spot_img
Latest Phone

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...

Moto g86 Power 5G: Spek Lengkap dengan Harga Terjangkau

Telko.id - Smartphone terbaru dari Motorola akan segera diluncurkan....

Apple Kembangkan Chatbot AI Sendiri, Saingan ChatGPT

Telko.id – Perusahaan teknologi besar Apple, mulai bergerak mengembangkan...

Pendapatan Apple Naik 10%, Penjualan iPhone Tembus 3 Miliar Unit

Telko.id - Apple mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2025...

ASUS Zenbook S16 OLED, Tipis dengan Performa AI Terbaik

Telko.id - ASUS resmi meluncurkan Zenbook S16 OLED (UM5606WA)...

ARTIKEL TERKAIT

Pasien “Merana” Gara-gara Klinik Gigi Diserang Malware

Telko.id, Jakarta – Ratusan klinik gigi di Amerika Serikat (AS) tidak bisa melayani para pasiennya akibat malware berbahaya. Malware itu menyerang core system dari dua perusahaan yang melayani jaringan internet ke seluruh klinik gigi di AS.

Kedua perusahaan tersebut diserang ransomware, yang membuat seluruh saluran distribusi terkena dampak yang serupa.

Dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Senin (01/09/2019), Shae Johnson, Koordinator Klinis di Desain Kedokteran Gigi di McFarland, Wisconsin, mengaku tidak memiliki akses ke grafik pasien, jadwal, rontgen, atau buku pembayaran setelah jaringan terserang oleh virus.

{Baca juga: Aplikasi CamScanner Disusupi Malware, Segera Uninstall!}

Akibatnya, dokter tidak dapat mencabut gigi secara tepat tanpa riwayat grafik dan rontgen pasien. Brenna Sadler, juru bicara Digital Dental Record, mengatakan bahwa proses restorasi telah dimulai tetapi sangat sulit.

“Kami tidak memiliki akses ke grafik pasien, jadwal, x-ray, atau buku pembayaran. Dokter tidak dapat melakukan perawatan yang tepat tanpa riwayat grafik dan rontgen,” kata Shae.

{Baca juga: Bahaya! Ini Konsekuensi Kalau Gunakan Konverter YouTube ke MP3}

Sekadar informasi, serangan ransomware mengenkripsi semua konten di perangkat keras korban. Korban perlu membayar tebusan kepada peretas untuk mendapatkan kembali kunci dekripsi yang telah “dikerjai”.

Kasus ini bukan kali pertama terjadi di sebuah institusi medis. Beberapa tahun lalu, sejumlah rumah sakit di Amerika Serikat juga diserang oleh peretas dan harus membayar USD 17.000 untuk meminta kembali data-data. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU