Telko.id, Jakarta – Sebuah sistem pengenalan wajah telah gagal melindungi seorang pria dari dua orang pencuri yang berhasil membuka kunci ponselnya saat dia tidur. Akibatnya, ia kehilangan lebih dari 12.000 yuan atau sekitar Rp 25,5 juta.
Menurut laporan berita televisi setempat, pria asal Provinsi Zhejiang, yang diidentifikasi bernama Yuan, menghubungi polisi pada Selasa (2/4/2019) setelah mengetahui uang dari rekening banknya hilang.
Setelah dilakukan penyelidikan, petugas kepolisian menduduh dua teman sekamar Yuan yang bertanggungjawab atas pencurian tersebut.
Polisi mengatakan, kedua pelaku membuka kunci telepon saat korban tidur dan menggunakan WeChat Pay untuk mentransfer dana ke rekening mereka sendiri. Uang yang dicuri dua temannya itu kemudian dikembalikan ke Yuan.
{Baca juga: Stasiun Kereta Beijing Pakai Pemindai Wajah dan Tangan}
Dalam laporan itu, tidak disebutkan merek dan jenis ponsel itu. Tetapi seorang petugas polisi yang tidak disebutkan namanya mengatakan harganya sekitar 1.000 yuan atau sekitar Rp 2,1 juta.
“Sepertinya fitur pengenalan wajah di ponsel Yuan tidak terlalu dapat diandalkan. Kami melakukan tes dan menemukan, anda juga bisa membuka kunci, bahkan dengan mata tertutup,” katanya.
Banyak smartphone yang dilengkapi dengan sistem pengenalan wajah sebagai perangkat keamanan, tetapi tidak semua memerlukan pemindaian iris, sehingga dapat dibuka dengan lebih mudah.
Saat ini, China memimpin dunia dalam teknologi pengenalan wajah dan dengan cepat menjadi fitur kehidupan sehari-hari masyarakat. Teknologi ini, banyak digunakan oleh tim keamanan untuk melihat semua orang yang dicurigai sebagai penjahat.
Tan Jianfeng, pendiri Shanghai Zhongren Network Security Co, mengatakan bahwa sistem pengenalan sidik jari dan wajah berfungsi sementara, orang harus tetap menggunakan nomor identifikasi pribadi untuk menjaga data pribadi dan keuangan mereka tetap aman.
“Jika kata sandi hilang, anda dapat mengubahnya, tetapi informasi biometrik tidak dapat diproduksi ulang. Setelah bocor, anda tidak bisa mendapatkan wajah baru. Di era big data, sekali otentikasi biometrik telah selesai semua informasi itu dikonversi menjadi kode mesin, dan selama dalam bentuk itu dapat dicegat,” katanya.
Pada 2015, Kementerian Keamanan Publik China meluncurkan proyek untuk membangun basis data pengenalan wajah paling kuat di dunia.
{Baca juga: Berkat Teknologi Pemindai Wajah, Buronan Diciduk saat Nonton Konser}
Tujuannya adalah untuk dapat mengidentifikasi lebih dari 1,3 miliar warga negaranya. Caranya dengan mencocokkan pemindaian wajah dengan gambar pada kartu identitas mereka, dalam waktu tiga detik dan dengan tingkat akurasi 90 persen.
Sementara itu, perusahaan teknologi Cina seperti Tencent, yang mengembangkan WeChat Pay, telah mengadopsi sistem pengenalan wajah untuk digunakan dalam pembayaran ritel, perjalanan, dan seluler. Orang-orang sekarang juga dapat menarik uang tunai dari ATM menggunakan pengenalan wajah. [BA/HBS]
Sumber: Asia One