Telko.id – Stephane TERAL, direktur senior penelitian, infrastruktur dan operator ekonomi seluler, IHS Markit, mengatakan bahwa 84 persen responden yang berasal dari penyedia layanan telekomunikasi sudah menjalankan layanan LTE-Advanced (LTE-A) jaringan.
Berikut adalah hasil dari survei IHS Markit.
Tantangan 4G
# Hambatan untuk menggelar 4G yang tidak ada pada saat ini, dan penggerak utama untuk 4G adalah biaya yang lebih rendah per megabyte data.
# Mudah untuk di upgrade dan standar penyesuaian adalah dua fitur LTE teratas di antara mereka yang disurvei.
# Para responden yang berasal dari Operator melihat Ericsson sebagai vendor LTE teratas, diikuti oleh Nokia dan Huawei.
Dilansir dari TelecomLead (23/8), hasil ini berdasarkan data setahun yang lalu, yakni sekitar setengah dari responden survei menjalankan LTE-Advanced.
Sementara itu, menurut Data Global Mobile Suppliers Association (GSA) baru-baru ini menunjukkan bahwa 521 operator telekomunikasi telah meluncurkan secara komersial layanan LTE, LTE-Advanced atau jaringan LTE-Advanced Pro di 170 negara. Sekitar 147 operator ini juga telah mengerahkan LTE-Advanced, dan 9 diantaranya telah meluncurkan secara komersial jaringan LTE-Advanced Pro.
Perusahaan riset tersebut memprediksi akan ada sekitar 560 penyebaran jaringan LTE pada akhir 2016 berkat fokus pada pembuatan investasi di LTE-Advanced.
Layanan LTE-Advanced menjadi layanan yang paling ingin diluncurkan di antara responden operator telekomunikasi dengan agregasi operator antar-band, diikuti oleh peningkatan koordinasi gangguan antar-sel dan mengkordinasikan LTE-Advanced multipoint. Tiga dan empat komponen pembawa agregasi meningkat cepat, dan lima komponen akan datang segera.
Tiga perempat dari para responden juga menawarkan layanan Voice over LTE (VoLTE) sementara hanya seperempat pada tahun lalu. IHS memprediksi bahwa hal ini tidak akan menyebabkan layanan 2G punah dan berlaku juga untuk 3G.
Lebih dari 50 persen responden operator telekomunikasi juga berencana untuk menyebarkan LTE di spektrum unlicensed (LTE-U) pada tahun 2018. Mereka beroperasi di pasar yang sangat kompetitif yang mendorong mereka untuk menggunakan sebanyak mungkin amunisi spektrum untuk tetap berada di depan dalam kurva kapasitas krisis untuk menjaga pelanggan mereka tetap bahagia dan tentu saja, pada jaringan mereka.