Telko.id, Jakarta – Para peneliti dari National University of Singapore membuat riset unik. Mereka membuat kulit elektronik yang elastis dan peka terhadap sentuhan. Riset yang mereka lakukan terinspirasi dari ubur-ubur.
Tak hanya itu, seperti dikutip Telko.id dari CNET, Rabu (20/3/2019), kulit elektronik karya para peneliti juga diklaim bisa sembuh sendiri jika tergores. Kulit tersebut cocok digunakan dalam proyek pengembangan robot.
“Kami bertanya-tanya, bagaimana cara membuat material buatan yang bisa meniru sifat tahan air dari ubur-ubur serta sensitif terhadap sentuhan. Akhirnya, kami berhasil menciptakannya,” kata peneliti utama, Benjamin Tee.
Rincian karya baru Tee telah diterbitkan di Nature Electronics pada 15 Februari 2019 lalu. Di sana dijelaskan, kulit elektronik gel, akuatik, bisa direngganggkan, dan menyembuhkan diri sendiri dan disingkat menjadi GLASSES.
{Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Kornea Mata Pakai Printer 3D}
Dengan mencampur plastik elastis dengan cairan ionik yang kaya fluor ke dalam gel, Tee dan tim peneliti National University of Singapore menciptakan kulit transparan yang mampu sembuh sendiri dan beroperasi di lingkungan basah.
“Material kami berbeda karena bisa mempertahankan bentuk di lingkungan basah maupun kering. Material bisa bekerja secara baik di air laut, bahkan di lingkungan yang asam atau alkali,” jelas peneliti National University of Singapore.
Nah, apabila kulit terpotong atau robek, tim peneliti menunjukkan bukti bahwa material bisa secara aktif mendapatkan kembali konduktivitas listrik dalam hitungan menit dan menjahitnya kembali hanya dalam waktu beberapa hari.
{Baca juga: Ilmuwan Teliti Otak Buaya Pakai MRI dan Musik Klasik}
Selain itu, material bisa merespons sentuhan, peregangan, dan penegang. Kekuatan-kekuatan itu mengubah sifat-sifat listrik kulit. Dengan mengukur perubahan-perubahan itu, kulit jadi baik untuk membuat sensor perespons sentuhan. [SN/HBS]
Sumber: CNET