Telko.id – Sejumlah perusahaan rintisan (start-up) digital Indonesia akan diperkenalkan dalam The 1st NextICorn International Summit pada tanggal 09 s.d. 10 Mei 2018 mendatang di Nusa Dua, Bali. Forum itu dirancang untuk mengenalkan potensi start-up digital kepada investor global, keterbukaan pemerintah dan kematangan masyarakat dalam kampanye Indonesia sebagai “Digital Paradise”.
“Kita perkenalkan Indonesia itu sebagai digital paradise, tempatnya bukan cuma bagus tapi government-nya juga sangat welcominguntuk digital initiative ini. Kita masyarakatnya juga sudah matang secara global, mahir pakai fintech, aplikasi, sehingga dapat menciptakan unicorn yang statusnya didapat hanya dengan mengaddress customer di Indonesia,” kata Donald Wihardja, Chief Coordinator of NextICorn Promotion Roadshow Calendar.
The 1st NextICorn International Summit yang akan diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Centre ini juga menjadi salah satu solusi Pemerintah Republik Indonesia atas beberapa permasalahan yang dialami start-up digital.
Ajang ini menjadi penting bagi startup Indonesia karena kebanyakan dari merak sekarang berada di Zona Missing Middle atau Series B. Di mana para start-up umumnya mendapat pendanaan di awal, biasa disebut Series Pre-A atau Series A, namun kesulitan dalam mendapatkan pendanaan berikutnya.
Melalui NextICorn, kami membantu menjembatani mereka yang sudah sampai di titik ini, yang memang susah mendapat pendanaan,” papar Donald.
Setidak nya, akan ada sekitar 70 start-up yang telah dikurasi berdasarkan kesiapan dalam aspek pendanaan. Proses kurasi dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Global Consulting Ernst & Young. Tujuan kurasi untuk membantu start-up menyusun resume singkat dalam satu halaman mengenai gambaran serta model bisnis.
“Kita telah susun compendium atau booklet yang berisi informasi tentang start-up tersebut sesuai dengan standar kebutuhan investor. Informasi yang disusun dalam compedium tersebut di antaranya model bisnis, kategori, proses, perkembangan terakhir start up tersebut, keadaan keuangan, serta potensi ke depannya,” jelas Lis Sutjiati, Deputy to the Chairman for NextICorn Strategy Formulation Coordination Lis Sutjiati.
Menurut Lis Sutjiati, dengan kriteria yang telah ditentukan akan dapat diketahu kelas atau tahapan pendanaan masing-masing start-up. “Untuk masuk program ini bukan hanya karena bagus. Start-up ini akan diminta mengisi berbagai kriteria yang dibutuhkan untuk melakukan assessment oleh EY. Kita bikinin compedium, semacam bookletnya. Nanti akan ketahuan kelasnya. Jadi nanti mereka tidak semuanya berada di tahapan yang sama. Ada yang siap untuk menerima 1 juta, 1 sampai 5 juta, di atas 5 juta,” jelas Lis Sutjiati.
Beberapa bidang start-up yang akan terlibat dalam 1st NextICorn International Summit antara lain fintech landing; fintech payment; bidang e-commerce; enabler; serta bidang pendidikan. “Kegiatan ini merupakan langkah awal, selanjutnya akan berlangsung kegiatan sejenis untuk mendorong pendanaan start-up digital lain mampu bertumbuh jadi unicorn,” jelas Lis Sutjiati.
Empat unicorn Indonesia pun akan hadir dan berada dalam satu panggung mendorong kelahiran unicorn baru di Indonesia. Keempat unicorn tersebut adalah Nadiem Makarim, CEO&Founder Go-Jek; Ferry Unardi, CEO & Co-Founder Traveloka; William Tanuwijaya, CEO & Co-Founder Tokopedia; dan Achmad Zaky, CEO & Founder Bukalapak.
Lis menambahkan “Teman-teman (CEO) Unicorn kita hadir di sini adalah fungsi yang sangat heroik, untuk memperkenalkan Indonesia kepada VCs (pemodal ventura, red.) tersebut. Bagaimana potensi untuk menjadi unicorn di Indonesia sangat besar. Mereka datang untuk mempromosikan di belakangnya adalah saudara-saudara mereka dari Indonesia, ada sekitar 70 start-ups dari Indonesia,”
“Ini pertama di dunia, ada negara punya program khusus untuk kolaborasi semua ekosistem dunia untuk ketemu VCs dunia. Memang masih panjang jalannya, tapi kalau udah ketemu, akan ada proses dan likely to happen. Ini pemerintah sebagai proses akselerasi agar investor-investor dunia yang bisa menelurkan Unicorn, ketemu dengan start-up Indonesia,” jelas Lis Sutjiati.
The 1st Next Indonesian Unicorns International Summit dengan tema “Voyage to Indonesia as Digital Paradise” menjadi ajang mempertemukan start-up Indonesia yang berpotensi besar menjadi unicorn dengan investor-investor global, di antaranya Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, Singapura, dan Australia.
“Start-up ini sendiri sudah dikurasi, boleh kita bilang most potential, most promisisng start-up. Kita tidak bisa bilang sudah pasti jadi unicorn, tapi mereka adalah the most promising dengan segala kriterianya untuk menjadi calon unicorn ke depan. Ini yang akan kita bawa atau kita tampilkan, hidden germ dari Indonesia sebagai digital paradise,” jelas Lis.
Menurut Koordinator Event NextICorn, Ridzki Syahputera, penyelenggaraan event kali ini bukan sekadar acara teknologi biasa.
“Ini sangat unik, karena the purpose of the agenda sangat sharp, sangat straightforward. Kita mencari investasi dari luar negeri untuk investasi ke dalam start-up Indonesia. Itu saja, very simple. Semua orang yang akan datang ke event ini tahu itu,” jelasnya.
Bahkan secara khusus, ditargetkan Program NextICorn bisa menjadi platform yang bisa diakses oleh calon investor. “Kita harapkan di akhirnya kita bisa bikin platform, bukan cuma untuk event itu tapi juga setelah event ini investornya bisa koordinasi dengan kami untuk ketemu dengan siapa saja yang di Indonesia, sebagai red carpet access di sini ataupun di luar negeri,” katanya. (Icha)