Telko.id, Jakarta – Netflix lagi-lagi harus berhadapan dengan tuntutan. Kali ini, layanan streaming film itu menerima tuntutan bernilai jutaan dolar Amerika Serikat. Sang penuntut adalah sebuah perusahaan penerbitan buku.
Kapan lalu, Netflix menghadirkan film lewat cerita Bandersnatch. Mengetahuinya, penerbit buku bernama Chooseco tak terima. Mereka mengklaim, Netflix sengaja mengambil keuntungan dari film tentang pembuat game tersebut.
Dalam episode itu, film Bandersnatch menggunakan tagline “Choose Your Own Adventure”. Menurut Engadget, dikutip Telko.id pada Minggu (13/1/2109), tagline tersebut diklaim sebagai serial buku terbitan Chooseco.
Dalam tuntutan, Chooseco menegaskan bahwa Netflix mencoba untuk membuat episode Bandersnatch yang dikembangkan dari buku. Di lain sisi, kata Chooseco , Netflix sama sekali tak memiliki lisensi dari buku itu.
Berdasarkan informasi, Chooseco telah melayangkan gugatan pada 11 Januari 2019 lalu di pengadilan Vermont, Amerika Serikat. Chooseco mengajukan tuntutan kepada Netflix senilai USD 25 juta atau setara Rp 351 miliar.
{Baca juga: Netfli Minta Warga AS Hentikan Aksi Bird Box Challenge}
Asal tahu saja, Bandersnatch merupakan film produksi Netflix yang mencuri perhatian pada akhir 2018. Tayangan lepas dari serial Black Mirror tersebut merupakan film interaktif yang melibatkan siapapun yang menyaksikannya.
Sebelumnya, Netflix memutuskan untuk menghapus komedi satir yang mengkritik penguasa kerajaan Arab Saudi. Episode kedua Patriot Act dengan komedian AS berdarah India, Hasan Minhaj, dihapus setelah ada protes dari Saudi.
{Baca juga: Komedi Satir Ini Dihapus Netflix Setelah Diprotes Arab Saudi}
Menurut otoritas negara itu, komedi satir Netflix tersebut telah melanggar hukum anti-kejahatan siber Saudi. Meski sangat mendukung kebebasan artistik, Netflix tak memungkiri bahwa seni juga harus mematuhi hukum negara setempat.
Kendati dihapus dari Netflix, orang-orang di Saudi masih dapat menonton episode itu di saluran YouTube. Dalam episode tersebut, Minhaj mengkritik Putra Mahkota Mohammed Bin Salman terkait pembunuhan Jamal Khashoggi. [SN/IF]