Telko.id – Transformasi digital menjadi sebuah keharusan bagi tiap pelaku usaha untuk bisa bertahan hidup di industri yang menaungi usaha mereka. Transformasi digital juga berarti sebuah inovasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menuju revolusi digital.
Munculnya banyak startup di Indonesia tentunya mengharuskan perusahaan konvensional untuk bertransformasi agar mampu mempertahankan bisnis mereka.
Ditemui pada media Interview di Jakarta (6/9), Hubert Yoshida, Vice President, Global Chief Technology Officer Hitachi Data System menyebutkan bahwa transformasi digital menjadi salah satu prioritas bisnis bagi tiap perusahaan dan industri di Indonesia, pasalnya proses digitalisasi telah mengubah berbagai macam aspek seperti perilaku, cara berkomunikasi bahkan dalam menjalankan bisnis.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki peluang untuk bertransformasi, dengan terjadinya peningjatan tren bisnis seperti, cloud, startup, social media hingga big data.
“Transformasi digital di Indonesia harus dimulai dari sektor Pemerintahan, mulai dari regulasi hingga infrastruktur. Indonesia sejatinya telah terhubung, namun yang menjadi permasalahan lain adalah sektor logistik, karena biaya logistik menyamai 28% dari total GDP Indonesia” ujarnya pada jumpa media di Jakarta.
Ia menambahkan, Presiden Joko Widodo sejatinya telah mendukung hadirnya transformasi digital di Indonesia, terlihat dari banyak program pemerintah yang mengatasnamakan e-goverment. Namun sayangnya hal tersebut masih urung terlaksana karena banyak faktor yang mengganjal seperti konektivitas internet yang belum merata di semua wilayah Indonesia.
Terlebih, Indonesia yang merupakan negara kepulauan menjadikan kurangnya pemerataan dalam hal infrastruktur yang membuat sulitnya mengimplementasikan digitalisasi disini.
Padahal, hadirnya transformasi digital juga memberikan efisiensi dari sisi biaya perawatan dan pelayanan. Mengambil contoh pada perusahaan ridesharing, sejatinya mereka tidak perlu melakukan perawatan berkala pada mobil yang digunakan untuk transportasi tersebut. Padahal, mereka membutuhkan hal ini sebagai ujung tombak usaha mereka. Mereka hanya perlu melakukan perawatan pada sisi infrastruktur dan server saja.
Berbicara mengenai industri telekomunikasi, transformasi digital dapat membantu para operator seluler di Indonesia untuk lebih memanjakan pelanggan dengan pelayanan yang jauh lebih baik.
“Industri ini membutuhkan banyak inovasi, telko membutuhkan transformasi digital untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen seperti call center. Mereka juga bisa menganalisa data konsumer yang loyal untuk memberikan promo yang lebih tertarget terhadap konsumen tersebut,” tambah Yoshida.
Selain itu, dengan data yang banyak tadi, perusahaan telko dapat menghadirkan bisnis model yang lain dengan memberikan insight tersebut kepada industri lainnya seperti F&B, untuk memberikan promo kepada konsumen yang tertarget.
Faktor efisiensi juga bisa menjadi alasan mengapa industri telekomunikasi di Indonesia harus bertransformasi kearah digital, mereka bisa menggunakan solusi backend seperti NFV untuk mengambil ‘kue’ di era Internet Of Things. NFV memiliki manfaat besar di mana para provider telekomunikasi tidak perlu mendatangkan back-up network dari luar apabila terjadi bencana karena selama jaringan tersedia, maka data dan aplikasinya masih tetap dapat diakses dari data center yang terletak di beberapa lokasi.