Telko.id, Jakarta – YouTube melakukan inovasi baru guna membatasi konten diskriminatif dan konten palsu. Caranya, dengan menghapus lebih banyak channel ekstremis dan memberi penghargaan kepada kreator terpercaya.
YouTube memberlakukan kebijakan baru terkait hal itu setelah berkonsultasi dengan para pakar ekstremisme, supremasi, dan kebebasan berbicara. Bagi YouTube, keterbukaan platform sangat membantu kreativitas dan akses informasi.
“Menjadi tanggung jawab kami untuk melindungi hal-hal tersebut. Kami mencegah penggunaan platform untuk menghasut kebencian, pelecehan, diskriminasi, dan kekerasan,” terang YouTube, dikutip Telko.id dari UPI, Sabtu (08/06/2019).
{Baca juga: YouTubers Ini Siap Bantu Program Diet Kamu, Tertarik?}
Pada 2017 lalu, YouTube mencoba membatasi tampilan konten supremasi dengan tidak mengizinkan video untuk dibagikan. YouTube juga membatasi komentar dan rekomendasi. Karenanya, YouTube ingin mempertahankan komitmen itu.
Mulai saat ini, YouTube akan melarang video yang menyatakan bahwa satu kelompok lebih baik dari lainnya atau menyarankan pemisahan berdasarkan kualitas seperti usia, jenis kelamin, ras, kasta, agama, orientasi seksual, atau status veteran.
{Baca juga: Duh! YouTuber Ini Dibui 15 Bulan Gara-gara “Prank Oreo”}
YouTube bakal pula melarang konten yang menyangkal peristiwa bersejarah yang terdokumentasi secara baik seperti penembakan Sekolah Dasar Holocaust dan Sandy Hook. YouTube pun berencana membatasi penyebaran konten tak masuk akal.
Sekarang, YouTube sedang melakukan uji coba pembaruan platform. YouTube menemukan jumlah konten tak layak dari hasil rekomendasi turun 50 persen. YouTube berjanji akan menangguhkan kanal yang kerap menyerukan kebencian. (SN/FHP)
Sumber: UPI