Telko.id – Airtel akhirnya menggunakan strategi penjualan menara di kawasan Afrika untuk mengurangi utang dan memotong belanja modal mereka.
Bharti Airtel telah setuju untuk menjual 950 menara telekomunikasi di Republik Demokratik Kongo (DRC) untuk perusahaan menara independen yakni Helios Towers Afrika, penjualan ini termasuk menara yang sedang dalam konstruksi.
Meskipun ukuran kesepakatan itu tidak diungkapkan, Helios mencatat bahwa hal itu akan meningkatkan jumlah menara di Afrika menjadi lebih dari 6.500 tower. Sementara itu, hal ini juga membantu Airtel untuk mengurangi utang dan belanja modal di Afrika. Dilaporkan TotalTelecom(7/5), Airtel akan memiliki akses penuh ke menara di bawah kontrak sewa jangka panjang.
Christian De Faria, ketua eksekutif dari Bharti Airtel Internasional Belanda, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut sejalan dengan strategi divestasi infrastruktur pasif dan mempromosikan berbagi menara.
“Airtel tetap berkomitmen untuk DRC dan akan terus berinvestasi dalam operasinya dan melayani pelanggan dengan layanan kelas dunia,” katanya.
Sekadar informasi, Bharti Airtel beroperasi pada bisnis seluler di 17 pasar di seluruh Afrika, meskipun telah setuju untuk menjual unit di Burkina Faso dan Sierra Leone ke Orange. Menurut Economic Times of India, operasi perusahaan di Afrika tidak pernah membukukan laba sejak memasuki tahun 2010. Unit Afrika membukukan rugi bersih sebesar USD 59 juta dalam tiga bulan sampai akhir Maret, hal ini sejatinya sebuah penurunan, karena sebelumnya mereka menderita kerugian sebesar USD183 juta di tahun lalu.
Perusahaan ini sebelumnya memiliki 15.000 menara di Afrika, namun secara bertahap mereka telah menjual mereka melalui penawaran dengan perusahaan tower. Pada bulan Maret misalnya, American Tower setuju untuk membeli 1.350 menara Airtel di Tanzania.
Pada bulan Juli 2015, perusahaan telko ini mendapatkan USD 1,3 miliar dari penjualan menara di lima pasar. Pengumuman itu terjadi beberapa hari setelah Bharti menyelesaikan penjualan 4.700 menara di Nigeria kepada American Tower.
Dengan menjual menara, Airtel nampaknya telah mengikuti tren global. Pasalnya, sebagian besar operator seluler menjual menara untuk mengurangi utang dan memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada bisnis layanan inti mereka.
Pada bulan April lalu, sebuah studi oleh TowerXchange meramalkan bahwa perusahaan tower independen akan memiliki 48% dari menara seluler di Eropa pada tahun 2020.