Telko.id, Jakarta – YouTuber PewDiePie menyatakan keberatan dengan keberadaan meme Subscribe PewDiePie yang dalam beberapa bulan terakhir beredar di dunia maya. Ia pun meminta kepada netizen untuk stop menyebarkan meme tersebut.
PewDiePie menyampaikan permintaan itu melalui sebuah video. Ia merasa trauma dengan peristiwa penembakan di Christchurch, Selandia Baru. Pelaku insiden tersebut juga meneriakkan slogan serupa sebelum menembaki umat yang tengah berada di masjid.
Sejatinya, seperti dikutip Telko.id dari The Verge, Selasa (30/4/2019), meme Subscribe PewDiePie “bergentayangan” demi membantu PewDiePie memenangi jumlah pengikut terbanyak di YouTube. Sebab, PewDiePie mulai terusik oleh kanal milik T-Series.
{Baca juga : Turun Takhta, PewDiePie kalah dari Youtuber India}
PewDiePie menyambut secara baik gerakan itu. Namun, lambat laun, ia mulai merasa resah. Baginya, meme tersebut identik dengan aksi kekerasan di Christchurch. Apalagi, meme Subscribe PewDiePie terus mengalir hingga berbulan-bulan lamanya.
“Saya tidak ingin aksi kekerasan atau sejenisnya mengalahkan semua hal baik. Saya tidak ingin perbuatan positif orang-orang terkubur oleh sedikit hal buruk. Sebaiknya hentikan meme-meme itu karena erat kaitannya dengan aksi kekerasan,” ujarnya.
Sebelumnya, PewDiePie merasa berang karena namanya disebut-sebut oleh pelaku penembakan massal di masjid di Christchurch. Pelaku menyebut nama PewDiePie ketika melakukan siaran langsung penembakan yang menewaskan 50 orang.
PewDiePie, yang memiliki nama asli Felix Kjellberg, secara tegas merasa muak ketika namanya disebut oleh pelaku. Teroris tersebut diketahui mengajak orang-orang untuk mengikuti video-video PewDiePie yang ditayangkan di kanal YouTube.
{Baca juga: Namanya Disebut-sebut oleh Pelaku Penembakan, PewDiePie Berang}
“Nama saya disebut oleh pelaku penembakan. Saya benar-benar merasa muak. Saya turut berduka cita terhadap korban meninggal dunia. Saya menyatakan sangat mendukung keluarga serta siapapun yang hidupnya terdampak olehnya,” ujar PewDiePie. [SN/HBS]
Sumber: The Verge