Telko.id – BRI berencana untuk berinvestasi Rp 300 miliar atau $ 20 juta di Fintek Karya Nusantara (Finarya), yang mengoperasikan platform pembayaran mobile LinkAja.
Sebagai informasi, LinkAja adalah layanan e-wallet terintegrasi, yang mengelola aplikasi pembayaran yang ada dari perusahaan telekomunikasi terbesar negara itu Telkomsel, dan tiga pemberi pinjaman yang dikendalikan negara, Bank Mandiri, BNI, dan BRI
“Dengan setoran itu, maka Bank milik negara ini pun akan menguasai 19% saham di Finarya,” ujar Suprajarto, Presiden Direktur BRI usai Rapat Umum Pemegang Saham.
BRI akan menyuntikkan dana di Finarya melalui lengan investasinya sendiri BRI Ventures.
Suprajarto mengatakan bahwa Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengharapkan perusahaan milik negara lain untuk bergabung dan memiliki saham di Finarya, terutama perusahaan yang berfokus pada transportasi, seperti Kereta Api Indonesia atau KAI, Damri, dan Jasamarga. Hanya saja, masih belum terdengar, kapan hal itu akan direalisasikan.
Finarya sendiri, selain akan mendapatkan dana dari BRI, akan menerima juga kucuran dari Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI) yang besarannya sama dengan BRI yakni Rp 300 miliar.
Berdasarkan pernyataan dari Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, yang dikutip dari kontan.id, sebelumnya mengatakan bahwa Finarya menargetkan menghimpun dana Rp 1,5 triliun dari para pemegang sahamnya.
Nantinya, BRI, Mandiri dan BRI akan mengempit saham sekitar 20%. Sementara BTN dan Pertamina masing-masing 7% serta Asuransi Jiwasraya 1%. Sisanya akan dimiliki Telkomsel sebesar 25%.
Saat ini Telkomsel masih menjadi pemegang saham penuh Finarya.
LinkAja saat ini memiliki sekitar 40 juta pengguna. Ini bersaing dengan layanan seperti Go-Pay, dioperasikan oleh platform naik-panggilan GOJEK, dan OVO, layanan e-wallet yang didukung Lippo.
Sekarang sistem pembayaran elektronik di mana-mana, GO-PAY dan OVO telah diinstal di jutaan perangkat seluler. Ini dapat digunakan untuk membayar hampir semua hal, termasuk pengiriman makanan, asuransi, layanan perjalanan, transaksi e-commerce, dan bahkan membayar tagihan listrik.
Pemerintah, pada bagiannya, mendorong perusahaan untuk bekerja sama dan membangun platform pembayaran listrik sendiri untuk terjun ke segmen tersebut dan memperkuat kehadirannya.
BRI Ventura
Menurut Suprajarto, BRI akan menggunakan entitas anaknya, yaitu PT BRI Ventura Investasma untuk masuk ke Finarya. Tahun ini, BRI juga telah siap menyuntik dana Rp 1 triliun kepada BRI Ventura terkait rencana masuk ke Finarya.
BRI Ventures adalah perusahaan VC ketiga yang didirikan dan dioperasikan oleh perusahaan milik negara di Indonesia. Yang lain di segmen ini adalah Telkom Indonesia (MDI Ventures) dan Mandiri Capital Indonesia milik Bank Mandiri.
Selain BRI, pemberi pinjaman lain yang dikendalikan negara adalah BNI. Rencananya, BNI akan mulai memasuki ruang VC ini dengan mendirikan perusahaan modal ventura, yang dijadwalkan untuk diluncurkan Juni ini.
“Modal ventura akan membantu investasi masa depan kami di banyak startup fintech dan juga memenuhi rencana aksi korporasi kami,” ungkap wakil direktur utama BNI Herry Sidarta, seperti dikutip dari Deal Street Asia. (Icha)