Telko.id, Jakarta – Pendiri sekaligus CEO Huawei, Ren Zhengfei dilapokan sedang sibuk melakukan restrukturisasi yang akan selesai dalam tiga hingga lima tahun ke depan. Menurut laporan Bloomberg, restrukturisasi yang dilakukan Ren demi membuat Huawei sepenuhnya mandiri.
Huawei rupanya tak ingin lagi “kewalahan” akibat embargo yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.
Asal tahu saja, akibat embargo Huawei yang diberlakukan pemerintahan Donald Trump, Huawei tak lagi bisa memakai teknologi buatan Google, Qualcomm, dan Intel.
{Baca juga: Dijegal AS, Huawei Pesimistis Bisa “Kudeta” Samsung}
Bahkan, pemasok dari negara lain, seperti Holding ARM Inggris, memutuskan hubungan dengan Huawei. Walhasil, Huawei kehilangan akses ke Android, chip memori Micron, desain chip ARM Holding, dan banyak lagi.
Dilansir dari phoneArena, Selasa (13/08/2019), restrukturisasi ini diawali dengan diperkenalkannya sistem operasi bernama HarmonyOS sebagai pengganti Android. Unit Hi-Silicon juga mendesain chipset dan chip modem meski masih menggunakan perangkat lunak yang bersumber dari AS.
{Baca juga: Galaxy Note 10, “Senjata” Samsung Melawan Huawei}
Dalam sebuah surat yang ditulis pada awal bulan ini, Ren mengatakan bahwa Huawei perlu menciptakan “invincible iron army” atau pasukan besi yang tak terkalahkan untuk dapat membantu mencapai kemenangan.
“Kami harus menyelesaikan perombakan dalam kondisi yang keras dan sulit, menciptakan pasukan besi yang tak terkalahkan yang dapat membantu kami mencapai kemenangan. Kami benar-benar harus menyelesaikan pengorganisasian ulang ini dalam tiga hingga lima tahun,” tegasnya.
Ren juga mengatakan, AS tidak menggunakan teknologi 5G paling canggih di dunia. Dengan kata lain, Huawei mengklaim merupakan produsen jaringan 5G paling mutakhir sejagat. Terakhir, ia ingin Huawei segera keluar dari tekanan. (SN/FHP)
Sumber: phoneArena