spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

ARTIKEL TERKAIT

Pendapatan Pengguna Twitter Bisa Dilihat Lewat Perilaku Mereka

Jakarta – Jejaring sosial Twitter menjadi salah satu jejaring sosial yang sangat diminati saat ini. Bagaimana tidak, semenjak kehadirannya di dunia maya, jejaring sosial berlogo burung ini mampu menghipnotis masyarakat dunia maya untuk sekedar “berkicau” disana.

Di Indonesia sendiri, jumlah pengguna Twitter sudah menyentuh angka 50 juta pengguna, seperti yang diungkapkan oleh CEO Twitter, Dick Costolo ketika ia berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Angka tersebut nampaknya akan terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi jaringan internet yang semakin cepat dan menjangkau semua wilayah di Indonesia.

Uniknya, dari perilaku pengguna Twitter dapat di ketahui berapa jumlah pendapata mereka. Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh beberapa peneliti dari University of Pensilvania dan beberapa universitas terkemuka di Eropa baru-baru ini merilis jumlah perilaku dan juga pendapatan si pengguna Twitter tersebut.

Saat ini para ilmuwan dari University of Pensilvania dan beberapa ilmuwan lain telah melakukan sebuah kemajuan besar lewat penelitian mereka. Mereka menghubungkan lebih dari 5.000 perilaku pengguna Twitter  untuk mereka golongkan dalam beberapa pendapatan. Mereka mempublikasikan hasil mereka di jurnal PLoS ONE.

Daniel Preotiuc-Pietro, seorang peneliti pasca-doktoral di Pusat Psikologi Penn di Sekolah Seni & Sciences yang memimpin penelitian ini, berkolaborasi dengan Svitlana Volkova dari Johns Hopkins University, Vasileios Lampos dan Nikolaos Aletras dari University College London dan Yoram Bachrach dari Microsoft Research.

Dilansir dari Phys.org, Tim ilmuwan mengambil pendekatan yang berlawanan dengan apa yang psikolog dan ahli bahasa lakukan secara historis. Pendekatannya ialah mereka tidak mengajukan pertanyaan secara langsung, para ilmuwan melihat tulisan media sosial peserta, dan penuh dengan rincian yang mendalam.

Para ilmuwan berniat untuk menjadikan sosial media sebagai pendukung dari sebuah peneitian, dan ke depannya mereka juga berniat untuk menjadikan sosial media sebagai alternatif baru dari sebuah penelitian yang selama ini tergolong cukup mahal dan cukup terbatas.

Untuk memulai penelitian ini, para ilmuwan mengambil bahan mengenai data pekerjaan dari si pengguna Twitter tadi sebelum mengelompokkannya berdasarkan “kicauan” mereka. Di Inggris, para peneliti menentukan pendapatan rata-rata untuk setiap kode, kemudian dicari sampling wakil dari setiap kode tersebut. Dibtuhkan total 5.191 pengguna Twitter dan lebih dari 10 juta tweet untuk menganalisis dan mengelompokkan kecenderungan tersebut.

twitterbehav

Dari sana, mereka menciptakan algoritma pengolahan bahasa statistik yang menarik dalam kata-kata yang digunakan. Kebanyakan orang cenderung menggunakan kata-kata yang sama atau mirip, sehingga tugas dari algoritma tersebut adalah untuk “memahami”  hal yang paling prediktif untuk masing-masing kelas.

Beberapa hasil yang sudah diketahui divalidasi dan memberikan hasil bahwa kata-kata seseorang dapat mengungkapkan usia dan jenis kelamin, dan bahwa ini terkait dengan pendapatan.

Tapi Preotiuc-Pietro mengatakan, ada juga beberapa kejutan; misalnya, mereka yang berpenghasilan cenderung mengekspresikan ketakutan dan kemarahan di Twitter. Optimis dirasakan mereka yang rata-rata memiliki penghasilan lebih rendah. Teks dari mereka yang berpendapatan rendah lebih banyak mengumpat. sementara mereka yang berpendidikan tinggi lebih sering membahas politik, perusahaan dan dunia nirlaba.

Temuan tersebut akan bertindak sebagai dasar untuk setiap pekerjaan di masa depan, beberapa di antaranya akan menyelidiki bagaimana persepsi tentang pengguna dan pendapatan yang sejalan dengan realitas. Bukan tidak munkin ke depannya pihak HRD akan melihat kepribadian seseorang yang melamar pekerjaan dari perilaku mereka di dunia maya.


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU