spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

ARTIKEL TERKAIT

Pasien “Merana” Gara-gara Klinik Gigi Diserang Malware

Telko.id, Jakarta – Ratusan klinik gigi di Amerika Serikat (AS) tidak bisa melayani para pasiennya akibat malware berbahaya. Malware itu menyerang core system dari dua perusahaan yang melayani jaringan internet ke seluruh klinik gigi di AS.

Kedua perusahaan tersebut diserang ransomware, yang membuat seluruh saluran distribusi terkena dampak yang serupa.

Dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Senin (01/09/2019), Shae Johnson, Koordinator Klinis di Desain Kedokteran Gigi di McFarland, Wisconsin, mengaku tidak memiliki akses ke grafik pasien, jadwal, rontgen, atau buku pembayaran setelah jaringan terserang oleh virus.

{Baca juga: Aplikasi CamScanner Disusupi Malware, Segera Uninstall!}

Akibatnya, dokter tidak dapat mencabut gigi secara tepat tanpa riwayat grafik dan rontgen pasien. Brenna Sadler, juru bicara Digital Dental Record, mengatakan bahwa proses restorasi telah dimulai tetapi sangat sulit.

“Kami tidak memiliki akses ke grafik pasien, jadwal, x-ray, atau buku pembayaran. Dokter tidak dapat melakukan perawatan yang tepat tanpa riwayat grafik dan rontgen,” kata Shae.

{Baca juga: Bahaya! Ini Konsekuensi Kalau Gunakan Konverter YouTube ke MP3}

Sekadar informasi, serangan ransomware mengenkripsi semua konten di perangkat keras korban. Korban perlu membayar tebusan kepada peretas untuk mendapatkan kembali kunci dekripsi yang telah “dikerjai”.

Kasus ini bukan kali pertama terjadi di sebuah institusi medis. Beberapa tahun lalu, sejumlah rumah sakit di Amerika Serikat juga diserang oleh peretas dan harus membayar USD 17.000 untuk meminta kembali data-data. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU