Telko.id, Jakarta – Komite DPR bidang keamanan Amerika Serikat (AS) berencana untuk memanggil para petinggi perusahaan teknologi seperti Facebook dan YouTube pada Rabu (27/03/2019) terkait penyebaran video penembakan masjid di Selandia Baru.
Chairman of the House Homeland Security Committee, Rep. Bennie G. Thompson menulis surat pemanggilan sejumlah petinggi perusahaan teknologi pada Selasa (19/3) kemarin.
Surat pemanggilan itu ditujukan kepada CEO Facebook Mark Zuckerberg, CEO YouTube Susan Wojcicki, CEO Twitter Jack Dorsey, dan CEO Microsoft Satya Nadella.
Dilansir Telko.id dari The Verge pada Rabu (20/03/2019), Bennie mendesak mereka untuk menghapus konten tersebut dan meminta penjelasan mereka mengenai rencana supaya kasus video penembakan masjid ini tidak terjadi di masa depan.
Surat itu dikirim sebagai tanggapan atas penembakan massal yang menewaskan 50 orang di Masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat lalu (15/03).
Penembak yang bernama Brenton Terrant melakukan live streaming saat di Facebook selama aksi berlangsung, dan pengguna lain memposting salinan video di berbagai media sosial.
{Baca juga: Facebook Hapus 1,5 Juta Video Penembakan Masjid Selandia Baru}
? NEWS ? After the #NZMosqueShootings, & the shooter’s concurrent live-stream of the attacks, Chairman @BennieGThompson wrote to tech CEOs urging them to prioritize immediate removal of violent terrorist content, including that of far-right, domestic terrorists.
Full letter ?? pic.twitter.com/kyWiPjiZNM
— House Homeland Security Committee (@HomelandDems) March 19, 2019
Sebelumnya, Facebook mengatakan bahwa video aksi teror penembakan di Selandia Baru sempat ditonton sebanyak 4000 kali oleh warganet, sebelum video itu dihapus. Selama streaming berlangsung, Facebook mengungkap bahwa video sudah ditonton kurang dari 200 kali.
Tidak ada pengguna yang melaporkan video selama siaran langsung. Siaran seperti itu tetap ada di Facebook bahkan setelah tayangan berakhir. Menurut Facebook jika ditotal, video itu ditonton 4.000 kali sebelum dihapus oleh mereka.
{Baca juga: Video Penembakan Masjid Selandia Baru Sempat Ditonton 4000 Kali}
Walaupun begitu mereka mengatakan telah menghapus akun tersangka Brenton Tarrant dari Facebook dan Instagram serta video langsung, pasca insiden tersebut.
Selain itu mereka mengklaim telah menghapus 1,5 juta video tersebut dalam waktu lebih kurang 24 jam usai serangan brutal yang menewaskan lebih dari 50 orang itu.
“Kami menghapus 1,5 juta video aksi serangan brutal itu dan lebih dari 1,3 juta di antaranya kami blokir saat diunggah,” kata Facebook via Twitter. [NM/HBS]
SUmber: The Verge