Telko.id – Gerakan menuju transformasi digital semakin kencang. Tak pelak, SDM dibidang IT pun tidak mencukupi kebutuhan industri. Capgemini mencatat hampir separuh perusahaan di dunia mengalami kelangkaan SDM TI di mana menghambat program transformasi digital mereka dan menyebabkan perusahaan kehilangan keunggulan kompetitif. Termasuk di Indonesia.
“Kelangkaan SDM TI terampil sebenarnya bukanlah isu baru dan hal ini juga disadari oleh organisasi dan SDM itu yang ada,” ujar Ronny Christian, Presiden Direktur Inovasi Informatika Indonesia (i3).
Bahkan berdasarkan riset, tercata 29% karyawan merasa skill nya sudah tidak diperlukan dan/atau dapat tergantikan dalam satu sampai dua tahun ke depan, namun training yang diberikan perusahaan dirasakan kurang tepat dan efektif.
“Ronny menambahkan, “Sementara di sisi lain, perusahaan menilai masih banyak karyawan yang menunjukkan resistensi dalam mempelajari ilmu baru. Di sinilah kami hadir untuk membantu menjawab tantangan keduanya melalui penyajian materi training yang komprehensif namun juga customizable sesuai kebutuhan perusahaan”.
Riset Capgemini juga melihat bahwa dari 501 perusahaan di dunia mencatat perbankan (62%) sebagai industri yang paling mengalami kelangkaan SDM TI terampil, diikuti oleh sektor produk konsumen (60%) dan retail (60%). Sementara keterampilan yang paling dibutuhkan oleh perusahaan yaitu cybersecurity (68%), cloud computing (65%), dan big data (61%). Namun, 50% perusahaan masih belum menganggap serius isu kelangkaan SDM TI ini.
Hal ini kemudian memberikan dampak pada penurunan produktivitas perusahaan (52%), kualitas layanan dan engagement dengan pelanggan (38%), hingga penjualan dan profit (33%). Itu sebabnya, i3 dan Huawei menjalin kerjasama.
“Sebagai penyedia solusi TIK global terkemuka, Huawei berbagi pengalaman luas di seluruh dunia dengan para mitra bisnis dengan tujuan menjadi promotor pengembangan digital Indonesia selain terus meningkatkan investasi dan upaya pengembangan SDM di Indonesia. Kami optimis melalui kerjasama dengan i-3, kami dapat memberikan pelatihan yang lebih baik kepada SDM lokal,” ujar Zhao Shu Gang, President Director of Enterprise Business Department of PT. Huawei Tech Investment.
Training di area network yang dipercayakan Huawei kepada i3 mencakup routing & switching, security, WLAN, SDN, transmission, access, LTE, enterprise communication, dan data center facility. Sementara di area cloud meliputi storage, cloud, big data, data center, cloud service, IoT dan Artificial Intelligence.
Sebagai IT expert dengan pengalaman dan portfolio yang luas, i3 juga menyediakan layanan konsultasi dan implementasi bagi para organisasi yang ingin memaksimalkan kapasitas TI mereka demi meraih keunggulan kompetitif. Layanan tersebut mencakup empat area utama, yaitu: keamanan TI, cloud dan virtualisasi, open source, serta database.
Huawei sendiri, membutuhkan banyak tenaga kerja di bidang IT. Bukan IT biasa, tetapi juga yang sudah tersertifikasi. Setidaknya, dengan mengambil tenaga kerja yang sudah tersertifikasi menjadi lebih pasti pada kualitas dan kemampuan dari SDM nya itu sendiri.
Itu sebabnya, i3 selaku penyedia layanan training dan sertifikasi TI dan anak usaha, berkolaborasi dengan Huawei dalam meningkatkan kualitas hard skill maupun soft skill SDM TI di Indonesia.
Kerjasama ini menyusul ditunjuknya i3 menjadi partner pelatihan resmi Huawei (HALP) pertama bagi organisasi di Indonesia. i3 dipercaya untuk membantu perusahaan membekali SDM TI mereka dengan pelatihan dan sertifikasi solusi Huawei pada area network dan cloud dengan tiga level keterampilan, mulai dari associate, professional sampai dengan expert.
Pelanggan dapat meng-customize materi pembelajaran sesuai kebutuhan perusahaan maupun menyerahkan sepenuhnya kepada i3 yang akan melakukan penilaian dan perencanaan pengembangan terhadap tim TI maupun pengguna teknologi lainnya di perusahaan pelanggan, atau disebut dengan Enterprise Learning Solution.
Selain itu, para peserta training akan dihadapkan dengan berbagai real case study oleh para pengajar yang juga merupakan profesional TI, serta kesempatan untuk hands on langsung berbagai solusi infrastruktur TI terkini. (Icha)