spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Tecno Spark 20

ARTIKEL TERKAIT

Dapatkan Dua Pemodal, eFishery Perluas Jaringan Distribusi

JAKARTA – Produsen alat pemberi pakan ikan pintar (smart fish feeder) asal Indonesia, eFishery baru-baru ini mengumumkan telah mendapatkan investasi pra-seri A dari Aqua-spark, dana investasi berbasis di Belanda, dan modal ventura asal Indonesia bernama Ideosource. Jumlah pendanaan yang tidak diungkapkan ini akan digunakan untuk mengembangkan jaringan distribusi eFishery hingga ke skala nasional, dan juga untuk melakukan perekrutan.

Sebagai startup Internet of Things (IoT) di bidang peternakan ikan dan udang, eFishery ingin memecahkan salah satu tantangan utama di industri akuakultur komersil: proses pemberian pakan. Pemberian pakan ikan biasanya memakan antara 50 hingga 80 persen biaya operasi peternakan ikan.

Memberi pakan terlalu banyak akan berdampak negatif pada lingkungan dalam berbagai cara, berhubung banyak makanan ikan yang akhirnya terbuang percuma. Makanan yang terbuang ini nantinya juga akan berdampak buruk pada kesehatan ternak.

Di lain hal, ikan mungkin tidak dapat bertahan hidup bila kurang diberi pakan. Rumit dan tidak terukurnya metode pemberian pakan dalam skala komersil pada akhirnya akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi peternak.

eFishery menyediakan solusi berbasis teknologi yang inovatif dengan harga terjangkau untuk menyelesaikan masalah – dalam bentuk pemberi pakan otomatis yang menggunakan sensor untuk mengukur nafsu makan ikan, dan memberikan pakan dalam dosis yang dibutuhkan. Didesain untuk peternak skala kecil dan besar, sistem eFishery bisa menangkap nafsu makan, mendistribusikan makanan secara otomatis, dan memberikan laporan konsumsi makanan di smartphone peternak secara real time.

Dalam keterangan tertulisnya, (9/9/2015), Gibran Chuzaefah Amsi El Farizy, Co-Founder dan CEO eFishery menguraikan keinginannya untuk memecahkan ketidakefisienan kegiatan pemberian pakan di bisnis peternakan ikan ini.

“Saya menemukan masalah ini saat menjadi peternak ikan juga dulu. Para pekerja memberi pakan ikan secara tidak efisien, dan peternak tidak memiliki teknologi apapun untuk mengendalikan proses pemberian pakan. Kami menciptakan produk ini untuk membuat bisnis peternakan ikan dan udang menjadi semakin efisien, nyaman, dan memiliki akuntabilitas, ungkapnya.”

eFishery mendapatkan uang dengan menjual alat pemberi pakan pintar kepada peternak dan distributor. Mereka juga mendapatkan penghasilan dari biaya langganan pemakaian software yang digunakan untuk memonitor dan menganalisa aktivitas pemberian pakan ikan secara real time di smartphone atau tablet tiap bulannya. Rata-rata, sistem pemberian pakan otomatis eFishery mengurangi jumlah makanan yang digunakan sebesar 21 persen.

Dalam dua tahun terakhir, eFishery telah menjual ratusan unit pemberi pakan. Terdapat lebih dari 17.000 peternakan ikan dan udang yang sedang berdiskusi dengan eFishery untuk menjadi klien, beberapa diantaranya merupakan bisnis dari Thailand, Singapura, India, Tiongkok, Brazil, dan sejumlah negara di Afrika.

“Kami sangat bersemangat ingin memecahkan tantangan global dalam hal pemberian pakan ikan bersama eFishery,” ujar Amy Novogratz, Partner di Aqua-spark. “Indonesia memiliki sekitar 3,3 juta kolam ikan dan 2,7 juta peternakan ikan. Solusi ini juga dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi berbagai industri secara global yang terjangkit masalah yang sama. eFishery berpotensi dapat menentukan standar baru untuk bisnis akuakultur dan membuat industrinya semakin transparan, berbasis data, dan akuntabel – semua faktor yang akan membuat semua bisnis di sektor ini menjadi lebih menarik di mata investor.”

Hal yang tak jauh berbeda diutarakan Andrias Ekoyuono, VP of Business Development Ideosource. “eFishery merupakan contoh sempurna sebuah perusahaan yang sedang menyelesaikan masalah nyata di pasar yang menguntungkan,” katanya.

Sebagai informasi, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), lebih dari 96 persen aktivitas peternakan ikan di seluruh dunia terkonsentrasi di Asia. Di Indonesia saja, pangsa pasar industri akuakultur bernilai sebesar Rp 76 triliun.

eFishery akan bergabung di jaringan besar Aqua-spark yang berisikan para ahli, organisasi, institusi, dan perusahaan portofolio yang saling bekerja sama untuk menciptakan bisnis hebat dan membangun industri akuakultur global. Digabungkan dengan keahlian Ideosource di bidang teknologi Indonesia, kedua investor akan dapat mendukung visi jangka panjang eFishery.

Startup asal Bandung ini akan menggunakan dana barunya untuk tiga hal. Mereka akan menjangkau lebih banyak distributor, menemukan mitra lokal, dan mengembangkan pangsa pasarnya secara agresif di Indonesia.

Saat ini produk eFishery baru tersedia di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra. Perusahaan juga akan mengimplementasikan model penyewaan dimana para peternak dapat menyewa produk eFishery dan membayar penggunaannya tiap bulan, atau bahkan membayar setelah musim panen. Dengan begitu, peternak skala kecil dapat lebih mudah mengadopsi teknologi eFishery.

eFishery akan segera mengembangkan platform software-nya, menciptakan dashboard yang lebih baik untuk pengguna, dan menambah berbagai fitur dan kompatibilitas ikan dalam alatnya. Untuk melakukan hal itu, perusahaan akan merekrut talenta terbaik di bagian teknologi (hardware dan software) dan juga di bagian akuakultur.

Sebelumnya, eFishery telah memenangkan sejumlah penghargaan lokal dan internasional seperti Get in The Ring 2014 dan Indonesia ICT Award 2013. Dengan pengumuman ini, eFishery telah menjadi salah satu startup IoT pertama yang mendapatkan investasi dari modal ventura. [IF]

spot_img

ARTIKEL TERBARU