Telko.id – Strategi Gojek tahun 2022 ternyata cukup banyak yang sudah dipersiapkan. Apalagi, saat ini mobilitas masyarakat terlihat sudah mulai meningkat, bangkit dari pandemi. Gojek pun siap menjawab kebutuhan transpotasi masa para pelanggannya.
Lalu, strategi Gojek seperti apa menghadapi kondisi ini? Menurut Head of Global Transport Marketing Gojek, Amanda Parikesit, masuki tahun 2022, Gojek fokus pada dua aspek inovasi yakni keterandalan layanan dan integrasi antar-layanan transportasi.
“Memasuki tahun 2022, Gojek siap memenuhi berbagai kebutuhan mobilitas masyarakat yang merasa #UdahSaatnya kembali beraktivitas mengejar produktivitas. Kami telah menyiapkan beragam inovasi berkelanjutan yang akan makin memperkuat kehadiran Gojek sebagai solusi transportasi yang andal bagi masyarakat,” ungkap Amanda.
Melangkah di tahun 2022, Gojek siap menjawab pergeseran tren mobilitas masyarakat. Saat ini, Gojek melihat bahwa pandemi telah meningkatkan ekspektasi masyarakat terhadap standar keamanan dan higienitas tertinggi pada moda transportasi, kehadiran transportasi urban yang terintegrasi, serta opsi mobilitas yang lebih ramah lingkungan.
Strategi Gojek pada aspek pertama yakni dalam keterandalan layanan, perusahaan ini akan memperluas
layanan GoRide dan GoCar Protect+. Setelah hadir Jabodetabek, Bandung dan Bali, layanan ini akan diperluas ke kota-kota operasional utama.
Dengan mengedepankan protokol kesehatan, layanan Protect+ hadir dengan standar layanan tertinggi di industri. Pada layanan GoCar Protect+ misalnya, tersedia fasilitas Air Purifier dari Sharp yang mampu lumpuhkan 91,3% virus di udara dalam waktu 30 detik guna memastikan mobilitas yang aman bagi pengguna.
Lalu, akan ada proteksi tambahan PerjalananAman+. Di maan program ini bekerja sama dengan Prodigi dan Asuransi Sinarmas Jiwa, Gojek memberikan manfaat perlindungan tambahan bagi penumpang hingga Rp350 juta, hanya dengan membayar premi tambahan sebesar seribu Rupiah. Perlindungan ini menjadi pelengkap atas asuransi perjalanan dasar yang tersedia untuk seluruh layanan transportasi Gojek.
Tak hanya para pelaggannya, tahun 2022 ini juga akan diadakan pelatihan untuk Mitra Driver melalui Modul di Aplikasi. Targetnya adalah untuk semakin meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang. Gojek pun telah menyiapkan modul pelatihan untuk mitra driver yang mencakup berbagai topik, mulai dari service excellence, keamanan berkendara, hingga pencegahan kekerasan seksual yang telah diikuti ratusan ribu mitra driver aktif.
Gojek pun akan menghadirkan Standar Pelayanan Terbaru Driver GoCar yang pada tahap awal mencakup 3 aspek. Pertama penggunaan seragam, kedua kartu identitas yang terdapat dalam unit kendaraan, ketiga standar hospitality / keramah-tamahan yang salah satu aspeknya driver akan didorong proaktif menanyakan kebutuhan penumpang misalnya terkait pengaturan suhu pada pendingin di dalam kendaraan.
Layanan transportasi andalan persembahan Gojek tersebut akan turut hadir dengan memberikan opsi perjalanan ramah lingkungan bagi pelanggan, sejalan dengan visi nol karbon Gojek di 2030.
Hal ini diwujudkan lewat hadirnya kendaraan listrik yang operasionalnya akan terus diperluas, serta pengembangan fitur penyerapan jejak karbon yang terintegrasi pada layanan transportasi Gojek.
Lalu,strategi Gojek pada aspek kedua adalah Integrasi Antar Layanan Transportasi. Untuk itu, Gojek
bersama PT KCI, akan hadirkan transportasi yang lebih terintegrasi. Melalui GoTransit, perusahaan ini akan mengintegrasikan layanannya dengan layanan KRL Commuter Line.
Dengan integrasi ini, penumpang akan dapat membeli tiket KRL lewat aplikasi Gojek, merencanakan paket perjalanan bundling menggunakan GoRide/GoCar dan KRL, serta menikmati fasilitas titik jemput atau area tunggu yang sejak beberapa tahun belakangan ini telah Gojek bangun di beberapa stasiun KRL.
Melalui penandatanganan Nota Kesepahaman dengan PT Kereta Commuterline Indonesia, Gojek berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman mobilitas multi-moda terbaik bagi masyarakat, mengingat selama ini berdasarkan data, 11 Stasiun KRL di Jabodetabek paling sering digunakan sebagai titik asal/tujuan layanan transportasi Gojek.
Peneliti Pusat Kajian Transportasi & Logistik (PUSTRAL) Universitas Gadjah Mada, Dr. Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. dalam sebuah menyebut tiga faktor utama yang menjadi pertimbangan penumpang saat menggunakan jasa transportasi online selama pandemi.
Tiga hal tersebut antara lain faktor keselamatan penumpang (mencakup keamanan berkendara, driver yang sudah divaksin), faktor protokol kesehatan (mencakup penerapan protokol kesehatan) dan faktor kinerja / keterandalan layanan transportasi (mencakup kualitas layanan).
“Dengan berubahnya tren dan ekspektasi transportasi masyarakat pasca pandemi, rangkaian inovasi Gojek yang menjawab tiga faktor tersebut, merupakan langkah yang tepat untuk bisa tetap relevan, memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkap Zudhy.
Zudhy juga memberikan perhatian khusus terkait inovasi di bidang integrasi yang Gojek jalankan bersama KAI Commuter / PT KCI. “Inovasi ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Dalam penelitian yang saya lakukan terkait topik ini, 76.12% responden menyatakan dukungannya apabila layanan transportasi umum dan layanan ride-hailing bisa bekerja sama. Semakin sering orang menggunakan angkutan umum, maka semakin sering orang tersebut menggunakan layanan ride-hailing. Kehadiran Gojek sebagai penyambung antar moda transportasi dan berfungsi sebagai first-mile dan last-mile akan semakin memudahkan mobilitas masyarakat,” jelasnya.
“Rangkaian inovasi dan inisiatif yang kami hadirkan merupakan wujud responsif dan adaptif kami terhadap kebutuhan transportasi masyarakat yang dinamis, khususnya di tengah pandemi. Harapannya, Gojek tetap bisa menjadi andalan mobilitas masyarakat dengan situasi yang makin pulih dan diikuti oleh masyarakat yang kini mulai kembali beraktivitas,” tutup Amanda. (Icha)