cyber untuk membuka blokir perangkat – 11% dari seluruh kasus – atau dekripsi data pribadi (6%) setelah terinfeksi ransomware. Secara keseluruhan, setiap pengguna ketiga (33%) mengalami kerugian finansial akibat infeksi malware. Selain harus membayar tebusan, korban juga harus mengeluarkan uang untuk memulihkan perangkat atau data, menghilangkan efek samping infeksi pada piranti lunak, dan beberapa bahkan harus membeli perangkat pengganti. Ketika terjadi kerugian finansial, jumlah rata-rata biaya setiap serangan adalah sebesar USD160.

Biaya dan efek tak menyenangkan dari sebuah infeksi malware dapat dihindari dengan sedikit sikap bijaksana. Contohnya, jangan menghubungkan USB yang tidak terverifikasi pada perangkat, hanya gunakan toko aplikasi resmi, menjaga sistem operasi dan aplikasi up to date dan scan data-data dengan program sekuritas sebelum membukanya. Kemampuan untuk memprediksi segala sesuatu yang berpotensi menjadi masalah dan mengambil langkah pencegahan adalah kunci agar tetap aman,” jelas Elena Kharchenko, Head of Consumer Product Management, Kaspersky Lab dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/9).

spot_img

ARTIKEL TERBARU