spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Tecno Spark 20

ARTIKEL TERKAIT

Industri Telko Sakit, Rudiantara: Ini Hutang Saya

Telko.id, Jakarta – Menkominfo Rudiantara buka suara terkait industri telko yang sedang sakit atau pertumbuhannya negatif. Dia merasa berhutang dengan pelaku industri yang mengalami pertumbuhan negatif di tahun lalu.

Rudiantara mengatakan bahwa pada tahun 2015, dirinya pernah menjelaskan komitmennya terhadap industri telekomunikasi. Saat itu menteri kabinet kerja tersebut mengatakan bahwa salah satu program strategisnya adalah menyehatkan industri telekomunikasi.

“Satu hutang saya yaitu bagaimana menyehatkan industri telko. Ini hutang saya sejak tahun 2015,” kata Rudiantara di acara Indonesia Technology Forum di Balai Kartini, Jakarta Kamis (02/05/2019).

Sebelumnya pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) industri telko biasanya bisa tumbuh sampai doubel digit. Namun saat ini industri telko cenderung lesu dan turun menjadi 7% saja.

{Baca juga: Pendapatan Industri Telekomunikasi Turun 6.4% di 2018}

“Sekarang pertumbuhan seluler turun diangka 7%,” ujar menteri yang akrab disapa dengan Chief RA itu.

Selama kepemimpinannya, Rudiantara mengaklaim telah melaksanakan program strategis sesuai jadwal seperti refarming jaringan 4g dan Palapa Ring. “Bahkan analis ragu, apakah kita bisa refarming 4G atau tidak, tapi berkat kerjasama maka di tahun 2015 kita bisa melakukannya,” tuturnya.

Kemudian cara untuk menyehatkan industri telko adalah konsolidasi perusahaan operator. Menurutnya Indonesia idealnya memiliki 3 perusahaan operator saja agar industri bisa sehat.

“Konsolidasi memang menyehatkan dan ini ada di pihak pemegang saham,” tambah Rudiantara.

Ia mengungkapkan bahwa sulit untuk membujuk pemegang saham agar mau mengonsolidasi perusahaan. Padahal konsolidasi dibutuhkan untuk menyehatkan industri telko.

“Membujuk pemegang saham untuk konsolidasi susah. Apalagi kalau pemegang saham sok banyak duit,” ungkapnya.

Pemerintah dalam hal ini Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sendiri mengaku sedang menyiapkan regulasi terkait konsolidasi, dirinya berpesan agar konsolidasi dapat memberikan dampak positif bagi semua pihak.

“Konsolidasi harus fair baik yang konsolidasi ataupun yang tidak konsolidasi. Saya belum sampai level memaksa (konsolidasi), bukan menyarankan tapi ini high urgency,” tutup Rudiantara.

{Baca juga: Mastel: Perlu Ada Penyehatan Industri Telekomunikasi}

Sebelumnya isu melemahnya industri telekomunikasi bukan hal yang baru. Pasalnya Menurut Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Ririek Adriansyah terjadi penurunan pendapatan, yakni sekitar 6,4 % karena turunnya layanan voice/SMS, perang tarif di layanan data dan dampak jangka pendek dari regulasi SIM Card.

“Tahun 2018 merupakan tahun yang cukup sulit untuk industri telko (telekomunikasi) di Indonesia,” ucap Ririek beberapa waktu lalu. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU