spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...

ARTIKEL TERKAIT

AFTECH dan BSSN Teken MoU, Perkuat Keamanan Siber Fintech Indonesia

Telko.id – Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan kapasitas keamanan siber dan sandi penyelenggara teknologi finansial.

Kolaborasi strategis ini bertujuan memperkuat ketahanan siber industri fintech nasional melalui kerja terpadu dan berkelanjutan, menanggapi tingginya risiko kejahatan digital di sektor keuangan.

Penandatanganan MoU ini, yang berlangsung pada 17 Desember 2025, menjadi langkah konkret dalam membangun pola kerja sama yang terarah. Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir, menegaskan bahwa inisiatif ini mencerminkan komitmen industri untuk memperkuat tata kelola dan menjaga kepercayaan publik.

“Melalui kerja sama strategis dengan BSSN, AFTECH ingin memastikan anggota memiliki kapasitas keamanan siber yang selaras dengan standar nasional. Ini merupakan langkah konkret untuk menjaga kepercayaan publik sekaligus memastikan inovasi fintech tumbuh secara bertanggung jawab,” ujar Pandu dalam pernyataan resminya.

Urgensi penguatan keamanan siber didukung data nasional yang mengkhawatirkan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat lebih dari 370 ribu laporan penipuan transaksi keuangan sepanjang Januari hingga November 2025, dengan potensi kerugian mencapai Rp8,2 triliun.

Survei Anggota Tahunan AFTECH 2024–2025 juga mengungkap phishing sebagai jenis serangan siber paling umum, dialami oleh 27,12 persen perusahaan fintech. Ancaman ini semakin kompleks dengan maraknya AI yang dijadikan senjata baru oleh penjahat siber.

Peluncuran Pedoman Teknis Keamanan Siber

Momen penandatanganan MoU juga diiringi peluncuran Pedoman Keamanan Siber AFTECH. Dokumen teknis ini mengatur berbagai aspek keamanan siber, mulai dari pencegahan, deteksi, respons, hingga penanganan insiden internal.

Pedoman disusun oleh Departemen Keamanan Siber AFTECH di bawah koordinasi Wakil Ketua Umum I Bidang Regulatory & Compliance, Marshall Pribadi, dengan melibatkan BSSN dan Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC.

Peluncuran panduan ini merupakan tindak lanjut dari pengesahan Kode Etik Terintegrasi AFTECH 2025, di mana keamanan siber ditetapkan sebagai salah satu dari sepuluh prinsip utama.

Dengan demikian, pedoman berfungsi sebagai panduan implementatif bagi anggota AFTECH untuk menerjemahkan prinsip kode etik ke dalam praktik operasional yang konkret dan terukur, termasuk dalam mengadopsi solusi seperti VIDA Authentication Suite untuk mengatasi tantangan keamanan digital.

Kolaborasi Kunci Ketahanan Ekosistem Digital

Kepala BSSN, Nugroho Sulistyo Budi, menyampaikan bahwa MoU dengan AFTECH merupakan bagian dari upaya berkelanjutan BSSN membangun kolaborasi di seluruh lapisan ekosistem keuangan digital.

Setelah sebelumnya bekerja sama dengan OJK, PPATK, pelaku industri, hingga pemerintah daerah, kolaborasi dengan asosiasi payung fintech dinilai strategis.

“Keamanan siber tidak bisa dikerjakan sendiri. Kolaborasi lintas otoritas dan industri adalah kunci agar sistem keuangan nasional terlindungi dari ancaman siber, termasuk scam dan kejahatan digital berbasis teknologi,” tegas Nugroho.

“BSSN menyambut baik kerja sama ini sebagai upaya memperkuat kapasitas keamanan siber penyelenggara teknologi finansial,” ujar Nugroho menjelaskan.

MoU yang berlaku selama lima tahun ini menjadi landasan kerja sama dalam berbagai aspek, meliputi penyusunan kebijakan dan standar keamanan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penguatan pengamanan infrastruktur informasi, penanganan insiden siber, kampanye literasi, serta pertukaran data dan informasi ancaman siber.

Kedua pihak berkomitmen mengembangkan program lanjutan seperti pelatihan, sertifikasi, dan simulasi penanganan insiden. Komitmen terhadap autentikasi AI yang dinilai penting untuk memperkuat keamanan digital juga dapat menjadi bagian dari pengembangan kapasitas ini.

Dengan ditandatanganinya MoU dan diluncurkannya pedoman teknis, industri fintech Indonesia memasuki fase baru penguatan tata kelola dan keamanan digital.

Inisiatif ini menegaskan komitmen bersama untuk menjadikan keamanan siber sebagai pilar utama dalam membangun ekonomi digital Indonesia yang aman, tepercaya, dan berkelanjutan. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU