Telko.id – Menurut laporan terbaru dari Strategy Analytics, pendapatan yang dihasilkan oleh langganan 4G akan melampaui apa yang dihasilkan 3G untuk pertama kalinya pada tahun 2016.
Diperkirakan juga, total pendapatan layanan nirkabel (tidak termasuk M2M) akan mencapai puncaknya pada tahun 2019 dengan US$ 882 miliar dan setelah itu mulai menurun. Pertumbuhan ini sudah cukup datar, dengan angka di 2019 yang hanya 3% naik dibanding 2015 dengan tekanan persaingan dan peraturan membatasi peluang pertumbuhan.
Jumlah koneksi 4G global diperkirakan akan meningkat dari 1.1 miliar menjadi 1.9 miliar selama tahun ini dan mencapai 5,6 miliar pada akhir 2022.
Di saat yang bersamaan, GSA juga secara kebetulan mengumumkan hasil penelitiannya hari ini mengatakan bahwa jumlah total jaringan 4G global telah mencapai 500 lebih.
“Pasar maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan akan melihat sebagian besar pendapatan mereka berasal dari layanan LTE 4G tahun ini, meskipun China juga akan memberikan kontribusi yang signifikan,” kata analis SA, Phil Kendall seperti dilansir Telecoms, Senin (6/6).
Ia menambahkan, dengan menyalip Amerika Serikat untuk menjadi pasar 4G terbesar di dunia pada Q3 2015, China akan membuat iri pasar berkembang lainnya dengan lebih dari setengah dari pendapatan 2016-nya diproyeksikan berasal dari 4G LTE.
“Layanan 5G komersial akan dimulai di beberapa pasar pada tahun 2020, terutama di Amerika Serikat dan pasar Asia yang maju,” kata Susan Welsh de Grimaldo dari SA.
Ia memperkirakan pengguna yang terkoneksi dengan 5G akan tumbuh dari 2 juta pada tahun 2020 menjadi 116 juta pada tahun 2022, dengan modem dan router mendorong adopsi awal.
Lewat grafik yang dibuatnya, SA juga menunjukkan bahwa butuh waktu dua tahun bagi 4G untuk berjalan dan kemudian lebih lanjut empat tahun untuk menjadi generator pendapatan utama. SA menilai proses yang sama juga akan terulang pada 5G, mulai dari tahun 2020.